Serangan Fos membuat mereka tidak berdaya. Mereka terpental ke belakang, menabrak tembok dan bahkan meretakkannya. Fos berbalik, menerjang Julio yang sedang bergerak menuju Pine dengan suntikan di genggamannya.
"Hehehe... Jangan terus berlari, kau akan lelah,” dan tendangan yang sangat kuat membuat Julio terlempar ke arah pintu. Pintu tersebut hancur, Julio dengan sukses terlempar ke luar gua.
"Sial!" kutuk Vero.
Pine terengah-engah. Ia sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya namun ia tidak mau menyerah. Otot-otot tubuhnya mulai mencuat keluar, guratan-guratan berwarna hijau tercetak jelas pada kulitnya, yang perlahan berubah menjadi warna hitam.
“AAAAKKKKHHHHHHH!!!” Pine mengerang dengan teriakan yang sangat menyakitkan telinga.
"PINE!" teriak Kevin mendekat namun sekali lagi, ia berhasil dihalau oleh Fos.
"Kita belum selesai.”
“Kau!" geram Kevin. Ia benar-benar murka. Ia menyerang F
ARRGGGHHHH...!!!Suara teriakan yang melengking dan menyakitkan telinga terdengar, membuat semua orang langsung menghentikan apapun yang sedang mereka lakukan. Suara teriakan ini berasal dari dalam gua, dan ini adalah suara wanita. Sudah pasti pemilik suara ini adalah Pine.Diana langsung menoleh, tatapan matanya menajam. Ia langsung mengarahkan pandangannya dan menatap gua yang tidak jauh dari hadapannya dalam kemarahan yang teramat sangat. Emosinya yang terpendam meledak keluar."Tidak! Tidak! Tidak! Jangan lagi...! Tidak!" batin Diana.Rai menatap Dominic, "Kau yang melakukan ini semua?"“Pertanyaanmu agak sulit untuk dijawab.”“Ya, atau tidak!?” geram Rai."Hmm... Tidak spesifik. Aku tidak tahu siapa yang berada di sana," jawab Dominic tenang.Rai mengepalkan tangannya erat-erat, "Jika terjadi sesuatu pada wanita itu maka Diana akan kehilangan kontrol atas dirin
Wsshhh!Tiba-tiba saja Dominic sudah berada di samping manusia ini dan menepuk bahunya. Rai berusaha bangkit, dan menyadari Dominic yang sudah tidak berada di posisinya lagi."SIAL!!!" maki Rai.Rai langsung bergerak cepat, melaju ke arah Dominic. Tapi Dominic langsung menjadikan Diana sebagai tamengnya, menghadapkannya pada Rai. Sehingga Rai bisa melihat dengan jelas hal yang sudah terjadi pada wanita ini.Sebuah luka terbuka yang parah dengan darah yang tidak henti-hentinya mengalir keluar melewati dahan yang sudah menancap setengahnya ke dalam tubuh Diana. Rai mengepalkan tangannya dengan marah, membuat darah merah menetes dari kepala tangannya karena ia menggenggam terlalu erat.Iris mata Rai terlihat semakin gelap, warna merah darah ini semakin menakutkan. Aura membunuh bahkan bisa dirasakan oleh Julio yang tidak berada jauh di sana, ia terbatuk karena kesulitan bernapas. Aura ini benar-benar menekan dadanya. Atmosfer
Fos menyeringai. Ia terus melawan dan menyerang kedua vampir ini tanpa henti. Sementara itu, dengan tubuh gemetar. Pine terbaring menghadap langit-langit. Deru napasnya semakin memburu, bahkan tubuhnya sudah dipenuhi oleh keringat.Pine menggenggam suntikan dengan erat dan mengarahkannya ke tangan sebelah kanan, sementara darah merah bercampur hitam terus mengalir keluar dari lengan kirinya.Dengan yakin Pine menancapkan suntikan ke tangannya, membuat jarum suntik menembus kulitnya. Tidak ada waktu, ia langsung saja mendorong semua isi suntikan ini dengan sekali dorongan. Seiring dengan darah yang terus masuk, ia berteriak dengan sangat kencang.AARRRGGHHHH!!!Kevin mengatupkan giginya rapat-rapat. Ia meminta maaf berkali-kali dalam hatinya. Seharusnya ini tidak pernah terjadi. Seharusnya Pine tidak merasakan sakit yang teramat sangat seperti ini. Ini adalah kesalahannya.***Dominic bang
Upacara perubahan kembali berjalan setelah Pine berhasil menyuntikkan seluruh isi suntikan darah ke tubuhnya. Namun, rasa sakit yang Pine rasakan semakin menjadi-jadi, demikian dengan teriakan kesakitannya.Rasa sakit yang Pine rasakan menghancurkan tubuh dan psikologinya. Rasanya seperti ia dikuliti hidup-hidup. Pine hanya bisa menggeliat dan mencengkeram lantai es sampai hancur.Seharusnya Pine dipegangi, karena dampak rasa sakit ini adalah ia bisa melukai dirinya sendiri, dan inilah yang terjadi. Melalui tangan yang mencengkeram tidak beraturan, darah tidak henti-hentinya mengalir.Darah Pine mengeluarkan bau bunga Lily yang langsung memenuhi ruangan. Baik Vero, Fos, maupun Kevin; mereka sama sekali tidak bisa mengontrol hasratnya. Bau ini terlalu candu, siapa pun yang menghirupnya akan tenggelam dalam hasrat tiada akhir.***"Arrrggghhh... Ngghh... Hahaha...!" jerit Pine tidak terkendali.
"Pertemuan yang sangat tidak terduga. Bukankah begitu, Dion?" sapa Fos dengan suara yang mengerikan.Tapi sejenak Fos meragu, "Dion... hmm... itu namamu bukan? Aku tidak terlalu ingat, karena aku hanya mengingat seorang bocah yang hidupnya selalu didedikasikan untuk orang lain."Diana mengatupkan mulutnya rapat-rapat, giginya saling bergesek. Ia sangat marah kali ini. Diana tahu kenapa semua ini bisa terjadi, karena sosok yang berdiri di sana adalah Fos.Fos bukanlah manusia, tapi ia adalah vampir. Diana mengetahui benar kekuatannya karena dulu, tanpa sengaja ia pernah melihat Fos membantai lima puluh kawanan yang ia yakini adalah vampir dalam hitungan menit."Kau monster!" ucap Diana.Fos mengangkat sebelas alisnya, "Haa... monster? Bukankan sekarang adikmu ini juga menjadi monster?""Jangan menyamakan Diana denganmu!""Lihat, dia sudah menyuntikkan semua isi suntikan darah. Proses perubahan sudah terjadi, dan dia ak
"Kau tahu ini apa?" tanya Julio sambil menghujankan benda tajam ini ke tubuh Rena yang langsung menjerit kesakitan."Ini adalah tulang tangan si pendeta!” seru Julio.TAB!"AKHH!!!" teriakan kembali Rena keluarkan.Julio menyeringai, "Aku seharusnya tidak mematahkan tangannya, menguliti, lalu menggunakan tulangnya seperti ini. Tapi—"TAB!"NGRRHHH!!!"Aku rasa pendeta itu tidak akan keberatan jika aku mempergunakannya untuk membunuhmu,” dan Julio kembali menusukkan tulang runcing ini tanpa ampun.Haahhh... haahhh...Rena memandangnya dengan tajam, “Beraninya kau!”"Saat ini aku sangat kesal, dan matamu membuat kekesalanku semakin bertambah!”"AAAAAKKKHHHH!!!"Julio menggunakan jari-jari berkuku tajamnya untuk mencungkil salah satu mata yang memandang tajam dirinya. Dia menusuk lalu memutar bola mata Rena di rongganya sebe
Fos melaju ke arah Diana, namun wanita ini langsung menghalaunya. Fos tidak mau kalah, ia langsung memberikan serangan bertubi-tubi, tapi Diana dengan sukses terus mempertahankan dirinya.Pine yang berada di dekat pertarungan hanya bisa melihat tanpa membantu, tentu saja karena dia hanya seorang manusia. Sedangkan Vero dan Kevin hanya terdiam di tempatnya, mereka seakan tersihir oleh kedatangan dan pertarungan wanita ini dengan Fos."Cepat bawa Diana pergi!!!" teriak Diana menyadarkan Vero dan juga Kevin"Kau tidak bisa membawanya begitu saja, dia milikku," Fos kembali memberikan tendangannya."Diana bukanlah barang!"Bhuk!"Tentu saja dia adalah barang. Sejak jantungnya sudah berganti menjadi jantung milik pemimpin para vampir, wanita itu sudah sepenuhnya milikku,” jelas Fos.“Pimpinan para vampir...?” batin Vero.Bang! Bang! Bang!Semua mata tertuju pada Dia
Fos memandang Diana dengan geram, ia tidak berkata apapun dan menyerang Diana. Namun serangannya kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Fos mengerahkan semua kekuatannya dan berhasil memukul mundur Diana. Ia meninju perut Diana yang terluka, membuat darah semakin banyak keluar."Ugh..." suara Diana tertahan.Berada jauh dari mereka, Rai menoleh menyadari bahwa bau bunga Lily semakin menguat. Dominic mengambil kesempatan ini, ia memukul Rai hingga terjatuh."Ini sudah berakhir," ucap Dominic seraya melajukan tangannya menembus dada vampir ini.***Diana jatuh berlutut, rasa sakit kini benar-benar ia rasakan. Perutnya terus mengeluarkan darah, tentu saja ini kondisi yang buru. Terlebih dia dikeliling oleh para vampir anggota utama klan, darah yang memiliki bau Lily miliknya semakin menambah ancaman."Waktu sudah habis," Fos langsung menyerang Kevin, membuatnya langsung terlempa