Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Leon dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Leon, menikmati gesekan yang terjadi antara milikny
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut teman kosnya akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Leon kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Leon langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Leon dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Leon.Setelah tidur dua jam dengan Leon, Nanea buru-buru mandi untuk menuju ke rumah sakit dia ingin memenuhi janjinya kepada Leon untuk merawat Saras di rumah sakit.Setelah meninggalkan catatan kepada Leon kalau dia akan menuju ke rumah sakit, maka Nanea segera menuju ke rumah sakit.Nanea membuktikan ucapannya seperti janjinya kepada Leon. Itu dia lakukan bukan hanya untuk memenuhi janjinya tapi juga untuk menyenangkan Leon dan juga untuk menutup rasa bersala
Leon menghabiskan waktu untuk bersama Saras memberikan semangat bagi Saras, setelah itu, Leon pamitan dengan alasan untuk bekerja."Kamu yang semangat kerjanya, ya? Jangan terlalu mikirin aku. Mikirin aja pekerjaan kamu. Oke?" kata Sarah sambil tersenyum dan memegang tangan Leon.Leon tersenyum tapi ada kegetiran dalam hatinya. Karena dia harus sedikit berbohong kepada Saras. Dia memang kerja tapi bukan kerja seperti yang dipikirkan oleh Saras tapi kerja untuk memberi kenikmatan, melayani hasrat wanita-wanita lain.Leon yakin kalau Saras tahu tentang pekerjaan Leon yang sebenarnya, maka Saras pasti akan membenci Leon tapi apa boleh buat. Leon ingin Saras berumur panjang, Leon ingin menyembuhkan apapun penyakit Saras dan karena dia tidak bisa mendapatkan hasil yang bagus dengan pekerjaan yang lain karena kemampuan akademik Leon yang payah, maka inilah jalan satu-satunya bagi Leon.Setelah berpamitan kepada Saras, Leon langsung menemui Nanea untuk menitipkan Saras kepada Nanea."Aku aka
"Maksud, tante, gimana? Aku tidak mengerti." Leon membulatkan matanya.Renita masih menatap Leon penuh arti. "Masak sih kamu tidak tahu?""Sebelum ini aku memang cuma pernah melakukan ini dengan satu wanita. Tapi ... baiklah. Kalau tante mau aku ganti-gantian dari anak tiri tante dan juga ke tante, maka aku akan lakukan demi uang." Leon terpaksa akan memenuhi permintaan dari Renita ini."Bukan cuma itu, Leon. Ehm ... maksud aku bukan cuma itu."Leon membelalakkan matanya. "Apa maksud tante, tante juga ingin mencicipi tubuh anak tiri tante itu?"Renita tersenyum. "Ya. Itu adalah obsesiku sejak lama. Bahkan sejak sebelum dia menjadi anak tiriku.""Apa?" Leon tidak meneruskan kata-katanya."Aku masih normal sebenarnya. Aku suka cowok. Tetapi, sejak kemunculan Vivi, anak tiriku itu, di kantorku, maka aku tiba-tiba langsung terobsesi kepadanya. Aku ingin berhubungan dengannya. Aku cuma merasakan hal itu padanya dan tidak kepada wanita yang lain.""Lalu?""Waktu itu, Vivi sempat kerja di ka
Leon menatap Vivi. Dia pergunakan pesonanya untuk menguasai Vivi dengan cepat.Vivi memang langsung berdebar-debar saat dia menatap tubuh Leon yang memancarkan aura kejantanan yang luar biasa. Karena itu, Vivi cuma bisa mengangguk waktu Leon menyentuh tangannya untuk meminta izin untuk masuk ke kamarnya."Maafkan aku. Kamarnya agak berantakan," kata Vivi sambil kembali menelan ludah saat sekarang ini Leon sudah berada di dalam kamarnya, membelakangi dirinya, memperlihatkan punggung Leon dan pantat yang menggambarkan kejantanan yang sejati."Ini tidak berantakan, kok." Leon memalingkan wajahnya ke arah belakang dan bertanya, "kita duduk di mana?""Di situ aja." Vivi menunjuk ke arah tempat duduk panjang di kamarnya. "Mungkin aku harus ganti baju dulu karena aku cuma pakai baju tidur."Vivi berusaha memperbaiki kancing bajunya yang terbuka di bagian atas sehingga memperlihatkan belahan dadanya di dalamnya. Dia malu karena saat ini, dia sedang berhadapan dengan seorang lelaki."Tidak apa
Leon sudah berhasil membuka baju yang dikenakan oleh Vivi. Bahkan Leon tidak mau setengah-setengah. Dia langsung membuka celana yang dikenakan Vivi bahkan sampai ke segitiga pengaman yang dikenakan Vivi.Setelah membuka semuanya, Leon mulai membelai-belai paha putih mulus milik Vivi yang masih Vivi tutup karena dia masih malu.Tapi sesaat kemudian, Vivi cuma bisa menengadahkan kepalanya ke atas saat dengan lancangnya, Leon sudah memasukkan kepalanya di antara dua paha putih milik Vivi dan menjemput kenikmatan di bagian kewanitaan Vivi.Vivi merasa geli saat dia merasa ada sebuah lidah yang kini sedang merengkuh dan menjilati bagian sensitifnya.Vivi mulai mendesah saat dia merasakan kekenyalan kecil di bagian atas dari bagian kewanitaannya kini mulai mendapat belaian lidah dari Leon.Belaian lidah itu terasa sangat memanjakan Vivi, membuat Vivi mulai menggerak-gerakkan pinggulnya karena ada lesakan gairah yang sangat kuat yang membuat Vivi hanyut dalam belaian lidah Leon yang kini mul
Vivi mulai gerakkan kepalanya yang sebelumnya terkulai lemas di sandaran sofa. Kini Vivi mulai mengangkat wajahnya dan nampaknya matanya mulai akan terbuka.Karena tubuh bagian bawah Vivi juga ikut bergerak, maka Renita bisa merasakannya. Renita buru-buru menarik bibirnya dari bagian kewanitaan milik Vivi.Leon juga merasakan itu. Leon tahu kalau Renita sedang ketakutan dengan keadaan yang terjadi pada saat ini.Karena itu, Leon segera maju untuk menyambut wajah Vivi dengan mata yang mulai akan terbuka itu.Leon segera menyergap bibir Vivi dengan bibirnya dan memberikan kecupan-kecupan panas serta memakai satu lengannya untuk menopang bagian belakang kepala Vivi untuk membuat Vivi nyaman.Sergapan Leon itu membuat Vivi tidak jadi membuka matanya. Tubuhnya lemas dalam gairah hasrat yang meluap sehingga Vivi yang sebelumnya agak curiga, kini membiarkan saja saat dia merasakan ada dua lidah yang sedang bermain di tubuhnya.Lidah yang satu sudah pasti adalah lidah milik Leon yang saat ini
Sebelumnya Vivi memang sudah tahu akan kehadiran Renita di kamar ini. Vivi sudah tahu kalau Renita mulai memainkan lidah di bagian kewanitaannya.Kalau saja Leon tidak memberi kenikmatan kepadanya, maka Vivi pasti akan menendang Renita yang sudah lancang menggunakan lidah untuk menyentuh inti tubuhnya.Tapi, karena Vivi berhasil dijinakkan Leon, maka pada akhirnya, Vivi memang membiarkan Renita melakukan apa yang diinginkan Renita di inti tubuhnya.Tapi Vivi tidak menyangka kalau Renita akan dengan beraninya datang mengecup bibirnya dan juga meremas-remas buah dadanya.Karena itulah Vivi membuka matanya untuk melihat Renita yang sedang mengecupnya dengan mata terpejam.Vivi ingin menolak itu. Dia ingin melakukan reaksi penolakan karena dia tidak mau berbuat hal ini dengan ibu tirinya sendiri.Hanya saja, entah disengaja atau tidak, Leon melakukan satu sodokan maut di tubuh Vivi. Sodokan penuh kenikmatan, sodokan yang terasa sampai ke ujung membuat Vivi kembali menutup matanya.Sebelum
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s