Mendengar kata-kata Rossi tadi, Leon mendapatkan sebuah ide. Ide yang akan membuat dia bisa mengumpulkan uang tanpa menggunakan rekeningnya."Kalau begitu, bagaimana kalau setiap aku mendapatkan tips dari pelangganku, aku akan menyerahkan nomor rekening kamu supaya uang itu aman di sana dan aku tidak ditodong oleh orang-orang yang mengancamku. Bagaimana? Bisa kan?" tanya Leon."Tentu saja bisa. Kamu boleh gunakan nomor rekening ini. Kamu bisa berikan nomor rekening aku itu kepada pelangganmu. Aku tidak akan pernah memakai uang itu. Aku akan selalu jaga uang ini supaya kalau nanti kamu perlu, kamu bisa menelpon aku." Rossi tersenyum. "Berarti aku bisa mendapatkan nomor telepon kamu, kan?""Ya. Bisa. Karena aku akan memberikan nomor teleponku kepadamu dalam kapasitas sebagai asisten keuanganku. Bisa kan aku menganggap kamu sebagai asisten keuanganku?""Tentu saja bisa. Aku sangat senang sekali menjadi asisten keuanganmu.""Oke. Karena aku sudah bersumpah untuk tidak memberikan nomor tel
Nanea menggigit bibirnya sambil dia condongkan tubuhnya ke arah depan untuk jatuh di dada Leon. Tubuhnya mengejang. Ada denyutan-denyutan yang terjadi di inti tubuhnya.Nanea menekuk kedua tangannya di depan dadanya dengan posisi tepat menindih dada Leon.Nanea merasakan puncak yang penuh kenikmatan tapi dia biarkan batang besar milik Leon masih terus tertancap di dalam dirinya hanya saja dia tidak melakukan gerakan apa-apa lagi.Tubuh Nanea terus gemetaran merasakan kelepasan yang luar biasa setelah dia memacu tubuhnya di atas benda jumbo milik Leon yang menghantarkan dirinya pada surga dunia yang teramat nikmat.Untuk sementara Nania menikmati apa yang sedang dia rasakan ini. Nafasnya masih ngos-ngosan. Belakangan dia sudah membuka tangannya. Dia tidak lagi menekuk tangannya dan mulai memeluk tubuh Leon.Nanea merasakan nafas teratur Leon bahkan ada dengkuran halus yang terdengar tetapi sekalipun Leon nampaknya sudah tidur, tapi batang jumbonya yang perkasa itu masih tetap tegak wal
Wina menatap tajam ke arah Leon. "Aku tidak percaya! Sini kunci kamar kosmu. Aku mau periksa kamarmu!""Tapi, mah jangan berantakin kamarku, ma. Aku baru tadi pagi menata kamarku, mah," mohon Leon."Terserah aku! Sini kunci kamar kamu! Kalau gak, foto dan video itu akan langsung aku kirim ke kantor polisi!""Iya, ma." Leon terpaksa menyerahkan kunci kamar kosnya kepada Wina.Bayangan akan kesalahan masa lalunya diumbar ke polisi oleh Wina, membuat Leon ketakutan. Dia tidak berani lagi membantah kata-kata Wina.Wina memegang kunci kamarnya Leon. Wina melotot. "Sekarang, transfer uang yang kamu dapat tadi malam. Sisakan hanya 750.000 rupiah untuk kamu. Ngerti!""Iya, mah." Leon segera mentransfer uang yang diminta Wina lewat handphonenya.Wina memeriksa handphonenya Leon itu. Setelah memastikan Leon sudah mentransfer uang yang dia minta, dia tersenyum puas. "Ingat, kalau aku menemukan uang di kamar kosmu, uangnya akan aku ambil.""Iya, mah.""Dan kamu jangan khawatir soal kunci kamarmu
"Sama-sama, Leon. Tapi, aku betul-betul salut padamu, Leon.""Kenapa?""Pake nanya lagi. Kamu tuh betul-betul membuat gebrakan luar biasa di kelab malam Tante Lisa. Senior-senior pada melongo. Dibantai semua sama kamu. Tau gak?""Masak sih?""Bener loh, Leon. Kamu bikin rekor demi rekor saat lelang. Saat yang lain gak laku, kamu diperebutkan. Kamu hasilkan uang banyak bagi club. Sesuatu yang tidak pernah terjadi di klub malam Tante Lisa. Tante Lisa bahkan beberapa kali berterima kasih kepadaku karena aku mengajak kamu ke klub malam dia.""Kamu terlalu melebih-lebihkan, Bryan. Aku masih belajar, kok.""Kamu tuh udah profesional banget. Kami yang senior-senior ini, kembali jadi culun kalau dibanding dengan kamu.""Dah lah. Kamu keterlaluan mujinya.""Waktu aku melihat kamu pertama kalinya di rumah sakit, aku langsung tahu kalau kamu itu sangat cocok untuk bekerja di klub malam tempat aku bekerja. Aku pikir kamu bisa langsung sukses tapi ternyata hasil yang kamu raih jauh melebihi yang a
"Ssssttt. Jangan terlalu keras," kata gadis yang bernama Leticia sambil menaruh telunjuknya di bibirnya."Tapi ini gila, Letti. Aku akui kalau Mr Hot yang di dalam itu memang sangat tampan, sangat mempesona, sangat atletis, pokoknya fisiknya sangat sempurna tetapi dia kan suami orang!" Celine mendelik ke arah Leticia."Aku tahu dia suami orang. Tapi, lihatlah istrinya. Istrinya lagi sakit. Keadaannya cukup payah.""Jadi kamu berharap istrinya mati, gitu? Terus, kamu yang gantiin istrinya. Gitu!"Leticia cuma membungkam dia tidak menggeleng maupun tidak mengangguk dan tidak mengiyakan maupun membantah dugaan dari Celine itu.Celine cuma bisa menggelengkan kepalanya. "Sebaiknya kamu urungkan niat kamu itu. Lebih baik kamu cari pacar di kampus kita seperti yang aku lakukan. Terus, kamu ajak pacar kamu check in di hotel. Begitu lebih bagus daripada mengembat suami orang.""Kamu tahu kan, Celine. Aku seorang pemilih dan cowok yang berada di kampus kita, tidak ada yang masuk kriteria aku. T
Leon jadi sangat kaget dengan kata-kata dari gadis muda bernama Leticia ini."Iya, kak. Ini tentang aku dan kamu," tegas Leticia sambil menatap penuh kagum ke arah Leon karena ketampanan dan daya tarik yang dimiliki Leon."Ada apa dengan aku dan kamu? Tapi, sudahlah. Kamu tidak usah menjawab. Aku ada perlu," Leon langsung berdiri tapi tangannya langsung ditahan oleh Leticia."Please ... dengarkan dulu perkataanku. Please please please." Leticia melakukan penekanan pada tangan Leon sehingga Leon terpaksa duduk kembali."Oke. Apa yang ingin kamu katakan. Aku harus pergi. Aku tidak punya banyak waktu." Leon merasa dirinya agak membuang waktu telah mengikuti gadis ini ke tempat ini.Apalagi setelah terbukti kalau ternyata ini nampaknya bukan soal Saras tetapi soal lain yang tidak mau Leon tahu."Begini, Kak Leon. Aku sadar kalau aku mulai menyukaimu, Kak Leon.""Aku sudah memiliki istri, Leticia. Kamu harusnya tidak boleh menyukaiku." Leon kembali berdiri setelah dia mengatakan kata-katan
"Ini ada apa, Leon? Kenapa begini?" tanya Alicia heran saat Leon sempat meninggalkan bibirnya karena Leon sedang berusaha untuk membuka paksa baju yang dikenakan oleh Alicia.Leon cuma menggeram. Dia sudah berada dalam nafsu yang menguasainya."Tapi aku suka sih, Leon. Kamu pasti merindukan aku. Iya kan?" lanjut Alicia. "Oh, senangnya hatiku."BREEEETTTTTerdengar suara baju robek dikarenakan Leon sudah tidak kuasa lagi menahan hasratnya. Dia mulai merobek baju yang dikenakan Alicia.Sebenarnya hasrat Leon ini meluap gara-gara Leticia dan bukan karena Alicia tetapi Alicia sangat happy. Dia sangat senang. Dia pikir nafsu yang ditunjukkan oleh Leon pada saat ini, itu terjadi karena Leon mulai jatuh cinta kepadanya dan menggebu-gebu karena rindu kepadanya.Alicia sangat menikmati ini. Dia sangat menikmati walaupun baju barunya dirobek-robek oleh Leon sementara pelindung buah dadanya juga ditarik Leon dengan kasar sehingga putus.Leon terus bergerak cepat hingga akhirnya dengan cepat dia
Desakan-desakan yang dilakukan oleh Leon semakin mengantarkan Alicia menuju ke atas, menuju ke arah puncak kenikmatan yang luar biasa.Terong besar milik Leon terus masuk keluar, terus menusuk-nusuk, terus memberikan rasa bagi Alicia sehingga Alicia semakin keenakan."Aduh, Leon. Ahhh ... ini enak, sayang. Ini sangat enak. Uhhh, ini enak, sayang" teriakan Alicia bahkan belakangan terdengar seperti tangisan saking nikmatnya apa yang sedang dia rasakan saat ini.Leon merasakan benda jumbo miliknya ini semakin membesar saat dia melakukan desahkan-desakan mautnya, melakukan tusukan-tusukan mautnya hingga ujung dari pusakanya kini sudah melesat jauh ke dalam.Kedua kaki Alicia diangkat tinggi-tinggi. Dia lebarkan pahanya selebar-lebarnya untuk memberikan keleluasaan bagi Leon menancapkan bagian tubuh milik besar milik Leon jauh ke dalam bagian kewanitaannya Alicia.Kini, Leon mulai merubah gayanya. Dia tarik pusakanya agak jauh hingga hanya menyisakan ujung kepalanya, setelah itu dia lesak
"Enakkk banget, Leticia. Kamu hebat banget." Dalam hatinya, Nathan cukup takjub karena sebagai seorang perawan, maka apa yang dilakukan Leticia ini, memang luar biasa.Leticia tersenyum mendengar pujian Nathan ini. Dia senang karena usahanya mulai berhasil.Sejak melihat obsesi ibunya akan Nathan yang belum kesampaian itu, Leticia bertekad untuk menyaingi ibunya.Semakin lama melihat foto Nathan di grup tante Nepsong yang suk dibagikan Tante Lisa, membuat Leticia jatuh hati pada Nathan.Leticia ingin membuat Nathan tergila-gila padanya dan ketagihan padanya. Karena itu, Leticia sudah mempelajari cara-cara untuk menyenangkan lelaki baik dari video panas maupun dari artikel nasehat tentang hubungan suami istri.Leticia adalah seorang gadis dingin yang tidak bisa jatuh cinta pada lawan jenisnya. Hal yang membuat dia sempat mengkhawatirkan dirinya sendiri.Karena itu, saat Leticia menyadari kalau dia jatuh cinta pada Nathan, maka, dia tidak lagi memperhitungkan status Nathan dan tidak lag
"Gadis itu bikin heboh waktu dia bilang, dia datang untuk menyewa kamu," jawab Tuti di ujung telepon."Menyewa aku?" tanya Leon lagi."Iya. Secara spesifik dia menyebut namamu. Bahkan dia bilang, dia khusus sewa kamu karena dia ingin melepas keperawanannya padamu.""Hah!""Mendengar kata-kata gadis itu, om-om senang berebutan tunjuk tangan. Mereka rela tidak dibayar untuk memerawani gadis itu.""Terus?""Dia gak mau. Terus, para cowok bayaran maju. Mereka juga berebutan pingin tidur dengan gadis itu. Rata-rata bersedia gak dibayar asal bisa bobo dengan gadis itu.""Lalu?""Dia gak mau. Maunya cuma sama kamu, Nathan. Harus kamu yang mengambil perawannya. Gitu katanya.""Terus?""Tante Lisa sudah bilang kalau kamu itu gak sembarang bisa dipesan. Apalagi angka lelang kamu semalam sudah menyentuh angka 185 juta. Udah mahal banget.""Terus?""Gadis itu bilang, ayahnya pengusaha dan dia bisa membayar jumlah yang melebihi 185 juta itu.""Gila.""Makanya. Dan dia benar-benar ikut lelang loh d
Tidak seperti sebelum-sebelumnya, hanya ada desahan kecil yang terdengar saat Stella kembali mendapatkan puncak kenikmatannya untuk kesekian kalinya.Stella betul-betul tidak berdaya. Area kewanitaannya terasa sakit. Lututnya kedodoran, kikinya sakit. Walaupun belakangan dia hanya berdiam diri tapi tetap saja hujaman-hujaman dari benda besar milik Nathan itu, terus membuat Stella mengalami puncak dari satu puncak ke puncak lainnya.Biasanya, dengan pasangannya sebelumnya, Stella baru akan mendapatkan puncak saat dia aktif bergerak, aktif menggoyangkan pinggulnya karena saat dia aktif bergerak ada stimulus yang menjalari tubuhnya yang membuat dia mendapatkan puncaknya.Hanya saja, hal itu tidak berlaku saat dia berhadapan dengan Nathan ini.Karena Nathan bak seorang panglima perang yang terus menyerang musuhnya, terus membuat musuhnya tidak berdaya hingga harus mengalami ledakan-ledakan berkali-kaliItulah yang dialami Stella. Setelah 5 puncak lagi, dia sudah tidak berdaya sehingga set
Nathan terus berpacu menusuk-nusuk liang kewanitaan Stella dengan torpedonya yang terus kencang menghujam hingga ke kedalaman tubuh Stella.Dengan posisi saling berhadapan seperti ini, Nathan berpacu dengan cepat sambil lidahnya mulai mencari-cari sesuatu di belahan dada Stella.Lidah Nathan mulai membelai-belai tonjolan di buah dada Stella hingga membuat Stella menengadahkan kepalanya ke atas meresapi dua serangan yang sedang dialaminya saat ini.Tusukan-tusukan Nathan di bawah sana ditambah dengan belaian lidah Nathan di tonjolan buah dadanya membuat Stella berteriak kencang.Hanya dalam tempo singkat saja, Stella sudah dibekap gairah yang teramat kuat. Dia sedang dibawa menuju ke puncak, dibawa menuju ke awang-awang dan mendaki puncak kenikmatan yang luar biasa.Tusukan-tusukan dan gesekan-gesekan yang dilakukan oleh benda luar biasa besar itu mengantarkan Stella dengan cepatnya mendaki puncak dengan rasa nikmat tiada taranya, sesuatu yang tidak pernah Stella rasakan pada pria lain
Nathan yang hendak menuju ke arah pintu untuk keluar dari kamar dan apartemennya ini, terpaksa langsung membalikan tubuhnya dan menjatuhkan diri ke arah pembaringan sebelum Stella melihat gerakannya untuk keluar tadi."Ahhh ... kirain kamu mau kemana. Ternyata kamu ingin menusukku dari belakang. Ya udah. Tusuk, sayang. Aku pasrah," desah Stella manja.Untuk sementara, Nathan belum bisa melanjutkan rencananya untuk keluar dari sini. Terpaksa lah Nathan ikuti kemauan Stella ini.Nathan mulai mengambil posisi di belakang tubuh Nathan. Kemudian dia mulai mengarahkan batang jumbonya ke arah liang kewanitaannya Stella.Stella kembali menjerit kesakitan karena miliknya diterobos oleh batang jumbo itu.Nathan langsung bergerak cepat. Menusuk tanpa perlu menahan-nahan lagi.Kalau pada Eva atau wanita lainnya, Nathan kerap kali agak pelan bahkan sempat berhenti, karena takut akan membuat mereka kesakitan.Tapi, khusus untuk Stella, karena sikap Stella yang menyebalkan, maka, Nathan langsung ber
Walaupun Tasya meminta gretongan tapi karena Tasya sudah terlanjur berada di atas tubuh Nathan dan sudah terlanjur bergoyang, maka Nathan terpaksa pasrah.Nathan biarkan Tasya memainkan milik jumbo Nathan dengan gerakan cepat di atas tubuh Nathan.Nathan mulai mengimbanginya dengan gerakan cepat dan bahkan sangat cepat hingga membuat Tasya mulai terbawa hasrat.Nathan membawa Tasya naik tinggi dalam gairah yang amat sangat hingga akhirnya Tasya merasakan puncak kenikmatannya lagi setelah sebelumnya dia merasakannya saat berada di kamar mandi."Oh ... kamu benar-benar hebat, Nathan. Benar-benar hebat. Aku ingin tahu nomor teleponmu, Nathan.""Aku tidak bisa, Tasya.""Kenapa? Aku kan ingin kembali melakukan hal seperti ini denganmu. Sekarang sih aku sudah capek tapi mungkin besok malam kita bisa melakukan ini lagi. Gimana?""Aku tidak bisa, Tasya. Aku sudah janji untuk tidak memberitahu nomor teleponku pada pelangganku.""Please please please please please. Masak sih kamu akan membiarka
Ayu mengangkat wajahnya. Dia betul-betul menikmati apa yang terjadi ini. Dia betul-betul menikmati bergoyang dengan gaya di atas seperti ini dengan benda besar yang kini mengganjal tubuhnya di bawah sana.Nathan biarkan Ayu bergoyang. Nathan tetap yakin kalau batang perkasanya ini masih tetap perkasa walaupun saat ini tubuhnya sedang ditindih oleh wanita sebesar Ayu, tetapi itu tidak merubah keadaan. Batang perkasanya akan tetap prima seperti yang biasanya diharapkan Nathan.Batang perkasa Nathan ini tidak pernah mengecewakannya, dari dulu hingga saat ini. Karena itu, Nathan yakin sekali kalau batang perkasanya akan terus bekerja maksimal bagi pekerjaan Nathan sebagai pemuas wanita pada saat ini.Ayu semakin mendesah kuat. Jeritannya semakin nyaring terdengar. Pinggulnya terus bergoyang-goyang kadang naik turun kadang memutar kadang ke kiri dan ke kanan.Bagian kewanitaannya terus-menerus menggunakan batang kejantanan Nathan sebagai sarana bagi Ayu untuk mereguk kenikmatan yang dia da
Nathan mendengar sesuatu. Karena itu, Nathan segera berbisik pada Tasya. "Nampaknya Ayu mau bangun.""Tuntaskan aku dulu, Nathan. Ini tinggal dikit, please." Wajah Tasya terlihat memohon. Nathan terpaksa mengiyakannya.Nathan bergerak cepat. Super cepat memasuk keluarkan burung besarnya yang berkilat untuk membuat Tasya kembali menjerit.Tasya tidak peduli lagi kalau Ayu memergoki dirinya di kamar mandi ini. Tasya cuma ingin mereguk kenikmatan hingga dia puas.Tasya ingin mencapai puncak. Tasya tidak mau setengah-setengah. Dia ingin dipuaskan dulu.Tasya kembali menggoyangkan pinggulnya untuk mengarahkan benda jumbo milik Nathan itu di titik-titik yang disukainya.Gerakan cepat Nathan ini, membuat Tasya dengan cepat bisa mengarahkan kepala dari benda jumbo milik Nathan untuk bisa banyak kali menyentuh titik-titik yang Tasya sukai.Tasya semakin menggila karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Dia tidak peduli lagi akan ancaman Ayu memergoki dirinya di sini."Owh ... Nathan. Enak
Semakin kencang karena gesekan-gesekan yang dia rasakan ini, betul-betul memberi surga dunia bagi Ayu yang menghantarkan Ayu naik tinggi ke puncak kenikmatan.Perut Ayu yang dipenuhi lemak itu, bergoyang-goyang mengikuti hentakan demi hentakan yang dilakukan Nathan yang mengalirkan arus listrik kenikmatan di sekujur tubuh Ayu.Ayu terus menutup matanya rapat-rapat sambil menjerit-jerit merasakan desakan kenikmatan yang luar biasa melalui batang jumbo yang keluar masuk mendatangkan rasa yang tidak terkira bagi Ayu.Nathan terus memacu dirinya untuk memberi Ayu kenikmatan dengan gerakan yang bukan sembarang gerakan, tapi gerakan yang sudah menjadi keahlian dirinya yang dia pelajari dalam waktu singkat tapi sudah dia kuasai.Saat bersama Eva, Nathan terus mengasah kemampuannya dengan cara melihat mimik wajah Eva.Nathan pun terbiasa menusuk di arah jam 1 di kedalaman liang kewanitaan milik Eva, untuk menjangkau titik kenikmatan di dalam sana.Tusukan yang tepat dan dalam tempo yang cepat