Penjara Tujuh Pintu
Aryanaga terengah-engah. Napasnya nyaris habis dan ia sudah kehabisan tenaga. Sementara itu Alter Ego masih segar bugar seolah-olah tenaganya tak pernah habis. Memang kekuatan mereka seimbang, apapun yang dilakukan oleh Aryanaga, dia juga bisa melakukannya. Bukan hanya bentuk fisik saja yang mirip, semua kepribadian dan cara menyerangnya juga sama. Aryanaga seperti melawan sosoknya yang lain.
“Kenapa? Kau sudah kelelahan. Kau bisa beristirahat dan aku akan menunggumu untuk kembali bertarung,” ucap si Alter Ego.
Aryanaga berbar
Kerajaan PeriAprilia tersentak. Dia menoleh ke suatu arah. Seperti ada yang memanggilnya. Dia yakin ada yang memanggilnya, tetapi tak ada orang sama sekali. Sayup-sayup tadi terdengar suara Aryanaga memanggilnya. Dia mendesah. Mungkin karena perasaan rindunya kepada Aryanaga membuatnya seolah-olah merasakan kehadiran tunangannya itu. Kembali ia mengusap punggungnya, berharap tanda itu masih ada di sana. Dia juga berharap Aryanaga baik-baik saja sekarang. Ruangan tempat dia berada sekarang adalah ruangan yang cukup luas. Cuma ada Minotaur di ruangan itu terkapar tak berdaya. Mereka baru saja berlatih cukup keras, sampai-sampai membuat Minotaur tak bisa lagi berdir
Raja Kora duduk di atas singgasananya. Dia sebenarnya tidak bersemangat. Pertempuran ini pun dia lakoni karena keterpaksaan. Para menteri dan penasihatnya pun memberikan jalan keluar dari ancaman Raja Azrael dan Raja Antabogo agar bisa bergabung dengan mereka. Alhasil mau tak mau ia harus ikut dalam pertempuran. Raja Kora sedang didampingi para pengawal dan penasihatnya hari itu, di tenda utama raja, di Pulau Angkara. Tinggal menunggu waktu saja sebelum ketiga pasukan menggempur Kerajaan Naga Laut Timur.Salah seorang prajurit memasuki tenda sambil memberi hormat, “Salam Yang Mulia.”“Ada apa?” tanya Raja Kora.
“Ini adalah tembok utama Kerajaan mereka. Mereka punya tiga tembok tinggi mengelilingi istana utama. Kalau kita bisa menjebol tiga tembok pembatas, maka kita bisa menaklukkan mereka,” ucap Pangeran Darius. “Tiga tembok penghalang ini, sepertinya cukup kuat,” kata Brastapa. “Tentu saja, mereka membangun ini ada fungsi dan maksudnya. Armada yang paling kuat dimiliki oleh Kerajaan Naga Laut Timur adalah pemanah. Mereka punya ribuan penembak jitu dan apa kalian tahu kalau satu-satunya Kerajaan yang memiliki pasukan terlengkap adalah kerajaan mereka?” ucap Pangeran Darius. “
40 tahun yang lalu, Dunia BawahRaja Belzagum berdiri di atas tanah berpasir. Di hadapannya bangkai-bangkai berserakan setelah pertempuran hebat yang telah ia lakoni selama tiga hari tiga malam tanpa henti. Kini dia lelah, bahkan saat berdiri pun ia lupa apakah di alam mimpi atau di alam nyata. Raja Belzagum kemudian mulai melangkah melewati tumpukan-tumpukan mayat. Asap mengepul dari bekas-bekas tanah yang terbakar. Tak ada lagi lawan di hadapannya. Raja Belzagum kemudian mengubah wujudnya menjadi naga. Perlahan-lahan ototnya terbungkus oleh sulur-sulur, kemudian membungkus seluruh badannya, hingga akhirnya menjadi wujud yang baru. Perubahannya masih menakjubkan.
Kerajaan Naga Laut Timur, sekarang“Yang Mulia, kerajaan kita telah dikepung. Mau bagaimana pun juga untuk bisa bertahan akan sangat sulit. Apalagi untuk menggempur mereka,” ucap Pati Walaka. “Aku tahu. Tapi, kita tak boleh menyerah. Peperangan ini akan menentukan nasib kerajaan ini ke depannya nanti,” kata Raja Belzagum. “Ada yang punya usulan?”“Yang Mulia, hamba usul untuk memperkuat pertahanan di gerbang utama, kita ungsikan semua penduduk ke gerbang terakhir,” usul salah satu panglima.
Penjara Tujuh PintuGedung-gedung pencakar langit saling bertumpang tindih. Langit menjadi daratan. Dari berbagai arah juga datang daratan yang lainnya. Alter Ego dan Aryanaga bertarung di antara gedung-gedung pencakar langit yang saling berbenturan satu sama lain. Mereka sudah tak kenal lagi yang namanya istirahat, waktu juga tinggal sedikit sebelum Aryanaga benar-benar ditelan oleh dunianya sendiri. Aryanaga menempelkan lutut kaki kanannya ke dinding gedung. Dia ingin mengatur napas sejenak. Berkali-kali ia melemparkan tombaknya, tetapi sama sekali tak mengenai Alter Ego. Bahkan yang lebih mengejutkan kembarannya itu bisa menangkis serangan tombaknya dengan tend
Aryanaga mengibaskan sayapnya sama seperti yang dilakukan Alter Ego. Dia bisa merasakan kekuatan yang luar biasa dari sabetan sayap itu. Kibasannya membelah angin hingga membuat satu gedung yang ada di hadapannya terbelah menjadi dua. “Kalau begitu, kau siap untuk bertarung,” ucap Alter Ego. Dia kemudian mengumpulkan energi di mulutnya. Bola api berwarna merah mulai terbentuk.Aryanaga melakukan hal yang sama. Di mulutnya terdapat cahaya berwarna merah menyala. Kemudian secara bersamaan keduanya menyemburkan kekuatan api mereka. Kedua kekuatan bertemu kemudian terjadi ledakan hebat.
Mata Aryanaga menatap tajam ke Alter Egonya. Sang Alter Ego makin mendekat ke Aryanaga. Sang Pangeran melihat tubuhnya akan membeku, karena kekuatan tombak itu. Dari luka tusukannya, mulai merembet ke seluruh tubuhnya. “Kau akan kalah, Pangeran. Sebentar lagi tubuhmu akan jadi milikku,” ucap Alter Ego. Aryanaga mengangkat tangan kanannya, kemudian ia arahkan telapak tangannya ke arah kembarannya. “Aku tak akan kalah.”“Kau percaya…., uhk!” Alter Ego terkejut. Karena tiba-tiba tombak api yang tadi di pegang Aryanaga kembali ke tangan
Upacara pernikahan Kerajaan Naga Laut Timur diadakan seminggu setelah pertempuran hebat tersebut. Selain untuk mengobati kesedihan setelah pertempuran, pesta juga diadakan untuk suka cita kemenangan melawan pasukan aliansi. Aryanaga dan Aprilia mengikuti upacara pernikahan yang cukup berbeda dengan apa yang biasanya dilakukan di Dunia Atas.Pengantin perempuan dipingit selama tiga hari. Tidak boleh kemana-mana. Ratu Danaharing Lintang Wungu membantu Aprilia, serta memberikan wejangan-wejangan layaknya seorang ibu. Terus terang Aprilia seperti bermimpi. Tak pernah ia diperlakukan spesial seperti itu sebelumnya. Berbagai perawatan dari luluran yang dipersiapkan sebelum upacara pernikahan benar-benar ia rasakan. Dia sudah seperti ratu.Aryanaga juga demikian. Meskipun ia tak bisa pulang ke Kerajaan Naga Laut Selatan, karena wilayah tersebu
Pertempuran berakhir. Itulah yang sudah terjadi. Pasukan aliansi telah berhasil dipukul mundur. Kerajaan Naga Laut Timur telah diselamatkan. Aprilia kehabisan tenaga setelah menyembuhkan Aryanaga. Luka-luka yang diderita Aryanaga ternyata lebih parah dari perkiraannya, sehingga energi yang dia dapat dari batu kekuatan mampu memulihkan tubuh Aryanaga. Tubuhnya sendiri yang terluka tak mampu ia obati, akhirnya Aryanaga berjalan sambil menggendong Aprilia di punggungnya. Sayangnya ia tak punya tenaga lagi untuk bisa berubah wujud menjadi naga, padahal dengan cara itu ia bisa membawa Aprilia pergi langsung menuju Kerajaan Naga Laut Timur.“Apa yang akan terjadi setelah ini?” tanya Aprilia.“Hmm?” gumam Aryanaga.“Raja Antabogo berkata kalau Dunia Bawah tidak a
Aryanaga berdiri. Dia mengangguk. “Aku menahan kekuatanku karena lawanku adalah pamanku sendiri. Sama seperti ketika aku melawan ayahku. Aku menahan kekuatanku. Seharusnya tidak seperti ini.”“Di dalam peperangan, mau tak mau kau akan menghadapi orang-orang yang kau sayangi. Tidak akan ada yang tahu siapa lawanmu di medan pertempuran. Sekarang, kau mengerti apa yang harus kau lakukan? Inilah bagaimana cara kita bertarung. Kau boleh menjadi manusia, namun dalam pertempuran kau harus menjadi naga.”Aryanga mengangguk. “Menjadi naga.”“Sekarang, tunjukkan kepada mereka bagaimana kau bisa mengalahkan Raja Antabogo, bahkan Raja Azrael!”Aryanaga memejamkan matanya. Raja Lelouch kemudian mengh
Raja Antabogo melipat tangannya. Mulutnya mulai berkomat-kamit merapal mantra. Tubuh Raja Antabogo mulai diselimuti oleh sulur-sulur. Rajutan-rajutan benang terbentuk menyelimuti tubuhnya. Makin lama benang-benang tersebut makin membesar membentuk tubuh Antabogo yang lebih baru. Kini Sang Raja telah berubah menjadi ke wujud naganya. Tidak sebagaimana ras naga yang memiliki tubuh avatar pada umumnya, wujud naganya kali ini mirip seperti wujud hybridnya, lengkap dengan baju zirah. Raja Antabogo membaca mantra. Mantra tersebut membantu agar tubuh dan baju zirah ikut menyatu bersama tubuhnya.Kabut tiba-tiba muncul menyelimuti permukaan padang pasir. Angin berhenti, memberikan rasa ketakutan ke dalam diri setiap makhluk yang berada di tempat tersebut. Aryanaga mampu merasakan ketakutan tersebut. Pengaruh rasa takut ini tidak lain adalah dari baju zirah yang terbentuk dari emas-emas milik Raj
Alter Ego perlahan mendatangi Raja Antabogo. Raja Antabogo menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Aryanaga. Iris mata sang Pangeran menyipit, sangat berbeda dengan sebelumnya. Lebih mengerikan lagi matanya menyala merah. Udara masih dikelilingi oleh api akibat dari kekuatan Aprilia tadi, namun tak membuat Alter Ego Aryanaga gentar. Api tersebut seolah-olah memberi jalan kepadanya, menyingkir, takluk dan tunduk kepada Aryanaga.“Kau bukan Aryanaga,” ucap Raja Antabogo.“Tebak siapa aku,” sahut Aryanaga.“Suaramu seperti suara lebih dari satu orang berbicara serempak. Tatapan matamu juga berbeda. Aku bisa merasakan kekuatanmu berbeda dari Aryanaga. Kau lebih gelap,” ujar Raja Antabogo.“Dan jug
“Aku tahu kalian putus asa. Namun, percuma saja. Kalian tetap tak akan bisa melukaiku,” ujar Raja Antabogo.Aryanaga mengibaskan sayapnya. Kibasan sayapnya membelah angin membuat potongan pisau raksasa tak terlihat menghantam Raja Antabogo beserta perisainya. Terdengar suara nyaring seperti pedang membentur perisai besi. Tetap saja, tebasan itu tidak membuat Raja Antabogo terluka sedikit pun. Aryanaga mengubah serangan untuk menyerangnya dengan menggunakan kekuatan apinya. Dia menghirup napas dalam-dalam setelah itu menyemburkan api dari mulutnya. Raja Antabogo melompat menghindar.Aryanaga tahu kalau dengan tubuh naganya ia akan kesulitan mengejar Raja Antabogo, jadi mau tak mau dia hanya akan mengandalkan kekuatan apinya saja. Sepasang sayap Aprilia bercahaya, kemudian dikibaskannya. Ada yang berbeda dari kibasan sayap ter
“Sekarang giliranku,” ucap Raja Antabogo. Raja Antabogo bergerak sangat cepat untuk menyerang Aprilia. Aprilia berusaha menghindari terjangan Raja Antabogo. Namun, Aprilia kalah dalam hal kecepatan. Raja Antabogo sudah menjerat leher Aprilia dengan ekornya. Mengetahui Aprilia diserang, Aryanaga berusaha menolong Aprilia. Raja Antabogo sepertinya tahu Aryanaga akan menyerangnya, ia berbalik menuju ke pedang besarnya yang tadi ditinggalkannya. Pedang besar tersebut langsung diayunkan ke arah Aryanaga. Terkejut, Aryanaga menghindari dari sebetan pedang tersebut. “Kau kira pedang ini menebas? Kau salah, pedang ini mengejar mangsanya,” ucap Raja Antabogo. Pedang Berbaris memisahkan diri. Potongan-potongannya terhubung oleh benang-benang energi yang terkoneksi satu sama lain. Potongan-pot
“Pangeran tidak bertarung seorang diri. Ada aku, ada Asri,” jawab Aprilia. Ia menunjukkan telapak tangan kirinya. Ada tanda penyembuh di sana.“Asri...”“Aku tahu Pangeran yang sekarang mungkin tidak mencintainya, tetapi aku ingat bagaimana dulu Pangeran sangat tergila-gila kepadanya. Asri juga adalah calon ratu. Ia tak bisa bertempur bersama Pangeran, namun sekarang ia bertempur bersama Pangeran. Ini adalah perasaan cinta Asri untuk Pangeran.”Hati Aryanaga serasa tercubit. Dia memang pernah merasakan perasaan cinta yang mendalam kepada Asri. Perasaan bersalahnya membawa Asri ke Dunia Bawah kembali menyelimuti benaknya. Asri sudah berkorban untuknya dan ia tak ingin pengorbanan Asri sia-sia. Aryanaga menggenggam tangan Aprilia.
Raja Antabogo sama sekali tidak berubah dalam wujud hybrid. Dia masih dalam wujud manusianya. Sementara kedua lawannya sudah berubah wujud. Pertempuran ini akan benar-benar menjadi pertempuran yang tidak akan terlupakan. Akan tercatat dalam sejarah Dunia Bawah.“Majulah!” ucap Raja Antabogo.Aryanaga segera melesat ke arah Raja Antabogo. Begitu cepatnya hingga yang tersisa dari tempatnya berdiri hanyalah debu yang berterbangan. Aprilia juga mengikutinya. Dia menghunus pedangnya yang sudah menyala merah. Raja Antabogo sama sekali tidak bergerak dari tempatnya berdiri, ataupun berusaha untuk menahan serangan. Pukulan Aryanaga tepat mengenai wajah Raja Antabogo, tebasan pedang Aprilia juga merobek perut Antabogo. Namun, keduanya alangkah terkejut saat mendapati pukulan Aryanaga seperti terhalang oleh dinding tipis yang menyelim