Share

Tamu Pria Asing

Author: Cahaya Asa
last update Last Updated: 2023-06-28 15:19:56

Semalaman Fathan sudah tidak bisa tidur. Ia membolak-balik posisi tidurnya hingga fajar menyingsing. Lelaki itu benar-benar sudah tidak sabar untuk segera berangkat ke rumah orang tua Aina. Bahkan dia memilih untuk menginap di rumah orang tuanya karena tak mau membuat mood-nya memburuk jika harus bertemu dengan istrinya.

Pukul 07.00 ruang makan sudah terlihat rapi. Menu sarapan sudah terjejer di atas meja. Fathan melangkah menuju ruang makan dengan pakaian santai. Kaos hitam dengan kemeja putih polos yang tidak dikancing membuat pria itu tampil lebih fresh dan lebih mudah dari usianya. Jika biasanya dia selalu tampil dengan jas formal, kali ini Fathan sengaja ingin terlihat santai.

"Kamu mau ke mana pagi-pagi sudah terlihat rapi. Emangnya nggak kerja?" Tanya Pak Atmajaya, papanya Fatan.

"Hari ini Fathan mau keluar kota, Pa."

"Kamu sedang ada masalah dengan istrimu? Kenapa dia tidak ikut menginap di sini semalam?" Mama Santi menata putranya curiga.

Fathan menghilang nafas panjang lal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Pengakuan

    "Kurang ajar! Jadi kamu yang selama ini telah merusak anak gadisku?!" Happy Hanif langsung memukul wajah Fathan hingga pemuda itu tersungkur ke belakang. Selama 6 tahun Abi Hanif terus mencari siapa lelaki yang telah menudai Putri semata wayangnya. Ini lelaki itu datang sendiri. Hati bapak mana yang tidak terluka ketika buah hati yang dijaga seperti permata justru dirusak oleh seorang pria tidak bertanggung jawab."Apa orang kaya seperti kamu selalu bisa berbuat sesukanya termasuk merusak anak gadis orang?" Sekali lagi pukulan mendarat di wajah Fathan. Pewaris tunggal perusahaan itu tidak melawan sama sekali. Dia tahu pasti lebih Hanif murka karena putrinya hamil tanpa dinikahi. Fathan menunggu sampai emosi tapi Hanif mereda baru kemudian menjelaskan duduk permasalahannya.Tapi hanya kembali mengangkat tangannya hendak meninju perut Fatan. Namun Umi Widuri yang baru saja memperoleh kesadarannya setelah syok mendengar fakta itu segera mencegah suaminya berbuat anarkis."Abi tahan emo

    Last Updated : 2023-06-29
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Mengemis Maaf

    Abi Hanif dan Umi Widuri terlihat sedih. Enam tahun tidak menyambangi putrinya, ternyata sudah terjadi perubahan yang sangat besar. Mereka bahkan hampir tidak mengenali sikap putrinya lagi. Namun, ini baru permulaan. Bukankah tujuan mereka ke sini untuk menghapus kesalahpahaman yang terjadi selama ini?Aina masih duduk di tempatnya sembari memandang punggung Bik Esih yang mulai menjauh. Sekuat tenaga dia menahan gemuruh dalam dadanya. Susah payah dia berjuang selama ini. Menjalani kandungan yang tidak mudah, juga harus menghadapi berbagai pertanyaan para tetangga yang selalu menanyakan di mana suamiya. Akhir-akhir ini Bintang pun juga mulai berulah dengan menanyakan papanya setiap saat. Sakitnya saat dituduh berzina saat itu masih terasa hingga kini. Lalu pengusiran secara halus yang dilakukan orang tuanya seperti taburan garam di atas luka menganga yang ia derita. Aina masih mengingat betul bagaimana Abinya terus menyalahkan dirinya tanpa mau mendengar penjelasan sedikitpun. Bahkan p

    Last Updated : 2023-06-30
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Berdamai dengan Luka

    Keheningan menyelimuti ruang keluarga berukuran 8 kali 8 meter tersebut. Aina masih belum bersuara menunggu apa yang selanjutnya akan diucapkan oleh kedua orang tuanya. "Aina," ucap Umi Widuri memecah keheningan. "Abi sama Umi benar-benar minta maaf, Nak. Kamu pasti menderita selama ini."Aina tak mampu lagi untuk membendung air matanya. Susah payah ia menutup luka selama 6 tahun kini kedua orang tuanya datang untuk membuka kembali luka itu. Kalau boleh memilih Aina ingin hidup damai seperti hari-hari sebelumnya. Dia sudah mulai menerima takdirnya dan bahagia bersama Bintang, satu-satunya keluarga yang ia miliki.Aina menari nafas panjang berusaha untuk membuang sesak yang menghimpit dadanya. "Semuanya sudah berlalu, Abi, Umi. Aina sudah bahagia sekarang," ujar Aina datar."Apa kamu sudah memaafkan Abi dan Umi, Nak?" Aina mengangguk."Kalau begitu mari kita pulang. Abi sama Umi sangat merindukanmu. Ayo kita pulang!"Aina menggeleng. Tentu saja dia tidak mau kembali ke rumah yang sud

    Last Updated : 2023-07-01
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Saya Akan Menikahinya

    Kapan tetap kekeh tidak mau nyindir sebelum bisa kembali berbicara dengan Abi Hanif."Kamu Bisa minggir, anak muda? Saya harus menghadiri meeting setengah jam lagi." Abi Hanif membuka pintu mobil dan berniat untuk masuk kembali.Namun yang membuatnya kaget Fatan ikut masuk ke dalam mobil tersebut sehingga kini posisinya Abi Hanif dan Fatan duduk berdampingan di jok belakang."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Abi Hanif heran. Tampaknya pria muda itu tidak mau menyerah begitu saja. Bahkan dia dengan beraninya ikut ke dalam mobil demi bisa berbicara dengan ayahnya Aina."Saya ingin bicara dengan Bapak. Tapi saya juga tidak ingin menghambat aktivitas bapak yang ingin mendatangi meeting penting. Jadi saya bisa berbicara sambil melakukan perjalanan ini, kan?"Happy Hanif membuang nafas panjang. Tak ada pilihan lain selain mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Fathan. Abi Hanif memerintahkan kepada sopir untuk menjalankan mobilnya."Kamu hanya punya waktu 30 menit sampai saya tiba

    Last Updated : 2023-07-03
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Menunggu

    Fathan tak menyerah. Dia terus menunggu di luar pintu pagar sembari mengamati kondisi dalam area Villa tersebut. Sepasang netra tajamnya terus mengawasi halaman rumah berlantai 2 itu berharap ada seseorang yang melintas. Setelah 1 jam menunggu di depan pintu akhirnya bahkan bisa melihat pergerakan seseorang. Mang Asep keluar dari rumah untuk membuang sampah. Fathan segera berdiri dan memanggil orang tersebut. Mang Asep yang memang tidak tahu apa-apa tentang Fathan langsung mendekat. "Ada apa, Den?" Fathan tersenyum ramah pada orang tersebut. Meskipun bukan sifat Fathan untuk beramah tamah sama orang asing tapi kali ini demi bisa bertemu dengan Bintang dia harus bersikap baik pada siapapun yang ada di villa ini. "Saya sudah menunggu di sini selama 1 jam. Apa saya bisa bertemu dengan Aina? Dari tadi saya panggil-panggil sepertinya dia tidak mendengar." Fathan berkata dengan sangat meyakinkan."Oh Bu Aina-nya ada di dalam. Aden ini apanya Bu Aina?" tanya Mang Asep sopan.Fathan tamp

    Last Updated : 2023-07-04
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Jangan Mimpi

    "Saya tahu kalau saya tidak tahu diri. Tapi belum terlambat untuk memberikan keluarga yang lengkap untuk anak kita." Fatan mengulas senyum walaupun terlihat kaku karena dipaksakan.Lelaki itu biasa mengumbar wajah datar di setiap kesempatan. Dan kini demi mengambil hati Aina dia harus bersikap ramah dan murah senyum. Sesuatu yang sangat berat bagi seorang Fathan tapi tetap ia lakukan."Anak saya, hanya anak saya," ucap Aina mantap. "Saya ayahnya Bintang. Seandainya tidak terjadi kesalahan dari pihak rumah sakit tidak akan ada Bintang di dunia ini. Jadi jangan mengklaim bahwa Bintang hanya anakmu." Fathan sudah mulai terlihat agak emosi. Di balik cadarnya Aina mengulas senyum smirk. Sejak pertama ia duduk, ia berusaha membaca sikap Fathan dari gerak-gerik dan cara bicaranya. Dia tidak bisa percaya begitu saja pada pria yang mengaku sebagai ayah dari kota semata wayangnya. Sampai di titik ini Aina menyimpulkan jika lelaki yang mengaku sebagai ayahnya bintang itu adalah sosok yang ang

    Last Updated : 2023-07-05
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bawa Dia Kemari

    Untuk pertama kalinya Fatan bersitegang dengan Sarah, istri tercintanya. Fatan memang selalu memanjakan Sarah. Apapun yang dia minta selalu dituruti, tak peduli apapun itu. Fatan mengusap wajahnya dengan kasar. Lalu menatap sang istri yang terlihat menahan emosi. Dada wanita itu naik turun tak beraturan. "Sarah, kita menikah sudah delapan tahun. Kamu tidak lupa kalau keluargaku menginginkan keturunan dariku kan?" Fatan merendahkan suaranya. "Aku tahu, Mas. Aku tahu! Bukankah kita sudah menjalani berbagai program untuk membuatku hamil? Tapi kamu tahu sendiri kalau aku masih belum bisa memberimu keturunan. Kita manusia hanya berusaha saja kan, Mas? Kenapa ku menyalahkan aku seolah-olah aku yang salah, hah?" Sarah tak lagi dapat membendung emosinya."Ya, karena kamu sudah salah! Kamu tidak pernah menajalani program inseminasi dan bayi tabung, kan?" Sarah terkesiap.Wanita yang lebih memilih fokus menjadi model dan artis itu tak menyangka suamiya tahu kalau selama ini dia mangkir tiap

    Last Updated : 2023-07-08
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Dukungan Keluarga

    Fathan menatap kedua orang tuanya dengan menampilkan senyum tipis. Meski dia harus berjuang lagi untuk membawa Bintang ke dalam keluarganya, dukungan dari kedua orang tua cukup menjadi cambukan bagi Fathan."Masalahnya Ibu dari anakku itu tidak bersedia untuk aku nikahi, Pa. Sulit sekali menjangkaunya. Mungkin kalau Papa dan Mama membantu Fathan untuk bertemu dengannya semuanya akan berjalan dengan mudah."Pak Arya menyesap minumnya lalu menatap putranya dengan penuh keseriusan."Seorang Fathan bisa kalah dengan perempuan muda? Bukankah kamu bisa mendapatkan apa saja yang kamu mau selama ini? Masa menaklukkan satu orang wanita saja tidak bisa!" cibir Pak Aryo.Apa yang dikatakan oleh Pak Aryo memang benar adanya. Tidak ada yang tidak bisa Fathan dapatkan di dunia ini. Dia tinggal tunjuk saja dan apapun itu pasti akan datang mendekat padanya. Dengan uang yang ia miliki serta kekuasaan dan kedudukannya di perusahaan tentu tidak sulit baginya untuk mendapatkan apapun. Bahkan jika dia mau

    Last Updated : 2023-07-09

Latest chapter

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 79

    "Aku nggak nyangka hubungan Kak Bintang sama Azkia bisa mulus dan lancar kaya jalan tol gini," gumam Mentari. Wanita itu cukup terkejut saat mendengar kabar dari Bintang mengenai acara pernikahan Bintang.Bintang tidak ingin menunda pernikahannya terlalu lama. Keluarga Bintang dan keluarga Azkia pun segera menyusun pesta pernikahan sederhana untuk meresmikan hubungan putra-putri mereka."Aku nggak mau buang-buang waktu. Aku takut Azkia berubah pikiran," sahut Bintang."Kak Bintang nggak maksa Azkia buat nerima Kak Bintang, kan?" tuduh Mentari."Kamu jangan sembarangan ngomong! Aku nggak maksa Azkia. Sekalipun Azkia nolak pun aku juga nggak akan marah kok," timpal Bintang.Saat ini Mentari tengah berada di rumah orang tuanya untuk membantu Bintang menyiapkan pernikahan Bintang. Wanita itu sibuk menolong Bintang membungkus barang-barang seserahan yang akan diberikan pada Azkia nanti."Apa acaranya nggak terlalu terburu-buru, Kak? Ada banyak hal yang harus kita siapin, tapi kita nggak pu

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 78

    Azkia duduk termenung, memikirkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Mentari tempo hari. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Mentari menawarkan kakaknya pada Azkia.Azkia tidak menanggapi serius pertanyaan Mentari. Wanita itu hanya menjawab asal saat dirinya diberi pertanyaan mengenai Bintang.Azkia kira, Mentari hanya bercanda saat Mentari meminta Azkia menikah dengan Bintang. Namun, ternyata perkataan Mentari bukan sekedar gurauan belaka. Mentari bersungguh-sungguh, begitu pula dengan Bintang. Hari ini, Bintang mengajak Azkia bertemu untuk membahas hal ini. Karena Azkia belum memberikan jawaban pasti, Bintang ingin kembali menanyakan kesediaan Azkia untuk menjadi istrinya."Aku datang nggak, ya?" gumam Azkia ragu.Azkia tidak mengenal Bintang. Azkia juga baru beberapa kali berjumpa dengan Bintang.Wajar saja kalau wanita itu merasa ragu. Siapa orang yang ingin menikah dengan pria yang tidak dikenal. Pastinya Azkia tak mau memilih sembarang pria untuk dijadikan suami. Ada banyak ha

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 77

    Aina tertawa. Penjelasan Revan membuat wanita itu langsung membuat kesimpulan."Maaf, Ma? Apa ada yang lucu? Kenapa Mama ketawa terus?" tanya Revan.Aina kembali tergelak. Kepolosan putri dan menantunya membuat wanita itu tak bisa berhenti tertawa."Maaf, Revan. Cerita kamu lucu banget. Mama nggak tahan pengen ketawa," sahut Aina."Bagian mana yang lucu?" batin Revan dengan wajah bingung. "Revan, tolong kamu bawa Mentari ke dokter kandungan," ucap Aina kemudian. "Dokter kandungan?""Percaya aja sama Mama. Bawa Mentari ke dokter kandungan, setelah itu kasih kabar ke Mama, ya?"***"Kamu kenapa bawa aku ke sini?" tanya Mentari kesal karena sudah dibohongi oleh Revan. Wajahnya sudah tak bersahabat. Bibir mengerucut dengan tatapan ingin marah. Namun ia tak mungkin mengungkapkan kemarahannya di depan suami karena ia yakin sang suami melakukan ini karena khawatir padanya.Saat ini pasangan suami istri itu tengah berada di rumah sakit dan hendak berjumpa dengan dokter kandungan, sesuai de

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 76

    "Gimana? Kalian dapat kerak telurnya?" tanya Revan cemas."Maaf, Mister. Semua penjual kerak telur sudah tutup."Mentari mengomel begitu mendengar jawaban Revan. Mentari tak mau mendengar alasan apa pun. "Pokoknya aku mau kerak telur sekarang! Kalau Huby nggak bisa dapetin kerak telur, mendingan Huby tidur di luar aja!" omel Mentari."T-tapi, Huny ...."Brak! Mentari menutup pintu kamar dengan kencang setelah mengusir suaminya keluar dari kamar. Gara-gara kerak telur, Mentari marah pada Revan hingga Mentari tak mau tidur dengan Revan."Kerak telur sialan!" umpat Revan dongkol bukan main. "Cari kerak telur lagi sampai ketemu!" teriak Revan pada anak buahnya.***"Hoam!" Pagi-pagi sekali, Revan membuka mata setelah mendengar suara adzan subuh. Pria dengan kantung mata hitam itu perlahan bangkit dari sofa empuk yang menjadi alas tidurnya. Selama semalaman, Revan tidur di sofa ruang tengah usai dirinya diusir oleh Mentari.Tragedi kerak telur sudah menghancurkan istirahat Revan. Pria itu

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 75

    "Tidur aja, Huny."Revan mengusap-usap kepala Mentari hingga akhirnya wanita itu terlelap. "Cepat sembuh ya, Huny. Kamu nggak boleh sakit," gumam Revan.Revan membenarkan selimut sang istri, kemudian beranjak meninggalkan kamar. Mau tak mau, Revan harus membawa seluruh pekerjaannya ke rumah. Meskipun tak bisa pergi ke kantor, tapi Revan tetap harus bertanggungjawab pada pekerjaannya."Aldo, hari ini saya kerja dari rumah. Tolong kasih saya update laporan setiap dua jam, ya?" perintah Revan pada sang sekretaris melalui sambungan telepon."Baik, Mister."***"Gimana keadaan kamu, Huny? Masih mual nggak?" tanya Revan pada Mentari.Gurat kekhawatiran tercetak jelas di wajah tampan Revan. Lelaki itu benar-benar spot jantung kala melihat sang istri bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan seluruh isi perutnya. Belum lagi wajah pucat sang istri membuat lelaki itu tak tega.Wajah Mentari masih pucat. Mual dan muntah yang dialami oleh wanita itu juga masih terasa. Mentari sudah meminum oba

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 74

    Mentari merasa usahanya akan sia-sia jika pertemuan ini sampai gagal. Terpaksa, Mentari harus mengambil langkah besar demi masa depan kakak dan juga temannya."Azkia, boleh aku tanya sesuatu?" ucap Mentari."Tanya aja?""Gimana pendapat kamu tentang Kak Bintang? Apa menurut kamu Kak Bintang bisa jadi suami yang baik?" tanya Mentari pada Azkia.Wajah Azkia langsung memerah begitu ia mendapatkan pertanyaan yang cukup mengejutkan dari sang teman. "Tuan Bintang cukup mapan dan tampan. Pasti ada banyak perempuan yang mau dijadiin istri sama Tuan Bintang," sahut Azkia."Kalau kamu? Apa kamu mau jadi istrinya Kak Bintang?" tanya Mentari pada Azkia.***Pagi-pagi sekali, Mentari sudah bangun dari ranjang, kemudian berlari menuju ke kamar mandi. Wajah wanita itu terlihat pucat dan tubuh Mentari juga agak lemas. Perutnya seperti diaduk-aduk dan ada yang berdesakan untuk minta dikeluarkan. Karena sudah tak bisa lagi menahan, ia sampai melompati suaminya hingga membuat lelaki itu kaget dan terban

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 73

    "Kamu mau dukung rencana aku, kan?" tanya Mentari pada Revan.Mana mungkin Revan mampu menolak permintaan dari istri kesayangannya. Tanpa banyak tanya lagi, Revan pun akhirnya memberikan izin pada Mentari untuk pergi bersama dengan Azkia, dan ia juga akan ikut membantu istrinya untuk menjalankan rencana Mentari."Aku akan melakukan apa pun untuk kamu."Mentari memeluk sang suami dengan wajah girang. "Terima kasih, Huby!"***"Azkia!" Mentari melambaikan tangan pada Azkia yang sudah menunggu dirinya di sebuah cafe yang ada di dalam mall.Sesuai dengan rencana, hari ini Mentari akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama dengan Azkia di area pusat perbelanjaan tersebut. Sebelum pergi, Mentari sudah mengingatkan suaminya untuk segera mengajak Bintang pergi ke mall yang ia datangi bersama Azkia."Kamu udah nunggu lama?" sapa Mentari berbasa-basi. Wanita itu menatap penampilan Azkia yang sangat anggun dan menawan. Sejak zaman kuliah dulu, Azkia memang cantik. Tak sedikit pria yan

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 72

    Pertemuan antara Mentari dan Pak Tohar pun berlangsung cukup lama. Mentari dan Pak Tohar dapat cepat akrab dengan adanya Azkia yang menjembatani mereka. Selama pertemuan berlangsung, Bintang terus mencuri pandang ke arah Azkia, hingga membuat Mentari keheranan. Dari sorot mata pria itu, terlihat jelas kalau Bintang tengah menunjukkan ketertarikannya pada Azkia."Kenapa Kak Bintang lihatin Azkia mulu dari tadi? Apa mungkin Kak Bintang naksir sama Azkia?" batin Mentari curiga.Mentari berkali-kali memergoki sang kakak mencuri-curi pandang ke arah Azkia sampai pertemuan mereka berakhir. Hal ini pun membuat Mentari semakin yakin kalau Bintang memang tertarik pada Azkia."Kak bintang ketahuan banget sih kalau naksir Azkia," batin Mentari. "Apa aku coba jodohin mereka aja? Kak Bintang kan masih jomblo. Sudah saatnya juga untuk membina rumah tangga agar tidak pacaran dengan pekerjaannya terus. Kalau Azkia juga jomblo ... mereka pasti bisa jadi pasangan serasi."***"Huny, besok kan hari Ming

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 71

    "Itu berkas buat besok? Kayaknya besok sibuk banget, ya?" tanya Revan pada Mentari yang nampak asyik menyiapkan banyak berkas. Pria itu menatap istrinya yang sibuk dengan perasaan berkecamuk. Ada rasa kasihan melihat istrinya berjibaku dengan pekerjaan padahal dirinya sangat mampu untuk mencukupi semua kebutuhan hidup sang istri. Bahkan apapun yang diminta oleh wanita yang dicintai itu bisa dia berikan sangat mudah. Namun ia juga tak bisa melarang sang istri bekerja karena itu adalah perusahaan istrinya sendiri. Pasangan suami istri baru itu sudah kembali dari acara bulan madu mereka. Setelah puas menikmati liburan di Dubai, kini waktunya mereka kembali beraktivitas seperti sebelumnya. Sebagai pimpinan perusahaan baru, sepertinya Mentari akan mulai disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk. "Iya, Huby. Besok aku ada pertemuan penting.""Pasti berat ya ngurus perusahaan sendiri seperti ini," komentar Revan. "Jangan terlalu capek, Huny. Kalau butuh bantuan katakan saja, suamimu ini b

DMCA.com Protection Status