Permainan Rara di bawah sana benar-benar membuat Vivi kelabakan dalam gairah yang amat sangat. Juniornya Nathan yang berada di mulutnya, juga memberi rasa, memberi kenikmatan lain bagi Vivi sehingga Vivi makin mempercepat hisapannya di batang milik Nathan ini.Vivi menggerakkan mulutnya semakin gencar di tengah kecepatan jari-jari Rara di bawah sana. Jari-jari Rara yang begitu ahli bermain di bagian inti tubuh Vivi, akhirnya membuat Vivi mulai jejeritan sehingga dia melepaskan kejantanan Nathan dari mulutnya.Vivi menjerit sambil tangannya menaik-turunkan batang Nathan yang masih berada di tangannya. Tubuh bagian bawahnya gerak-gerak karena terbawa arus kenikmatan yang diberikan Rara untuknya di bawah sana."Enak, Rara! Owh ... enakkkk. Oh, aku ingin kamu melakukannya lagi nanti padaku besok dan besoknya lagi. Oke, sayang?"Mendengar kata-kata Vivi itu, tentu saja Rara sangat bahagia. "Aku akan selalu melakukan hal seperti ini kepadamu, Vivi kesayanganku. Siap-siaplah untuk selalu aku
Sedetik kemudian, Vivi nampak merem-melek saat dia merasakan ada benda lembut yang mulai mengulas bagian kewanitaannya. Mulai menggelitik bagian kewanitaannya dan membuat Vivi mulai menemukan hasratnya naik kembali dengan cepat.Karena itu, Vivi mulai mengerang menikmati apa yang sedang dia rasakan saat ini. Erangannya semakin lama semakin liar. Nathan merasakan dua kenikmatan secara bersamaan. Dia merasakan kejantanannya di bawah sana sedang dibombardir dengan gerakan cepat oleh Rara. Sementara di atas wajahnya, ada benda sensitif milik Vivi yang bisa dia belai sepuasnya dengan lidahnya.Ini membuat kenikmatan bagi Nathan. Selama hidupnya, dia tidak pernah merasakan dua kenikmatan sekaligus dan kali ini, dia sangat menikmatinya.Nathan menikmati kekenyalan di bagian atas kewanitaan milik Vivi. Dia sangat menikmati itu. Lidahnya terus mengulas-ulas dan kadang bibirnya mengecup kekenyalan itu seperti sedang mengecup bibir wanita.Ini membuat Vivi bergelinjang. Hawa nafsunya naik tingg
Ternyata Vivi sudah memegang kejantanan milik Nathan hingga membuat Nathan terdiam, tidak menjawab pertanyaan Vivi karena Vivi sudah mulai menaik turunkan burung milik Nathan ini dengan tangan Vivi."Please ... jadi pacar aku, ya? Aku akan memperlakukan kamu seperti ini terus. Please please please," kata Vivi sambil mencium Nathan.Nathan mulai membalas cumbuan yang dilakukan oleh Vivi. Hasrat Nathan yang sempat meredup setelah berhasil memuaskan dua wanita ini, berhasil membawa keduanya ke puncak kenikmatan, kini mulai naik kembali.Vivi begitu terpesona kepada Nathan. Karena itu, dia terus menaik turunkan benda perkasa milik Nathan di tangannya.Vivi menguasai benda yang sekarang ini berada di tangannya, benda yang membuat kebekuan dalam diri Vivi langsung mencair dengan dahsyat bahkan tiba-tiba Vivi menjadi sangat liar."Kamu harus bertanggung jawab padaku. Kamu harus menjadi pacarku karena kamulah orang yang berhasil membuat aku menikmati ini kembali," kata Vivi sambil menarik sed
Nathan merasakan ada orang yang menyentuh batang sensitifnya. Nathan segera membuka matanya dan melihat Rara sedang memainkan kejantanannya.Milik Nathan yang sempat mengecil itu, kini langsung mengeras dan membesar lagi dan membuat Rara kaget. "Secepat ini?"Nathan tertawa tapi dia putuskan untuk minta ijin ke kamar mandi dulu.Untung saja kamar mandi berada di kamar ini sehingga Nathan tidak perlu keluar kamar.Setelah itu, Nathan kembali ke kamar dan melihat Rara terus memandanginya. Vivi sendiri masih tidur di samping Rara.Nathan kembali membaringkan tubuhnya di ranjang. Mulutnya langsung disambut dengan penuh nafsu oleh Rara.Sambil mengecup bibir Nathan, Rara mulai memegang benda besar milik Nathan di bawah sana.Sambil saling jilat dengan Nathan, Rara mulai kocok milik Nathan yang semakin membesar itu.Rara tidak bisa memegang milik Nathan ini dengan satu tangan saking besarnya milik Nathan itu.Jari-jari Rara tidak bisa saling sentuh saking besarnya diameter milik Nathan itu.
Nathan mendekat ke arah Vivi yang sedang diguyur oleh air shower yang cukup kuat.Begitu Nathan masuk dalam siraman air shower, dia merasakan ada air hangat yang langsung menyegarkan tubuhnya.Nathan langsung menyergap bibir Vivi dengan penuh nafsu. Bibir bawah Vivi langsung dihisapnya kuat-kuat dan langsung dibalas Vivi dengan menghisap bibir atas Nathan.Nathan agak menunduk karena tubuhnya yang tinggi besar cukup jauh dari tinggi tubuh Vivi yang agak mungil.Perbedaan tinggi yang tidak terlalu kentara saat di atas ranjang, kini begitu kentara saat keduanya berdiri di dalam kamar mandi ini.Lidah Nathan mulai bermain, mengecap lidah Vivi yang kecil imut itu, sementara tangan Nathan meremas-remas buah dada Vivi yang tidak terlalu besar tapi cukup menggemaskan bagi Nathan ini.Vivi masih terus mengejar bibir Nathan untuk dihisapnya dengan penuh rasa. Hasrat menggebu dalam dada Vivi membuat dia semakin menjadi liar, suara desahannya mulai terdengar."Hujani aku dengan tusukanmu, Nathan
Setelah tidur nyenyak berjam-jam. Akhirnya Nathan bangun dengan tubuh segar. Pengalamannya bersama beberapa wanita membuat Nathan menjadi semakin matang.Setelah mandi, Nathan langsung makan makanan yang tersedia di atas meja makan.Mila datang untuk memberitahu Nathan untuk bersiap-siap."Siap-siap apa, Tante Mila?" tanya Nathan tidak mengerti."Kamu harus siap-siap belajar mempersiapkan diri kamu untuk wawancara kerja. Kamu kan ke Jakarta untuk kerja."Nathan terdiam. Dia teringat akan uang yang semalam diberikan oleh Rara kepadanya uang yang dia dapat dari Rara itu sangat banyak bagi Nathan.Sehingga rasanya Nathan merasa cocok bekerja seperti itu, memuaskan wanita dan mendapatkan uang sebanyak itu. Nathan hanya perlu kerja beberapa jam tapi sudah bisa mendapatkan uang sebanyak itu.Lagipula, pekerjaan seperti itu, sangat cocok bagi Nathan. Nathan merasakan nikmat di samping mendapatkan uang banyak.Karena itu, kata-kata dari Mila yang mengingatkan Nathan untuk melamar kerja membua
Eva cepat-cepat menutup pintu lift sambil tangannya masih tetap memegang tangan Nathan. Nafasnya memburu tanda dia lagi terburu nafsu.Ini membuat Nathan berusaha mencium bibir Eva."Eit! Jangan di wajah! Aku hampir satu jam merias wajahku!" kata Eva dengan nada tinggi."Maafkan aku, kak. Maafkan aku.""Tapi kita bisa saling raba. Aku ingin meraba otong gedemu itu," kata Eva penuh arti.Nathan langsung tersenyum mendengar kata-kata Eva. "Baik, kak."Belum habis kata-kata Nathan itu, Eva sudah meraba-raba properti besar milik Nathan yang baru mulai naik sejak Eva menarik tangannya. Kini properti itu semakin membesar setelah mendapatkan jamahan tangan dari Eva."Ah. Ini betul-betul besar. Aku suka banget," bisik Eva."Aku juga suka bukit kembar kakak. Empuk di tangan.""Gimana kalau dibandingkan dengan punya Stella dan Marylin, hah?"Nathan sangat kaget mendengar pertanyaan Eva ini. Ini membuat Nathan melongo."Hahaha. Kamu gak usah kaget. Aku sudah tahu kalau kamu ada main dengan merek
Nathan mulai mengerang saat lidah Eva mulai memainkan bagian kepala di batang kejantanannya Nathan."500 meter lagi belok kiri," kata suara google maps dari handphonenya Eva.Eva memainkan batang kejantanan itu dengan penuh minat. Dia mengulas dan melakukan variasi dengan memasuk-keluarkan batang kejantanan ini dengan penuh semangat.Nathan memperlambat laju mobil. Ini adalah sesuatu hal yang sangat mengasyikkan bagi Nathan tapi juga sangat menakutkan karena dia hampir-hampir tidak bisa mengendalikan mobil yang sedang dia kemudikan ini karena kenikmatan yang dirasakan batang kejantanannya."Enak sekali, Kak Eva. Oh, enak sekali. Oh, enak sekali." Nathan mulai mengerang dalam nikmat. Menikmati belaian lidah yang dilakukan Eva, menikmati bibir Eva yang mengalirkan rasa yang amat luar biasa bagi Nathan."700 meter lagi belok kanan."Batang kemaluan Evan ini sudah penuh dengan saliva yang terus memberikan rasa nikmat bagi Nathan."Aduh, kak. Ini sangat enak. Terusin, kak. Ini sangat enak
"Enakkk banget, Leticia. Kamu hebat banget." Dalam hatinya, Nathan cukup takjub karena sebagai seorang perawan, maka apa yang dilakukan Leticia ini, memang luar biasa.Leticia tersenyum mendengar pujian Nathan ini. Dia senang karena usahanya mulai berhasil.Sejak melihat obsesi ibunya akan Nathan yang belum kesampaian itu, Leticia bertekad untuk menyaingi ibunya.Semakin lama melihat foto Nathan di grup tante Nepsong yang suk dibagikan Tante Lisa, membuat Leticia jatuh hati pada Nathan.Leticia ingin membuat Nathan tergila-gila padanya dan ketagihan padanya. Karena itu, Leticia sudah mempelajari cara-cara untuk menyenangkan lelaki baik dari video panas maupun dari artikel nasehat tentang hubungan suami istri.Leticia adalah seorang gadis dingin yang tidak bisa jatuh cinta pada lawan jenisnya. Hal yang membuat dia sempat mengkhawatirkan dirinya sendiri.Karena itu, saat Leticia menyadari kalau dia jatuh cinta pada Nathan, maka, dia tidak lagi memperhitungkan status Nathan dan tidak lag
"Gadis itu bikin heboh waktu dia bilang, dia datang untuk menyewa kamu," jawab Tuti di ujung telepon."Menyewa aku?" tanya Leon lagi."Iya. Secara spesifik dia menyebut namamu. Bahkan dia bilang, dia khusus sewa kamu karena dia ingin melepas keperawanannya padamu.""Hah!""Mendengar kata-kata gadis itu, om-om senang berebutan tunjuk tangan. Mereka rela tidak dibayar untuk memerawani gadis itu.""Terus?""Dia gak mau. Terus, para cowok bayaran maju. Mereka juga berebutan pingin tidur dengan gadis itu. Rata-rata bersedia gak dibayar asal bisa bobo dengan gadis itu.""Lalu?""Dia gak mau. Maunya cuma sama kamu, Nathan. Harus kamu yang mengambil perawannya. Gitu katanya.""Terus?""Tante Lisa sudah bilang kalau kamu itu gak sembarang bisa dipesan. Apalagi angka lelang kamu semalam sudah menyentuh angka 185 juta. Udah mahal banget.""Terus?""Gadis itu bilang, ayahnya pengusaha dan dia bisa membayar jumlah yang melebihi 185 juta itu.""Gila.""Makanya. Dan dia benar-benar ikut lelang loh d
Tidak seperti sebelum-sebelumnya, hanya ada desahan kecil yang terdengar saat Stella kembali mendapatkan puncak kenikmatannya untuk kesekian kalinya.Stella betul-betul tidak berdaya. Area kewanitaannya terasa sakit. Lututnya kedodoran, kikinya sakit. Walaupun belakangan dia hanya berdiam diri tapi tetap saja hujaman-hujaman dari benda besar milik Nathan itu, terus membuat Stella mengalami puncak dari satu puncak ke puncak lainnya.Biasanya, dengan pasangannya sebelumnya, Stella baru akan mendapatkan puncak saat dia aktif bergerak, aktif menggoyangkan pinggulnya karena saat dia aktif bergerak ada stimulus yang menjalari tubuhnya yang membuat dia mendapatkan puncaknya.Hanya saja, hal itu tidak berlaku saat dia berhadapan dengan Nathan ini.Karena Nathan bak seorang panglima perang yang terus menyerang musuhnya, terus membuat musuhnya tidak berdaya hingga harus mengalami ledakan-ledakan berkali-kaliItulah yang dialami Stella. Setelah 5 puncak lagi, dia sudah tidak berdaya sehingga set
Nathan terus berpacu menusuk-nusuk liang kewanitaan Stella dengan torpedonya yang terus kencang menghujam hingga ke kedalaman tubuh Stella.Dengan posisi saling berhadapan seperti ini, Nathan berpacu dengan cepat sambil lidahnya mulai mencari-cari sesuatu di belahan dada Stella.Lidah Nathan mulai membelai-belai tonjolan di buah dada Stella hingga membuat Stella menengadahkan kepalanya ke atas meresapi dua serangan yang sedang dialaminya saat ini.Tusukan-tusukan Nathan di bawah sana ditambah dengan belaian lidah Nathan di tonjolan buah dadanya membuat Stella berteriak kencang.Hanya dalam tempo singkat saja, Stella sudah dibekap gairah yang teramat kuat. Dia sedang dibawa menuju ke puncak, dibawa menuju ke awang-awang dan mendaki puncak kenikmatan yang luar biasa.Tusukan-tusukan dan gesekan-gesekan yang dilakukan oleh benda luar biasa besar itu mengantarkan Stella dengan cepatnya mendaki puncak dengan rasa nikmat tiada taranya, sesuatu yang tidak pernah Stella rasakan pada pria lain
Nathan yang hendak menuju ke arah pintu untuk keluar dari kamar dan apartemennya ini, terpaksa langsung membalikan tubuhnya dan menjatuhkan diri ke arah pembaringan sebelum Stella melihat gerakannya untuk keluar tadi."Ahhh ... kirain kamu mau kemana. Ternyata kamu ingin menusukku dari belakang. Ya udah. Tusuk, sayang. Aku pasrah," desah Stella manja.Untuk sementara, Nathan belum bisa melanjutkan rencananya untuk keluar dari sini. Terpaksa lah Nathan ikuti kemauan Stella ini.Nathan mulai mengambil posisi di belakang tubuh Nathan. Kemudian dia mulai mengarahkan batang jumbonya ke arah liang kewanitaannya Stella.Stella kembali menjerit kesakitan karena miliknya diterobos oleh batang jumbo itu.Nathan langsung bergerak cepat. Menusuk tanpa perlu menahan-nahan lagi.Kalau pada Eva atau wanita lainnya, Nathan kerap kali agak pelan bahkan sempat berhenti, karena takut akan membuat mereka kesakitan.Tapi, khusus untuk Stella, karena sikap Stella yang menyebalkan, maka, Nathan langsung ber
Walaupun Tasya meminta gretongan tapi karena Tasya sudah terlanjur berada di atas tubuh Nathan dan sudah terlanjur bergoyang, maka Nathan terpaksa pasrah.Nathan biarkan Tasya memainkan milik jumbo Nathan dengan gerakan cepat di atas tubuh Nathan.Nathan mulai mengimbanginya dengan gerakan cepat dan bahkan sangat cepat hingga membuat Tasya mulai terbawa hasrat.Nathan membawa Tasya naik tinggi dalam gairah yang amat sangat hingga akhirnya Tasya merasakan puncak kenikmatannya lagi setelah sebelumnya dia merasakannya saat berada di kamar mandi."Oh ... kamu benar-benar hebat, Nathan. Benar-benar hebat. Aku ingin tahu nomor teleponmu, Nathan.""Aku tidak bisa, Tasya.""Kenapa? Aku kan ingin kembali melakukan hal seperti ini denganmu. Sekarang sih aku sudah capek tapi mungkin besok malam kita bisa melakukan ini lagi. Gimana?""Aku tidak bisa, Tasya. Aku sudah janji untuk tidak memberitahu nomor teleponku pada pelangganku.""Please please please please please. Masak sih kamu akan membiarka
Ayu mengangkat wajahnya. Dia betul-betul menikmati apa yang terjadi ini. Dia betul-betul menikmati bergoyang dengan gaya di atas seperti ini dengan benda besar yang kini mengganjal tubuhnya di bawah sana.Nathan biarkan Ayu bergoyang. Nathan tetap yakin kalau batang perkasanya ini masih tetap perkasa walaupun saat ini tubuhnya sedang ditindih oleh wanita sebesar Ayu, tetapi itu tidak merubah keadaan. Batang perkasanya akan tetap prima seperti yang biasanya diharapkan Nathan.Batang perkasa Nathan ini tidak pernah mengecewakannya, dari dulu hingga saat ini. Karena itu, Nathan yakin sekali kalau batang perkasanya akan terus bekerja maksimal bagi pekerjaan Nathan sebagai pemuas wanita pada saat ini.Ayu semakin mendesah kuat. Jeritannya semakin nyaring terdengar. Pinggulnya terus bergoyang-goyang kadang naik turun kadang memutar kadang ke kiri dan ke kanan.Bagian kewanitaannya terus-menerus menggunakan batang kejantanan Nathan sebagai sarana bagi Ayu untuk mereguk kenikmatan yang dia da
Nathan mendengar sesuatu. Karena itu, Nathan segera berbisik pada Tasya. "Nampaknya Ayu mau bangun.""Tuntaskan aku dulu, Nathan. Ini tinggal dikit, please." Wajah Tasya terlihat memohon. Nathan terpaksa mengiyakannya.Nathan bergerak cepat. Super cepat memasuk keluarkan burung besarnya yang berkilat untuk membuat Tasya kembali menjerit.Tasya tidak peduli lagi kalau Ayu memergoki dirinya di kamar mandi ini. Tasya cuma ingin mereguk kenikmatan hingga dia puas.Tasya ingin mencapai puncak. Tasya tidak mau setengah-setengah. Dia ingin dipuaskan dulu.Tasya kembali menggoyangkan pinggulnya untuk mengarahkan benda jumbo milik Nathan itu di titik-titik yang disukainya.Gerakan cepat Nathan ini, membuat Tasya dengan cepat bisa mengarahkan kepala dari benda jumbo milik Nathan untuk bisa banyak kali menyentuh titik-titik yang Tasya sukai.Tasya semakin menggila karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Dia tidak peduli lagi akan ancaman Ayu memergoki dirinya di sini."Owh ... Nathan. Enak
Semakin kencang karena gesekan-gesekan yang dia rasakan ini, betul-betul memberi surga dunia bagi Ayu yang menghantarkan Ayu naik tinggi ke puncak kenikmatan.Perut Ayu yang dipenuhi lemak itu, bergoyang-goyang mengikuti hentakan demi hentakan yang dilakukan Nathan yang mengalirkan arus listrik kenikmatan di sekujur tubuh Ayu.Ayu terus menutup matanya rapat-rapat sambil menjerit-jerit merasakan desakan kenikmatan yang luar biasa melalui batang jumbo yang keluar masuk mendatangkan rasa yang tidak terkira bagi Ayu.Nathan terus memacu dirinya untuk memberi Ayu kenikmatan dengan gerakan yang bukan sembarang gerakan, tapi gerakan yang sudah menjadi keahlian dirinya yang dia pelajari dalam waktu singkat tapi sudah dia kuasai.Saat bersama Eva, Nathan terus mengasah kemampuannya dengan cara melihat mimik wajah Eva.Nathan pun terbiasa menusuk di arah jam 1 di kedalaman liang kewanitaan milik Eva, untuk menjangkau titik kenikmatan di dalam sana.Tusukan yang tepat dan dalam tempo yang cepat