Zia sedang tertawa bersama dengan Nowel dimeja bar, Nowel mengajaknya lagi untuk kelantai dansa dan dia menyetujui.
Dari jauh Reikhan melihat dua orang yang sedang berdansa sambil tertawa.Zia mengalungkan tangannya dileher Nowel dan Nowel mendekap erat pinggul Zia.Ntah apa yang sebenarnya ada dibenak Zia, dia seberani ini dekat dengan musuhnya.
Nowel mendekatinya ingin menyentuh tubuh Zia tapi Zia tertawa dan menggeleng kan kepalanya, membuat Nowel semakin penasaran dengan Zia.Seseorang membawa minuman dan tertumpah mengenai dress Zia."Shit, kalau jalan lihat-lihat dong."Zia mengumpat dan orang yang menabrak Zia meminta maaf.Zia berpamitan dengan Nowel untuk ke toilet. Saat sampai ditoilet dia menarik nafas dan mengambil ponsel kecilnya dari saku dress nya.Ada satu pesan dari Zyan dan dia membukanya.Reikhan menyuruh orang mengikutimu dan juga nowel. Dia sekarang
ada di club yang sama denganmu.
Zia tersenyum kecut, dia merasakan lelah menyamar seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak bisa membiarkan keluarganya dicurangi seperti ini.
Tapi jika Reikhan ada disini dan membuntutinya apa itu artinya Reikhan mulai tertarik dengannya?Zia tersenyum penuh kemenangan, dan bergegas keluar setelah membersihkan dress nya.Zia berjalan santai hingga seseorang menarik tangannya.
"Aston, gumam Zia dengan pelan.""Kau Zia kan?"
Zia menggeleng dan ingin pergi, tapi tangan itu masih menahannya."Zia, aku tanda ini pasti kau. Kita sudah berteman dekat sejak kecil, ini tanda lahir mu aku tau."
Aston menunjuk tanda lahir kecoklatan dipergelangan tangan Zia."Ikut aku cepat"akhirnya Zia menarik Aston masuk kedalam toilet dan menguncinya.
"Dengar kak, aku sedang ada misi dan kuharap kau tidak mengangguku."
"Tapi..." Aston diam saat Zia menempelkan ponsel dikuping Aston. Ntah apa yang dikatakan Zyan ditelpon itu tapi Aston menangguk dan keluar dari toilet itu tapi setelah dia mengecup bibir Zia sekilas.
Zia mengumpat karena perbuatan Aston, baru saja dia ingin keluar karena sudah merasa aman.Tapi baru dua langkah dia berjalan, tubuhnya ditarik dan menghantam tubuh bidang milik Reikhan.
"Ikut aku pulang sekarang"Zia melihat mata elang itu, dan Reikhan saat ini tidak memakai kaca matanya. Membuat Reikhan semakin tampan. Tapi Zia mendapatkan segera kesadarannya."Aku bisa pulang sendiri sir, lagi pula ini bukan jam kantor. Kau tidak bisa menyuruhku sesuka hati."
Dentuman musik yang kuat membuat mereka terpaksa berbicara dengan berteriak.Reikhan mencium bibir Zia dengan tiba-tiba dan merapatkan tubuh Zia dengannya.
Zia menarik bibirnya dan menampar Reikhan."Apa kau pikir aku wanita murahan ha?""Bukankah kau juga mau berkencan dengan kakakku, aku bisa memberikan lebih kepadamu asal kau pulang bersamaku sekarang."
Oke kali ini Zia tidak berpura-pura marah kepada Reikhan, dia benar-benar marah."Anda dengar ini baik-baik Mr. Reikhan Edward. Saya berkencan dengan kakak anda bukan tidur dengannya seperti pelacur."
Zia pergi setelah menendang selangkangan Reikhan. Membuat Reikhan meringis kesakitan.Zia meninggalkan Reikhan dan pergi ketempat dimana Nowel menunggunya.
"Apa ada masalah? Kau terlihat kesal."Nowel menyentuh dagu Zia."Aku ingin pulang, besok aku harus meeting pagi bersama adik anda tuan Nowel."
Zia tersenyum meyakinkan."Meeting di hari sabtu ?"
Zia mengangguk benar."Baiklah, biar kuantar kau pulang."
"No... no... Aku bisa naik taksi."
Zia sangat takut saat ini, pasalnya dia belum mendapatkan apartement kecil untuk dia tempati sementara."Baiklah, kali ini aku tidak memaksa. Tapi bagaimana jika besok aku mengajakmu berlibur, minggu kau dan Rei tidak ada meeting bukan.?"
Nowel tertawa dan Zia merasa Nowel tidak pantang menyerah mendapatkannya."Memang tidak ada meeting, tapi jadwal ku hari minggu sudah menumpuk."
Zia tertawa yang membuat Nowel kecewa."Baiklah, tapi lain kali kau harus ikut bersamaku."
"Aku tidak bisa berjanji sir, moodku lah yang mengatur semuanya. Bye..."
Zia mencium pipi kiri Nowel layaknya teman biasa. Dan Nowel tersenyum kepada Zia, Zia benar-benar tidak biasa.Wanita itu minum bersamanya, berdansa dengan liar bersamanya. Tapi Zia memiliki kontrol diri yang sangat baik, dia tidak terpesona dengan senyuman dan sentuhan Nowel. Membuat Nowel semakin yakin kalau Zia yang dia inginkan.********
Zia menggunkan dress putih dengan corak biru berbentuk bunga mawar ditubuhnya saat meeting pagi ini.
Dia mencatat semua yang perlu dia catat saat meeting berlangsung.Reikhan tidak henti-hentinya hanya menatap wanita didepan mejanya.Dia bahkan tidak mendengarkan keseluruhan meeting mereka pagi ini.Ada suatu magnet yang membuat Reikhan selalu ingin menatap wajah Zia.Dia yakin pernah bertemu Zia tapi ntah dimana, Zia seperti tidak asing baginya.Selesai meeting Zia langsung menyerahkan laporan catatannya kepada Reikhan.
Saat Reikhan memeriksa laporan Zia, ponselnya bergetar."Ya mom..,"
____________——
"Oke mom, sekarang aku kembali. Tapi hanya sebentar."
—————————
"Ok, love you mom"
Zia benar-benar ingin tahu apa yang dibicarakan Reikhan dan mommy nya. Tapi dia tidak bisa dengan terang-terangan menanyakannya bukan.
"Zia, kau bisa ikut aku kerumah ku sebentar. Setelah itu baru kita kelokasi pabrik".
Dengan senang hati pikirnya."Baik sir, tapi bisakah kita kembali lebih cepat hari ini. Karena saya ingin mencari apartement untuk tempat tinggal saya."
Reikhan melihat wajah sedih Zia."Kenapa dengan tempat tinggal lama mu Ara?"
"Terlalu mahal sir,"
Zia tersenyum malu dengan jawaban asal dari mulutnya."Ehm.. Dulu aku dan temanku menyewa apartement bersama. Tapi dia sekarang tinggal bersama kekasihnya. Jadi..."Zia tidak melanjutkan kalimatnya, Reikhan didepannya hanya tersenyum mengerti."Kau bisa tinggal di apartementku untuk sementara ini jika kau mau."
Zia berpikir awalnya Reikhan akan menawarkan bantuan mencari apartement bersamanya, dan dia punya waktu untuk lebih dekat dengan Reikhan. Tapi malah jawaban Reikhan lebih bagus dari prediksinya.Ponsel Reikhan bergetar lagi membuat obrolan mereka tadi terhenti, karena Reikhan langsung menyuruh Zia keluar.
Dengan cepat Zia keluar dan duduk dikursi kerjanya sambil mendengarkan apa yang dibicarakan Reikhan di telpon."Aku sudah menduga kakakku berbuat curang paman."
"Ya Paman terima kasih."
"Aku minta surat itu kau kirimkan kepadaku saat waktunya tepat. Aku tidak tahu paman, aku akan memikirkan jalan keluarnya nanti."
Zia sangat mengerti percakapan Reikhan barusan, dan kabar gembiranya Reikhan mendapatkan surat yang Zia cari.
Zia mengetikkan sesuatu diponselnya untuk Zyan.Kucing manisku sudah mendapatkan ikan yang kita cari.
Zia dan Zyan memang sengaja memakai kalimat seperti itu agar orang lain tidak bisa tahu arti sesungguhnya dari pesan mereka.
*******
Zia masuk bersama Reikhan kedalam Mansion bergaya Klasik milik keluarga Edward itu.
Reikhan menyuruhnya menunggu diruang tamu yang luas itu. Zia duduk manis menunggu Reikhan sambil membuka tab nya. Mata nya melotot melihat email dari managernya.Managernya mengirimkan list jadwal pekerjaan yang sudah dia tanda tangani waktu itu dan pekerjaannya ini akan dilakukan malam ini.Zia dengan panik mengetikkan pesan.
Please.... Bisakah batalkan kontrakku malam ini. Aku benar-benar lupa.
Dengan cepat balasan diterima Zia.
Tidak bisa Zia, jika kau ingin membatalkan setidaknya satu minggu sebelum jadwal.
Datanglah jam 7 malam, aku akan menyiapkan semuanya.Zia menarik nafasnya lelah. Sedangkan disebuah ruang keluarga Reikhan berdebat dengan mommy nya untuk pertama kali dalam hidupnya.
"No ! Mom... Ini terlalu cepat."
Wanita paruh baya yang masih cantik itu memegang tangan anak tirinya yang dia cintai melebihi putra kandungnya."Vanya adalah gadis yang baik, dan kau tahu itu. Cinta bisa datang saat kalian menikah nanti."
Reikhan tertawa dan menatap wajah mommy nya."Aku tahu Vanya adalah gadis yang baik, tapi aku ingin wanita yang aku cintai untuk menikah denganku mom. Please mengertilah, aku tidak ingin kita bertengkar karena ini."
"Tapi Rei Vanya itu."
"Ya mom. Vanya itu mandiri, cantik, dan dari keluarga baik-baik. Dan karena semua itu aku memutuskan untuk bicara dengannya kalau hubungan kami tidak bisa dilanjutkan lagi."
Mommy-nya terkejut mendengar itu. Dia hanya ingin Reikhan mendapatkan wanita baik-baik."Vanya terlalu sempurna untukku mom, aku tidak pantas mendapatkannya. Aku sudah mencoba mencintainya setahun ini tapi perasaan itu tetap tidak ada."
"Jadi benar kata Vanya kalau kau menyukai sekertaris mu. Apa perempuan itu menggodamu."
"Please stop mom, dia bahkan menamparku saat aku menciumnya. Jadi kau pasti tahu wanita seperti apa dia."
Saat mommy-nya ingin menjawab terdengar suara teriakan dari ruang tamu.Reikhan mendesah karena mommy nya setelah ini akan turun keruang tamu dan mengintrogasi Zia.Dan benar saja, tanpa aba-aba mommy-nya sudah berjalan keluar meninggalkannya.Zia berdiri seperti ketakutan melihat seeokor kucing hitam dengan bulunya yang lebat.
Salah satu pelayan dirumah itu sudah menggendong kucing itu dan pergi.Hal pertama yang dilihat mommy Reikah adalah Zia wanita yang cantik."Maafkan saya, saya tidak bermaksud berteriak tadi."
Reikhan menutup matanya melihat mommy-nya semakin mendekat kepada Zia."Tidak apa-apa, ayo duduk lagi. Itu tadi kucing peliharaan putraku Nowel. Siapa namamu."
Zia melongo dengan pertanyaan yang langsung ditujukan untuknya."Arabella nyonya."
Zia menunduk bukan karena takut, tapi kesal. Dia tadi sedang melihat sekeliling mansion keluarga Edward ini, tapi kucing hitam besar itu mengagetkannya."Nama yang indah dan cantik seperti dirimu. Senang sekali bisa melihatmu miss Arabella. Kau teman kerja anak ku ?"
"Ehm... Saya sekertaris sir Reikhan."
Mata mommy Reikhan langsung saja meneliti Zia dari atas hingga bawah tubuh Zia. Zia tidak cocok bekerja sebagai sekertaris pikirnya dan pantas saja Vanya minta cepat-cepat dinikahkan, wanita didepannya ini memang terlihat cantik, seksi, dan anggun juga. Seperti wanita-wanita dari kalangan atas.Jantung Zia ingin copot saat mommy Reikhan meneliti dirinya.
Dia hanya takut identitas aslinya terbongkar,bukan hal lainnya."Mom, jika sudah tidak ada yang penting lagi aku ingin pergi ke proyekku bersama Ara."
"Baiklah, kalian bisa pergi. Tapi Rei... Pikirkan baik-baik keputusanmu tadi aku setuju apapun keputusan mu."
Reikhan memeluk tubuh mommy nya, dia pikir mommy nya akan memaksanya. Tapi ternyata tidak, dia benar-benar lega saat ini."I love you mom."
Reikhan mencium kening mommy-nya lalu mengajak Zia pergi.Zia berpamitan dan ikut berjalan dibelakang Reikhan.Tidak henti-hentinya Reikhan tersenyum saat didalam mobil, dia sangat bahagia sekali saat ini.Tapi Zia memutar bola matanya melihat senyuman Reikhan yang sangat menjijikkan baginya. Walaupun sebenarnya dia suka senyuman itu.
Bersambung.....
Please vote dan koment ya.... 😍😍😍
Jangan lupa tinggalkan Vote dan komentar kalian ya...
Reikhan kesal dengan Zia yang sangat lama memilih apartement yang cocok untuknya. Sudah ditawarkan tinggal di apartementnya tapi wanita ini tidak mau, sekarang dia pusing sendiri memikirkan mencari kemana lagi apartement yang akan dia tempati pikir Reikhan." Ara bisakah kita makan malam terlebih dahulu, aku sangat lapar."Zia melihat jam tangannya dan sudah menunjukan pukul enam sore, matilah dia ada janji dengan managernya. Bukannya menjawab pertanyaan Reikhan Zia malah mengetikkan sesuatu kepada managernya, lalu dia tersenyum kepada Reikhan."Baiklah ayo kita makan." Reikhan tidak habis pikir dengan tingkah Zia, dia dibuat kesal, terpesona, dan marah. Tapi semua itu malah membuatnya semakin tertarik kepada Zia.Reikhan memilih makan di Restoran cepat saji karena Zia juga setuju.Zia hanya makan sedikit dan minum air mineral, dirinya sudah terbiasa menjaga makanannya agar tubuhnya tetap bagus. Karen
Reikhan keluar dari ruang meeting dan melihat Zia yang juga berjalan dibelakangnya. Dilihatnya jam dipergelangan tangannya sudah jam lima, dan itu artinya jam pulang kantor. Semalam mereka habiskan waktu hanya diam sambil duduk di gazebo, Zia yang memutuskan untuk tidur dan meninggalkan Reikhan yang masih setia menatap langit gelap London malam itu. Paginya saat dia bangun, Zia sudah siap dengan pakaian kerjanya dan sedang memakan sarapan yang dia buat sendiri. Zia juga menyiapkan sarapan untuknya, tapi Zia tidak ingin pergi kekantor bersamanya dengan Alasan tidak ingin karyawan kantor tahu. Bagi Reikhan, sepertinya Zia sedikit terganggu dengan pertengkarannya dengan Vanya semalam. Apa Zia tersinggung pikirnya. Baru saja dia ingin berbicara dengan Zia, Vanya sudah ada didepannya dengan hidung yang merah dan wajah yang sembab. Reikhan tidak tahu kenapa bisa ada Vanya dikantornya, apa Vanya menunggu dia sampai selesai meeting. "Rei... Aku ingin kita berbicara"
Reikhan sedang berkaca didepan cermin dikamarnya dan dia sedang memikirkan apa yang dia lihat kemarin. Tidurny menjadi tidak tenang karena melihat Zia memakai handuk kemarin. Mata nya menyipit melihat sesuatu yang aneh dibawah tempat tidur nya. Reikhan semakin memicingkan matanya untuk melihat benda itu. Saat dia berbalik ingin mengambil benda itu pintu kamarnya diketuk. Dia membuka pintu kamarnya dan melihat Zia dengan mata yang sembab. Dalam pikiran Reikhan adalah Zia sedang sakit. "kau kenapa? Apa kau sakit?" Zia mengangguk dan menatap Reikhan dengan lesu. Terlihat bibirnya pucat, itu membuat Reikhan menjadi khawatir. "bisakah aku tidak masuk kerja hari ini, kepala ku sakit sekali. Aku akan kerumah sakit sebentar lagi." "tentu saja boleh, aku akan mengantarkanmu kerumah sakit." Zia dengan cepat menggeleng. "ehm.. Tidak usah, aku tidak suka kau bersikap berliebihan kepadaku. Kau pergi saja bekerja, aku akan baik-baik saja." Rei
Aston meminta Zia untuk tidak dekat-dekat dengan Nowel, tidak perduli dengan alasan apa pun Zia tidak boleh berdua dengan bajingan itu, menurut Aston. Dan Zia berkata akan mengusahakannya. Zia turun dengan Aston dari dalam mobilnya didepan sebuah restoran Indonesia di London. Zia memang sangat mencintai Indonesia, dan ini adalah restoran favoritnya. Aston sudah membooking restoran ini untuk dirinya. Aston tahu kalau Zia tidak suka berita kedekatan mereka menjadi bahan perbincangan nantinya, sehingga jika mereka jalan berdua Aston akan menyiapkan tempat private. Saat akan memasuki restoran, mata Zia membulat melihat Vanya keluar bersama seorang wanita paruh baya. Dari balik kaca mata hitamnya Zia berpikir mungkin itu adalah ibu nya Vanya. Aston menggenggam tangannya dan Vanya menatap tajam kedirinya. "Lihat lah, beruntung sekali wanita yang dikencani seorang bilioner muda itu Vanya. Harusnya kau bisa juga menaklukan Reikhan". Suara ibu Vanya hanya dapat dideng
Jadi aku sekarang kekasihmu hmm? "Reikhan tersenyum tapi jantungnya berdebar mendapat tatapan intens dari Zia. "Maaf, aku hanya tidak ingin kakakku terus menganggumu. "Zia akhirnya mengangguk paham. Dia menutup mata nya untuk meredam kemarahannya pada Aston. Bisa-bisanya dia hampir membongkar identitas Zia. Lihat saja jika bertemu nanti, pikir Zia. Reikhan memarkirkan mobilnya dibasement dan mereka turun dengan hanya saling diam. Zia sibuk dengan pemikiran bagaimana dia bisa mendapatkan surat perjanjian itu, dan Reikhan sendiri sibuk dengan perasaannya yang tak menentu jika melihat Zia. "Kenapa kau pergi ke club jika sedang sakit?""Aku hanya ingin bertemu temanku sebentar tadi. Dan sialnya bertemu dengan tuan Nowel. Ah.. Sangat menyebalkan. "Zia benar-benar kesal dengan kejadian malam ini. Semoga tidak ada para wartawan yang tahu kalau dia adalah Zia. "Ya sudah istirahatlah. Selamat malam "Reikhan masuk kedalam kamarnya, begitu juga Zia. Didalam k
Mereka berdua pergi bersama kekantor. Reikhan melingkarkan tangannya dipinggang Zia, semua anak buahnya melihat mereka saat masuk kedalam kantor bersama dan wajah juga ekspresi keduanya menandakan mereka sedang kasmaran. Zia dan Reikhan masuk kedalam lift, didalam lift Reikhan menatap lekat dua mata indah milik Zia dan mengecupnya. Zia mendorong tubuh Reikhan karena malu. Reikhan sengaja menggoda Zia karena baginya wajah Zia sangat lucu jika sedang kesal seperti ini. Satu harian ini Reikhan selalu tersenyum dan terlihat sangat bahagia. Saat biasanya dia akan mengamuk jika ada kesalahan dari bagian audit keuangan, hari ini dia sangat lembut mengatakan kepada pak Eko bagian keuangan untuk merevisi kesalahan yang ada. Pak Eko bahkan sampai tidak percaya jika Reikhan yang biasa selama ini kaku dan disiplin bisa tersenyum seperti ini. Sudah tiba jam makan siang dan Reikhan memanggil Zia dari telpon ruangan kerjanya. "Sayang..." Zia ditempatnya geli men
Zia mengetik dengan kecepatan yang luar biasa diatas keyboard. Reikhan sedang ke Skotlandia dan malam ini baru akan kembali, Zia tidak ikut karena harus mengurus meeting di London. Zia mengetahui hari ini adalah hari ulang tahun Reikhan dan sebenarnya ulang tahunnya juga. Tapi dia tidak tahu apakah Reikhan akan ingat. Ponselnya berdering dan dia segera mengangkatnya. Happy birhday sweet heart... I love you. Zia tahu itu pasti Aston, dia tersenyum karena baru kali ini Aston telat mengucapkannya. Biasanya tengah malam dia adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. "Terimakasih kak, aku pikir kau lupa." Aston dikamarnya memandangi foto Zia dan dirinya disebuah bingkai. "Tidak pernah sedikitpun aku melupakan semua tentangmu. Nanti malam aku tunggu direstoran tempat biasa kita bertemu oke." "Ehm.. Kak maaf. Aku ada janji dengan Reikhan, lagi pula kita tidak bisa bertemu untuk sementara waktu ini." Aston mengg
Zia berjalan keruangan Reikhan sambil membawa sebuah map dan tablet seperti biasanya. Reikhan tidak mendengarkan penjelasan Zia, dia hanya menatap wajah yang sedang menunduk membaca semua kegiatannya hari ini. Zia yang merasa tidak direspon oleh Reikhan melihat kearah pria itu. Akhirnya Zia memutari meja Reikhan dan duduk dipangkuan Reikhan. Mata mereka bertemu, ada rasa khawatir didalam hati Zia jika suatu saat Reikhan tahu kalau yang dia lakukan ini adalah sebuah kebohongan. Zia melepaskan kaca mata Reikhan dan mengusap rambut Reikhan. Reikhan menciumnya dalam dan menghanyutkan, ciuman itu berakhir saat ponsel Zia bergetar. Zia melihat ponselnya dengan Reikhan yang memperhatikan Zia. Aku ada dikantor kekasihmu itu. Temui aku sekarang di toilet wanita. Dan tenang saja, aku sudah menyamar. Lihat lah pintu yang tertutup, aku berada disana. Zia sangat takut saat ini. Bagaimana bisa Aston melakukan hal seperti ini. Pria ini benar-benar ingin mengacaukan se
Zia dibawa menaiki helikopter oleh Aston dari lantai atas hotel Orlando. Aston mengatakan akan membawa Zia berlibur, Zia hanya menurut karena dia malas untuk berdebat dengan Aston. Dia hanya menyuruh Aston mengganti rugi semua perjanjian kontrak kerjanya yang akan dia lakukan besok. Bagi Aston tidak masalah sama sekali karena hal itu bukan apa-apa baginya.Helikopter mereka terlihat berhenti dan memurun. Saat Zia melihat kebawah mereka ternyata ini adalah sebuah dermaga. Zia melihat Aston tapi pria itu hanya tersenyum tanpa mau memberitahukan apa-apa. Hingga saat turun barulah dia sadar ternyata mereka akan menaiki sebuah kapal berwarna putih.Kapal pesiar kecil tapi mewah ini membuat Zia mengerti maksud Aston. Pria ini akan membawanya berlibur dikapal ini. Zia menyakinkan hatinya jika dia akan bis melupakan bayang-bayang Reikhan karena dia sudah berdamai dengan masalalu nya.
Sesak di dada Zia seakan bertambah dengan kehadiran Reikhan. Logika nya menolak Reikhan tapi hatinya seperti tidak sejalan dengan apa yang dia inginkan."Kembalilah padaku Zia, aku mencintaimu".Kalimat itu terulang lagi membuat Zia semakin membisu. Reikhan mencium pundaknya dan membalikkan tubuh Zia. Mata Zia menangkap sorot kerinduan dimata Reikhan."Aku mencintaimu, dan kau mencintaiku. Apakah semua itu masih kurang?"Zia hanya diam. Reikhan menarik nafasnya karena Zia hanya diam dan membisu seperti tidak ingin berkata apapun."Jika kau tidak mencintaiku kau tidak akan datang kesini malam ini Zia."Sedetik kemudian air mata Zia jatuh dan Reikhan terkejut Zia menangis didepannya secara terang-terangan. Apakah sesakit ini yang Zia rasakan. Jika memang ben
Aston sudah tidak bisa melepaskan tubuh Zia yang membuatnya tidak bisa menahan sesuatu dibawah sana. Bibir Aston menyapu leher Zia, ada air mata yang keluar dari mata Zia. Ya, dia menangis. Hatinya sekarang begitu sakit, dia menyakiti Reikhan dan dia menyakiti Aston. Tapi Zia buru-buru mengenyahkan perasaan nya, Aston mencium pundak Zia yang terbuka karena saat ini baju Zia memang bermodel kerah sabrina."jika aku melanjutkannya aku tidak akan bisa berhenti." Aston mencoba menahan sesuatu ditubuhnya yang ingin terus mencumbu Zia. Tapi dia masih berpikiran waras untuk melakukan itu. Dia bangkit dRi tempat tidur dan melihat mata Zia yang tersenyum kepadanya."Aku akan mandi sebentar. Kau mau menungguku?"Zia mengangguk dan Aston pergi kekamar mandi....Sofia men
Reikhan hari ini terlihat sibuk melihat ponselnya sambil duduk manis di loby studio Foto ternama di London. Apalagi yang dia lakukan jika bukan menunggu pujaan hatinya yang sangat ingin dia menjauh."Hai Rei, kau disini juga?" Angelika keluar bersama seorang pria yang Reikhan tidak tahu siapa."Ah iya. Aku sedang menunggu Zia."Angelika tampak tersenyum bahagia. Lalu menyuruh pria yang sekarang Reikhan tahu adalah asisten Angelika pergi keluar dari studio itu."Apa kau sekarang berusaha mendapatkannya?"Tatapan Angelika menyelidiki Reikhan."Kau benar Angel." Reikhan tampak bersemangat mengatakannya. Tapi wajah Angelika mendadak berubah takut."Kau ya
Aston sangat menyebalkan, dia memencet bel apartment berulang-ulang. Zia terpaksa bangun dari kamarnya, padahal baru lima belas menit dia masuk kedalam kamarnya setelah menangis di balik pintu apartement. Dia yakin ini Aston karena hanya Aston yang segila ini.Zia membuka pintu apartment nya dan ternyata benar Aston sudah berada didepan pintu dengan wajahnya yang masih babbak belur. Aston meraih tubuh Zia dan memeluknya erat."dengar detak jantung ini?" Zia merasakan apa yang dikatakan Aston. Dan dia mengangguk kecil."Saat ini aku sangat takut kehilanganmu. Aku takut tidak lagi bisa memelukmu seperti ini. Maafkan keegoisanku"Zia mengangguk dan memeluk erat tubuh Aston. Entah bagaimana lagi dia harus mengatakan jika Aston adalah pria yang special baginya. Tapi sekarang kenapa semua seperti ini?Aston mencium p
"Terima kasih kau sudah menolong kekasihku".Reikhan mengerti maksud semua itu. Aura bolak-balik melihat Reikhan dan Aston yang saling mengeratkan rahang mereka. Lalu Zia juga sama dengan Aura."Tidak masalah," jawab Reikhan lalu melanjutkan apa yang dia dan Aura kerjakan tadi. Ghafur dan Devin juga ikut bersitegang melihat ekspresi Aston tadi. Langkahnya pasti dan matanya tajam lurus melihat Reikhan dan Zia.Ghafur lalu menghidupkan sebuah musik agar suasana jadi santai. Devin berdecik kepada Ghafur."Dasar musisi." Ghafur hanya tertawa dan menghampiri Angelika di pantry dalam.Semua berjalan lancar malam itu. Mereka bagaikan sekumpulan anak muda yang sedang kasmaran dan mengadakan pesta. Ghafur memainkan gitar lalu bernyanyi sedangkan Zia hanya menatap Ghafur dan terbayang akan Vienza. Pantas saja kakaknya it
Zia membuka pintu apartmentnya saat Angelika mengatakan mengunjunginya bersama dengan Diana salah satu teman mereka yang juga seorang model."Oh Tuhan, aku pikir habis melihat panda." ujar Angelika melihat wajah sembab dan mata panda Zia."Apa kau habis menangis Zi ?"Tanya Diana yang meneliti Zia dari atas hingga bawah. Zia memakai kimono tidurnya yang berwarna merah tapi tampilan wajahnya benar-benar kacau juga rambutnya yang acak-acakan. Tanpa dipersilahkan masuk Angelika dan Diana sudah masuk kedalam apartement itu, Zia hanya memutar kedua bola matanya."Apa kalian tidak ada pemotretan atau pekerjaan lainnya selain kesini huh??"Angelika dan Diana tersenyum bersama, tapi tidak menjawab pertanyaan Zia. Mereka sibuk membuka lemari es dan menutup lemari es itu dengan kesal."Apa kau tidak menyimpan makanan lainnya selain buah dan jus?"Zia hanya tersenyum dan masuk kedalam kamarnya. Dia sangat malas untuk mandi, lebih baik dia tidur lagi." Zi... Nanti Ghafur dan Devin akan kesini bo
Setiap orang punya masa lalu begitu juga Reikhan. Tapi masa lalunya membuatnya tak bisa menjalani hidupnya dengan baik seperti dulu lagi. Reikhan memutuskan menjual apartment nya, karena jika dia tetap berada di sana dia akan terus mengingat Zia. Seperti saat ini dia sedang berada dimeja makan dan ingatannya kembali saat dia memangku Zia. Jika dia beralih keruang tamu dia mengingat juga kenangan nya dan Zia saat bermain game.Reikhan memutuskan untuk kembali ke mansion keluarganya. Dia tidak bisa terus mengingat Zia, setelah pertemuan terakhirnya dan Zia waktu acara fashion show itu Reikhan tidak lagi pernah melihat Zia. Terkadang dia ingin menemui Zia tapu terkadang hatinya meradang mengingat kebohongan Zia. Bahkan Zia tidak meminta maaf atas apa yang dia lakukan kepada dirinya.Jika kalian bertanya kenapa Reikhan tidak berusaha mengga
Aston memeluk tubuh Zia yang tertidur di brankar rumah sakit. Ya malam itu Aston dan yang lainnya mengantar Zia ke apartment nya. Zia membersihkan dirinya, karena semua tubuhnya basah. Dia beranjak ingin tidur dan hanya Aston yang tetap disana, menunggu Zia untuk tidur dan terlelap. Tapi tengah malam Aston mendengar Zia membuka pintu, dia bilang ingin mengambil obat karena kepalanya terasa pusing. Aston memeriksa kening Zia dan panas badan Zia membuatnya khawatir. Tanpa bertanya Aston sudah membawanya kerumah sakit. Jadi disinilah mereka, setelah mendapatkan penanganan mereka berbaring di atas brankar itu. Aston tidak memberitahu Vienza dan Zyan karena dilarang Zia. Dia tidak mau semuanya jadi khawatir kepadanya, padahal dirinya hanya demam."Kau mengantuk sweet heart?" Zia mengangguk didalam pelukan Aston. Dan pria itu mencium keningnya.