Share

22

Author: Syarlina
last update Huling Na-update: 2022-01-18 18:37:48

"Kenapa Num? Kok bengong gitu. Tatapannya ke arah depan lagi. Hm … pasti lagi mikirin Alan ya? Aku kok penasaran. Kamu beneran tidak punya hubungan apa-apa sama Alan? Sekarang dia berubah Lo, bikin pangling dan bikin kesemsem." Sita mengedipkan sebelah matanya padaku.

Tersadar dari lamunan, mataku mengitari sisi ruangan musholla ini. Tertinggal kami bertiga yang masih bertahan di shaf perempuan sambil merapikan mukena masing-masing. Di depan ada Alan, dan lima orang lainnya. Penampakan di shaf laki-laki dapat terlihat dari arah kami berada, karena hanya ditutupi kain gorden putih yang transparan. "Nggak ada, tapi … ada sih pembicaraan mengarah ke situ. Cuma ya gitu deh. Masih dipertimbangkan sama keluarga." Aku berujar jujur karena tidak ingin dianggap munafik oleh dua sahabatku. Sampai detik ini aku masih menganggap mereka teman yang baik. Kupikir tidak ada salahnya sedikit jujur, membuka tabir yang masih dicari banyak orang tentang

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Iiisshh sumpah sebel bgt w sama si bangkotan Atma tkg maksa. Maunya menang sendiri pd bgt dia blg Shanum bakalan bahagia? Kemn2 bakalan ada bodyguard itu bahagia? Klo dikejar2 sama org yg ndak sk sama keluarga dia itu bahagia? Shanum sama keluarganya jg goblok
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Pura-Pura Buta   23

    Awalnya suasana hening hingga Kakek Atma Berdeham sekali membuat kami serempak menatap ke arahnya. "Semua sudah berkumpul, jadi langsung saja kita ke pembahasan utama." Kakek membuka pembicaraan. Ia duduk dengan tongkat yang berdiri tegak menyangga tangannya.Aku memperhatikan pemuda di sebelah Kakek. Ia yang awalnya fokus dengan benda pipih berlogo apel digigit itu segera memasukkan benda tersebut ke dalam saku celana dan duduk tegak dengan senyum terkembang. Sepertinya, orang ini baik dan murah senyum, karena sedari tadi dia tidak berhenti melempar senyum ke arah kami yang duduk di seberangnya. Kenapa Kakek tidak memperkenalkan pemuda itu? Aku penasaran siapa dia? Garis wajahnya tidak jauh beda dari Alan."Oh, ya. Hampir lupa. Kenalkan, yang duduk di sampingku ini namanya Yudhistira. Cucuku dari Bintang--kakaknya Yudha. Yudhis baru kembali dari luar negeri dan rencananya mau menetap di sini," jelas Kakek m

    Huling Na-update : 2022-01-19
  • Pura-Pura Buta   24

    "Bismillah." Samar kudengar Alan mengucapkan kalimat basmallah. Lalu mengambil napas dan kemudian membuangnya pelan."Jujur, awalnya berambisi karena ingin memenangkan tantangan ini, tapi dari awal pertama mencoba, saya kesulitan. Ternyata sangat berat karena diawali niat yang kurang tepat. Kalau di sekolah saya tampak baik dan rajin shalat, bahkan sampai pergi ke mushola itu karena pencitraan saja, maaf." Aku terkejut, begitupun yang lainnya setelah mendengar pengakuan jujur Alan. Namun kami masih diam, membiarkannya melanjutkan."Waktu itu saya hanya ingin menunjukkan di hadapan Shanum dan teman-teman kalau saya bisa berubah, dan mampu." Sejenak netranya menatapku. "Namun kemudian saya sadar, apa yang saya lakukan itu salah. Banyak yang menyukai saya berubah menjadi orang baik padahal cuma pura-pura. Itu malah menjadi beban." Ia tersenyum samar saat menceritakannya. Aku hanya menatapnya sekilas, dan

    Huling Na-update : 2022-01-19
  • Pura-Pura Buta   25

    "Itu karena Alan tidak ingin membuat Shanum terbebani dengan menjadi istriku, Kek." Alan melirikku sekilas."Alan ingin menikah dengan cewek yang benar-benar tulus mencintai Alan bukan karena keterpaksaan. Sedangkan Shanum …, dia terpaksa mau dinikahi karena tantangan ini. Jadi Alan mohon, batalkan perjodohan ini," lanjutnya membuatku terkesiap tidak bisa berkata apapun lagi. Aku tidak menyangka Alan bakal berkata seperti ini dan menentang keinginan kakeknya."Soal ini Mami setuju dengan Alan. Kita Batalkan saja perjodohan dan perjanjian yang aneh ini. Lagi pula Alan kan sudah menang, jadi nggak malu-maluin, justru merekalah yang harus malu. Sok ngasih tantangan eh dilibas habis sama Alan, malu kan jadinya.""Cukup, Anya! Bisakah diam bila tidak diajak bicara! Dari tadi kamu ikut nyerocos saja." Nada bicara Kakek meninggi. Tampak gurat kemarahan di wajah tuanya

    Huling Na-update : 2022-01-19
  • Pura-Pura Buta   26

    "Saya menerima dan mempercayakan semua itu padanya. Kurasa dia sudah cukup bijak saat mengambil keputusan tadi. Saya mengenal baik Shanum, anak saya. Apapun yang diputuskannya, baik maupun buruknya, dia pasti bertanggung jawab dengan konsekuensinya kelak.""Katanya mengenal baik, tapi kenapa bisa kecolongan hingga membuat kalian hampir kehilangannya?" Lagi, Tante Anya menimpali."Kami memang mengenal baik kedua anak kami. Namun soal waktu, kami tidak bisa menembusnya. Bagaimana kalau kamu di posisi kami? Bagaimana kalau itu terjadi padamu? Bagaimana kalau Shanum itu anakmu? Dia bilang pergi ke rumah temannya dengan wajah berseri. Lalu keesokan harinya kamu kaget mendapatinya tak sadarkan diri bersimbah darah di dalam kamarnya, apa yang akan kamu lakukan? Kami memang mengenalnya dengan sangat baik, tapi kami tidak bisa memantaunya selama 24 jam. Seperti kamu yang tidak bisa ketemu dengan Alan padahal kamu buk

    Huling Na-update : 2022-01-19
  • Pura-Pura Buta   27

    POV Alan"Ibu nggak papa? Ada yang terluka?""Nggak ada Dek, makasih ya sudah bantuin.""Iya, lain kali hati-hati Bu."Aku memperhatikan percakapan dua orang di seberang tempatku duduk bersantai bersama teman-teman. Dari sini masih terdengar jelas percakapan mereka."Lihat apaan Bro?" Dino menepuk bahuku. Mataku menyorot ke seberang tepat pada cewek yang sedang kuamati sedari tadi. Dia tidak sendiri, tapi bertiga dengan temannya yang lain.Mata Dino memicing ikut mengamati apa yang tadi kusorot."Kenal?" tanyaku."Mereka?" Balik Dino bertanya. Kuanggukkan kepala."Kalau nggak salah mereka itu anak Tunas Bangsa. Kenapa?""Tunas Bangsa

    Huling Na-update : 2022-01-20
  • Pura-Pura Buta   28

    Cewek yang membuatku rela pindah sekolah biar bisa dekat dengannya malah menggelengkan kepala. Lalu pergi begitu saja meninggalkanku tanpa kata.Aku tercengang. Hanya begitu? Tidak terpesona apa dengan ketampananku? Minimal ngajak kenalan. Kesal diabaikan, sejak saat itulah kuputar niatku yang ingin dekat dengannya menjadi mengusilinya. Hampir tiap hari ada saja tingkah Mengesalkanku padanya. Entah menghalangi jalannya, berpura tak sengaja menyiram air ke bajunya dan paling ekstrim, aku sengaja mengganggu sosok laki-laki sainganku untuk merebut hatinya--Fatih. Lelaki berwajah datar tanpa senyum. Aneh, orang seperti itu diidolakan, apa hebatnya?Membuat masalah pada sosok yang membuatku iri adalah keharusan yang hakiki. Aku ingin merebut posisinya yang telah memberi ruang untuk Shanum. Banyak cewek-cewek yang mengidolakannya. Lewat sana dulu kucoba menghancurkannya, tapi sayangnya satu cewek pun tidak a

    Huling Na-update : 2022-01-20
  • Pura-Pura Buta   29

    Setelah malam itu, aku dan Shanum mulai intens berinteraksi lewat ponsel. Di sekolah, kami bersikap biasa saja dengan menjaga jarak seolah tidak mempunyai hubungan apapun. Ini semua kami dilakukan untuk menghindari kehebohan atau jadi bahan pembicaraan lagi di sekolah. Apalagi gosip mengenai hubungan kami yang sebelumnya tidak juga reda. Kalau sampai terbukti kami memang mempunyai hubungan, maka yang kutakutkan dampaknya akan menimpa pada Shanum. Aku tidak peduli kalau mereka menjelek-jelekkanku, itu sudah biasa, tapi tidak untuk Shanum. Aku tahu dia selalu mendapatkan prestasi gemilang dan rekam jejak yang baik di sekolah ini, dan itu jauh dari gosip tak sedap."Selamat Bro, keren. Gue senang dengar kabar baik dari lo, kapan peresmiannya?""Hussstttt …." Isyaratku menyuruh Dino diam. Mataku mengedar ke seluruh sudut ruangan. Saat ini kami masih berada di lingkungan sekolah, tepatnya di kantin. 

    Huling Na-update : 2022-01-20
  • Pura-Pura Buta   30

    POV Shanum"Shanum!"Refleks kepala menoleh ke belakang mencari asal suara yang memanggilku.Sita. Dia berlari mendekat."Kenapa ditinggal sih. Aku capek panggil-panggil dari tadi nggak didengar." Dengan napas ngos-ngosan ia ngedumel."Kenapa nggak telepon, ponselku aktif kok.""Iya, ya. Kok nggak kepikiran?" Sita cengengesan sambil menggaruk kepala. Kugelengkan kepala melihat tingkahnya.Aku dan Sita satu kampus dan satu jurusan yang sama. Memang waktu di SMA dulu kami sempat membicarakan dimana akan berkuliah. Aku dan Sita memilih universitas yang sama, sayangnya kami harus terpisah dengan Yolanda karena dia harus kuliah ke luar negeri atas permintaan orang tuanya. Sama seperti Alan, hidup Yolanda diatur juga oleh orang tuanya."Eh, hampir lupa, Kak Aldo ti

    Huling Na-update : 2022-01-21

Pinakabagong kabanata

  • Pura-Pura Buta   Ending

    Cup! Sebuah ciuman mendarat di bibir ranum Shanum kala ia selesai berbincang puas bersama keluarga. Mata Alan mengerling menggoda dengan menaik turunkan alisnya setelah berhasil membuat istrinya tersebut melotot tajam. "Masih sore, papinya baby A." Shanum mencubit hidung menukik tajam miliknya Alan dengan terkekeh kecil. Mereka memang sudah memberi inisial huruf untuk nama anaknya kelak dengan awalan huruf A untuk mempermudah memanggilnya saat ini, meskipun sudah ada beberapa pilihan nama lengkap yang sudah dipersiapkan oleh mereka berdua. "Nggak papa. Kan di rumah cuma kita berdua. Ingat kata dokter, paling bagus begituannya sesering mungkin di bulan mendekati HPL ini, biar mempermudah jalan lahir baby A nanti." Alan beralasan untuk memuluskan kehendaknya. Bayangan Shanum yang hanya mengenakan handuk barusan tadi masih membekas di benaknya hingga memunculkan kembali hasrat kelelakiany

  • Pura-Pura Buta   Bonus ekstra part 3

    "Masih mencintainya?" Lagi Hanum bertanya setelah melihat Fatih hanya diam tidak menjawab pertanyaan sebelumnya."Tidak. Jangan tanyakan dia. Sekarang fokus ke hidup kita. Jangan merusak kebahagian kita dengan bertanya tentang orang lain. Wanita itu hanya masa lalu. Tidak ada hubungan apapun lagi denganku. Kita juga sudah mempunyai pasangan masing-masing. Soal aku yang mungkin pernah menyebut namanya saat tidur, akupun tidak menyadarinya tapi bukan menjadikan itu alasanku masih mencintainya." Fatih mencoba menyangkal dan memberi pengertian."Benarkah? Tapi kenapa rasanya aku sakit ya setelah melihat wanita itu secara langsung." Hanum melirik Fatih sekilas, lalu memalingkan muka kembali menghadap jendela kaca mobil."Please … Num, jangan dimulai.""Justru itu, aku mau menyelesaikan semuanya sekarang. Aku ingin kejelasan apa kamu mencintaik

  • Pura-Pura Buta   Bonus ektra part 2

    Hingga sampailah Heru di sebuah tempat yang sebenarnya tidak begitu layak disebut rumah."Heru?!" Seorang wanita paruh baya berjalan tertatih mendekati Heru dengan cepat. Raut wajahnya tidak dapat menyembunyikan rasa keterkejutan dengan matanya yang membulat sempurna tatkala mendapati sosok yang dikenalnya dulu datang ke rumah kecilnya.Heru mengaku sebagai teman dari wanita yang diduganya adalah Lastri agar bisa mampir ke rumah remaja tersebut. Tak disangka yang ia temui adalah orang dari masa lalunya."Bu." Heru mendekat ingin mencium takzim tangan wanita sepuh itu, tapi ditepis kasar."Darimana kamu tahu rumah kami?" Matanya melotot tajam ke arah Heru saat bertanya. Sekarang Heru yakin kalau wanita yang ia kira Lastri itu benar dia orangnya dan wanita tua yang memandang sinis ini adalah mantan mertuanya. 

  • Pura-Pura Buta   Bonus Ekstra part

    "Jadi dia yang namanya Shanum." Fatih tertegun seraya melirik Hanum yang membuka obrolan dalam perjalanan pulang ke hotel. Wanita yang garis wajahnya tidak beda jauh dari Shanum itu tidak berani menatap ke arah suaminya saat bertanya.Fatih hanya mengangguk pelan tanpa ingin bersuara. Bibirnya terkatup rapat malas untuk membahas nama yang sedang dipertanyakan isterinya tersebut."Cantik. Pantas masih Mas panggil di tiap tidur Mas." Fatih mendesah berat mendengar sindiran halus dari Hanum. Jujur hatinya merasa tak enak karena kedapatan sering menyebut nama wanita lain saat tidur.Shanum. Nama itu begitu membekas di hati Fatih. Bahkan setelah melewati beberapa purnama, nama itu masih bertahta kuat di hatinya. Baginya, wanita itu adalah cinta pertama yang sulit dilupakan. Kalau bukan karena permintaan ayah sambungnya, mungkin dia akan tetap memperjuangkan wanita itu agar tetap

  • Pura-Pura Buta   63

    POV authorAlan memutuskan kembali ke Inggris dengan memboyong Shanum ikut dengannya ke sana. Melanjutkan kuliah mengambil S2 dengan jangka waktu setahun. Ini dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja kerjanya nanti saat memasuki perusahaan Keluarga Atmanegara. Shanum pun demikian, ikut mengambil S2 juga memanfaatkan momentum yang ada. Ia pikir daripada berdiam diri di rumah menunggu kepulangan Alan, kenapa tidak ikut menimba ilmu untuk meningkatkan kualitas ilmu yang sudah diperoleh sebelumnya. Alan pun mendukung keinginannya. Keluarga juga merestui. Mereka akhirnya memutuskan pergi setelah melengkapi segala berkas dan keperluan di sana. Kakek sudah membeli lagi satu apartemen baru untuk mereka tinggali. Yang pasti lebih besar dari apartemen Alan sebelumnya.***"Alhamdulillah, sebentar lagi kita bakal punya cucu," ucap Anya melirik Delia membuka obrolan. Tiga wanita berkumpu

  • Pura-Pura Buta   62

    POV ShanumCantik. Satu kata untuk kamar pengantin yang telah dipersiapkan untuk kami di salah satu kamar hotel berbintang lima.Taburan kelopak bunga mawar dibentuk menyerupai hati menghiasi atas tempat tidur yang didominasi warna putih. Harum semerbak menguar dari lilin beraroma terapi. Ada juga lilin-lilin kecil yang sengaja diletakkan di berbagai sudut kamar untuk menambah suasana semakin romantis."Suka?" Bisik Alan di dekat telinga. Mata masih takjub memandang keindahan kamar ini. Hati mendesir. Suaranya membuat bulu romaku berdiri. Kucoba mengendalikan rasa yang ada.Aku mengangguk. "Kamu yang buat?"Ia menggeleng lalu meraih tanganku. Menuntunku mendekati ranjang pengantin."Bukan. Orang hotel, tapi aku yang minta dibuatkan secantik mungkin. Mana ada

  • Pura-Pura Buta   61

    POV AlanTidak terasa waktu setahun telah terlewati. Masa perkuliahan akhirnya selesai juga. Wisuda sudah kujalani, tinggal pulang saja ke Indonesia. Nilai IPK-ku sangat memuaskan dan berhasil meraih cumlaude. Bahkan sudah ada tawaran kerja di perusahaan asing, tempatku magang dulu. Namun aku ingat pesan Kakek, "kita boleh menuntut ilmu di luar, tapi jangan lupa pulang dan praktekkan ilmu tersebut di negerimu sendiri." Lagipula ilmu tersebut bakalan kugunakan untuk mengembangkan perusahaan Keluarga, sesuai kemauannya.Hubunganku dengan Shanum, baik. Kami selalu berkirim pesan dan kabar agar selalu terjalin komunikasi yang erat. Tidak ada yang ditutupi, apapun itu. Sering bercerita tentang keadaan kampus masing-masing dan apa saja yang dipelajari di sana. Walau terkadang bingung dengan istilah yang terdengar asing di telinga karena perbedaan program studi yang kami ambil."Assalam

  • Pura-Pura Buta   60

    POV Shanum"Maaf, saya tidak setuju."Kaget.Ayah?Ada apa dengan Ayah? Kenapa ia tidak setuju?Kutatap wajahnya dengan khawatir. Tidak mungkin Ayah akan membatalkan pertunangan kami. Ayah bersikap biasa saja. Bahkan tidak ada pembicaraan serius di rumah mengenai hal tersebut. Malah Bunda lah yang paling nampak kesulitan menerima Alan sebelum adanya pertemuan dengan Mami Anya."Apa Alan melakukan kesalahan? Atau Delia masih marah dengan Anya?" Tebak Kakek Atma dengan Kening mengernyit. Mencoba mencari tahu.Semua mata menatap bergantian ke arah Bunda dan Mami Anya.Bunda cuma tersenyum tipis dan menggeleng cepat. Begitupun Mami Anya. Mereka saling melempar senyum meski tampak kebingungan di wajah merek

  • Pura-Pura Buta   59

    POV AlanSeharian ini aku persis seperti bodyguard. Mengikuti kemana langkah Mami pergi. Dari mengantarkannya bertemu Bunda, hingga pergi ke supermarket bagian perlengkapan kue. Ini untuk pertama kalinya kulihat Mami mengunjungi tempat yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya. Aneh"Untuk apa Mami masuk ke sini?" Aku bertanya saat Mami memilih benda asing di mataku."Inih," jawabnya seraya menunjukkan salah satu benda berbahan aluminium berbentuk persegi dengan ukuran besar."Untuk?" tanyaku heran."Buat kue." Mami berjalan pelan memperhatikan benda tersusun rapi yang berada di sampingnya."Maksudnya, Mami yang akan membuat kue?" tanyaku tidak percaya.Mami menganggukkan kepala, tapi matanya terfokus pada deretan rak-rak seperti sedang

DMCA.com Protection Status