Share

33

Penulis: Syarlina
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-22 16:16:31

POV Shanum.

Dering ponsel tidak berhenti berbunyi. Getarannya terasa karena disimpan dalam celana jeans.

Cukup sekali kulihat siapa yang menghubungiku, tapi tak berniat untuk mengangkatnya.

"Wajahnya jangan ditekuk kayak gitu. Aku kan jadi sedih lihatnya," protes Sita dengan memeluk erat tubuhku.

Tetiba air mata mengalir begitu saja dari kedua netra. Sedih, sakit, semua jadi satu. Kekecewaan terbesarku baru saja menyergap relung hati. Rasanya sulit mempercayai kalau Alan berselingkuh di belakangku, tapi perempuan yang mengangkat panggilan tadi membuatku jadi ragu. Setiakah ia di sana?

"Tuh kan nangis. Sudah, apa perlu aku yang menghubungi Alan? Biar kubejek-bejek tuh lelaki tak tahu diri itu, kurang ajar!" Tangannya mengepal sempurna siap untuk ditonjokan.

Kugelengkan kepala m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pura-Pura Buta   34

    "Menjaga jarak? Maksudnya?" tanyaku ingin tahu penjelasannya."Selama ini aku merasa kamu tidak cinta sama aku. Sepertinya kamu masih terpaksa menjalankan bertunangan ini. Jadi saat kulihat foto kamu dengan Fatih, aku meragu dan ingin menenangkan diri dulu tidak ingin terbawa emosi makanya jarang menghubungimu, apalagi selama ini aku terus yang menghubungimu jadi kukira kamu tidak serius dengan hubungan ini.""Drama … woi … drama, ketahuan selingkuh sih, makanya cari masalah dengan nuduh Shanum, basi, udah kebaca Lan, Shanum nggak bodoh." Sita berteriak di sampingku menyindir Alan.Alan menghela napas lagi."Sudah kubilang kalau aku tidak selingkuh, apa buktinya dan kenapa kamu, Sit, menuduhku begitu? Kamu juga membenarkan apa yang dituduhkan Sita, Num?"Kukirimka

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • Pura-Pura Buta   35

    Pov Alan.Syukurlah semua kesalahpahaman diantara aku dan Shanum sudah berakhir. Kukira di sana Shanum memang genit dan suka menebar pesona seperti foto yang dikirimkan seseorang ke nomor pribadiku, ternyata itu semua tidak benar. Ada seseorang yang menginginkan Shanum terlihat buruk di mataku. Seharusnya aku tidak langsung percaya begitu saja dan meragukan kesetiaan Shanum. Dari sikapnya saja tampak sekali dia adalah cewek baik-baik dan bodohnya aku hampir ingin membatalkan pertunangan ini karena fitnah seseorang. Sita benar, tanpa Shanum tebar pesona pun, laki-laki akan terpesona dengan sendirinya dan berlomba-lomba untuk menarik perhatian Shanum. Seperti aku yang jatuh cinta pada pandangan pertama.Sekarang aku sangat penasaran dengan nama cowok yang sempat disebut Sita. Cowok yang nekat mendekati Shanum walau dia tahu Shanum adalah tunanganku. Siapa dia? Akan kuminta Dino mencari tahu siapa lelaki tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • Pura-Pura Buta   36

    "Kami senang bisa mengundang keluarga besar Atmanegara makan di rumah kami yang sederhana ini." Pak Boni tersenyum sumringah saat mengatakan sanjungan pada kami, tepatnya kepada Papi dan Mami.Pak Boni adalah bawahan Papi di kantor. Dia mengundang kami karena hari ini ulang tahun pernikahannya. Yang mengherankan kenapa harus diundang secara pribadi dan kenapa cuma keluarga kami saja. Aku mencium bau-bau "penjilat". Kenapa juga Papi mau? Secara Pak Boni hanya bawahannya Papi, itu aneh."Selamat anniversary pernikahan Keyla, ini yang ke berapa?" Mami tersenyum ramah sembari memberikan bingkisan kado besar ke arah istrinya Pak Boni. Aku lupa bertanya apa isinya. Biasanya Mami tidak sembarangan memberikan hadiah. Tumben Mami mau repot mencari hadiah."Ah kamu pura-pura tidak tahu. Sudah berapa tahun kita berteman."Oh, pantas. Ternyata teman Mami.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • Pura-Pura Buta   37

    Pov AlanAku bergegas keluar dari apartemen menuju kampus. Ada orang yang harus kutemui sekarang juga, dia punya utang penjelasan. Elisa.Tiba di kampus netraku mengitari seluruh sisi kampus mencari sosok cewek yang sudah membuat kegaduhan dalam hubunganku dengan Shanum."Hai bro, ada apa?" Bryan menyapaku."Kamu lihat Elis?""Tidak?" jawabnya dengan menggeleng."Why?""Nggak papa' kok. Kalau lihat dia, hubungi aku, ya.""Sip," balasnya dengan mengangkat satu jempol. Raut wajahnya menyiratkan keheranan. Namun sekarang bukan saatnya untuk menjelaskan.Permasalahan yang kuhadapi ini serius, kalau tidak diselesaikan dengan cepat dapat mengancam hubunganku dengan Shanum, dan di

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Pura-Pura Buta   38

    POV Shanum"Num, kamu kenapa? Wajahnya masam gitu?" Aku hanya menggelengkan kepala sembari menyunggingkan senyum.Bunda masih menatapku lekat seolah tidak percaya dengan respon yang kuberikan"Nggak kenapa, Bun. Sumpek aja, bete tugas dari dosen banyak. Mintanya referensi buku yang ada di perpus. Capek, Shanum harus bolak-balik ke perpus buat nyari bukunya," jelasku agar Bunda tidak curiga. Sepertinya wajahku tidak bisa berbohong. Bunda tahu keadaan anaknya kalau sedang tidak baik.Bukan fisik yang tidak baik, tapi hati. Mungkin ini yang ditakutkan Ayah saat anaknya menjalin hubungan intens dengan lawan jenis. Hati tak karuan rasa. Belum juga setahun, sudah banyak rintangan yang menghadang hubungan kami. Bisakah hubungan melangkah sampai ke pelaminan? Fakta calon suami mantan badboy, selalu mengundang rasa curigaku padanya. Ditambah teror dari s

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Pura-Pura Buta   39

    Ada yang aneh. Apa maksudnya dengan tidak ada di tempat? Apa semua penghuni rumah ini sudah pergi? Kemana perginya mereka sepagi ini?"Kakek Atma tidak ada? Om Yudha dan Tante Anya juga tidak ada?" tanyaku masih di balik pagar yang tertutup. Aku dibiarkannya berdiri di luar pagar tidak diizinkannya masuk."Iya, mereka tidak ada di tempat. Ada pesan dan sama Mbak siapa?" ulangnya lagi karena aku belum memperkenalkan diri."Saya Shanum, kalau begitu siapa yang berada di dalam? Apakah …." Aku terjeda mencoba mengingat nama seseorang."Wawan, apa Pak Wawan ada di rumah?" Kalau ada saya perlu bicara dengannya," pintaku.Sekuriti dengan tag nama Didin di depan dadanya menggeleng. "Pak Wawan tidak ada juga. Kalau boleh tahu ada hubungan siapa Mbak dengan orang rumah? Kalau ada pesan katakan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Pura-Pura Buta   40

    POV Alan.Lelah rasanya menjelaskan tapi tidak dipercaya. Para petinggi kampus mencercaku dengan banyak pertanyaan, tapi tidak ada satupun yang mempercayaiku. Di sini juga ada Elisa dan Cheng. laki-laki berwajah oriental itu memandang sinis ke arahku. Dia bahkan lebih mempercayai wanita bermulut iblis itu daripada aku yang selalu membantunya mendekati wanita tersebut. Apa dia tidak bisa berpikir logis, untuk apa aku ingin memperkosa Elisa kalau aku sendiri malah mendekatkan mereka? Benar kata orang kalau cinta itu memang buta, seharusnya dari awal aku menjauhi Elisa yang selalu bersikap agresif padaku. Kukira memang sudah begitu caranya berinteraksi, ternyata itu hanya berlaku padaku saja.Mataku fokus ke Elisa. Dia selalu tersenyum jahat kala mencuri tatap padaku tanpa disadari mereka. Seharusnya kurekam atau kufoto saja wajah iblisnya itu. Sayangnya nanti malah aku yang kena getahnya. Bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Pura-Pura Buta   41

    Cheng berusaha menenangkan emosi Elisa. "Saya harap keputusan yang kalian ambil nanti benar, berikan keadilan untuk temanku ini. Kasihan dia, kalian bisa lihat sendiri bagaimana keadaannya sekarang." Semua serempak memindai keadaan Elisa. Satu kata, menyedihkan. Meskipun kutahu itu sandiwara tapi mereka lebih bersimpati padanya dengan mengejek dan menghujatku."Percayalah pada kami dan kamu Alan, untuk sementara ini tidak diizinkan pulang dari kampus sebelum masalah ini berhasil diselesaikan. Tunggulah keputusan dari kami.""Maksudnya?""Kamu, kami tahan sebentar di sini agar tidak kabur atau melarikan diri. Ini lebih baik daripada penjara sungguhan."Dengan pasrah kuanggukkan kepala. Mau bagaimana lagi. Mau menolak juga tidak mungkin. Lalu setelahnya mereka saling berbisik tanpa dapat kudengar, aku digiring oleh salah satu dosen untuk mengikuti langkah

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24

Bab terbaru

  • Pura-Pura Buta   Ending

    Cup! Sebuah ciuman mendarat di bibir ranum Shanum kala ia selesai berbincang puas bersama keluarga. Mata Alan mengerling menggoda dengan menaik turunkan alisnya setelah berhasil membuat istrinya tersebut melotot tajam. "Masih sore, papinya baby A." Shanum mencubit hidung menukik tajam miliknya Alan dengan terkekeh kecil. Mereka memang sudah memberi inisial huruf untuk nama anaknya kelak dengan awalan huruf A untuk mempermudah memanggilnya saat ini, meskipun sudah ada beberapa pilihan nama lengkap yang sudah dipersiapkan oleh mereka berdua. "Nggak papa. Kan di rumah cuma kita berdua. Ingat kata dokter, paling bagus begituannya sesering mungkin di bulan mendekati HPL ini, biar mempermudah jalan lahir baby A nanti." Alan beralasan untuk memuluskan kehendaknya. Bayangan Shanum yang hanya mengenakan handuk barusan tadi masih membekas di benaknya hingga memunculkan kembali hasrat kelelakiany

  • Pura-Pura Buta   Bonus ekstra part 3

    "Masih mencintainya?" Lagi Hanum bertanya setelah melihat Fatih hanya diam tidak menjawab pertanyaan sebelumnya."Tidak. Jangan tanyakan dia. Sekarang fokus ke hidup kita. Jangan merusak kebahagian kita dengan bertanya tentang orang lain. Wanita itu hanya masa lalu. Tidak ada hubungan apapun lagi denganku. Kita juga sudah mempunyai pasangan masing-masing. Soal aku yang mungkin pernah menyebut namanya saat tidur, akupun tidak menyadarinya tapi bukan menjadikan itu alasanku masih mencintainya." Fatih mencoba menyangkal dan memberi pengertian."Benarkah? Tapi kenapa rasanya aku sakit ya setelah melihat wanita itu secara langsung." Hanum melirik Fatih sekilas, lalu memalingkan muka kembali menghadap jendela kaca mobil."Please … Num, jangan dimulai.""Justru itu, aku mau menyelesaikan semuanya sekarang. Aku ingin kejelasan apa kamu mencintaik

  • Pura-Pura Buta   Bonus ektra part 2

    Hingga sampailah Heru di sebuah tempat yang sebenarnya tidak begitu layak disebut rumah."Heru?!" Seorang wanita paruh baya berjalan tertatih mendekati Heru dengan cepat. Raut wajahnya tidak dapat menyembunyikan rasa keterkejutan dengan matanya yang membulat sempurna tatkala mendapati sosok yang dikenalnya dulu datang ke rumah kecilnya.Heru mengaku sebagai teman dari wanita yang diduganya adalah Lastri agar bisa mampir ke rumah remaja tersebut. Tak disangka yang ia temui adalah orang dari masa lalunya."Bu." Heru mendekat ingin mencium takzim tangan wanita sepuh itu, tapi ditepis kasar."Darimana kamu tahu rumah kami?" Matanya melotot tajam ke arah Heru saat bertanya. Sekarang Heru yakin kalau wanita yang ia kira Lastri itu benar dia orangnya dan wanita tua yang memandang sinis ini adalah mantan mertuanya. 

  • Pura-Pura Buta   Bonus Ekstra part

    "Jadi dia yang namanya Shanum." Fatih tertegun seraya melirik Hanum yang membuka obrolan dalam perjalanan pulang ke hotel. Wanita yang garis wajahnya tidak beda jauh dari Shanum itu tidak berani menatap ke arah suaminya saat bertanya.Fatih hanya mengangguk pelan tanpa ingin bersuara. Bibirnya terkatup rapat malas untuk membahas nama yang sedang dipertanyakan isterinya tersebut."Cantik. Pantas masih Mas panggil di tiap tidur Mas." Fatih mendesah berat mendengar sindiran halus dari Hanum. Jujur hatinya merasa tak enak karena kedapatan sering menyebut nama wanita lain saat tidur.Shanum. Nama itu begitu membekas di hati Fatih. Bahkan setelah melewati beberapa purnama, nama itu masih bertahta kuat di hatinya. Baginya, wanita itu adalah cinta pertama yang sulit dilupakan. Kalau bukan karena permintaan ayah sambungnya, mungkin dia akan tetap memperjuangkan wanita itu agar tetap

  • Pura-Pura Buta   63

    POV authorAlan memutuskan kembali ke Inggris dengan memboyong Shanum ikut dengannya ke sana. Melanjutkan kuliah mengambil S2 dengan jangka waktu setahun. Ini dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja kerjanya nanti saat memasuki perusahaan Keluarga Atmanegara. Shanum pun demikian, ikut mengambil S2 juga memanfaatkan momentum yang ada. Ia pikir daripada berdiam diri di rumah menunggu kepulangan Alan, kenapa tidak ikut menimba ilmu untuk meningkatkan kualitas ilmu yang sudah diperoleh sebelumnya. Alan pun mendukung keinginannya. Keluarga juga merestui. Mereka akhirnya memutuskan pergi setelah melengkapi segala berkas dan keperluan di sana. Kakek sudah membeli lagi satu apartemen baru untuk mereka tinggali. Yang pasti lebih besar dari apartemen Alan sebelumnya.***"Alhamdulillah, sebentar lagi kita bakal punya cucu," ucap Anya melirik Delia membuka obrolan. Tiga wanita berkumpu

  • Pura-Pura Buta   62

    POV ShanumCantik. Satu kata untuk kamar pengantin yang telah dipersiapkan untuk kami di salah satu kamar hotel berbintang lima.Taburan kelopak bunga mawar dibentuk menyerupai hati menghiasi atas tempat tidur yang didominasi warna putih. Harum semerbak menguar dari lilin beraroma terapi. Ada juga lilin-lilin kecil yang sengaja diletakkan di berbagai sudut kamar untuk menambah suasana semakin romantis."Suka?" Bisik Alan di dekat telinga. Mata masih takjub memandang keindahan kamar ini. Hati mendesir. Suaranya membuat bulu romaku berdiri. Kucoba mengendalikan rasa yang ada.Aku mengangguk. "Kamu yang buat?"Ia menggeleng lalu meraih tanganku. Menuntunku mendekati ranjang pengantin."Bukan. Orang hotel, tapi aku yang minta dibuatkan secantik mungkin. Mana ada

  • Pura-Pura Buta   61

    POV AlanTidak terasa waktu setahun telah terlewati. Masa perkuliahan akhirnya selesai juga. Wisuda sudah kujalani, tinggal pulang saja ke Indonesia. Nilai IPK-ku sangat memuaskan dan berhasil meraih cumlaude. Bahkan sudah ada tawaran kerja di perusahaan asing, tempatku magang dulu. Namun aku ingat pesan Kakek, "kita boleh menuntut ilmu di luar, tapi jangan lupa pulang dan praktekkan ilmu tersebut di negerimu sendiri." Lagipula ilmu tersebut bakalan kugunakan untuk mengembangkan perusahaan Keluarga, sesuai kemauannya.Hubunganku dengan Shanum, baik. Kami selalu berkirim pesan dan kabar agar selalu terjalin komunikasi yang erat. Tidak ada yang ditutupi, apapun itu. Sering bercerita tentang keadaan kampus masing-masing dan apa saja yang dipelajari di sana. Walau terkadang bingung dengan istilah yang terdengar asing di telinga karena perbedaan program studi yang kami ambil."Assalam

  • Pura-Pura Buta   60

    POV Shanum"Maaf, saya tidak setuju."Kaget.Ayah?Ada apa dengan Ayah? Kenapa ia tidak setuju?Kutatap wajahnya dengan khawatir. Tidak mungkin Ayah akan membatalkan pertunangan kami. Ayah bersikap biasa saja. Bahkan tidak ada pembicaraan serius di rumah mengenai hal tersebut. Malah Bunda lah yang paling nampak kesulitan menerima Alan sebelum adanya pertemuan dengan Mami Anya."Apa Alan melakukan kesalahan? Atau Delia masih marah dengan Anya?" Tebak Kakek Atma dengan Kening mengernyit. Mencoba mencari tahu.Semua mata menatap bergantian ke arah Bunda dan Mami Anya.Bunda cuma tersenyum tipis dan menggeleng cepat. Begitupun Mami Anya. Mereka saling melempar senyum meski tampak kebingungan di wajah merek

  • Pura-Pura Buta   59

    POV AlanSeharian ini aku persis seperti bodyguard. Mengikuti kemana langkah Mami pergi. Dari mengantarkannya bertemu Bunda, hingga pergi ke supermarket bagian perlengkapan kue. Ini untuk pertama kalinya kulihat Mami mengunjungi tempat yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya. Aneh"Untuk apa Mami masuk ke sini?" Aku bertanya saat Mami memilih benda asing di mataku."Inih," jawabnya seraya menunjukkan salah satu benda berbahan aluminium berbentuk persegi dengan ukuran besar."Untuk?" tanyaku heran."Buat kue." Mami berjalan pelan memperhatikan benda tersusun rapi yang berada di sampingnya."Maksudnya, Mami yang akan membuat kue?" tanyaku tidak percaya.Mami menganggukkan kepala, tapi matanya terfokus pada deretan rak-rak seperti sedang

DMCA.com Protection Status