...Bagi Duck, amanat adalah sebuah perintah. Maka dari itu Duck berusaha untuk memenuhi permintaan Anne yang menginginkan Julian. Seharian Duck menelusuri istana guna mencari keberadaan pangeran Julian. Namun sejak tadi sibuk mencari, Duck tidak sedikitpun melihat batang hidung dari Julian. Duck melangkah ke arah halaman istana yang biasanya selalu ada Julian di sana. Namun ternyata yang Duck dapati hanya kesunyian belaka. Tanpa menyerah Duck terus mencari Julian dan berusaha untuk menemukan pria itu. Beberapa pelayan istana Duck tanyai, tapi mereka mengatakan jika tidak melihat pangeran Julian. Kembali Duck melangkah untuk mencari keberadaan pangeran Thedas itu. Hingga langkah Duck terhenti saat melihat gerbang istana yang terbuka. Dari kejauhan Duck bisa melihat siluet dari seseorang yang memunggungi nya. Tanpa di beritahu pun Duck tahu jika itu adalah pangeran Julian. Namun yang membuat Duck mengerut heran, tampak Putri Eudora juga ada di sana bersama dengan Julian. Keduanya te
...Anne tersentak ketika dua orang prajurit menarik pergelangan tangannya secara tiba-tiba. Salah satu dari prajurit itu melepas rantai di kaki Anne dan menggantinya dengan tangan Anne yang kini di rantai. "A-apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!" Pekik Anne memberontak. "Aku tidak mau!" Anne menahan tubuhnya yang hendak di seret keluar dari penjara. Dia tidak tahu kemana dua prajurtini akan membawanya pergi. "Diam!" Sentakan itu membuat Anne bungkam. Tubuh nya bergetar dengan ketakutan yang terpancar dalam sorot matanya. Pasrah dan mengalah Anne membiarkan saat tubuhnya di seret paksa oleh dua prajurit itu. Perlakuan mereka sungguh sangat kasar. Cahaya yang menerpa menyipitkan mata Anne karena silau. Karena biasanya yang selalu Anne dapati hanya kegelapan. Bahkan selama dirinya terkurung di balik jeruji besi itu, Anne tidak pernah sedikitpun melihat secercah cahaya. Dan kali ini ada sedikit kebahagiaan dalam hati Anne saat merasakan udara yang sejuk di luar penjara. Langkah
...Seperti biasa, di siang terik matahari seperti ini Julian menggunakan waktunya untuk berlatih. Bergerak gesit dengan pedang yang ia genggam erat di tangan kanannya. Julian terlihat lihai menguasai pedangnya. Tidak peduli dengan keringat yang terus mengucur di pelipis hingga ke lehernya. Julian benar-benar memperlihatkan dirinya sebagai seorang pangeran. Di balik sana Eudora menatap damba Julian dengan bibir yang tersenyum simpul. Perlahan Eudora melangkah mendekati Julian. Membawa nampan perak yang berisikan minuman segar untuk Julian. "Julian," panggil Eudora lembut. Hal itu tentu membuat Julian menoleh. Lantas Julian menghentikan aksi berlatihnya dan memilih untuk mendekati Eudora. "Untukmu," ujar Eudora menyodorkan segelas air yang ia bawa. Melihat itu membuat Julian tersenyum tipis. "Terimakasih," balas Julian. meraih gelas itu lalu meneguknya hingga tandas.Bahkan hanya sekedar minum pun Julian tetap terlihat tampan, Eudora memuji dalam hati. Eudora tersenyum manis begi
...Anne masih terpaku di tempatnya, begitupun dengan Julian. Untuk sesaat tatapan mereka saling mengunci satu sama lain. Perasaan Anne menggebu tinggi. Julian kini berada di depannya. Sesuai apa yang Anne inginkan sebelumnya. Namun ada sedikit yang berbeda. Tatapan mata Julian terlihat kosong dan linglung. Pria itu tidak seperti biasanya. "Julian," panggil Anne lagi dengan pelan. Tetapi Julian masih bergeming. Menelisik setiap inci dari wajah wanita itu. Antara mengenalinya atau tidak. Sorot mata lembut milik Anne entah kenapa berhasil membuat tatapan Julian terkunci enggan untuk berpaling. Perasaan apa ini? Kenapa jantung Julian terasa berdebar tidak karuan. Gelenyar aneh itu seketika Julian rasakan. Perlahan Anne merubah posisi dengan berdiri tepat tidak jauh dari Julian. Jauh di dalam lubuk hatinya Anne merasakan perasaan yang bahagia dan haru. Bibir Anne membentuk sebuah kurva tipis menatap pada Julian yang masih terdiam. "Kau .. siapa?" Tanya Julian dengan kerutan samar di
...Dengan nafas tersengal Anne berlari sekuat tenaga. Pelarian Anne membawanya menuju ke perbatasan hutan. Sejenak Anne terdiam mematung. Mengingat kenangan dulu saat pertama kali bertemu dengan Julian di sini. Tidak. Anne menggeleng keras. Ini bukan saatnya untuk mengenang memori. Mengabaikan pikirannya, Anne lantas kembali berlari semakin menerobos hutan. Sampai kemudian Anne tiba di rumah lamanya, Neverland. Matanya mengamati suasana Neverland yang jauh berbeda dari sebelumnya. Begitu kacau dan berantakan. Tanpa sadar Anne meneteskan air matanya. Apalagi melihat sebagian warga Neverland yang masih bertahan hidup dengan kesusahan. BrukhTiba-tiba tanpa sengaja seseorang menyenggol bahu Anne hingga membuatnya tersadar dari lamunan. Terlihat seorang pria tua yang berada di dekat Anne. "Hei nak! Menyingkir lah! Jangan berdiri di tengah jalan!" Seru nya setengah kesal. "A-ah maaf," sahut Anne sesal. Anne memperhatikan pria tua itu lekat. "Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Kenapa
...Setelah kejadian pengejaran oleh gerombolan prajurit Thedas, Anne pun memutuskan untuk tinggal di rumah tua tempat persembunyian nya. Tidak ada pilihan lain bagi Anne selain memilih untuk tinggal di sini. Lagipula kawasan rumah ini juga jauh dari pemukiman warga dan terdapat di tengah-tengah hutan. Walaupun sejujurnya Anne merasa takut namun dia tetap mimilih untuk tinggal saja daripada dirinya tidak punya tempat tinggal. Saat ini Anne tengah duduk di depan perapian seraya menunggu kue buatan nya matang. Yang nantinya kue itu akan Anne titip di toko kue langganannya untuk di jual. Ya, inilah hidup Anne sekarang. Sebatang kara tanpa ada sanak saudara. Bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri. Tidak ada kemewahan, tidak ada makan enak seperti biasanya. Kini Anne hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki apapun lagi. Pakaian yang Anne pakai pun tampak biasa saja. Bukan lagi gaun mewah yang indah. Saat itu Anne terpaksa harus menjual kalung peninggalan ibunya untuk membeli be
...Hari ini telah datang. Hari di mana Julian dan Eudora yang akan melangsungkan pernikahan mereka. Tampak wajah bahagia dari raja Charles dan ratu Maria. Eudora juga merasakan euforia dalam hatinya. Apalagi impiannya untuk bersama Julian akhirnya terwujud. Raja Eggar, menatap Eudora penuh binar. Ikut merasakan kebahagiaan dari putrinya. Walaupun sebenarnya raja Eggar sedih karena setelah ini akan berpisah dengan Eudora. "Putriku sangat cantik," ujar raja Eggar membingkai wajah berseri dari Eudora. Senyum manis di bibir Eudora tidak pernah pudar barang sedikitpun. Gadis itu terlampau bahagia hari ini. "Aku bahagia, ayah. Terimakasih." Eudora memeluk raja Eggar erat. "Ayah senang jika putri ayah juga senang." Mereka berpelukan cukup lama sebelum Eudora melepaskan rangkulannya dari pinggang sang ayah. "Jadilah istri yang baik untuk Julian. Aku percaya jika Julian mampu menjaga dan membuatmu bahagia," seru raja Eggar. "Itu pasti. Aku yakin pernikahan ku bersama Julian akan bahagi
...Seperti hari biasanya, begitupun hari ini, Anne kembali akan mengantarkan kue ke toko bibi Maden. Syal yang selalu ia pakai tidak pernah terlepas dari lehernya. "Hah .. udara yang sejuk untuk memulai hari," gumamnya sendiri. Kemudian Anne melangkah sembari membawa keranjang sedang yang ia bawa. Angin sejuk yang berhembus menyentuh helaain rambutnya menjadi teman pengantar untuk Anne. Kulit putih bersih itu terlihat kemerahan karena udara yang dingin. Anne memang sedikit sensitif dengan cuaca yang dingin seperti ini. Namun begitu dia tetap menyukainya. Dari berbagai macam musim, hanya musim dingin yang Anne suka. Perjalanan yang Anne tempuh cukup lama. Dia juga harus melewati belantara hutan untuk sampai ke pemukiman penduduk. Karena toko bibi Maden berada di wilayah pemukiman sementara rumah Anne berada jauh di tengah hutan. Maka dari itu waktu perjalanan untuk mengantarkan kue-kue ini memakan tidak sedikit waktu. "Bibi," sapa Anne menurunkan sedikit syal nya untuk memperlihat