Share

Bab 65

Author: Cahaya Asa
last update Last Updated: 2023-11-26 10:29:56

Keraguan Revan pada Mentari sudah sirna. Pria itu makin yakin kalau Mentari memang wanita baik yang pantas menjadi bidadari surganya. Justru penyesalan lah yang saat ini memenuhi ruang hatinya.

"Ah, bukankah aku tahu Mentari adalah wanita yang terjaga, kenapa aku sampai meragkannya?" batin Revan.

Selama beberapa hari menjelang pernikahan, Revan makin terlihat sibuk membantu mengurus persiapan acara. Selama itu pula, Revan tak bisa berjumpa dengan Mentari maupun menghubungi Mentari. Kedua pihak keluarga sepakat untuk tidak mengizinkan mereka bertemu. Bahkan ponsel Mentari juga disita sampai hari pernikahan tiba.

Walaupun Mentari tak butuh itu karena dia juga pasti akan menjaga diri untuk tidak menghubungi Revan terlebih dahulu. Namun para tetua tetap saja khawatir mengingat antara Mentari dan Revan terlibat kontrak kerja antara bos dan karyawan. Mereka khawatir kalau Revan menghubungi Mentari tiba-tiba dengan alasan pekerjaan.

Bagaimanapun mereka hanya mempercayainya Mentari dalam ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
So Happy ,,terharu ah melu nangis
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 66

    Sebuah kendaraan mewah mulai memasuki area pekarangan istana megah yang akan menjadi kediaman baru pasangan pengantin yang belum lama ini menikah. Siapa lagi pasangan itu kalau bukan Revan dan Mentari. Decak kagum terus mengiringi langkah Mentari begitu wanita itu mengunjungi bangunan mewah yang akan menjadi tempatnya pulang. Dia memang bukan berasal dari keluarga miskin. Papanya bahkan sangat kaya dan mewarisi perusahaan keluarga. Bahkan perusahannya juga menyamai besarnya perusahaan milik Revan. Hanya saja bergerak di bidang yang berbeda. Jika Revan memang suka menunjukkan kemewahannya, berbanding terbalik dengan keluarga Mentari yang meski kata tapi tidak terlalu menonjolkan diri. Bahkan kakek dan neneknya memiliki yayasan pendidikan dan panti asuhan. Mamanya juga memiliki Yayan pendidik. Namun Mentari terlihat biasa-biasa saja untuk ukuran orang kaya.Kini ketika dihadapkan dengan sebuah rumah yang lebih mirip mansion dengan segala kemewahannya, ia tak bisa berhenti untuk berdeca

    Last Updated : 2023-11-26
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 67

    Suasana di rumah baru Revan dan Mentari nampak sedikit suram setelah keduanya terlibat perbincangan mengenai Mentari yang ingin mengajukan resign. Revan yang kurang setuju dengan keputusan Mentari, membuat keduanya terjebak dalam suasana canggung. Padahal sebagai pengantin baru seharusnya mereka tampak mesra. Revan dan Mentari saling mendiamkan satu sama lain. Keduanya berada di ruangan yang sama, tapi tak satu pun dari mereka membuka suara. Mentari dan Revan bahkan membuang muka, tanpa mau melihat wajah pasangan mereka. "Kenapa Mentari harus resign? Aku nggak mau Mentari berhenti kerja. Aku mau selalu bersamanya sepanjang waktu. Apa dia tak ingin memupuk cinta agar rumah tangga kita semakin harmonis?" batin Revan."Gimana kalau sampai Revan nggak kasih aku izin buat ngurus perusahaan Papa? Apa aku harus tetap nurut sama Revan?" batin Mentari. Gadis itu berperang dengan pemikirannya sendiri. Hati dan pikirannya tak bisa sinkron. Di satu sisi dia ingin menjadi istri yang berbakti pa

    Last Updated : 2023-11-27
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 68

    Mentari sudah memulai aktivitasnya di kantor baru setelah wanita itu resign dari perusahaan sang suami. Mentari terlihat sangat antusias mengelola kantor barunya bersama dengan sekretaris yang sudah berpengalaman seperti Widi. Sesuai dengan kemauan Revan, Widi akhirnya ikut bekerja dengan mentari, sementara Aldo menjadi sekretaris baru Revan."Maaf, Mister Revan mudah bertingkah seenaknya," ucap Mentari pada Widi. Dia tahu pasti bagaimana sikap Revan pada wanita selain dirinya. "Tidak masalah, Bu mentari. Siapa pun bos saya, saya akan melaksanakan perintah dengan baik," sahut Widi.Sejak Mentari menikah dengan Revan Widi tak berani lagi memanggil Mentari dengan sebutan "Dek" seperti sebelumnya. Meskipun Mentari sudah memintanya untuk tidak terlalu formal padanya, tetap saja Widi merasa sungkan. Dia tahu posisinya yang hanya seorang bawahan."Kita udah kenal sebelumnya, nggak perlu terlalu formal sama saya," ujar Mentari sungkan melihat Widi yang bersikap begitu sopan padanya."Bagaim

    Last Updated : 2023-11-27
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 69

    Langit sudah hampir gelap. Bintang melirik ke arah jam dinding, kemudian merapikan lembar berkas yang bercecer di meja kerjanya. Setelah berkecimpung dengan pekerjaan selama satu hari penuh, akhirnya pria itu dapat pulang dan beristirahat. "Akhirnya beres juga!" gumam Bintang.Pria itu meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Masih di tempat duduk ia memutar pinggangnya ke kanan dan ke kiri. Lalu mematah-matahkan lehernya untuk mengurangi ketegangan di otot leher. Setelah dirasa lemas, ia berdiri. "Hari ini kalian bisa pulang tepat waktu," ucap Bintang pada sekretaris dan asisten asisten yang membantu dirinya.Bintang segera mengemasi barang-barangnya, kemudian bergegas menuju ke tempat parkir. Pria itu mengemudikan kendaraan roda empat miliknya dengan perlahan menuju jalan raya, sembari menikmati langit senja yang menemani dirinya pulang ke rumah. Jika biasanya ia pulang dalam kondisi sudah gelap karena harus lembur, hari ini dia bisa melihat langit cerah.Sesekali Bintang mengua

    Last Updated : 2023-11-28
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 70

    "Sekali lagi saya minta maaf, Pak. Saya benar-benar tidak menyangka kalau Nona ini adalah putri Bapak," ucap Bintang makin sungkan saat ia tahu kalau orang yang ia tabrak adalah putri dari rekan bisnisnya. "Saya juga tidak sengaja melakukannya.""Putri saya juga sudah ceroboh, Tuan. Atas nama putri saya, saya juga minta maaf," sahut Pak Tohar. Keduanya sama-sama sungkan. Pak Tohar merasa tak enak atas kejadian ini karena Bintang adalah investor perusahaannya yang sudah bertahun-tahun rela membantu mengembangkan perusahaannya."Azkia, lain kali kamu harus lebih berhati-hati lagi!" omel Pak Tohar pada putrinya. "Untuk yang menabrak Tuan Bintang. Kalau orang lain mungkin ditinggal kabur, kamu," lanjutnya.Azkia mengangguk. Tidak hanya Pak Tohar dan Bintang saja yang terkejut akan pertemuan mereka, Azkia juga tidak menyangka ternyata orang yang menabrak dirinya mempunyai hubungan dengan sang ayah."Dunia benar-benar sempit," gumam Azkia."Azkia, ini Tuan Bintang. Tuan Bintang ini rekan b

    Last Updated : 2023-11-28
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 71

    "Itu berkas buat besok? Kayaknya besok sibuk banget, ya?" tanya Revan pada Mentari yang nampak asyik menyiapkan banyak berkas. Pria itu menatap istrinya yang sibuk dengan perasaan berkecamuk. Ada rasa kasihan melihat istrinya berjibaku dengan pekerjaan padahal dirinya sangat mampu untuk mencukupi semua kebutuhan hidup sang istri. Bahkan apapun yang diminta oleh wanita yang dicintai itu bisa dia berikan sangat mudah. Namun ia juga tak bisa melarang sang istri bekerja karena itu adalah perusahaan istrinya sendiri. Pasangan suami istri baru itu sudah kembali dari acara bulan madu mereka. Setelah puas menikmati liburan di Dubai, kini waktunya mereka kembali beraktivitas seperti sebelumnya. Sebagai pimpinan perusahaan baru, sepertinya Mentari akan mulai disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk. "Iya, Huby. Besok aku ada pertemuan penting.""Pasti berat ya ngurus perusahaan sendiri seperti ini," komentar Revan. "Jangan terlalu capek, Huny. Kalau butuh bantuan katakan saja, suamimu ini b

    Last Updated : 2023-11-28
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 72

    Pertemuan antara Mentari dan Pak Tohar pun berlangsung cukup lama. Mentari dan Pak Tohar dapat cepat akrab dengan adanya Azkia yang menjembatani mereka. Selama pertemuan berlangsung, Bintang terus mencuri pandang ke arah Azkia, hingga membuat Mentari keheranan. Dari sorot mata pria itu, terlihat jelas kalau Bintang tengah menunjukkan ketertarikannya pada Azkia."Kenapa Kak Bintang lihatin Azkia mulu dari tadi? Apa mungkin Kak Bintang naksir sama Azkia?" batin Mentari curiga.Mentari berkali-kali memergoki sang kakak mencuri-curi pandang ke arah Azkia sampai pertemuan mereka berakhir. Hal ini pun membuat Mentari semakin yakin kalau Bintang memang tertarik pada Azkia."Kak bintang ketahuan banget sih kalau naksir Azkia," batin Mentari. "Apa aku coba jodohin mereka aja? Kak Bintang kan masih jomblo. Sudah saatnya juga untuk membina rumah tangga agar tidak pacaran dengan pekerjaannya terus. Kalau Azkia juga jomblo ... mereka pasti bisa jadi pasangan serasi."***"Huny, besok kan hari Ming

    Last Updated : 2023-11-29
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 73

    "Kamu mau dukung rencana aku, kan?" tanya Mentari pada Revan.Mana mungkin Revan mampu menolak permintaan dari istri kesayangannya. Tanpa banyak tanya lagi, Revan pun akhirnya memberikan izin pada Mentari untuk pergi bersama dengan Azkia, dan ia juga akan ikut membantu istrinya untuk menjalankan rencana Mentari."Aku akan melakukan apa pun untuk kamu."Mentari memeluk sang suami dengan wajah girang. "Terima kasih, Huby!"***"Azkia!" Mentari melambaikan tangan pada Azkia yang sudah menunggu dirinya di sebuah cafe yang ada di dalam mall.Sesuai dengan rencana, hari ini Mentari akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama dengan Azkia di area pusat perbelanjaan tersebut. Sebelum pergi, Mentari sudah mengingatkan suaminya untuk segera mengajak Bintang pergi ke mall yang ia datangi bersama Azkia."Kamu udah nunggu lama?" sapa Mentari berbasa-basi. Wanita itu menatap penampilan Azkia yang sangat anggun dan menawan. Sejak zaman kuliah dulu, Azkia memang cantik. Tak sedikit pria yan

    Last Updated : 2023-11-29

Latest chapter

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 79

    "Aku nggak nyangka hubungan Kak Bintang sama Azkia bisa mulus dan lancar kaya jalan tol gini," gumam Mentari. Wanita itu cukup terkejut saat mendengar kabar dari Bintang mengenai acara pernikahan Bintang.Bintang tidak ingin menunda pernikahannya terlalu lama. Keluarga Bintang dan keluarga Azkia pun segera menyusun pesta pernikahan sederhana untuk meresmikan hubungan putra-putri mereka."Aku nggak mau buang-buang waktu. Aku takut Azkia berubah pikiran," sahut Bintang."Kak Bintang nggak maksa Azkia buat nerima Kak Bintang, kan?" tuduh Mentari."Kamu jangan sembarangan ngomong! Aku nggak maksa Azkia. Sekalipun Azkia nolak pun aku juga nggak akan marah kok," timpal Bintang.Saat ini Mentari tengah berada di rumah orang tuanya untuk membantu Bintang menyiapkan pernikahan Bintang. Wanita itu sibuk menolong Bintang membungkus barang-barang seserahan yang akan diberikan pada Azkia nanti."Apa acaranya nggak terlalu terburu-buru, Kak? Ada banyak hal yang harus kita siapin, tapi kita nggak pu

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 78

    Azkia duduk termenung, memikirkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Mentari tempo hari. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Mentari menawarkan kakaknya pada Azkia.Azkia tidak menanggapi serius pertanyaan Mentari. Wanita itu hanya menjawab asal saat dirinya diberi pertanyaan mengenai Bintang.Azkia kira, Mentari hanya bercanda saat Mentari meminta Azkia menikah dengan Bintang. Namun, ternyata perkataan Mentari bukan sekedar gurauan belaka. Mentari bersungguh-sungguh, begitu pula dengan Bintang. Hari ini, Bintang mengajak Azkia bertemu untuk membahas hal ini. Karena Azkia belum memberikan jawaban pasti, Bintang ingin kembali menanyakan kesediaan Azkia untuk menjadi istrinya."Aku datang nggak, ya?" gumam Azkia ragu.Azkia tidak mengenal Bintang. Azkia juga baru beberapa kali berjumpa dengan Bintang.Wajar saja kalau wanita itu merasa ragu. Siapa orang yang ingin menikah dengan pria yang tidak dikenal. Pastinya Azkia tak mau memilih sembarang pria untuk dijadikan suami. Ada banyak ha

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 77

    Aina tertawa. Penjelasan Revan membuat wanita itu langsung membuat kesimpulan."Maaf, Ma? Apa ada yang lucu? Kenapa Mama ketawa terus?" tanya Revan.Aina kembali tergelak. Kepolosan putri dan menantunya membuat wanita itu tak bisa berhenti tertawa."Maaf, Revan. Cerita kamu lucu banget. Mama nggak tahan pengen ketawa," sahut Aina."Bagian mana yang lucu?" batin Revan dengan wajah bingung. "Revan, tolong kamu bawa Mentari ke dokter kandungan," ucap Aina kemudian. "Dokter kandungan?""Percaya aja sama Mama. Bawa Mentari ke dokter kandungan, setelah itu kasih kabar ke Mama, ya?"***"Kamu kenapa bawa aku ke sini?" tanya Mentari kesal karena sudah dibohongi oleh Revan. Wajahnya sudah tak bersahabat. Bibir mengerucut dengan tatapan ingin marah. Namun ia tak mungkin mengungkapkan kemarahannya di depan suami karena ia yakin sang suami melakukan ini karena khawatir padanya.Saat ini pasangan suami istri itu tengah berada di rumah sakit dan hendak berjumpa dengan dokter kandungan, sesuai de

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 76

    "Gimana? Kalian dapat kerak telurnya?" tanya Revan cemas."Maaf, Mister. Semua penjual kerak telur sudah tutup."Mentari mengomel begitu mendengar jawaban Revan. Mentari tak mau mendengar alasan apa pun. "Pokoknya aku mau kerak telur sekarang! Kalau Huby nggak bisa dapetin kerak telur, mendingan Huby tidur di luar aja!" omel Mentari."T-tapi, Huny ...."Brak! Mentari menutup pintu kamar dengan kencang setelah mengusir suaminya keluar dari kamar. Gara-gara kerak telur, Mentari marah pada Revan hingga Mentari tak mau tidur dengan Revan."Kerak telur sialan!" umpat Revan dongkol bukan main. "Cari kerak telur lagi sampai ketemu!" teriak Revan pada anak buahnya.***"Hoam!" Pagi-pagi sekali, Revan membuka mata setelah mendengar suara adzan subuh. Pria dengan kantung mata hitam itu perlahan bangkit dari sofa empuk yang menjadi alas tidurnya. Selama semalaman, Revan tidur di sofa ruang tengah usai dirinya diusir oleh Mentari.Tragedi kerak telur sudah menghancurkan istirahat Revan. Pria itu

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 75

    "Tidur aja, Huny."Revan mengusap-usap kepala Mentari hingga akhirnya wanita itu terlelap. "Cepat sembuh ya, Huny. Kamu nggak boleh sakit," gumam Revan.Revan membenarkan selimut sang istri, kemudian beranjak meninggalkan kamar. Mau tak mau, Revan harus membawa seluruh pekerjaannya ke rumah. Meskipun tak bisa pergi ke kantor, tapi Revan tetap harus bertanggungjawab pada pekerjaannya."Aldo, hari ini saya kerja dari rumah. Tolong kasih saya update laporan setiap dua jam, ya?" perintah Revan pada sang sekretaris melalui sambungan telepon."Baik, Mister."***"Gimana keadaan kamu, Huny? Masih mual nggak?" tanya Revan pada Mentari.Gurat kekhawatiran tercetak jelas di wajah tampan Revan. Lelaki itu benar-benar spot jantung kala melihat sang istri bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan seluruh isi perutnya. Belum lagi wajah pucat sang istri membuat lelaki itu tak tega.Wajah Mentari masih pucat. Mual dan muntah yang dialami oleh wanita itu juga masih terasa. Mentari sudah meminum oba

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 74

    Mentari merasa usahanya akan sia-sia jika pertemuan ini sampai gagal. Terpaksa, Mentari harus mengambil langkah besar demi masa depan kakak dan juga temannya."Azkia, boleh aku tanya sesuatu?" ucap Mentari."Tanya aja?""Gimana pendapat kamu tentang Kak Bintang? Apa menurut kamu Kak Bintang bisa jadi suami yang baik?" tanya Mentari pada Azkia.Wajah Azkia langsung memerah begitu ia mendapatkan pertanyaan yang cukup mengejutkan dari sang teman. "Tuan Bintang cukup mapan dan tampan. Pasti ada banyak perempuan yang mau dijadiin istri sama Tuan Bintang," sahut Azkia."Kalau kamu? Apa kamu mau jadi istrinya Kak Bintang?" tanya Mentari pada Azkia.***Pagi-pagi sekali, Mentari sudah bangun dari ranjang, kemudian berlari menuju ke kamar mandi. Wajah wanita itu terlihat pucat dan tubuh Mentari juga agak lemas. Perutnya seperti diaduk-aduk dan ada yang berdesakan untuk minta dikeluarkan. Karena sudah tak bisa lagi menahan, ia sampai melompati suaminya hingga membuat lelaki itu kaget dan terban

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 73

    "Kamu mau dukung rencana aku, kan?" tanya Mentari pada Revan.Mana mungkin Revan mampu menolak permintaan dari istri kesayangannya. Tanpa banyak tanya lagi, Revan pun akhirnya memberikan izin pada Mentari untuk pergi bersama dengan Azkia, dan ia juga akan ikut membantu istrinya untuk menjalankan rencana Mentari."Aku akan melakukan apa pun untuk kamu."Mentari memeluk sang suami dengan wajah girang. "Terima kasih, Huby!"***"Azkia!" Mentari melambaikan tangan pada Azkia yang sudah menunggu dirinya di sebuah cafe yang ada di dalam mall.Sesuai dengan rencana, hari ini Mentari akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama dengan Azkia di area pusat perbelanjaan tersebut. Sebelum pergi, Mentari sudah mengingatkan suaminya untuk segera mengajak Bintang pergi ke mall yang ia datangi bersama Azkia."Kamu udah nunggu lama?" sapa Mentari berbasa-basi. Wanita itu menatap penampilan Azkia yang sangat anggun dan menawan. Sejak zaman kuliah dulu, Azkia memang cantik. Tak sedikit pria yan

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 72

    Pertemuan antara Mentari dan Pak Tohar pun berlangsung cukup lama. Mentari dan Pak Tohar dapat cepat akrab dengan adanya Azkia yang menjembatani mereka. Selama pertemuan berlangsung, Bintang terus mencuri pandang ke arah Azkia, hingga membuat Mentari keheranan. Dari sorot mata pria itu, terlihat jelas kalau Bintang tengah menunjukkan ketertarikannya pada Azkia."Kenapa Kak Bintang lihatin Azkia mulu dari tadi? Apa mungkin Kak Bintang naksir sama Azkia?" batin Mentari curiga.Mentari berkali-kali memergoki sang kakak mencuri-curi pandang ke arah Azkia sampai pertemuan mereka berakhir. Hal ini pun membuat Mentari semakin yakin kalau Bintang memang tertarik pada Azkia."Kak bintang ketahuan banget sih kalau naksir Azkia," batin Mentari. "Apa aku coba jodohin mereka aja? Kak Bintang kan masih jomblo. Sudah saatnya juga untuk membina rumah tangga agar tidak pacaran dengan pekerjaannya terus. Kalau Azkia juga jomblo ... mereka pasti bisa jadi pasangan serasi."***"Huny, besok kan hari Ming

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 71

    "Itu berkas buat besok? Kayaknya besok sibuk banget, ya?" tanya Revan pada Mentari yang nampak asyik menyiapkan banyak berkas. Pria itu menatap istrinya yang sibuk dengan perasaan berkecamuk. Ada rasa kasihan melihat istrinya berjibaku dengan pekerjaan padahal dirinya sangat mampu untuk mencukupi semua kebutuhan hidup sang istri. Bahkan apapun yang diminta oleh wanita yang dicintai itu bisa dia berikan sangat mudah. Namun ia juga tak bisa melarang sang istri bekerja karena itu adalah perusahaan istrinya sendiri. Pasangan suami istri baru itu sudah kembali dari acara bulan madu mereka. Setelah puas menikmati liburan di Dubai, kini waktunya mereka kembali beraktivitas seperti sebelumnya. Sebagai pimpinan perusahaan baru, sepertinya Mentari akan mulai disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk. "Iya, Huby. Besok aku ada pertemuan penting.""Pasti berat ya ngurus perusahaan sendiri seperti ini," komentar Revan. "Jangan terlalu capek, Huny. Kalau butuh bantuan katakan saja, suamimu ini b

DMCA.com Protection Status