Share

Bertemu Rian

Penulis: jannahsaid
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku sedikit senang dengan sikap Arga. Dia mulai mau bicara denganku walaupun hanya sebentar saja. Biasanya dia selalu jutek dan tidak menghiraukan aku. Sekarang, dia sedikit mau lebih tenang saat berbicara denganku.

Pagi harinya, setelah dia menyantap hidangan sarapan pagi yang aku suguhkan sebelum dia berangkat kerja, dia bicara padaku dan itu sedikit membuatku sedih.

"Malam nanti nggak usah masakin lebih buat aku, aku ada janji makan malam. Kamu tidur saja duluan, nggak usah nunggu aku!" dia berucap sambil menerima bekal makan siang yang aku sodorkan padanya.

"Kamu ada meeting?" tanyaku dengan penasaran.

"Bukan, hari ini perayaan anniversary hubungan aku dan Anita. Kami mau merayakannya. Jadi kamu nggak usah masakin aku!"  

Jantungku terasa sakit saat mendengar ucapan Arga. Dia bahkan tidak memperdulikan sedikitpun perasaanku.

"Ooo... selamat ya?" balasku pilu.

Arga meninggalkan rumah menuju kantornya, aku terhenyak dengan semu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Proyek Memikat Hati Suami   Arga Di Pukuli

    Setelah acara makan siang yang canggung itu, aku memaksa Vani untuk pulang. Walau awalnya dia menolak, tetap aku bersikeras untuk pulang. Aku tidak ingin berlama-lama berdekatan dengan Rian.Rian terlihat kecewa dengan sikapku. Sebenarnya dia ingin mengajak kami nonton di bioskop tapi aku menolaknya. Dengan rasa kecewa, Rian mengikuti langkah kami menuruni eskalator menuju parkiran.Saat sampai di lantai dua Mall, pandanganku bertemu dengan sosok yang selalu ada dalam pikiranku. Dia suamiku, Arga. Dia tengah menemani Anita memilih pakaian. Hatiku langsung sakit melihatnya, apa perayaan anniversary mereka di mulai dari siang ini sampai malam? Arga sudah bilang dia akan telat pulang ke rumah hari ini."Ada apa? Kenapa berhenti?" Vani bertanya dengan heran saat langkah kakiku terhenti begitu saja. Pandanganku lurus menghadap kepada sepasang kekasih itu yang tengah asyik memilih pakaian.Vani melirik pada tatapan mataku, sontak dia berdecak kesal meliha

  • Proyek Memikat Hati Suami   Kemarahan Arga

    Aku sontak berdiri saat melihat Arga berdiri tepat di hadapanku."Mas sudah pulang?" tanyaku dengan sedikit rasa khawatir."Sudah, kamu ngapain tidur di sini?""Aku sengaja mau nungguin kamu, Mas!"Arga menatapku dengan tampang tak suka."Cihhhh... jangan berlagak seperti istriku yang sebenarnya!" Ucapan Arga sontak membuatku tersudut. Aku tahu dia marah padaku."Maafkan aku atas kejadian tadi siang, Mas! Aku tak meminta Rian bersikap seperti itu!""Oooo..jadi nama laki-laki itu Rian? Kamu sungguh keterlaluan. Kenapa masalah kita kamu bicarakan pada semua orang?" Kilatan kemarahan terpancar jelas dari pandangan Arga padaku."Tidak, Mas! Aku tidak mengatakan apapun pada Rian. Aku hanya bicara itu pada satu orang, dan dia adalah Vani. Teman dekatku, dia yang menyampaikan itu pada Rian.""Sama saja! Intinya kamu mengumbar masalah kita pada semua orang. Sebenarnya apa yang membuatmu bertahan dalam rumah tangga in

  • Proyek Memikat Hati Suami   Kedatangan Anita

    Sejak insiden hari itu, Arga kembali bersikap dingin padaku. Setiap hari dia tidak mau memakan masakanku. Mukanya selalu jutek saat melihatku. Sering aku berupaya untuk meminta maaf tapi semua itu tak di gubris Arga.Sikap diam Arga membuatku frustasi. Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Dia membangun tembok pemisah di antara kami. Aku hanyalah seperti pembantu yang tak di hargai sedikitpun di rumah itu.Hari ini hari libur. Sejak pagi Arga masih betah mengurung diri di kamarnya. Padahal aku sudah menyiapkan sarapan untuknya. Saat aku mengetuk pintu kamarnya, hanya suara hardikan Arga yang ku dengar. Memintaku untuk tidak mengganggunya.Aku terduduk lesu di sofa ruang tamu rumah, bahkan aku juga tak berselera untuk sarapan walau hanya sedikit saja. Sampai kapan Arga akan bersikap seperti itu?Lamunanku buyar, saat mendengar suara bel rumah. Cepat-cepat aku berdiri lalu membukakan pintu."Kamu? Ngapain pagi-pagi sudah datang ke sini? Apa

  • Proyek Memikat Hati Suami   Tiket Bulan Madu

    Lama aku termenung seorang diri di sudut ranjang kamarku. Aku tak menemukan solusi apapun untuk hubunganku dan Arga. Aku tak tahu lagi jalan mana yang harus aku tempuh.Aku kaget saat mendengar suara ketukan di pintu kamarku. Segera aku bangkit dan membukakan pintu kamar."Apa ada, Mas?" Ternyata Arga yang mengetuk pintu kamarku. Ku lirik ke arah ruang televisi, di sana masih ada Anita yang tengah asyik menonton televisi."Aku mau keluar! Kamu bersihkan kamarku, dan jangan lupa cuci semua baju kotorku! Kalau nanti aku pulang semuanya belum beres, awas kamu!" ancamnya padaku."Baik, Mas! Aku akan mengerjakan semua itu."Arga lalu berjalan menuju ruang televisi."Ayo sayang! Kita berangkat!" ujar Arga pada Anita.Anita tersenyum ceria lalu menyambar kunci mobil Arga dari atas meja. Dia menatapku sambil melambaikan kunci mobil itu padaku, apalagi tujuannya selain pamer bahwa dia akan di belikan mobil baru oleh Arga. Senyum kemenangan ter

  • Proyek Memikat Hati Suami   Bulan Madu

    "Susan!" Suara teriakan Arga seakan memecahkan gendang telingaku. Buru-buru aku memasuki kamar Arga."Ada apa, Mas? Kenapa teriak seperti itu?" tanyaku."Ayo, cepetan kemasi barang-barangku! Dua jam lagi kita harus sampai di Bandara, dan kamu hanya sibuk menyiapkan barang-barangmu saja!" sungut Arga padaku."Iya, Mas! Aku akan persiapkan semuanya.""Cepetan!" hardik Arga.Aku buru-buru membuka koper Arga, lalu memilih pakaian yang pantas untuk di bawa ke Bali, tempat bulan madu kami.Aku sedikit antusias membayangkan pergi berduaan seperti ini dengan Arga. Aku harap, sikapnya menjadi sedikit melunak padaku nantinya.Aku sudah mempersiapkan semua kebutuhan Arga, sesekali Arga mengatakan barang apa saja yang dia inginkan untuk di bawa.Setelah merasa yakin, akupun kembali ke kamarku. Aku lupa memasukkan bingkisan yang Mama mertua berikan padaku saat meninggalkan rumahnya kemaren. Dia bilang jangan membuka itu saat di rumah, nanti

  • Proyek Memikat Hati Suami   Bingkisan Dari Mama

    Aku buru-buru meraih hijab instans yang terletak di atas ranjang. Lalu memakainya dengan cepat."Kenapa memandangiku seperti itu?" Aku sedikit risih melihat tatapan Arga."Kamu kenapa sih? Menutupi rambut indahmu itu dengan hijab. Aku yakin sekali penampilan kamu akan lebih berbeda jika tak menggunakan hijab.""Aku sudah sedari kecil pakai hijab. Aneh saja rasanya kalau tidak menggunakannya," jawabku sambil duduk di sofa santai yang ada di kamar itu."Berarti itu karena paksaan?""Bukan, memang dari dulu aku di ajarkan untuk terbiasa berhijab. Namun sekarang, aku merasa hijab ini bagian dari iktiarku untuk menjaga diri. Melindungi diri dari pandangan buruk, seperti pandangan kamu tadi!" ucapku sambil melirik Arga."Hahaha... aku kan suamimu, jadi nggak salah dong jika aku bisa melihat rambut indahmu itu?" Aku mengangkat alis saat mendengar ucapan Arga. Emang dia pernah menganggap aku istrinya?"Nggak salah ngomong ini?" tanyaku balik.

  • Proyek Memikat Hati Suami   Jalan-jalan

    Pagi harinya, setelah sholat subuh, Arga mengajakku jogging di tepi pantai yang terlihat ramai oleh pengunjung. Sambil menikmati keindahan sunrise.Sebagian orang mungkin lebih menyukai pemandangan matahari terbenam di pantai. Tetapi, pemandangan matahari terbit juga tak kalah indahnya. Langit yang gelap perlahan mulai terang karena matahari yang mulai nampak. Bulan yang semula berwarna kuning pelan-pelan menjadi putih lalu akhirnya hilang.Awan bergulung-gulung seakan menyambut datangnya pagi. Udara segar di pagi hari begitu nikmat dan sehat untuk di hirup. Serta ombak yang berdebur menggoda untuk kita ikut serta terjun bermain air.Aku dan Arga berlari-lari kecil sambil menikmati sapuan angin lembut dan udara yang begitu menyegarkan itu."Di sini indah sekali, Mas!" ucapku lirih saat kami berhenti sejenak sambil memandangi deburan ombak. Matahari mulai menampakkan sinar terangnya. Menghangatkan tubuh dan itu sangat menyegarkan."Kalau

  • Proyek Memikat Hati Suami   Sentuhan Arga

    Kami segera turun menuju mobil yang akan membawa kami mengelilingi Bali. Aku sudah tidak sabar menjajahi Bali.Tempat pertama yang mereka ajak kami kunjungi adalah desa wisata kintamani. Aku sangat suka dengan keramahan penduduk lokal saat kami berjalan-jalan santai di sana. Arga memaksaku untuk ikut menikmati berendam di kolam air panas dari sumber alami yang terletak di desa Toya Bungkah. Karena tak membawa baju ganti, aku menolak permintaan Arga. Kalau tahu akan ada kolam air panas, pasti aku sudah menyiapkan baju ganti."Ayo, ikutan berendam. Nanti kita beli pakaian saja di sekitar sini, pasti ada kok!" paksa Arga."Jangan, Mas saja yang berendam. Aku main di tepi kolam saja!" tolakku.Arga sangat menikmati aktifitasnya merendam di kolam air panas itu. Dia ternyata membawa baju ganti di dalam tas yang dia bawa. Kenapa dia tidak mengatakan padaku sedari awal?Aku hanya bermain di tepi kolam, sambil menikmati keindahan pemandangan danau Batur. Se

Bab terbaru

  • Proyek Memikat Hati Suami   Makan Malam Romantis

    "Susan, aku tunggu kamu di bawah! Cepetan dandannya!" ujar Arga sambil meraih jam tangannya di atas nakas lalu beranjak meninggalkan kamar.Aku menganggukkan kepala sedikit kearah Arga saat dia melirikku sebelum tubuhnya menghilang dari balik pintu kamar.Dengan cepat aku memilih gaun yang sekiranya bisa di sukai oleh Arga. Aku ingin memenuhi permintaan dia tadi sore untuk dandan secantik mungkin.Setelah selesai berdandan, aku keluar menuju ruang tamu tempat Arga sedang menungguku sambil memainkan handphonenya."Mas, ayo berangkat!" ajakku pada Arga yang tak menyadari kedatanganku.Dengan cepat dia menoleh kearahku lalu terlihat matanya memandang terpana akan penampilanku kali ini.Aku jadi bingung dengan reaksi Arga kali ini. Biasanya, dia akan langsung berkomentar tapi tidak untuk kali ini. Dia hanya diam lalu buru-buru mengalihkan pandangannya."Apa penampilanku tidak membuatmu puas?" kalimat pertanyaan itu terlontar begitu saja karena heran dengan sikap Arga kali ini.Arga menole

  • Proyek Memikat Hati Suami   Arga Berubah Aneh

    Beberapa hari setelah aku minta Arga untuk menjaga jarak dengan Anita, aku tidak pernah lagi melihat wajah perempuan itu. Anita bahkan tidak pernah datang lagi ke rumah maupun ke kantor. Selama di kantor, Arga juga terlihat fokus dalam bekerja bahkan ketika makan siang Arga lebih memilih untuk makan siang denganku. Para karyawan mulai mengetahui bahwa aku adalah istrinya Arga. Sikap mereka perlahan mulai berubah padaku, yang awalnya cuek serta enggan menyapaku satu persatu mulai mendekatiku. Mulai bersikap ramah kepadaku bahkan ada yang secara terang-terangan mengucapkan selamat kepadaku. Oleh karena itu, aku bisa leluasa keluar masuk ruangan kerja Arga. Arga terlihat lebih fokus dalam bekerja dan itu membuat Papanya merasa senang. Menyaksikan perubahan sikap anaknya itu. Siang itu Papa meminta aku dan Arga memasuki ruang kerjanya. Setelah mempersilahkan kami duduk, Papa mulai bicara."Papa senang dengan perubahan sikap kamu dalam bekerja, Arga. Begitupu

  • Proyek Memikat Hati Suami   Kata-kata Pamungkas

    Setelah selesai makan dan membayar tagihannya Arga langsung membimbing tanganku menuju toko yang menjual baju, tas serta sepatu."Silahkan kamu pilih apapun yang kamu mau!""Mas mau beli apa?" tanyaku padanya."Aku rencananya mau beli jam tangan." Aku tersenyum mendengar jawaban Arga."Bagaimana kalau kita beli jam pasangan aja, Masm" tawarku."Boleh, tapi aku yang pilih, ya?"Nggak apa-apa, Mas. Aku suka apapun yang Mas belikan untukku," jawabku langsung. Arga membimbing tanganku menuju toko yang menjual jam tangan saat sampai di sana Arga langsung meminta pelayan untuk memberikan dia beberapa pilihan jam untuk pasangan."Aku ingin yang terbaik, berapapun harganya itu bukan masalah," ucap Arga.Pelayan itu mendengarkan perkataan Arga lalu memberikan jam yang paling bagus serta mahal. Saat melihatnya aku langsung terbelalak harganya sangat mahal dan aku sebenarnya keberatan jika Anda membeli

  • Proyek Memikat Hati Suami   Periksa Kesehatan

    "Sehabis sarapan nanti sebaiknya kamu tidak usah masak makan siang," kata Arga padaku. Aku menatap heran pada Arga."Ada apa? Kenapa aku tidak boleh masak untuk makan siang nanti?" tanyaku padanya."Aku akan membawamu periksa kesehatan ke dokter dan aku sudah membuat janji dengan dokter," jawab Arga."Jam berapa, Mas?" "Nanti jam 11 siang. Makanya kamu tidak usah masak untuk siang ini. Kita makan di luar saja sekalian aku ingin membawamu nonton di bioskop," ucap Arga Mendengar Arga ingin mengajakku untuk menonton di bioskop wajahku langsung bersemu merah. Aku sangat bahagia sekali karena baru kali ini Arga mau membawaku pergi keluar untuk jalan. Selama ini jika hari libur kerja Arga selalu menghabiskan waktunya dengan Anita. Dia tidak pernah memperdulikan aku sendiri di rumah ini."Benarkah? Mas ingin mengajak aku nonton di bioskop?" tanyaku padanya."Apa kelihatannya aku bercanda?" jawab Arga "Tidak, sih! A

  • Proyek Memikat Hati Suami   Sebuah Rencana Kecil

    "Silahkan kamu pilih pakaian yang ingin kamu beli!" ujar Arga padaku. Aku mulai memilih beberapa pasang baju kerja untukku. Sedangkan Arga, dia tengah sibuk duduk di pojokan toko sambil memainkan handphonenya. Aku hanya memilih beberapa pasang saja. Setelah merasa cukup, aku segera membayarnya di kasir."Mas, aku sudah selesai. Dan juga sudah aku bayar. Mari kita pulang?" ajakku padanya.Arga melirik belanjaan yang aku tenteng. Dan langsung berkomentar."Kamu beli berapa pasang? Kenapa cepat sekali?" tanyanya."Ada beberapa pasang, Mas. Nanti kalau kurang kan kita bisa beli lagi," bujukku."Ya sudah, ayo kita pergi. Aku lapar. Sebelum pulang kita makan dulu."Aku hanya mengangguk mendengar ucapan Arga. Sebenarnya aku juga tengah kelaparan. Kami makan di kafe yang ada di Mall itu. Saat menunggu makanan datang, aku mulai bicara pada Arga."Mas, apa selama ini kalau siang hari Mas selalu pergi

  • Proyek Memikat Hati Suami   Cemburu

    "Sudahlah, kamu sudah tahu bagaimana sikap Arga. Kamu yang memutuskan untuk tetap bertahan padanya, lalu kenapa kamu masih menangis saat dia membela Anita?" ucapan Diandra membuatku menatapnya dalam."Mas, aku tahu hubungan mereka seperti apa. Aku sudah melakukan segala macam cara untuk bisa menarik sedikit saja perhatian Arga. Tapi, kenapa dia tak bisa memberiku sedikit kesempatan?" Isak tangisku semakin kencang. Rasanya ingin segera menyerah, aku tak kuat lagi menahan rasa cemburu tiap kali Arga lebih membela Anita daripada aku. Saat dia selalu membenarkan perkataan Anita, semua itu membuatku sakit hati. "Arga itu sudah di butakan oleh rasa cintanya pada Anita, jadi percuma saja kamu berharap dia akan memilihmu. Kamu hanya akan semakin terluka. Lebih baik sebelum semuanya terlambat, kamu meyerah saja dan fokus mencari kebahagianmu saja!" "Tapi, Mas! Aku tidak bisa. Aku sudah terlanjur mencintai Arga. Aku tidak bisa menyerah begitu saja."Diand

  • Proyek Memikat Hati Suami   Lelaki Saingan Arga

    "Mas, aku bawa bekal makan siang dari rumah. Mau makan dimana? Di mobil?" tanyaku pada Arga sambil menenteng bekal makan siang itu."Ya sudah, bawa saja. Kita makan siang di restoran saja.""Nggak boleh dong Mas? Bawa makanan ke restoran. Aku makan di kantor saja ya? Ini bekal makan siang Mas. Mas bisa makan di ruangan kerja, Mas!" Ku sodorkan bekal makan siang Arga padanya."Kamu kenapa sih? Apa kamu mau makan bareng sama Diandra itu?" "Mas yang aneh, kenapa marah-marah nggak jelas seperti ini. Aku ada meeting nanti jam dua sama Diandra. Dan aku tidak mau telat. Aku balik masuk ke kantor dulu ya?" pamitku pada Arga.Arga yang sudah duduk di kemudi mobil, tak bisa menahan langkah kakiku menjauh dari mobilnya. Aku langsung menuju kantin dan makan di sana.Samar-samar aku mendengar pembicaraan para karyawan yang tengah makan di meja yang sedikit jauh dariku."Hei, kalian lihat nggak? Tadi, Pak Arga dan Pak Diandra lagi-la

  • Proyek Memikat Hati Suami   Pria Masa Lalu

    "Selama di kantor, kamu harus menjaga sikap. Karyawan kantor belum banyak yang tahu kalau aku sudah menikah. Hanya pejabat penting perusahaan yang tahu bahwa aku sudah punya istri. Jadi, jaga sikapmu! Panggil aku Bapak, seperti yang lainnya!" "Baiklah!" jawabku dengan sedikit kesal. Pernikahan ini bukanlah pernikahan yang dia kehendaki. Mungkin itu sebabnya, dia tidak ingin orang lain tahu bahwa akulah istrinya.Walaupun kesal, aku mencoba untuk tetap mengalah. Biarlah, suatu saat nanti akan ada masanya dia yang akan memperkenalkan aku sebagai istrinya.Setelah sampai di kantor, Arga langsung mengantarku ke ruangan direktur perusahaan yaitu ruangan Papa mertua."Pa, ini karyawan baru Papa sudah datang!" ucap Arga pada Papa.Aku langsung menyalami Papa mertua. "Susan, di kantor ini semuanya bekerja secara profesional. Tidak ada pengecualian baik untuk Arga ataupun dirimu. Papa harap, kamu bisa bekerja dengan baik," ujar Papa.

  • Proyek Memikat Hati Suami   Izin Bekerja

    "Papa dengar Susan mau bekerja? Apa betul, Nak?" tanya Papa mertua padaku.Aku sedikit meremas ujung bajuku dengan perasaan sedikit takut. Wajah Arga seketika berubah saat mendengar orangtuanya bicara soal pekerjaan padaku."Benar kan, sayang? Susan sudah bicara itu sama Mama tadi siang. Makanya Mama segera menghubungi Arga untuk datang ke sini malam ini," jawab Mama.Aku tak menyangka sedikitpun, kalau Mama mertua akan langsung membicarakan soal pekerjaan itu pada Papa hari itu juga. Arga langsung mengajakku ke rumah orang tuanya sesaat setelah dia pulang dari kantor tadi."Kalau Papa dan Mas Arga tidak setuju, Susan tidak keberatan kok!" jawabku dengan sedikit pelan. Aku tak kuasa menatap wajah Arga yang terlihat tidak suka kalau aku bekerja."Iya, Pa! Untuk apa juga Susan bekerja. Lebih baik dia di rumah saja. Lagian, aku masih bisa memenuhi semua kebutuhannya!" ucap Arga dengan yakin."Bukan soal nafkah yang kamu berikan, Arg

DMCA.com Protection Status