"Tuan anak buah kita masih banyak. Aku yakin Raffa pasti kalah," jawab anak buah Mafia misterius itu."Aku akan memenggal kepala Raffa Anggara keturunan mafia Asia yang terkahir. Anggara cucu kamu akan mati karena kamu aku kehilangan orang tuaku. Kamu telah meremehkan musuh masa lalu kamu yang mati. Ada anaknya yaitu aku yang akan balas dendam," kata Mafia Misterius itu.Raffa saat itu bisa mengalahkan 50 orang. Semua penyerangan itu ada 300 orang lebih dan anak buah Raffa hanya 100 orang yang berkumpul. Mereka bisa mengalahkan setengah. Raffa dengan sangat pandai dan lincah bisa menuju mobil mewah milik Edward Cullen. Edward adalah musuh tersembunyi Raffa dan musuh Kakeknya."Kamu turunlah dari mobil kamu. Bawahanku sudah aku temanku mati," teriak Raffa."Raffa Anggara, kamu tidak mati. Aku bisa bahasa Indonesia, apa perlu kita kenalan? Anak Hendrawan dan Cucu Anggara?" balas Edward."Siapa kamu sebenarnya? Apa mau kamu? kamu telah membunuh semua anggota keluargaku dan kamu saat itu
"Raffa sekarang sudah mati karena ada anak buahku yang tahu, kalau dia kristis ada di rumah sakit," kata Cristian melalui ponsel."Akut tidak percaya Raffa mati, aku akan menyusul dia ke rumah sakit," jawab Siska.Tante Janeeta sudah memanggil Dokter pribadinya tapi Raffa tidak bisa bangun dan dia kritis. Tante Janeeta mengirim Raffa ke rumah sakit ke kota maish di wilayah Jakarta. Tante Janeeta saat itu sudah bisa menghubungi Angeline dan Papa Angeline. Saat Raffa di serang mereka juga di serang oleh anak buah Edward tapi berhasil melarikan diri.Angeline saat itu memegang tangan Raffa dan dia baru sadar saat itu. Rafa tidak sadarkan diri selama lima hari. Raffa tersenyum karena Angeline selamat dan Tante Janeeta saat itu juga menjaga Raffa. Raffa telah diperbolehkan keluar dari ruang sakit setelah 1 Minggu di rawat. Raffa melakukan rencana dan dia membeaskan Cristian dari penjara negara, dia membebaskan Cristian untuk membalas dendam. Siska masih menjauh dari Raffa karena Angeline d
"Siska, kamu yang membunuh orang tuaku dan bekerja sama dengan bedebah Cristian itu," umpat Raffa pada Siska sambil saat itu dia mengikat Siska dengan borgol."Apa maksud kamu, Raffa? Apa kamu menipuku padahal tadi kita bercinta. Kurang ajar kamu!Lepaskan aku, kenapa kamo borgol tanganku dan kamu ikat kakiku juga? Siska marah dan berteriak saat itu.Raffa mengambil seember air di timba bekas pel di ruangan itu dan ruangan itu sudah di kunci rapat oleh Raffa."Rasakan ini, enak ya kamu? Kamu rasakan ini, dasar wanita busuk sama kayak bau bekas pel itu," hina Rafa."Cukup Raff, aku sudah minta maaf ke kamu aal belum cukup? Aku juga telah menyesal telah berkerjasama membunuh kedua orang tuamu demi merebut harta mereka dan demi Cristian. Tolong lepaskan aku, kamu dulu begitu mencintaiku tapi kenapa kamu begitu kejam padaku," jawab Siska sambil menyesal memohon ampun pada Raffa agar mau memaafkan dia."Sudah cukup air mata buaya-mu itu! Aku sudah tidak percaya lagi sama kamu, dasar wanita k
"Raffa, tolong lepaskan aku. Angeline aku minta tolong suruh Raffa suami kamu melepaskan aku," Siska memelas dan dia menangis."Siska, kamu kuat juga ya habis di cambuk tapi tetap saja tidak pingsan," sahut Angeline.Raffa dan Angeline saat itu menyuruh Siska masuk ke sangkar yang sudah disiapkan sejak dari tadi. Siska di seret Raffa masuk ke dalam sangkar itu. Siska menangis meronta-ronta dan meminta tolong tapi tidak pernah di dengarkan oleh Raffa dan Angeline. Dibawa sangkar itu ada kolam renang dan banyak buayanya. Sika memang takut dengan buaya dan dia memanggil nama Raffa terus. Dia meminta maaf pada kedua orang tua Raffa dan Kakek Raffa."Raffa, tolong turunkan aku dari sini. Aku takut ketinggian. Ada banyak buaya dibawahnya, aku takut jatuh." Siska berteriak dan ketakutan karena saat itu sudah ada dalam sangkar dan sangkar itu telah di tarik ke atas dengan mesin berat."Rasakan ini, dari dulu kamu yang membuat ide gila ini dan kamu sampaikan ke Cristian. Aku menceraikan kamu s
Siska saat itu tidak real melibst Raffa dengan Angeline. Raffa mendorong Siska. Raffa mengajak Angelin ke sebuah villa pribadi milik Raffa. Siska begitu menyesal karena selama ini dia tidak menyangka Raffa bisa memperlakukan dirinya dengan sanga kejam."Dia sudah bencit ke aku dan aku menyesal karena balas dendam ke dia. Raffa saat ini sudah kejam dan mau hanya musuhnya bagi dia," kata Siska.Raffa sebenarnya masih kecewa karena sampai sekarang dia masih belum bisa menemukan Edward yang membunuh neneknya. Semua anak buahnya dia kerahkan untuk mencari Edward itu tapi sampai sekarang belum juga dirinya dapatkan. Sementara itu dari balik pintu Angeline menatap ke arah Raffa, dirinya melihat Rafa yang hanya diam saja sembari duduk di atas kasur. Sebenarnya Angeline ingin menghampiri Raffa tapi dirinya takut mengganggu laki-laki itu. Takutnya Rafa membutuhkan waktu seorang diri, tapi entah kenapa dirinya lagi kita sekarang rasa memiliki sesuatu yang sengaja disembunyikan dari dirinya.Raff
"Aku tidak tahu apa mau Edward, tetap akan awasi semuanya. Aku tidak mau Angeline dan mertuaku bahaya," suruh Raffa ke semua anak buahnya yang saat itu melihat tulisan berdarah di depan di pintu rumahnya."Berani sekali mereka masuk ke rumahku," sahut Angeline.Raffa dan Angeline saat itu menyuruh anak buahnya lebih waspada. Mereka juga menyirih untuk menghilangkan tulisan darah itu. Satu bulan telah berlalu tapir tidak ada tanda-tanda Edward menyerang.Pagi hari sewaktu di kamar Angeline langsung pergi ke kamar mandi dan dia muntah-muntah. Tentu saja Raffa begitu panik dan sebisa mungkin dirinya memberikan pertolongan kepada Angeline berupa memijat tengkuk kepala perempuan itu.Angeline masih saja muntah-muntah di wastafel, lalu setelah dirasa lega Angeline dituntun oleh Raffa untuk berjalan ke arah kasur.Raffa membaringkan Angeline ke kasur, lalu menyuruh dia untuk memejamkan matanya. Apalagi dia bisa merasakan jika suhu badan Angeline cukup tinggi panasnya. Raffa menyelimuti Ang
Raffa mendengar kalau Siska saya itu mencoba bunuh dengan cara mengantungkan lehernya ke sebuah tali. Raffa panik karena dia belum mau Siska mati dengan mudah. Raffa Mama itu langsung pamit ke Angeline dan hanya bilang kalau ada urusan mendadak.Raffa masuk mobil dan menuju tempat penangkaran buaya itu. Raffa langsung masuk dan membawa Siska ke rumah sakit keluarga Anggara dulu. Raffa harap Siska hidup karena dendam dalam hatinya belum padam. Dokter menangani Siska dnegan cepat dan akhirnya Sisam yang kesulitan bernapas itu sudah bisa melewati masa kristisnya."Siska kamu tidak bisa bunuh diri. Bekas Bali di leher kamu begitu parah. Hidup-lah untukku karena balas dendamku belum selesai untukmu," Raffa memegang tangan Siska yang saat itu sudah ada di kamar rawat."Raffa, biarkan aku mati saja. Aku telah kamu Kuring bersama dengan Cristian dan aku tidak mau jadi budak seks dia. Aku ingin keluar dari penangkaran buaya itu," pinta Siska."Baiklah! Kamu akan aku pisahkan ruangan kalian," j
"Tuan Raffa, mereka berdua melarikan diri atas bantuan dari Tuan Edward. Semua anak buah kita dilumpuhkan dan hampir sama kita meninggal," akta anak buah Raffa."Tunggu aku, akan kesana dan aku akan panggilan Dokter juga. Gawat mereka kuat karena bisa melawan anak buahku yang ada di penangkaran buaya itu. Sial sekali, Cristian dan Siska kabur ceroboh sekali," jawab Raffa.Raffa hari itu langsung pergi ke tempat penangkaran karena Sisak dan Cristian melarikan diri. Saat akan ke penangkaran buaya atua Markas itu, ada satu mobil yang mengejar Raffa dan menembak kaca mobil Raffa tapi tidak kena karena kaca mobil Raffa anti peluru. Raffa saat itu dengan cepat mengambil jalan lain dan bisa kabur lalu baru sampai di tempat penangkaran buaya itu."Mana CCTV-nya? Apa yang kalian lakukan hingga Siska dan Cristian bisa melarikan diri?" tanya Raffa yang emosi."Kita dibius dan obat bius itu berupa asap. Kota di serang dan dipikul kepala kita juga. Hingga ada yang terluka," jawab anak buah Raffa.