Terdengar suara teriakan histeris dari beberapa orang wanita yang melihat Rahul memegang pisau.Ini membuat Rangga langsung berlari menghindar sehingga tusukan yang dilakukan Rahul tidak berhasil mengenai dirinya.Rahul terlihat sangat marah. Matanya liar menatap ke arah Rangga. "Berani kamu mempermainkan anak-anakku, hah!"Beberapa saudaranya Rahul berusaha menengahi. "Sudahlah, Rahul. Biarkan dia. Kamu bisa masuk penjara kalau membunuhnya.""AKU TIDAK PEDULI!"Rangga langsung mendengus. "Kamu yang lebih dulu melakukannya, Tuan Rahul! Aku cuma membalas semua yang kamu lakukan padaku. And By the way, akulah yang mengirimkanmu ke rumah sakit waktu itu. Akulah yang memukulmu pada saat itu."Rahul semakin kalap. Dia mengejar Rangga tapi Rangga langsung lari ke depan.Rangga langsung dikejar oleh Rahul tapi Rangga sudah bersiap. Dia sudah meminta seorang asistennya untuk menunggu dia di jalan raya.Rumah Rahul ini terletak tidak jauh dari jalan raya, karena itu, hanya butuh sekitar 50 met
(SEKARANG INI, PENULIS AKAN MEMBAWA PEMBACA SEMUA KE CERITA KEDUA. KISAHNYA TENTANG LEON, SEORANG PEMUAS WANITA) ***Leon mulai mendekatkan dirinya untuk menyatukan tubuhnya dengan Sonya.Wangi khas Sonya, wanita berumur 41 tahun tapi terlihat awet muda hingga seperti masih berumur 30 tahunan itu, tercium oleh hidung Leon, sehingga memberi semangat dan gairah yang lebih bagi Leon.Dorongan hebat yang Leon lakukan, membuat tubuh Sonya menegang. Semakin lama dorongan yang Leon berikan, semakin membuat Sonya keenakan.Milik Sonya terasa penuh oleh milik Leon yang luar biasa kerasnya. Sehingga Sonya hanya bisa memuji-muji Leon karena apa yang dia rasa ini.Sonya tersentak-sentak oleh dorongan yang Leon lakukan.Kini wanita itu itu sudah menindih tubuh kekar Leon yang sudah siap memberikan kepuasan kepadanya yang sudah mabuk cinta itu.Leon langsung memeluk tubuh indah Sonya yang masih langsing di usianya yang sudah kepala empat itu.Kulit mulus milik Sonya, sejak tadi membuat Leon bergai
Leon terus berpacu dengan gerakan cepatnya memborbardir milik Sonya.Tapi setelah beberapa saat, dia sadar kalau Sonya sudah kepayahan karena itu dia hanya mendesah dan menghentikan upayanya."Kamu sudah dapat, sayang?" tanya Sonya yang masih merasa lemah karena malam ini dia sudah bekerja sangat keras.Kepuasan yang didapat Sonya saat ini, jauh melebihi kepuasan yang pernah dia dapat sebelumnya dengan pria-pria yang lain."Ya. Aku sudah." Bohong Leon. Padahal dia tidak jadi meneruskan dirinya untuk mencari kepuasan.Karena selain Leon tahu kalau tugasnya sudah selesai, Sonya sang klien sudah mengalami kepuasan berkali-kali, dia juga tidak ingin mencari kepuasan pribadi karena baginya, ini hanyalah sebuah pekerjaan.Leon berdiri dan mulai memakai bajunya.Dengan masih agak lemah, Sonya menggeser tubuhnya untuk mengambil tasnya. Dia ingin memberikan tip gede kepada pria yang paling memuaskan yang pernah dia pakai ini.Sonya ingin memberi Leon tip gede supaya nanti Leon mengingatnya dan
Leon mulai memainkan aksinya sebagai pria panggilan yang baru saja ingin menapak jalan barunya, dia ingin memberikan servis terbaik bagi pelanggannya untuk dapat nama di pekerjaan barunya ini.Leon langsung menghujamkan miliknya dan mulai melesakkan miliknya yang besar itu ke titik-titik sensitif di tubuh Wiwid."Ahhhh ... ini terlalu besar. Sakit. Ugh.""Nikmati saja. Kamu akan menyukainya, Wiwid," bisik Leon di telinga wanita itu.Leon mulai membasahi bagian leher Wiwid yang putih mulus dan wangi.Leon begitu menyukai leher itu, hingga ia menyisir seluruh permukaan kulit Wiwid yang begitu menggodanya itu sambil terus melakukan penekanan.Leon mulai menyangga tubuhnya dengan siku, ia sengaja melakukan itu supaya tubuhnya yang atletis tidak menindih tubuh Wiwid yang akan membuat Wiwid kesulitan bernafas.Wiwid hanya bisa mendesah pelan menikmati kelihaian lidah Leon yang bermain di seluruh bagian leher hingga kadang ke bagian dada.Leon yang mendapati Wiwid sempat kesakitan akan milik
Sekarang ini, posisi Wiwid membelakangi Leon dengan posisi Leon dari belakang seperti ini, pada awalnya Wiwid merasakan sakit di bagian inti tubuhnya tapi lama kelamaan, rasa sakit itu menjadi samar bahkan menghilang.Bahkan Wiwid mulai merasa keenakan apalagi karena jari-jari Leon masih terus bermain di butir kecoklatan milik Wiwid.Sehingga lama-kelamaan Wiwid mulai merasa enak dengan posisi yang baru dia rasakan ini.Walaupun posisi seperti ini sudah biasa dilakukan Wiwid, tapi, sekarang ini, rasanya begitu berbeda.Tekanan kuat dirasakan Wiwid di inti tubuhnya, tekanan yang ujungnya terus menyentuh titik-titik sensitif di sana dengan begitu fasih dan tiap sentuhan itu mendatangkan rasa yang tiada taranya bagi Wiwid.Apalagi dengan melakukan gaya seperti ini, Leon bisa terus memainkan jarinya di butir merah muda milik Wiwid dan itu membuat Wiwid mulai terhanyut dan dia mulai mendaki sebuah titian tangga surga dunia.Dengan posisi seperti ini, Leon bisa terus memainkan juniornya tan
Leon kembali mengambil posisi di atas. Kali ini dia akan memberi stimulus yang akan selalu diingat oleh Wiwid.Namun sebelumnya, Leon kembali memainkan buah dada ranum milik Wiwid. Dia meremas-remas buah dada ranum itu dan memainkan tonjolan di tengah buah dada Wiwid dan dengan ahlinya, hanya dalam beberapa waktu saja, dia kembali membuat gairah Wiwid naik.Setelah itu, Leon mengangkat kedua lutut kaki Wiwid hingga dua kakinya Wiwid menyentuh buah dada Wiwid.Dan dengan pastinya, Leon kembali memasukkan miliknya yang besar ke dalam bagian inti tubuh Wiwid.Kaki Wiwid makin diangkat sehingga milik Leon masuk semakin dalam hingga mentok di kedalaman sana.Goyangan yang dilakukan Leon hanya dalam beberapa saat saja sudah menyentuh titik-titik sensitif di tubuh Wiwid.Dengan ahlinya, Leon kembali membuai Wiwid yang sebelumnya sudah mencapai puncak dan gairahnya sudah sempat turun itu.Dengan properti besar yang dimiliki oleh Leon, hanya dalam waktu singkat saja, dia sudah berhasil menaikk
"Aku tidak mencurinya, Saras. Aku bukan pencuri," tandas Leon sambil putar otak bagaimana caranya untuk mengatakan tentang asal muasal uang banyak yang sekarang ini berada di tasnya ini.Sebelumnya Leon yang terlalu senang senang karena akhirnya dia berhasil mendapatkan uang banyak untuk mencukupi kebutuhan obat-obatan dan perawatan istrinya ini tidak memikirkan tentang alasan apa yang akan dia katakan saat dia membawa uang ini.Karena itu, pada saat ini, setelah mendapatkan pertanyaan dari mertua dan istrinya, Leon agak tergagap dan harus cepat-cepat putar otak untuk mendapatkan jawaban.Tapi satu hal yang jelas adalah Leon tidak mungkin memberitahu Saras dan Rina akan pekerjaan baru yang baru saja dia geluti sejak semalam itu.Karena Leon tahu, istrinya pasti akan meninggalkan dia kalau dia berani berterus terang tentang pekerjaannya dan ibu mertuanya mungkin akan semakin menghinanya karena pekerjaan kotor yang dilakukan oleh Leon itu."Kalau bukan mencuri lalu apa? Kamu itu kan tid
"Begini, sebenarnya sejak beberapa minggu lalu, aku tidak tega melihatmu pontang panting untuk mencari uang untuk membiayai perawatanku setelah uang tabunganku selama aku bekerja sudah habis. Jadi--""Jadi apa, Saras?" potong Leon.Saras nampak menatap takut-takut ke arah Leon. Karena itu, hal ini membuat Leon semakin curiga.Selama bertahun-tahun Leon mengenal Saras, karena itu, dia sudah tahu sekali akan sifat Saras ini. Kalau Saras terlihat ragu-ragu untuk bicara seperti ini, maka, itu pasti karena ada sesuatu. "Apa yang terjadi? apa yang kamu lakukan?""Aku belum melakukan apa-apa, Leon," kata Saras takut-takut. "Aku ... aku cuma sempat melakukan kesepakatan.""Kesepakatan? Kesepakatan apa?"Saras kembali menatap takut-takut ke arah Leon."Katakan kepadaku, Saras. Kesepakatan apa yang kamu lakukan dan dengan siapa?""Begini, karena aku melihat kamu selalu dihina oleh ibuku, apalagi setelah kita kehabisan uang, kita harus menghubungi ibuku dan meminjam uang kepadanya. Karena itu, k
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s