Putri ketiga Lisa bernama fotah yang baru berumur dua setengah tahun, seorang putri yang tidak takut melihat film horor, mungkin anak Lisa semua nya ada bakat indigo.
Gunayanto mengajar bela diri setiap hari Selasa dan Kamis, jadi setiap malam, kamis malam jam 9:30, ada film horor.
Lisa selalu mengharapkan Fotah sudah tidur sebelum film itu di mulai, tapi Lisa pun bingung , Mengapa begitu jamnya mulai memutar film itu , fotah pasti bisa bangun dan anehnya dia bisa tahu hari itu hari kamis, malam jumat.
Film itu menceritakan barang barang kuno yang misterius. kadang kadang Lisa merasa benda benda itu memang berisi, dan menimbulkan ketakutan pada dirinya.
Tapi Fotah, dengan jenakanya mengatakan "mama, jangan takut, itu semua cuma film. itu mata yang copot adalah telor mata sapi , tuh lihat berair itu, palsu. Itu Papi yang ajarin."
Anak kecil , tidak takut, tapi kita yang sudah besar karena sudah tahu ketakutan itu seperti apa, jadi gampang taku
"Siapakah Brata Kusuma? apa yang telah leluhur Gunayanto lakukan pada Beliau 150 tahun yang lalu?" Lalu siapakah yang saya temui 1 tahun sebelum saya kenal Lisa?" Batin Gunayanto."Hayo kita piknik ke Bromo, saya belum pernah kesana," kata teman teman geng Gunayanto."Hayo, kita naik motor ya, yang tidak berani membonceng saja." Kata Gunayanto. Dia itu tidak senang repot menumpang angkutan umum selain pesawat terbang bussiness. Waktu ini Gunayanto termasuk orang kaya di kota nya.Alhasil , mereka tiba di Bromo dan ber senang senanglah mereka selama semInggu, setiap malam setelah mereka berkumpul dan istirahat, Gunayanto tidur sendiri di kamarnya.Menjelang tengah malam , Gunayanto selalu di jemput dengan seorang punggawa, di bawah ke suatu tempat seperti bangunan kuno kerajaan jaman dulu di Jawa. Dan selalu sedang di tunggu oleh pria bersorban putih mengaku bernama Brata Kusuma." Selamat datang di kediaman saya, saya Brata Kusuma pemimpin pa
"Malam ini cukup sampai disini, Aden akan diantar balik ke kamar."Gunayanto terbangun dari tidurnya dengan merasakan aura yang luar biasa pada tubuhnya, lalu diserasikan dengan duduk meditasi selama 1 jam.Diam diam Gunayanto memeriksa keadaan dirinya sudah mencapai taraf apa. Dan dia juga menyadari energi Naga Emas itu bersatu dengan dirinya dan se waktu waktu dapat dikeluarkan sebagai jurus naga sakti terbang." Gunayanto sudah bangun, belum. " Teriak teman temannya." Iya, sebentar." Jawab Gunayanto sambil mengambil jaket kulitnya.Mereka sampai di puncak gunung untuk melihat panorama gunung Bromo, yang terlihat 3 puncak gunung diseberang tempatnya berdiri, dan dalam sekelebat Gunayanto melihat muncul tiga ekor naga meliuk liuk di puncak gunung itu, memberi hormat kepada Naga Emas. dan tiba tiba menghampiri Gunayanto dan menyemburkan sesuatu ke wajah Gunayanto, melalui hidungnya bersatu dengan tubuhnya.Teman temannya berkeliling m
Lisa bukan tipe seorang gadis yang rajin, memiliki kepribadian sanguinis, jadi mengerjakan apa yang ia senang saja.Pada saat hamil anak ketiga, kepribadiannya berubah jauh, sangat rajin, rapi dan resik. Suka bersih bersih, semua perabotan setiap hari dibersihkan.Pada saat itu Lisa belum sadar akan perubahannya, Yang sadar itu Gunayanto, Gunayanto lalu melihat siapakah yang turun saat ini. Ternyata si pangeran kecil, karena tidak mau jauh dengan ayahnya. dia memaksa turun tanpa ada yang sadar.Setelah Gunayanto memeriksanya di Alam Dewa Langit, maka di kawal dengan kakaknya, dan Lisa di titip mimpi seperti di ceritakan sebelumnya.Itu juga karena Lisa sering membelai figur naga yang ada di rumah ibadah, sehingga membuat Naga sebenarnya tertarik untuk lahir sebagai manusia. Ialah di alam manusia 50 tahun di Alam dewa hanya sehari. anggap saja jalan jalan dan main main, tapi cape juga lahir ke dunia manusia, kalau berkecukupan sih tidak apa-apa, kala
"Gunayanto, sini, jangan main gundu dulu, ikut saya lepas burung dara, kamu ikut pegangin kandangnya." hardik ayah tirinya.Gunayanto main gundu itu untuk cari uang, karena gundu yang di menangkan bisa dijual lagi.Ayah tiri nya ini sangat jahat, gundunya suka diambil dan diam diam di jual, kalau Gunayanto tidak kasih, gundu sebanyak sekaleng dibuang ke sumur.Sebenarnya Gunayanto tidak mau pergi, tidak tahu , kenapa hari ini , dia malas keluar rumah, terutama kejalan besar yang banyak mobil."Cepatan, mau saya pukul ya pakai rotan." Bentak Cingsi.Pingan menagis tidak ingin Cingsi pergi. Menurut ibunya itulah pertanda tidak baik, jika mau pergi di tangisi anak berumur belum 1 tahun.Tapi akhirnya mereka pergi ke tanggul di komplek perumaham mewah di kawasan P. Cingsi melepas burung daranya dan di tunggu dengan kandangnya , yang berisi dara betina, di rumahnya. Rencananya.Takdir berbicara lain, begitu dekat dengan rumah mereka
Kehebatan Gunayanto sudah tidak dapat di prediksi lagi, setelah dia pindah ke bangunan 4 lantai ini. Ayam jagonya selalu merajarela di kalangan, apalagi semasa jaya si Sabet. Seperti diceritakan ayam jago Gunayanto ada titisan jendral yang terlahir di dunia ini untuk mengawal Raja Dewa Langit. tapi mereka tidak bisa menentukan langsung terlahir di rumag Gunayanto, Gunayanto harus mencari mereka, seperti Gunayanto mencari Sabet. Ketika sehabis pulang dari kalangan, Gunayanto merasa harus makan di warung yang di pojok itu. Tiba tiba Gunayanto mendengar kokok ayam, di cari tidak ketemu, ternyata di sembunyikan oleh pemilik warung. Dia takut Gunayanto mengenainya, itu adalah anakan ayam Jagonya. Ayam ini tidak dapat dipegang oleh orang lain, pasti mematuk. Gunayanto mau melihat ayam itu, dikasih lihat di kotak dipojok dibawah meja dapur. " Jika Pak Gunayanto bisa memegang nya, saya jual ke bapak 1 juta." Tantang pak Ahmad. "Coba saya
" Papi, tadi ada lagi tuh pasien yang susah di suntik, ternyata di pinggang nya ada kain merah yang di ikat di pinggang, jadi saya suruh dia lepasin dulu, kain merahnya." Kata Lisa." Lisa gelang yang saya berikan kekamu kenapa tidak di pakai." Tanya Gunayanto." Gatal, kamu tahu kalau saya pakai emas yang bukan 24 karat, pasti gatal, begitu juga arloji. kalau bukan baja pasti gatal." Kata Lisa.Gunayanto teringat dengan batu biru yang ia dapat dari kerajaan pasir berisik di china.Lalu Gunayanto masuk ke tempat sembayangnya, dan dengan meditasi di bentuklah, batu biru itu menjadi liontin dengan rantainya.Sepintas lalu rantai itu tidak terlihat mewah, hanya bandul biru saja, tapi jika bagi yang bisa lihat, akan terlihat cairan yang mengelilingi liontin itu. itu energi yang akan melindungi Lisa dari pasien pasiennya yang jawara yang senang mengisi diri mereka dengan ilmu kekebalan aliran sesat.Lisa dinaungi unsur air, jadi liontin ini
" Siapa lagi yang sekarang ikut kamu pulang kemari, papi?" Tanya Lisa kembali kepada Gunayanto.Sejak mereka tinggal di bangunan 4 lantai ini , Gunayanto selalu bolak balik membawa perempuan yang tidak jelas identitasnya. Bukan cemburu cuma sebel aja.Kalau perempuan yang memiliki akhlak yang baik, ya tidak apa-apa." Oh. dia Luna dari Bogor, ketemu di tempat hiburan, katanya mau cari kerja sebagai administrasi, ya, saya bawa pulang untuk membantumu, di klinik. sekarang kan kita pakai dokter dokter lain yang isi, jadi yang urus pendaftaran dan keuangan serahin ke Luna aja." jelas Gunayanto." Ok , kamu atur aja, saya percaya aja deh." Kata Lisa dengan polosnya.Di rumah ini, mertua perempuan Lisa juga tinggal disini, dia suka memasak untuk Gunayanto. Dan Luna berusaha mengambil hati Bu Giokasih." Bu, Pak Gunayanto telah memiliki anak 3, tapi saya dengar mereka belum menikah secara resmi ya, suatu saat, setelah setengah tahun bekerja d
Lisa dengan tidak sabar menunggu Gunayanto pulang dari adu ayam. Begitu Gunayanto pulang, setelah anak buahnya pulang dan ayam ayam nya sudah diurus. Lisa menghampiri Gunayanto. " Papi, habis makan saya mau bicara." Kata Lisa sambil menunggu Gunayanto selesai makan. " Mau bicara apa?" kata Gunayanto. Lisa lalu menceritakan kronologi kejadian di klinik. Tapi dia tidak cerita , apa yang Luna rencanakan, mau menikah dengan Gunayanto. Gunayanto memanggil Luna turun dari lantai 2, tempat Luna dan Bu Giokasih tidur, di lantai 2, ada 3 buah kamar tidur yang berjejer. salah satu kamar Luna. "Ada apa pak Gunayanto?" Tanya Luna. " Bu dokter bilang, administrasimu tidak benar ya, kenapa kamu harus begitu, laporan buku administrasimu lain dengan biaya yang kamu kenakan ke pasien?" tanya Gunayanto. " Uangnya ada kok, nih saya taruh diantara buku, uang yang untuk dokter, saya tidak ambil, itu dokter Hendrik yang suruh saya kenakan biaya segi