"Aku tidak tahu apa mau Edward, tetap akan awasi semuanya. Aku tidak mau Angeline dan mertuaku bahaya," suruh Raffa ke semua anak buahnya yang saat itu melihat tulisan berdarah di depan di pintu rumahnya."Berani sekali mereka masuk ke rumahku," sahut Angeline.Raffa dan Angeline saat itu menyuruh anak buahnya lebih waspada. Mereka juga menyirih untuk menghilangkan tulisan darah itu. Satu bulan telah berlalu tapir tidak ada tanda-tanda Edward menyerang.Pagi hari sewaktu di kamar Angeline langsung pergi ke kamar mandi dan dia muntah-muntah. Tentu saja Raffa begitu panik dan sebisa mungkin dirinya memberikan pertolongan kepada Angeline berupa memijat tengkuk kepala perempuan itu.Angeline masih saja muntah-muntah di wastafel, lalu setelah dirasa lega Angeline dituntun oleh Raffa untuk berjalan ke arah kasur.Raffa membaringkan Angeline ke kasur, lalu menyuruh dia untuk memejamkan matanya. Apalagi dia bisa merasakan jika suhu badan Angeline cukup tinggi panasnya. Raffa menyelimuti Ang
Raffa mendengar kalau Siska saya itu mencoba bunuh dengan cara mengantungkan lehernya ke sebuah tali. Raffa panik karena dia belum mau Siska mati dengan mudah. Raffa Mama itu langsung pamit ke Angeline dan hanya bilang kalau ada urusan mendadak.Raffa masuk mobil dan menuju tempat penangkaran buaya itu. Raffa langsung masuk dan membawa Siska ke rumah sakit keluarga Anggara dulu. Raffa harap Siska hidup karena dendam dalam hatinya belum padam. Dokter menangani Siska dnegan cepat dan akhirnya Sisam yang kesulitan bernapas itu sudah bisa melewati masa kristisnya."Siska kamu tidak bisa bunuh diri. Bekas Bali di leher kamu begitu parah. Hidup-lah untukku karena balas dendamku belum selesai untukmu," Raffa memegang tangan Siska yang saat itu sudah ada di kamar rawat."Raffa, biarkan aku mati saja. Aku telah kamu Kuring bersama dengan Cristian dan aku tidak mau jadi budak seks dia. Aku ingin keluar dari penangkaran buaya itu," pinta Siska."Baiklah! Kamu akan aku pisahkan ruangan kalian," j
"Tuan Raffa, mereka berdua melarikan diri atas bantuan dari Tuan Edward. Semua anak buah kita dilumpuhkan dan hampir sama kita meninggal," akta anak buah Raffa."Tunggu aku, akan kesana dan aku akan panggilan Dokter juga. Gawat mereka kuat karena bisa melawan anak buahku yang ada di penangkaran buaya itu. Sial sekali, Cristian dan Siska kabur ceroboh sekali," jawab Raffa.Raffa hari itu langsung pergi ke tempat penangkaran karena Sisak dan Cristian melarikan diri. Saat akan ke penangkaran buaya atua Markas itu, ada satu mobil yang mengejar Raffa dan menembak kaca mobil Raffa tapi tidak kena karena kaca mobil Raffa anti peluru. Raffa saat itu dengan cepat mengambil jalan lain dan bisa kabur lalu baru sampai di tempat penangkaran buaya itu."Mana CCTV-nya? Apa yang kalian lakukan hingga Siska dan Cristian bisa melarikan diri?" tanya Raffa yang emosi."Kita dibius dan obat bius itu berupa asap. Kota di serang dan dipikul kepala kita juga. Hingga ada yang terluka," jawab anak buah Raffa.
Raffa dengan secepat kilat telah ke perusahaan hari itu juga. Febri saat itu telah menunjukkan kalau saham PT. Anggara Pratama ada yang berusaha membelinya dengan paksa karena dikirsnya perusahaan itu masih akan bangkrut. Raffa mulai mengatur siasat dan dia ingin mengumumkan ke media kalau dirinya masih hidup dan telah berubah dengan wajah yang baru karena insiden kecelakaan."Febri ini karena kita tidak memanggil media dan mereka tidak tahu aku masih hidup. Aku akan tampil di media dan mengumumkan aku dengan wajah baru Alfonso ini," kata Raffa.Besoknya Raffa dan Angeline berada di perusahaan mereka dan berdiri dengan di sekeliling terdapat banyak sekali wartawan. Kamera mengarah kepada mereka juga mikrofon yang seolah-olah hendak menodong berbagai soal Perusahana dan pemiliknya yang baru bernama Alfonso itu dan istri Raffa Anggara dulu.Hari ini adalah hari di mana Raffa memberikan suatu pengumuman untuk media. Tentu saja media begitu senang dengan berita mahal yang akan dikatakan
"Kamu senangkan dia terpancing emosinya? Raffa Anggara ternyata punya masa lalu kelam denganmu ya istri Cristian?" tanya Edward."Iya Tuan Edward, dia membenci dan hampir membunuhku tapi dia tidak akan tega. Aku ibu dari anak pertamanya," jawab Siska."Baguslah! Tunggu dia senang-senang dulu, baru kita akan menyerangnya," jawab Edward yang saat itu membelikan Siska berlian mahal karena punya rahasia Raffa di masa lalu.Sebulan telah berlalu Raffa telah mendapatkan perusahaannya kembali dan semua bisnisnya lancar dan PT. Anggara Pratama telah menjadi perusahaan nomor satu yang merajai bisnis-bisnis di Asia dan di luar negri. Perusahaan mengalami kenaikkan untung yang besar dan Raffa akan mengadakan pesta perayaan yang mewah.Peringatan puncak kejayaan Raffa Perusahana yang telah membangkitkan perusahaan hingga sukses telah di selenggarakan besok hari. Raffa mengundang semua pebisnis, dewan rakyat dan pejabat penting baik luar negeri dan dalam negri di pesta perayaan itu.. Mereka hadir
Siska telah menyelinap masuk tanpa sepengetahuan siapapun. Pada saat pesta masih berlangsung dengan meriah, Angeline pamit ke Raffa untuk pergi ke toilet. Raffa rencana untuk menemani Angeline ke toilet, tapi istrinya itu menolak dan menyuruhnya tetap ada di sini sebab para tamu masih banyak dan harus dirinya temani untuk berbincang-bincang. Angeline pun pergi ke toilet sendiri atas persetujuan dari Rafa.Sesampainya di toilet, dia langsung muntah-muntah. Memang dari tadi dirinya menahan sebisa mungkin untuk tidak muntah atau menunjukkan gerakan aneh di hadapan Raffa dan juga para tamu undangan. Angeline muntah karena dia memang sedang hamil muda.Angeline menatap dirinya dari pantulan cermin, dia mengelap bibirnya yang kosong dan berkumur-kumur. Jangan sampai dirinya tumbang hanya karena muntah-muntah, dia harus bisa menemani Rafa sampai acara pesta ini selesai.Tiba-tiba pintu toilet dibuka secara paksa, Angeline melihat ke belakang dan mendapati seorang pelayan masuk. Pelayan itu l
"Kamu bawa kemana istriku?" tanya Raffa melalui ponselnya."Jika mau istri kamu selamat, siapkan uang dan undur diri dari kursi keluarga Anggara. Kamu jangan lagi menambah kekuasaan menjadi pemimpin Mafia," jawab pria misterius itu."Aku akan turuti kemauanmu. Lepaskan dulu istriku, kamu ada dimana dan aku akan jemput istriku?" tanya Raffa."Lihatlah ke dinding tengah rumah kamu. Aku telah memberi petunjuk," jawab pria itu langsung menutup ponselnya.Raffa saat itu berlari ruangan tengah rumah Anggara. Dia melihat di dinding tulisan dengan daraha. Ancaman agar tidak menjadi mafia dan tidak memimpin kerluarg Anggara lagi. Papa Angeline juga melihat tulisan yang terbentuk dari darah di dinding itu."Raffa, ternyata dia memiliki dendam dengan kamu. Segera pikirkan solusi untuk mengatasi masalah ini, Papa tidak mau anak Papa disakiti oleh mereka Walau hanya seujung kuku pun," ucap Papa Angeline saat itu."Baik pa, Aku akan temukan istriku segera," sahut Rafa.Raffa mengambil ponselnya lal
"Ayo cepat ke lokasi itu. Jika kamu tahu, itu dimana?" tanya Raffa."Sepetinya itu dekat pelabuhan dan itu bangunan terbengkalai Tuan," jawab anak buah Raffa.Raffa sudah dalam perjalanan menuju tempat dimana lokasi Angeline berada. Ternyata salah satu penculik yang menculik Angline meninggalkan ponsel dan ponsel itu ditemukan oleh anak buah Raffa. Raffa melacak percakapan di ponsel itu dan memang benar lokasi mereka tidak jauh dari arah pelabuhan yang dekat dengan Kota Jakarta.Tentu saja kabar ini sangat membuat Raffa merasa lega, karena sebelumnya dirinya sangat stress memikirkan di mana keberadaan Angeline. Mereka langsung menuju ke tempat itu lewat jalur laut. Jika jalur darat akan sulit sebab posisi Angeline berada di pelabuhan yang jaraknya begitu dekat dengan kota Jakarta. Raffa menggunakan kapal pribadi yang hanya muat untuk 20 orang. Anak buah Raffa juga ikut di kapal lain. "Pastikan mereka tidak kabur dari tempat itu," ucap Rafa kepada asistennya."Tuan, anak buah anda yan
"Aku saat ini sudah menjadi Ibu dan punya anak. Aku ada tiga anak juga dan aku akan besarkan anakku juga dia anak yang lainnya. Mereka akan jadi anakku juga.""Bagus, Istriku Sayang. Aku harap kamu dan Siska bisa rukun. Kita akan tinggal bersama selamanya."Tiba-tiba Siska datang dan dia membawa makanan juga buah untuk Diana. Siska saat itu menyuruh Raffa menjauh dari Diana karena dia ingin menyuapi Ibu baru itu. Siska membuang semua rasa cemburunya karena dia ingin hidup aman dan bahagia bersama keluarganya saat ini."Siska, kamu datang bawa makanan?""Aku datang bawa buah dan makanan. Aku tadi senang Diana kamu melahirkan anak laki-laki karena bisa jadi teman anakku. Ya anak kita bertiga nantinya kita akan sayang sama mereka adil.""Mbak Siska, terimah kasih ya selalu baik ke aku.""Siska, aku tidak sangka kamu yang pencemburu dan bisa melakukan apa saja demi balas dendam saat ini kamu berusaha baik juga kamu jadi jadi ibu yang baik."Raffa memeluk Siska saat itu dihadapan Diana. Set
Siska masih begitu mencintai Raffa, tapi Raffa memilih Diana karena Diana itu adalah gadis yang paling setia dan polos. Setelah pernikahan Raffa dan Diana mereka akhirnya memutuskan untuk bulan madu, mereka berangkat bulan madu dan menghabiskan waktu bersama sampai 2 Minggu di Eropa.Siska hanya di tinggal sendirian di rumah Anggara untuk mengahabiskan waktu dengan kedua anaknya. Raffa berkeliling Eropa dengan Diana. "Raffa, aku sudah tidak masalah jika Diana yang ada di hatimu tapi kenapa hatiku sakit. Kamu sudah seminggu di Eropa tapi belum pulang." kata Siska. Raffa sebenarnya masih ada rasa dengan Siska meskipun dia telah mengkhianatinya menikahi Diana hanya untuk menyakiti Siska saja. Kalau dia kuat di madu tandanya dia tulis mencintai dirinya."Siska, maafakan aku. Setelah aku bukan madu dengan Diana di Eropa ini, aku akan adil ke kamu dan Diana." Raffa bicara sendiri saat akan tidur dengan Diana di kamar hotel Eropa."Tenanglah sayang kita akan bersama, insya Alla aku akan ber
"Maaf ya Diana, aku sudah gak tahan ingin sekali ingin kamu jadi istriku dan ingin kamu dekat denganku terus," ucap Raffa."Maaf! Aku mendorong kamu dan kamu tolong jangan dekat-dekat kita ini bukan muhrim mas Raffa," Diana mendorong Raffa hingga dia jatuh ke belakang karena posisi saat itu dia berdiri dan Diana saking kagetnya dia mendorong Raffa dengan sangat kencang hingga dia jatuh ke lantai restoran.Diana malu karena Raffa selalu pintar menggoda dan bicaranya manis ke dirinya. Diana sering tersipu malu karena Raffa selalu romantis. Diana mulai suka dengan perlakuan Raffa dan memang benar sosok Raffa saat ini adalah sosok pria yang begitu banyak dikagumi oleh beberapa gadis dan wanita diluar sana, tapi Raffa sudah bosan main dengan banyak wanita karena ada Siska.Raffa makan malam romantis dengan Diana. Raffa juga mengajak Diana ke sebuah Taman kota untuk kencan bagi dirinya, tapi bagi Diana hanya jalan-jalan malam hari saja. Raffa memegang tangan Diana dan dia masih malu jadi di
"Aku ingin kamu jadi istri kedua suamiku. Dia jatuh cinta padamu, Diana.""Mbak! Tolong jangan buat aku kaget dan ini seperti aneh sekali. Mbak itu istrinya apa Mbak rela berbagi suami? Aku tidak mau merebut suami orang lain.""Diana, suamiku dulu itu sudah ada dua istri ya g dia cintai tapi meninggal. Kamu tahu juga kita ada dua anak juga dan kamu tahu mereka begitu lucu dan dekat dengan kamu. Aku butuh kamu jadi istri kedua suamiku karena kamu wanita yang baik-baik."Siska mengungkapkan keinginannya kepada Diana untuk meminta Diana menjadi istri kedua Raffa. Diana tidak sangka kalau Siska begitu baik dan mau berkorban agar suaminya bahagia. Siska menceritakan semua tentang Raffa karena keluarganya telah dibunuh oleh musuh bebuyutan keluarganya. Begitu kejam cerita Siska tentang pembunuhan kedua orang tuanya, hingga Diana menangis."Mbak, aku tidak sangka orang kaya sepeti Raffa Anggara begitu pahit hidupnya.'"Aku dulu juga mengkhianatinya karena dendam dan aku dulu begitu cinta ke d
"Maaf! Aku baru saja lama jabat tangannya dan tidak sopan ya?" tanya Raffa."Tidak apa-apa Mas Raffa," jawab Diana."Aku Siska, panggil kakak ya jangan Tante kita beda 10 tahunan," Siska sambil berjabat tangan dengan Diana.Raffa masih tetap saja melihat Diana. Senyumnya yang indah dan bibirnya yang begitu ranum seperti daya tarik sendiri untuk Raffa. Raffa seolah dia jatuh cinta lagi untuk pertama kalinya. Raffa seolah di pikirannya berbisik harus miliki gadis cantik berhijab itu.'Apa yang aku pikirkan? Aku jatuh cinta pada gadis yang usianya lebih muda 10 tahun dariku'Raffa hanya merasa aneh dalam hatinya.Raffa dan Siska menginap dan memang benar Raffa istirahat total selama satu bulan di panti asuhan. Raffa sering ke makam Ibu Panti yang dulu merawat dia pada waktu dia masih bayi. Siska tidak tahu Raffa mencoba mendekati Diana karena dia itu guru ngaji dan guru sekolah dasar.Raffa sering pergi ke rumah Ibu Panti pengganti Ibu Panti yang membesarkan Raffa. Dia rumahnya yang deka
"Dia meninggal meminum racun, Dokter? Balas dendam dan siksaan belum selesai. Sudahlah! Dia harus di makamkan juga," ucap Raffa."Tuan Raffa anda masih punya hati nurani, meksipun Edward ini telah menghabisi seluruh keluarga anda. Anda tetap mau memakamkan dia dengan layak," jawab Dokter."Dokter, tolong urusi jenazah dia dan aku akan umumkan kematian dia karena bunuh diri di media sosial. Soalnya dia juga banyak musuh yang mengincarnya. Aku akan kasih kejelasan juga kalau dia tertekan singa buas di wilayah hutan agar semua orang percaya dan nanti ada bukti." Raffa pergi saat itu."Siap Tuan Raffa! Aku akan urus jenazah orang ini dan aku akan kabari anda setelah dia di makamkan," jawab Dokter."Siska, ayo pulang dan kamu sudah puas melihat dia. Dia musuhku dan aku sudah balas dendam kematian orang tuaku dan aku tidak perlu mengotori tanganku," ajak Raffa sambil memegang tangan Siska."Sayang, hari ini aku ingin ke tempat yang aku mau dan aku ingin kamu menghibur diri karena habis meme
"Dia berani sekali, sudah jadi Sandra malah memukul kepala kamu. Biar aku saja yang bereskan." Mr. Wilson saat itu memukul balik Edward lalu dia pingsan."Aduh... tidak malasah ini tidak sakit. Pokok turun dari jet ini kita bisa menghukum dia," jawab Raffa.Raffa saat itu menahan emosinya karena bagi dia Edward sudah kalah telak hari itu. Edward pingsan dan mereka baru sampai di Jakarta. Raffa membawa Edward yang saat itu di susul oleh mobil anak buahnya dan menuju ke penjara rahasia Raffa di tangan hutan yang dekat dengan pinggiran kota Jakarta. Raffa dan Mr. Wilson Febri juga Ricard sudah merancang penjara khusus untuk penyiksaan Edward. Mereka mendarat di Jakarta sore hari lalu menuju ke penjara yang dibuat khusus Edward. Raffa dan Mr. Wilson sampai di penjara yang di sekelilingnya itu air dan banyak buayanya juga ada singa yang menjaga saat masuk ke dalam. Penjara itu adalah neraka untuk Edward. Raffa dan Mr. Wilson membawa Edward ke penjara bawa tanah dan dia dibawa dalam keadaan
"Sial kita di serang, Febri. Hari ini kita kalahkan mereka agar bisa lusa kita menyerang markas mereka." Raffa mulai menembak semua pembunuh bayaran itu satu persatu."Tuan Raffa, berhati-hatilah mereka pembunuh profesional dari luar negeri," ucap Febri.Raffa dan Febri hari itu mereka mengalahkan pembunuh bayaran yang di kirim oleh Edward. Raffa dan Febri kabur dari mereka karena anak buah mereka harus ada yang di selamatkan tidak boleh ada yang meninggal. Pembunuh bayaran itu kesulitan membunuh Raffa karena Raffa saat ini dia begitu hebat dan kuat dari pada dia yang dulu.Raffa dan Febri malam itu juga dia pulang ke rumah Anggara. Malam itu juga mereka memanggil sekutunya dan Mr. Wilson untuk merencanakan penyerangan ke markas Edward. Raffa harus memenangkan pertempuran itu karena pertempuran itu penentu siapa yang akan hidup dan mati."Ada apa Tuan Raffa kamu memanggilku mendadak malam hari?" tanya Mr. Wilson."Lihatlah! Aku baru saja di serang oleh pembunuh bayaran internasional ka
"Maafkan aku, aku akan buat mereka merasakan kematian yang sama seperti Angline, Papa Mertua.""Sudahlah! Hari ini urus pemakaman anakku. Aku sudah tua dan aku juga tidak bisa mengurus perusahaan lagi. Harta atas nama Janeeta nanti akan aku wariskan ke Jenni. Kamu juga atur seseorang yang berpengalaman untuk perusahan ku dan Janeeta yang baru kembali dari kebangkrutan." suruh Papa Tante Janeeta."Baiklah! Aku akan makamkan sekarang. Nanti Papa akan aku jemput saat sudah selesai pemakamannya karena Papa sudah tua dan selesai pemakaman bau aku antar Papa ke makan istriku," jawab Raffa.Awalnya memang Papa Tante Janeeta marah tapi dia mengontrol emosinya karena takut kena serangan jantung. Raffa selesai menemui Papa kandung Tante Janeeta dia mengurus pemakaman Tante Janeeta. Rumah Raffa di penuhi dengan pelayat yang datang. Setelah itu Tante Janeeta telah di antarkan ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Pemakaman Tante Janeeta telah di urus oleh warga perumahan dekat rumah besar An