Share

Part 43

Author: eeeellllaaaaa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

...

Setelah kejadian pengejaran oleh gerombolan prajurit Thedas, Anne pun memutuskan untuk tinggal di rumah tua tempat persembunyian nya. Tidak ada pilihan lain bagi Anne selain memilih untuk tinggal di sini.

Lagipula kawasan rumah ini juga jauh dari pemukiman warga dan terdapat di tengah-tengah hutan. Walaupun sejujurnya Anne merasa takut namun dia tetap mimilih untuk tinggal saja daripada dirinya tidak punya tempat tinggal.

Saat ini Anne tengah duduk di depan perapian seraya menunggu kue buatan nya matang. Yang nantinya kue itu akan Anne titip di toko kue langganannya untuk di jual. Ya, inilah hidup Anne sekarang.

Sebatang kara tanpa ada sanak saudara. Bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri. Tidak ada kemewahan, tidak ada makan enak seperti biasanya. Kini Anne hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki apapun lagi.

Pakaian yang Anne pakai pun tampak biasa saja. Bukan lagi gaun mewah yang indah. Saat itu Anne terpaksa harus menjual kalung peninggalan ibunya untuk membeli be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Prince and princess of rule   Part 44

    ...Hari ini telah datang. Hari di mana Julian dan Eudora yang akan melangsungkan pernikahan mereka. Tampak wajah bahagia dari raja Charles dan ratu Maria. Eudora juga merasakan euforia dalam hatinya. Apalagi impiannya untuk bersama Julian akhirnya terwujud. Raja Eggar, menatap Eudora penuh binar. Ikut merasakan kebahagiaan dari putrinya. Walaupun sebenarnya raja Eggar sedih karena setelah ini akan berpisah dengan Eudora. "Putriku sangat cantik," ujar raja Eggar membingkai wajah berseri dari Eudora. Senyum manis di bibir Eudora tidak pernah pudar barang sedikitpun. Gadis itu terlampau bahagia hari ini. "Aku bahagia, ayah. Terimakasih." Eudora memeluk raja Eggar erat. "Ayah senang jika putri ayah juga senang." Mereka berpelukan cukup lama sebelum Eudora melepaskan rangkulannya dari pinggang sang ayah. "Jadilah istri yang baik untuk Julian. Aku percaya jika Julian mampu menjaga dan membuatmu bahagia," seru raja Eggar. "Itu pasti. Aku yakin pernikahan ku bersama Julian akan bahagi

  • Prince and princess of rule   Part 45

    ...Seperti hari biasanya, begitupun hari ini, Anne kembali akan mengantarkan kue ke toko bibi Maden. Syal yang selalu ia pakai tidak pernah terlepas dari lehernya. "Hah .. udara yang sejuk untuk memulai hari," gumamnya sendiri. Kemudian Anne melangkah sembari membawa keranjang sedang yang ia bawa. Angin sejuk yang berhembus menyentuh helaain rambutnya menjadi teman pengantar untuk Anne. Kulit putih bersih itu terlihat kemerahan karena udara yang dingin. Anne memang sedikit sensitif dengan cuaca yang dingin seperti ini. Namun begitu dia tetap menyukainya. Dari berbagai macam musim, hanya musim dingin yang Anne suka. Perjalanan yang Anne tempuh cukup lama. Dia juga harus melewati belantara hutan untuk sampai ke pemukiman penduduk. Karena toko bibi Maden berada di wilayah pemukiman sementara rumah Anne berada jauh di tengah hutan. Maka dari itu waktu perjalanan untuk mengantarkan kue-kue ini memakan tidak sedikit waktu. "Bibi," sapa Anne menurunkan sedikit syal nya untuk memperlihat

  • Prince and princess of rule   Part 46

    ..."Anne!" Suara Julian menggema keras di seluruh ruang penjara bawah tanah. Netra tajamnya mengedar tanpa celah sedikitpun. Julian membawa langkahnya dengan cepat menuju ke sebuah penjara. Namun begitu tiba di sana, penjara itu kosong dan sunyi. Hanya menyisakan sebuah rantai yang sudah di buka kuncinya. "Anne ..." Gumam Julian memperhatikan tempat dimana selalu menjadi tempat Anne berada. Di sini tidak ada Anne. Gadisnya sudah hilang entah kemana. Seketika Julian mengepalkan tangannya menahan geraman amarahnya. Dia lalu berjalan gontai keluar penjara. "Dimana Anne?!" Teriak Julian murka kepada prajurit penjaga yang berada di sana. Prajurit itu tampak bergetar ketakutan. Tatapan tajam Julian begitu menusuk seolah ingin mengulitinya. "P-pangeran, a-aku tidak tahu," cicit nya takut. Nafas Julian tersengal menahan amarah yang semakin menggebu tidak beraturan. Cengkraman tangan Julian semakin kuat hingga mencekik leher si penjaga. Julian benar-benar menyeramkan bahkan untuk seked

  • Prince and princess of rule   Part 47

    ...Eudora kembali ke istana Thedas dengan wajah yang kacau. Penampilannya jauh dari kata baik. Setelah meluapkan seluruh emosinya di rumah Margareth, akhirnya Eudora memutuskan untuk pulang. Matanya yang sembab mengedar memperhatikan keadaan istana yang tampak sepi, hanya ada penjaga saja di sini. Eudora merenung sejenak lalu tersadar jika istana Thedas sudah seperti semula. Tidak ada dekorasi apapun seperti kemarin hari. Dalam sekejap impiannya hancur. Hati Eudora sakit dan ingin menangis lagi. Harus di mana ia menaruh wajahnya di depan para warga Thedas. Semua orang pasti berpikir jika dia adalah gadis yang menyedihkan. Di tinggalkan saat pernikahan yang bahkan belum terjadi. Tangan Eudora mengepal di ujung gaun nya. Seketika hatinya kembali panas dan kesal. Ini semua karena Anne. Gadis tidak tahu diri yang menjadi benalu di hubungannya bersama Julian. Andai Anne tidak ada, mungkin Eudora sudah bahagia dengan Julian. Langkah kakinya menuntun Eudora masuk ke dalam istana. Eudora

  • Prince and princess of rule   Part 48

    ...Raja Eggar dari kerajaan Eden mendatangi Thedas. Tujuannya tentu untuk menjemput Eudora pulang. Setelah mendengar ucapan dari raja Charles kemarin, raja Eggar menghela nafas kecewa. Tidak menyangka jika putrinya melakukan hal senekat itu. "Charles, aku minta maaf atas semua yang sudah Eudora lakukan. Aku tidak menyangka jika dia akan melakukan hal itu," ujar raja Eggar tulus. Raja Charles hanya bisa menghela nafas panjang. Dia marah, bahkan sangat marah. Namun raja Charles juga tidak bisa menghukum Eudora karena dia menghargai Eggar sebagai sahabatnya. "Aku akan membawa Eudora pulang, kau tenang saja." Sejenak raja Eggar menjeda ucapannya. Sebelum kembali berkata pria setengah tua itu menghela nafasnya. "Dan untuk pernikahan nya, aku rasa mereka memang tidak berjodoh. Aku tidak ingin memaksakan kehendakku lagi, apalagi setelah mengetahui jika Julian tidak pernah mencintai Eudora." Meskipun kecewa berat, tetapi raja Eggar tidak bisa melakukan apapun untuk itu. Ini masalah hati

  • Prince and princess of rule   Part 49

    ...Dua hari Julian menghabiskan waktunya untuk mencari Anne. Namun semuanya nihil. Keberadaan Anne tidak bisa Julian lacak. Gadis itu bagaikan hilang di telan bumi. Bahkan semua wilayah Thedas sudah Julian susuri, tapi sedikit batang hidung saja milik Anne tidak Julian lihat. Perasaan Julian semakin kacau dan risau. Julian takut jika terjadi sesuatu kepada Anne. Jika sampai itu terjadi, maka sungguh Julian tidak akan memaafkan dirinya sendiri. "Pangeran, semua wilayah sudah kami telusuri, tetapi Tuan Putri masih belum bisa kami temukan," ujar salah satu prajurit melapor. "Cari lagi!" Titah Julian tegas. "T-tapi ...""Apa harus aku ulangi?!" Sela Julian tajam. Seketika si prajurit itu terdiam. Tidak berani untuk membantah perintah dari Julian. "B-baik, pangeran." Julian mengepalkan tangan lalu memukul sebuah pohon dengan kepalan tangannya. Julian marah, ia sangat marah pada dirinya sendiri. Dia pasti sudah menyakiti Anne terlalu dalam. Bagaimana bisa Julian sejahat itu kepada A

  • Prince and princess of rule   Part 50

    ...Suara itu ... Napas Anne tercekat menahan sesak sesaat mendengar suara lembut yang menyapa indra dengar nya. Tidak pernah Anne melupakan suara rendah nan dingin itu. Sedikitpun tidak akan pernah mungkin Anne lupakan. "Anne." Sekali lagi suara itu memanggilnya. Kali ini begitu sangat lembut dan hangat. Seketika air mata Anne lolos begitu saja. Dadanya memburu dengan napas yang tidak beraturan. Perlahan meski penuh keraguan, Anne menggerakkan kepalanya. Saat itu juga tubuh Anne membeku di tempat. Terdiam membisu dengan tatapan yang sulit di percaya. Julian? Pria itu ada di hadapan Anne. Berdiri dengan nyata. Mata bening milik Anne bergulir memperhatikan Julian yang berjongkok di depannya. Menatap Anne dengan lekat dan teduh. Lalu tangan besarnya bergerak menyentuh permukaan wajah cantik pucat Anne yang dingin. Sentuhannya begitu lembut dan menenangkan. Julian terus menatap Anne dalam. Sorot matanya penuh dengan kerinduan di sana. Memperhatikan wajah Anne yang begitu Julian ri

  • Prince and princess of rule   Part 51

    ...Melewati celah pintu kayu rumahnya, Anne mengintip Julian yang kini tengah berdiri di luar. Sedikitpun tidak beranjak dari tempatnya hingga membuat Anne menggigit bibirnya cemas. Pasalnya Julian sudah berdiri di sana sejak tadi dan hari pun sudah hampir malam. Anne khawatir, takut jika Julian kenapa-kenapa. Sementara para prajurit Thedas sudah pergi lebih dulu usai Julian suruh. Sementara itu Julian dengan wajah yang dingin masih menatap lurus rumah kayu sederhana yang kini ia ketahui sebagai tempat tinggal Anne. Untuk kesekian kalinya Julian merasakan perasaan yang sakit. Melihat Anne yang tinggal di rumah kayu sederhana membuat Julian semakin merasa bersalah. Gadis itu pasti kesusahan selama ini karena dirinya. "Anne, aku tidak akan pergi sebelum kau mau bicara dengan ku!" Seru Julian berteriak tegas. Remasan tangan Anne semakin kuat hingga membuat ujung dress pendek yang ia kenakan menjadi kusut. Jantungnya berdegup tidak karuan. Sungguh, Anne belum siap harus berbicara deng

Latest chapter

  • Prince and princess of rule   Part 62

    ...Julian melompat dari kudanya dengan terburu-buru. Tungkai jenjangnya melangkah begitu lebar. Raut cemas dan penuh khawatir terlihat jelas di wajah dinginnya. Tanpa peduli dengan beberapa prajurit yang memberinya salam hormat, Julian terus melangkah masuk ke dalam istana. "Yang Mulia!" Panggil Duck mengejar langkah Julian. Seakan tuli, Julian tidak sama sekali mendengar seruan dari Duck. Julian hanya terus melangkah untuk mencapai tujuannya. "Di mana Anne?!" Seru Julian sedikit meninggi. Ratu Maria menoleh begitu melihat Julian yang datang secara tiba-tiba. Wanita yang tidak lagi muda itu menghampiri Julian untuk mengusap bahunya menenangkan. "Anne ada di dalam. Dia sedang diperiksa oleh tabib." Julian mendengus kasar mendengar ucapan ibunya. Setelah mendapat kabar dari Duck jika Anne pingsan di istana membuat Julian kalut. Julian yang tengah berburu lantas bergegas pulang ke istana. Bahkan dia meninggalkan busur panahnya di hutan karena terlalu mencemaskan Anne. Sabar bukan

  • Prince and princess of rule   Part 61

    ...Seluruh rakyat Thedas berbahagia. Hari ini tepatnya adalah hari di mana pernikahan Anne dan Julian digelar. Suasana bahagia menyelimuti semua orang. Setelah pewarisan tahta kerajaan kepada Julian, mereka segera menggelar pesta pernikahan. Kini Julian dan Anne ditetapkan sebagai ratu dan raja Thedas. Senyum ratu Maria merekah melihat Anne dan Julian di atas altar. Keduanya terlihat begitu serasi. Seketika ratu Maria mengingat raja Charles. Jika saja raja Charles masih ada di sini pasti ia juga akan sangat bahagia melihat Julian yang menikah dengan Anne. "Kalian sudah resmi menjadi suami istri. Yang Mulia bisa mencium kening ratu sebagai simbol kasih sayang," ujar seorang pendeta. Julian maju beberapa langkah hingga tidak ada jarak lagi antara dirinya dan Anne. Mengangkat dagu Anne dengan jari telunjuknya. Mata tidak pernah bisa berbohong. Julian menatap Anne penuh damba dan binar cinta. Hari ini Anne begitu cantik dan anggun. Kedua pipi putihnya terlihat merah merona menahan mal

  • Prince and princess of rule   Part 60

    ..."Eudora!" Tepat saat ujung pisau itu mengenai leher Anne, teriakan seseorang menghentikan aksi gila dari Eudora. Itu Julian yang datang dengan wajah yang tajam. Disusul oleh Duck dan juga raja Eggar. Mereka datang di waktu yang tepat. "Lepaskan Anne!" Sentan Julian. "Tidak! Aku tidak akan melepaskan gadis sialan ini! Kau tahu Julian, karena gadis ini pernikahan kita batal! Karena gadis ini juga hidupku hancur! Aku tidak akan melepaskannya sebelum aku membunuhnya!" Julian semakin berang di sana. Dia melirik Anne yang sudah meringis kesakitan. Eudora sangat gila dan nekat. "Eudora! Apa-apaan kau ini! Lepaskan dia!" Sahut raja Eggar. Lagi-lagi Eudora menggeleng. "Tidak ayah! Sudah aku bilang jika aku akan membunuh gadis ini!" Raja Eggar menekan pelipisnya melihat tingkah dari putrinya. Seharusnya raja Eggar tidak usah mengijinkan Eudora untuk ikut bersamanya. Sementara itu, Julian mulai memberi kode pada Duck lewat tatapannya. Seakan mengerti Duck lantas mengangguk. Diam-dia

  • Prince and princess of rule   Part 59

    ...Jika ada kebahagiaan, tentu pasti juga akan ada kesedihan. Itulah yang saat ini tengah dirasakan seluruh rakyat Thedas. Kesedihan merundung mereka ketika kabar kematian raja Charles terdengar. Hal itu mengejutkan semua orang termasuk pihak keluarga istana. Semuanya seperti mimpi. Bagaikan tersambar kilatan petir, mereka seakan tidak percaya dengan kabar duka ini. Termasuk ratu Maria, dia menangis pilu menerima kenyataan jika suaminya telah tiada. Begitupun dengan Julian. Padahal baru kemarin ia berbincang bersama ayahnya, tapi Julian tidak menyangka jika kemarin adalah perbincangan terkahirnya dengan raja Charles. Dengan tatapan yang kosong Julian menatap jasad raja Charles yang sudah siap untuk dikremasi. Wajahnya memang tidak menampilkan kesedihan sedikitpun, tapi jauh di dalam hatinya, Julian teramat merasakan kesedihan. "Pangeran, ini sudah waktunya." Julian mengangguk saat mendengar instruksi dari Duck. Perlahan Julian mengambil sebuah obor untuk membakar jasad raja Charl

  • Prince and princess of rule   Part 58

    ...Julian tidak menduga jika raja Charles pada akhirnya merestui dirinya dengan Anne. Bahkan mulai sekarang raja Charles sudah bisa menerima Anne di Thedas. "Apa yang membuat ayah merestui aku dan Anne?" Tanya Julian melirik sekilas. Setelah sejak tadi lama terdiam, Julian memutuskan untuk membuka suaranya. Dia hanya ingin memastikan jika ucapan ayahnya bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Sepenuhnya Julian masih belum bisa yakin jika kini raja Charles mau menerima Anne. Bagaimana jika ini hanya sebuah jebakan ayahnya untuk menyakiti Anne lagi? "Karena aku tahu jika kalian saling mencintai," jawab raja Charles tersenyum simpul. Namun Julian masih belum puas. Dia memperhatikan sang ayah lebih lekat untuk mencari kebohongan dan dusta di sana. Sadar akan itu lantas raja Charles pun terkekeh kecil. "Julian, aku tahu kau masih ragu padaku. Tapi percayalah, kali ini aku benar-benar mengatakan dengan serius." Julian mendengus dingin. Apa harus ia percaya pada ayahnya setelah semua

  • Prince and princess of rule   Part 57

    ...Anne menatap lurus gerbang istana Thedas. Setelah sekian lama berlalu Anne kembali lagi ke sini. Anne menolehkan kepalanya ketika merasakan genggaman tangan Julian yang erat dan hangat. Julian melirik Anne sembari tersenyum kecil yang langsung dibalas oleh Anne dengan senyuman lagi. Rasa gugupnya sedikit berkurang berkat Julian. Nyatanya usapan lembut di tangannya berhasil menetralkan degup jantungnya. Mengikuti langkah Duck yang berada di depan, Julian dan Anne berjalan memasuki istana Thedas. Netra tajam Julian memperhatikan seisi istana. Duck benar, kini keadaan Thedas terlihat berbeda dari terakhir kali Julian pergi. Istana Thedas sedikit redup dengan prajurit yang tidak sebanyak dulu. Mungkin sebagian prajurit memilih pergi meninggalkan Thedas karena tidak adanya yang memimpin Thedas sehingga membuat istana Thedas kacau. "Semenjak raja sakit, banyak di antara warga istana yang meninggalkan Thedas. Terlebih perekenomian kerajaan yang berantakan menyebabkan sebagian rakyat T

  • Prince and princess of rule   Part 56

    ...Napas Anne tersengal tidak beraturan. Gadis itu terus berlari tanpa peduli dengan tubuhnya yang semakin lelah. Sementara di belakang sana ikut terdengar langkah kaki yang mengikutinya. Anne terus melirik ke belakang disertai wajah paniknya. Tadi saat dia baru saja pulang dari kedai bibi Maden, tiba-tiba ada beberapa orang yang mengikutinya. Menyadari jika itu sebuah bahaya, maka dari itu Anne berlari guna menghindari mereka. Akan tetapi beberapa orang itu justru malah mengejar Anne. Sekarang Anne menyesal karena melarang Julian untuk mengantarnya. Seharusnya tadi Anne tidak menolak saat Julian memaksa annne untuk diantar ke kedai bibi Maden. Karena memang pada dasarnya Anne itu keras kepala alhasil dia harus menerima penyesalan itu. Di tengah pelariannya Anne tersandung oleh sebuah akar. Akhirnya tubuh kecilnya terjatuh ke tanah diikuti dengan ringisan pelan dari bibirnya. Anne mendongak dan beringsut mundur saat eksistensi beberapa orang itu terlihat dan semakin dekat denganny

  • Prince and princess of rule   Part 55

    ...Kini hubungan Julian dan Anne sudah membaik. Bahkan keduanya tampak begitu dekat sekarang. Seperti saat ini, dengan mesra Julian memeluk Anne dari belakang. Menumpu dagunya di bahu sempit gadis tercintanya. Sedangkan Anne menahan napasnya karena gugup. "Julian, jangan seperti ini. Aku tidak bisa bergerak," ujar Anne mencoba untuk melepaskan pelukan Julian tapi itu percuma saja. Anne menghela napasnya. Karena pelukan Julian, Anne kesulitan untuk memindahkan kue-kue itu ke keranjang. Hari ini ia harus mengirim kue-kue ini lagi kepada bibi Maden dengan tepat waktu. Akan tetapi jika seperti ini kemungkinan Anne akan terlambat sebab Julian yang sejak tadi terus menghambatnya. "Tidak, Anne. Aku tidak ingin melepaskanmu lagi." Julian bergumam pelan. Menutup kedua matanya rapat. Julian pernah menyesal karena Anne yang pergi dari hidupnya. Dan sekarang Julian tidak ingin hal itu terulang kembali. Karena kehilangan Anne sama saja kehilangan separuh jiwanya. "Ish ... Julian! Aku harus p

  • Prince and princess of rule   Part 54

    ..."Jadi apa aku sudah dimaafkan?" Ujar Julian setelah pelukan mereka terlepas. Anne mendongak dan manik mata lugunya membalas tatapan Julian padanya. Ia hanya terdiam tanpa membalas ucapan Julian. "Aku tidak tahu," jawab Anne kemudian seraya menghela napasnya. Jawaban yang terdengar ambigu membuat Julian mengerutkan keningnya tajam. Itu bukan yang ingin ia dengar dari Anne. "Tapi ..." Anne menggantungkan ucapannya diikuti dengan Julian yang menoleh padanya. "Aku tidak tahu, Julian. Aku ingin marah dan membencimu, tapi aku tidak bisa. Semakin marah padamu aku semakin memikirkanmu," ungkap Anne. Julian tersenyum tipis. Menelisik ke arah manapun yang Julian lihat hanya kepolosan dan kejujuran. Apa yang Anne katakan tidak sedikitpun ada kebohongan di sana. Tatapan lembut dari gadis itu mengatakan segalanya. Satu kecupan singkat di bibirnya membuat Anne tersentak kaget. Dia menatap Julian sebal karena selalu bertindak sesuka hati. Sedangkan Julian hanya terkekeh kecil melihat resp

DMCA.com Protection Status