Sebelumnya Vivi memang sudah tahu akan kehadiran Renita di kamar ini. Vivi sudah tahu kalau Renita mulai memainkan lidah di bagian kewanitaannya.Kalau saja Leon tidak memberi kenikmatan kepadanya, maka Vivi pasti akan menendang Renita yang sudah lancang menggunakan lidah untuk menyentuh inti tubuhnya.Tapi, karena Vivi berhasil dijinakkan Leon, maka pada akhirnya, Vivi memang membiarkan Renita melakukan apa yang diinginkan Renita di inti tubuhnya.Tapi Vivi tidak menyangka kalau Renita akan dengan beraninya datang mengecup bibirnya dan juga meremas-remas buah dadanya.Karena itulah Vivi membuka matanya untuk melihat Renita yang sedang mengecupnya dengan mata terpejam.Vivi ingin menolak itu. Dia ingin melakukan reaksi penolakan karena dia tidak mau berbuat hal ini dengan ibu tirinya sendiri.Hanya saja, entah disengaja atau tidak, Leon melakukan satu sodokan maut di tubuh Vivi. Sodokan penuh kenikmatan, sodokan yang terasa sampai ke ujung membuat Vivi kembali menutup matanya.Sebelum
Vivi menjerit keras karena dia kembali mulai merasakan dirinya sedang mendaki ke arah puncak kenikmatan.Vivi didorong secara ekstrim ke arah puncak oleh dua kenikmatan yang dia rasakan secara bersamaan.Permainan Renita di bawah sana benar-benar membuat Vivi kelabakan dalam gairah yang amat sangat.Juniornya Leon yang berada di mulutnya, juga memberi rasa, memberi kenikmatan lain bagi Vivi sehingga Vivi makin mempercepat hisapannya di batang milik Leon ini.Vivi menggerakkan mulutnya semakin gencar di tengah kecepatan jari-jari Renita di bawah sana.Jari-jari Renita yang begitu ahli bermain di bagian inti tubuh Vivi, akhirnya membuat Vivi mulai jejeritan sehingga dia melepaskan kejantanan Leon dari mulutnya.Vivi menjerit sambil tangannya menaik-turunkan batang Leon yang masih berada di tangannya. Tubuh bagian bawahnya gerak-gerak karena terbawa arus kenikmatan yang diberikan Renita untuknya di bawah sana."Enak, Renita! Owh ... enakkkk. Oh, aku ingin kamu melakukannya lagi nanti pad
Tapi setelah beberapa saat menyaksikan pergumulan penuh nafsu antara Leon dan Renita di depan matanya ini, maka Vivi mulai berdebar.Pemandangan di depan mata ini membuat hasrat Vivi kembali naik. Dia kesampingkan status Renita sebagai ibu tirinya, karena dia mulai naik.Gadis sedingin es yang sebelumnya ingin menjauhi hubungan-hubungan kenikmatan seperti ini, kini hanya dalam waktu singkat kembali menemukan sifat liarnya.Vivi kini sangat menikmati melihat apa yang ada di depannya, melihat hubungan intim yang terjadi antara Renita dan Leon.Ini membuat Vivi ingin terlibat lagi. Karena itu, dia langsung berdiri, mendekati Leon dengan tubuh masih polos tanpa sehelai benang.Setelah itu, Vivi menaiki Leon, mengarahkan bagian kewanitaannya tepat di atas wajah Leon.Leon membuka matanya. Leon tahu apa yang diinginkan oleh Vivi. Karena itu, dia segera menahan bagian bawah pantat Vivi dengan dua tangannya kemudian dia mengarahkan bagian kewanitaan Vivi untuk bisa tepat berada di atas wajahn
Ternyata Vivi sudah memegang kejantanan milik Leon hingga membuat Leon terdiam, tidak menjawab pertanyaan Vivi karena Vivi sudah mulai menaik turunkan burung milik Leon ini dengan tangan Vivi"Please ... jadi pacar aku, ya? Aku akan memperlakukan kamu seperti ini terus. Please please please," kata Vivi sambil mencium Leon.Leon mulai membalas cumbuan yang dilakukan oleh Vivi. Hasrat Leon yang sempat meredup setelah berhasil memuaskan dua wanita ini, berhasil membawa keduanya ke puncak kenikmatan, kini mulai naik kembali.Vivi begitu terpesona kepada Leon. Karena itu, dia terus menaik turunkan benda perkasa milik Leon di tangannya.Vivi menguasai benda yang sekarang ini berada di tangannya, benda yang membuat kebekuan dalam diri Vivi langsung mencair dengan dahsyat bahkan tiba-tiba Vivi menjadi sangat liar."Kamu harus bertanggung jawab padaku. Kamu harus menjadi pacarku karena kamulah orang yang berhasil membuat aku menikmati ini kembali," kata Vivi sambil menarik sedikit bibirnya dar
Leon merasakan ada orang yang menyentuh batang sensitifnya. Leon segera membuka matanya dan melihat Renita sedang memainkan kejantanannya.Milik Leon yang sudah kendur itu. Kini langsung mengeras lagi dan membuat Renita kaget. "Secepat ini?"Leon tertawa tapi dia putuskan untuk minta ijin ke kamar mandi dulu.Untung saja kamar mandi berada di kamar ini sehingga Leon tidak perlu keluar kamar.Setelah itu, Leon kembali ke kamar dan melihat Renita terus memandanginya. Vivi sendiri masih tidur di samping Renita.Leon kembali membaringkan tubuhnya di ranjang. Mulutnya langsung disambut dengan penuh nafsu oleh Renita.Sambil mengecup bibir Leon, Renita mulai memegang benda besar milik Leon di bawah sana.Sambil saling jilat dengan Leon, Renita mulai kocok milik Leon yang semakin membesar itu.Renita tidak bisa memegang milik Leon ini dengan satu tangan saking besarnya milik Leon itu.Jari-jari Renita tidak bisa saling sentuh saking besarnya diameter milik Leon itu.Renita semakin kagum akan
Leon mendekat ke arah Vivi yang sedang diguyur oleh air shower yang cukup kuat.Begitu Leon masuk dalam siraman air shower, dia merasakan ada air hangat yang langsung menyegarkan tubuhnya.Leon langsung menyergap bibir Vivi dengan penuh nafsu. Bibir bawah Vivi langsung dihisapnya kuat-kuat dan langsung dibalas Vivi dengan menghisap bibir atas Leon.Leon agak menunduk karena tubuhnya yang tinggi besar cukup jauh dari tinggi tubuh Vivi yang agak mungil.Perbedaan tinggi yang tidak terlalu kentara saat di atas ranjang, kini begitu kentara.Lidah Leon mulai bermain, mengecap lidah Vivi yang kecil imut itu, sementara tangan Leon meremas-remas buah dada Vivi yang tidak terlalu besar tapi cukup menggemaskan bagi Leon.Vivi masih terus mengejar bibir Leon untuk dihisapnya dengan penuh rasa. Hasrat menggebu dalam dada Vivi membuat dia semakin menjadi liar, suara desahannya mulai terdengar.Hujani aku dengan tusukanmu, Leon," bisik Vivi di antara suara derasnya air shower.Leon tidak menunggu d
Leon tahu kalau wanita ini menginginkan dirinya, menginginkan tubuhnya tetapi karena dia sudah capek, akhirnya dia berkata, "aku tidak bisa saat ini, Nanea. Maafkan aku. Tapi aku sangat capek."Nanea nampak kecewa. Tapi kemudian dia berkata, "kalau begitu, tidurlah bersamaku. Walaupun cuma memelukmu, aku akan sangat puas."Leon menatap Nanea. Saat memikirkan kalau Nanea sudah memberikan perawatan yang sangat baik untuk Saras, maka akhirnya Leon mengangguk dan mengikuti Nanea masuk ke kamarnya Nanea.Leon biarkan tubuhnya dipeluk oleh Nanea hingga dia tertidur.**Besoknya, Leon baru terbangun sekitar jam 11.00 siang. Dia tidak lagi menemukan Nanea di kamar Nanea ini.Hanya ada pesan di sebuah kertas kalau Nanea sudah lebih dulu berangkat ke rumah sakit untuk bekerja dan juga merawat Saras.Nanea memang sudah meninggalkan satu kunci cadangan untuk Leon, karena itu, Leon segera keluar dari kamarnya Nanea, mengunci kamar ini dengan santai karena lantai 2 di rumah kost ini dalam keadaan s
Leon langsung menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa, dokter. Aku pernah berjanji kepada istriku menjelang menikah dan saat menikah, kalau aku hanya akan memiliki dia seorang sebagai istri selama hidupnya dan aku pantang untuk melanggar janjiku ini."Alicia nampak menghela nafas berat. Dia menatap ke arah langit-langit ruangan kemudian berkata, "sebenarnya aku ingin sekali memiliki kamu dalam hidupku tapi aku juga kagum akan kesetiaanmu pada istrimu."Leon cuma terdiam mendengar kata-kata Alicia ini karena sebenarnya dia tidak 100 persen setia kepada Saras dikarenakan dia sekarang ini sudah tidur dengan beberapa wanita.Karena itu, Leon tidak bisa dikatakan setia hanya saja Leon tidak mau menduakan Saras secara perasaan. Karena dengan pernikahan, dia pasti akan mulai membuka hati untuk wanita yang lain.Tubuhnya boleh dimiliki wanita-wanita lain secara per jam tetapi hatinya tidak akan bisa dimiliki oleh wanita lain. Itu saja tekad Leon.Alicia memegang tangan Leon dan berkata, "aku
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s