Beranda / Pendekar / Putra Naga: Aliansi Mematikan / Bab 22.3 | Ledakan Kekuatan

Share

Bab 22.3 | Ledakan Kekuatan

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-05 12:27:55

Aryanaga mengibaskan sayapnya sama seperti yang dilakukan Alter Ego. Dia bisa merasakan kekuatan yang luar biasa dari sabetan sayap itu. Kibasannya membelah angin hingga membuat satu gedung yang ada di hadapannya terbelah menjadi dua.

Kalau begitu, kau siap untuk bertarung,” ucap Alter Ego. Dia kemudian mengumpulkan energi di mulutnya. Bola api berwarna merah mulai terbentuk.

Aryanaga melakukan hal yang sama. Di mulutnya terdapat cahaya berwarna merah menyala. Kemudian secara bersamaan keduanya menyemburkan kekuatan api mereka. Kedua kekuatan bertemu kemudian terjadi ledakan hebat.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 22.4 | Ledakan Kekuatan

    Mata Aryanaga menatap tajam ke Alter Egonya. Sang Alter Ego makin mendekat ke Aryanaga. Sang Pangeran melihat tubuhnya akan membeku, karena kekuatan tombak itu. Dari luka tusukannya, mulai merembet ke seluruh tubuhnya. “Kau akan kalah, Pangeran. Sebentar lagi tubuhmu akan jadi milikku,” ucap Alter Ego. Aryanaga mengangkat tangan kanannya, kemudian ia arahkan telapak tangannya ke arah kembarannya. “Aku tak akan kalah.”“Kau percaya…., uhk!” Alter Ego terkejut. Karena tiba-tiba tombak api yang tadi di pegang Aryanaga kembali ke tangan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 23.1 | Serangan Pertama

    Fajar mulai menyingsing. Langit pun berubah warna. Kerajaan Naga Laut Timur menyerang lebih dulu. Sebab, mereka tahu menunggu digempur dulu sama artinya mereka akan kalah. Persiapan pun dilakukan dengan matang pada malam hari sebelum penyerangan di mulai. Raja Belzagum membagi pasukan untuk masing-masing wilayah istana pada setiap gerbang. Seluruh para penduduk sudah diungsikan ke dalam gerbang ketiga. Sementara itu di gerbang pertama para pemanah disiagakan di puncak-puncak benteng, berderet dengan mata panah siap ditembakkan. Di gerbang pertama ini para penyihir dan elemental langsung dikerahkan agar tidak musuh sampai mendesak ke gerbang kedua. Kalau misalnya musuh mampu menjebol gerbang pertama, maka pasukan penyihir dan pemanah harus segera mundur menuju ke gerbang kedua sementara pasukan darat akan menahan musuh sampai seluruh pasukan panah dan penyihir masuk ke gerbang kedua. Kalau mi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 23.2 | Serangan Pertama

    “Paduka, kita tidak akan bisa bertahan dalam keadaan seperti ini. Aku akan ikut bertempur,” ucap Aprilia.“Tidak, seperti yang aku katakan kau menjaga gerbang ketiga. Gerbang kedua adalah bagianku,” kata Raja Belzagum.“Tapi...”“Ini adalah pertempuran, Putri Aprilia. Tetap pada strategi yang sudah kita rencanakan sebelumnya,” kata Raja Belzagum. Sesaat kemudian muncul sepasang sayap dari sela-sela jubah merah di punggungnya. Dalam sekejap Sang Raja melompat dari menara lalu melesat ke arah pasukan yang ada di gerbang kedua.Aprilia gatal sekali ingin bertempur, tapi ia tahu strategi yang digunakan ayahnya tak boleh dikacaukan olehnya sendiri. Saat ini meskipun musuh terus mendesak ia ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 23.3 | Serangan Pertama

    Sedikit demi sedikit gerbang tersebut bergerak. Dari celah kecil gerbang terlihat makhluk raksasa berada di baliknya. Saat pintu terbuka seukuran orang dewasa, tiba-tiba menyeruak masuk pasukan reptil. Mereka merayap dengan cepat menuju ke pasukan yang sudah bersiaga menyambut mereka dengan barikade-barikade tombak dan jebakan-jebakan. Raja Belzagum memberi isyarat dengan menunjuk ke arah musuh dengan kelima jarinya. Seketika itu seluruh prajurit pun maju. Di saat yang bersamaan kedua tangan Raja Belzagum muncul api. Dalam sekejap ia sudah berada di depan menyambut Titan yang baru saja mendobrak gerbang hingga terbuka. Satu pukulan menghantam kepala raksasa itu hingga tubuhnya yang besar terhuyung-huyung ke belakang.“Sudah dimulai,” ucap Pangeran Darius yang mengamati pertempuran itu dari kejauhan. Dia kemudian beranjak sambil menenteng pedang besar di pundaknya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 24.1 | Serangan Kedua

    Cahaya matahari tertutup awan hitam. Bukan sembarangan awan hitam, melainkan pasukan Wyvern datang dengan jumlah yang sangat banyak. Dari arah yang berlawanan sekumpulan kawanan burung dan kupu-kupu mulai mendekat. Awan berwarna-warni datang dari Kerajaan Naga Laut Timur terus bergerak menuju ke arah musuh. Raja Belzagum terbang mengitari benteng pertahanan, saat itulah disusul pasukan naganya yang lain. Mereka juga berubah menjadi naga. Beberapa di antara mereka ada sayap di punggungnya, sebagian lagi berupa ular raksasa. Dari pasukan musuh pun juga ada pasukan naga, mereka pun ikut menyerang.Awan berwarna-warni mulai bergerak cepat di atas pasukan Kerajaan Naga Laut Timur. Mereka terus bergerak hingga pasukan Wyvern datang. Pasukan Wyvern mulai menembakkan api dari mulut mereka. Bola-bola api itu mengenai awan warna-warni tersebut, beberapa burung dan kupu-kupu terbakar. Pasukan burun

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 24.2 | Serangan Kedua

    Brastapa bangkit lagi. Badannya terhuyung-huyung. Rasa pening akibat serangan Raja Belzagum begitu terasa. Tubuh naganya berangsur-angsur menghilang, kembali lagi ke wujud hybrid. Melihat Raja Belzagum masih tetap berdiri tegap, Brastapa segera berlari ke untuk menyerangnya sekali lagi.Pertempuran kembali lagi pecah. Kini Brastapa melawan Raja Belzagum. Brastapa terus berusaha mendesak Raja Belzagum. Brastapa menghunuskan pedang. Dia menyabetkan pedang berusaha melukai Raja Belzagum. Raja Belzagum terlalu cepat. Seluruh serangan tersebut sia-sia. Bahkan, Sang Raja mampu membalas serangannya dengan pukulan cepat bertubi-tubi ke tubuh Brastapa. Panglima Brastapa tak mampu menghindari serangan pukulan tersebut, karena sangat cepat. Ibaratnya sekarang ini ia seperti dihantam angin tornado. Raja Belzagum memang tak pernah menahan kekuatan tinjunya, sehingga Brastapa pun ambruk tak sadarkan d

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 25.1 | Di Antara Keputus Asaan

    Api berwarna biru membakar pepohonan raksasa yang menutupi gerbang. Api itu merambat dengan cepat seperti rayap yang memakan kayu yang lapuk. Sangat cepat hingga seluruh benteng kini terbakar api biru. Api yang menggerogoti itu membakar habis pohon-pohon raksasa beserta akarnya lalu lenyap menghilang begitu saja seperti keadaan semula. Raja Belzagum terperangah menyaksikan api yang bisa mengendalikan waktu.Pangeran Darius berdiri di antara abu yang terbang tertiup angin. Saat pepohonan tersebut bersih dari benteng, para pasukan musuh pun langsung menyeruak masuk. Bahkan pasukan bantuan yang baru datang pun langsung ikut menyerbu. Para Necromancer kembali membangkitkan Titan-titan. Pasukan Kerajaan Naga Laut Timur harus kembali melawan paskuan musuh dengan kekuatan seperti semula, apalagi sekarang ada pasukan tambahan.“Aku akan b

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 25.2 | Di Antara Keputus Asaan

    Raja Belzagum melesat ke arah Titan yang baru saja masuk tersebut. Dia pun sudah bergulat dengan sang Titan. Aprilia pun tak ketinggalan. Dia ikut bertempur dengan pasukan yang lainnya. Sambil menyentuh para prajurit yang terkena luka.Raja Kora menghampiri Pangeran Darius. Terlihat panglima itu tengkurap dengan tangan kanannya memukul-mukul tanah. Tampaknya ia sangat kesal. Ada satu yang membuat Pangeran Darius berbeda dari sebelumnya. Helmnya hancur. Tinju Aprilia menghancurkan helm yang selalu dipakainya.“Memalukan, kalah oleh seorang perempuan,” ledek Raja Kora. “Bahkan, ayahku pun akan menertawakanmu.”Pangeran Darius berdiri. Kini setiap orang bisa melihat wajahnya. Sama sekali bukan wajah yang bisa dengan enak dipandang. Separuh wajahnya rusak dengan sis

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05

Bab terbaru

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 30.2 | Ini Belum Berakhir

    Upacara pernikahan Kerajaan Naga Laut Timur diadakan seminggu setelah pertempuran hebat tersebut. Selain untuk mengobati kesedihan setelah pertempuran, pesta juga diadakan untuk suka cita kemenangan melawan pasukan aliansi. Aryanaga dan Aprilia mengikuti upacara pernikahan yang cukup berbeda dengan apa yang biasanya dilakukan di Dunia Atas.Pengantin perempuan dipingit selama tiga hari. Tidak boleh kemana-mana. Ratu Danaharing Lintang Wungu membantu Aprilia, serta memberikan wejangan-wejangan layaknya seorang ibu. Terus terang Aprilia seperti bermimpi. Tak pernah ia diperlakukan spesial seperti itu sebelumnya. Berbagai perawatan dari luluran yang dipersiapkan sebelum upacara pernikahan benar-benar ia rasakan. Dia sudah seperti ratu.Aryanaga juga demikian. Meskipun ia tak bisa pulang ke Kerajaan Naga Laut Selatan, karena wilayah tersebu

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 30.1 | Ini Belum Berakhir

    Pertempuran berakhir. Itulah yang sudah terjadi. Pasukan aliansi telah berhasil dipukul mundur. Kerajaan Naga Laut Timur telah diselamatkan. Aprilia kehabisan tenaga setelah menyembuhkan Aryanaga. Luka-luka yang diderita Aryanaga ternyata lebih parah dari perkiraannya, sehingga energi yang dia dapat dari batu kekuatan mampu memulihkan tubuh Aryanaga. Tubuhnya sendiri yang terluka tak mampu ia obati, akhirnya Aryanaga berjalan sambil menggendong Aprilia di punggungnya. Sayangnya ia tak punya tenaga lagi untuk bisa berubah wujud menjadi naga, padahal dengan cara itu ia bisa membawa Aprilia pergi langsung menuju Kerajaan Naga Laut Timur.“Apa yang akan terjadi setelah ini?” tanya Aprilia.“Hmm?” gumam Aryanaga.“Raja Antabogo berkata kalau Dunia Bawah tidak a

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 29.3 | Warisan Terakhir

    Aryanaga berdiri. Dia mengangguk. “Aku menahan kekuatanku karena lawanku adalah pamanku sendiri. Sama seperti ketika aku melawan ayahku. Aku menahan kekuatanku. Seharusnya tidak seperti ini.”“Di dalam peperangan, mau tak mau kau akan menghadapi orang-orang yang kau sayangi. Tidak akan ada yang tahu siapa lawanmu di medan pertempuran. Sekarang, kau mengerti apa yang harus kau lakukan? Inilah bagaimana cara kita bertarung. Kau boleh menjadi manusia, namun dalam pertempuran kau harus menjadi naga.”Aryanga mengangguk. “Menjadi naga.”“Sekarang, tunjukkan kepada mereka bagaimana kau bisa mengalahkan Raja Antabogo, bahkan Raja Azrael!”Aryanaga memejamkan matanya. Raja Lelouch kemudian mengh

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 29.2 | Warisan Terakhir

    Raja Antabogo melipat tangannya. Mulutnya mulai berkomat-kamit merapal mantra. Tubuh Raja Antabogo mulai diselimuti oleh sulur-sulur. Rajutan-rajutan benang terbentuk menyelimuti tubuhnya. Makin lama benang-benang tersebut makin membesar membentuk tubuh Antabogo yang lebih baru. Kini Sang Raja telah berubah menjadi ke wujud naganya. Tidak sebagaimana ras naga yang memiliki tubuh avatar pada umumnya, wujud naganya kali ini mirip seperti wujud hybridnya, lengkap dengan baju zirah. Raja Antabogo membaca mantra. Mantra tersebut membantu agar tubuh dan baju zirah ikut menyatu bersama tubuhnya.Kabut tiba-tiba muncul menyelimuti permukaan padang pasir. Angin berhenti, memberikan rasa ketakutan ke dalam diri setiap makhluk yang berada di tempat tersebut. Aryanaga mampu merasakan ketakutan tersebut. Pengaruh rasa takut ini tidak lain adalah dari baju zirah yang terbentuk dari emas-emas milik Raj

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 29.1 | Warisan Terakhir

    Alter Ego perlahan mendatangi Raja Antabogo. Raja Antabogo menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Aryanaga. Iris mata sang Pangeran menyipit, sangat berbeda dengan sebelumnya. Lebih mengerikan lagi matanya menyala merah. Udara masih dikelilingi oleh api akibat dari kekuatan Aprilia tadi, namun tak membuat Alter Ego Aryanaga gentar. Api tersebut seolah-olah memberi jalan kepadanya, menyingkir, takluk dan tunduk kepada Aryanaga.“Kau bukan Aryanaga,” ucap Raja Antabogo.“Tebak siapa aku,” sahut Aryanaga.“Suaramu seperti suara lebih dari satu orang berbicara serempak. Tatapan matamu juga berbeda. Aku bisa merasakan kekuatanmu berbeda dari Aryanaga. Kau lebih gelap,” ujar Raja Antabogo.“Dan jug

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.4 | Pertempuran Di Pulau Angkara

    “Aku tahu kalian putus asa. Namun, percuma saja. Kalian tetap tak akan bisa melukaiku,” ujar Raja Antabogo.Aryanaga mengibaskan sayapnya. Kibasan sayapnya membelah angin membuat potongan pisau raksasa tak terlihat menghantam Raja Antabogo beserta perisainya. Terdengar suara nyaring seperti pedang membentur perisai besi. Tetap saja, tebasan itu tidak membuat Raja Antabogo terluka sedikit pun. Aryanaga mengubah serangan untuk menyerangnya dengan menggunakan kekuatan apinya. Dia menghirup napas dalam-dalam setelah itu menyemburkan api dari mulutnya. Raja Antabogo melompat menghindar.Aryanaga tahu kalau dengan tubuh naganya ia akan kesulitan mengejar Raja Antabogo, jadi mau tak mau dia hanya akan mengandalkan kekuatan apinya saja. Sepasang sayap Aprilia bercahaya, kemudian dikibaskannya. Ada yang berbeda dari kibasan sayap ter

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.3 | Pertempuran Di Pulau Angkara

    “Sekarang giliranku,” ucap Raja Antabogo. Raja Antabogo bergerak sangat cepat untuk menyerang Aprilia. Aprilia berusaha menghindari terjangan Raja Antabogo. Namun, Aprilia kalah dalam hal kecepatan. Raja Antabogo sudah menjerat leher Aprilia dengan ekornya. Mengetahui Aprilia diserang, Aryanaga berusaha menolong Aprilia. Raja Antabogo sepertinya tahu Aryanaga akan menyerangnya, ia berbalik menuju ke pedang besarnya yang tadi ditinggalkannya. Pedang besar tersebut langsung diayunkan ke arah Aryanaga. Terkejut, Aryanaga menghindari dari sebetan pedang tersebut. “Kau kira pedang ini menebas? Kau salah, pedang ini mengejar mangsanya,” ucap Raja Antabogo. Pedang Berbaris memisahkan diri. Potongan-potongannya terhubung oleh benang-benang energi yang terkoneksi satu sama lain. Potongan-pot

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.2 | Pertempuran di Pulau Angkara

    “Pangeran tidak bertarung seorang diri. Ada aku, ada Asri,” jawab Aprilia. Ia menunjukkan telapak tangan kirinya. Ada tanda penyembuh di sana.“Asri...”“Aku tahu Pangeran yang sekarang mungkin tidak mencintainya, tetapi aku ingat bagaimana dulu Pangeran sangat tergila-gila kepadanya. Asri juga adalah calon ratu. Ia tak bisa bertempur bersama Pangeran, namun sekarang ia bertempur bersama Pangeran. Ini adalah perasaan cinta Asri untuk Pangeran.”Hati Aryanaga serasa tercubit. Dia memang pernah merasakan perasaan cinta yang mendalam kepada Asri. Perasaan bersalahnya membawa Asri ke Dunia Bawah kembali menyelimuti benaknya. Asri sudah berkorban untuknya dan ia tak ingin pengorbanan Asri sia-sia. Aryanaga menggenggam tangan Aprilia.

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.1 | Pertempuran Di Pulau Angkara

    Raja Antabogo sama sekali tidak berubah dalam wujud hybrid. Dia masih dalam wujud manusianya. Sementara kedua lawannya sudah berubah wujud. Pertempuran ini akan benar-benar menjadi pertempuran yang tidak akan terlupakan. Akan tercatat dalam sejarah Dunia Bawah.“Majulah!” ucap Raja Antabogo.Aryanaga segera melesat ke arah Raja Antabogo. Begitu cepatnya hingga yang tersisa dari tempatnya berdiri hanyalah debu yang berterbangan. Aprilia juga mengikutinya. Dia menghunus pedangnya yang sudah menyala merah. Raja Antabogo sama sekali tidak bergerak dari tempatnya berdiri, ataupun berusaha untuk menahan serangan. Pukulan Aryanaga tepat mengenai wajah Raja Antabogo, tebasan pedang Aprilia juga merobek perut Antabogo. Namun, keduanya alangkah terkejut saat mendapati pukulan Aryanaga seperti terhalang oleh dinding tipis yang menyelim

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status