'Rey benar, sepertinya aku memang mulai menyukainya. Tapi aku sadar, Rey tidak akan pernah menjadi milikku. Pria itu akan segera menjadi suami Nada. Tapi ... Boleh kah aku menikmati ciuman ini untuk yang terakhir kalinya?' batin Zevanya saat Reynard memperdalam ciumannya, dan ia pun meresponnya dengan sangat baik Ciuman perpisahan. Memang Zevanya tidak langsung hidup terpisah dengan Reynard, tapi cepat atau lambat, mereka pasti akan berpisah.Namun satu hal yang pasti, hari ini adalah kontak fisik terakhir mereka. Kedepannya, Zevanya tidak akan membiarkan Reynard menyentuhnya lagi. Demi kebaikannya, juga kedamaian pria itu. Dan terlebih lagi, Zevanya butuh pengalihan dari ketakutannya akibat ancaman Ramon tadi.Sampai akhirnya bibir Reynard bergerak menjelajahi pipinya, lalu turun hingga ke leher Zevanya.Meski ciuman Reynard selembut sutra, tapi kulit lehernya yang masih terasa nyeri menyebabkan pekikan pelan meluncur keluar begitu saja dari mulut Zevanya,"Owch!"Refleks ia mengus
"Jadi, Keanu yang akan kita temui nanti sebagai CEO The One? Sejak kapan pria itu kembali dari hibernasinya?" tanya Reynard pada Marco saat ia membaca profil pria itu.Keanu menjadi salah satu pengusaha yang langsung diperhitungkan keberadaannya, setelah berhasil membangun The One dan menjadikannya perusahaan raksasa dalam waktu sekejap, tanpa bantuan nama besar keluarganya sedikit pun.Tapi, setelah kematian istrinya tiga tahun lalu, Keanu seolah menghilang dari muka bumi, tidak ada satu orang pun yang mengetahui keberadaannya, termasuk juga keluarganya.Entah alasan besar apa yang membuat Keanu kembali menampakkan dirinya, dan mulai beraktifitas lagi di The One serta langsung mengajukan proyek kerjasama dengan Star Group, setelah belakangan ini The One menjadi salah satu kompetitor Star Group."Anda benar, Tuan. Kurang dari satu jam lagi kita sudah harus tiba di lokasi pertemuan. Apa anda sudah siap?""Di mana Vanya?""Nona Vanya sudah menunggu anda di mobil.""Kenapa wanita itu tida
"Dan wanita cantik itu ... " Mata Keanu tertuju pada Zevanya sambil melepaskan tangannya dari Reynard."Ah ini Zevanya, sekretaris baruku. Vanya, kenalkan dia Keanu, CEO The One."Zevanya mengulurkan tangannya pada Keanu sambil menyebut namanya,"Zevanya.""Keanu Adiprama," balas pria paruh baya itu sambil tersenyum memikat dan membalas jabatan tangan Zevanya.Usia Keanu mungkin terpaut sepuluh tahun lebih tua dari Reynard. Tapi pria itu masih terlihat luar biasa tampan, seolah wajahnya tidak termakan usia sama sekali.Dan sama sekali tidak terlihat depresi seperti informasi yang Zevanya dapatkan mengenai mantan Cassanova Asia itu. Ya, dari artikel yang Zevanya baca, Keanu sangat depresi setelah kematian istri tercintanya. Pria itu seolah menarik diri dari dunia, bahkan putri semata wayangnya sekali pun tidak mengetahui keberadaannya."Silahkan duduk!" Keanu mempersilahkan Zevanya dan Reynard duduk. Tidak lama sebelum Marco memasuki ruangan dan berdiri sejajar dengan anak buah Keanu.
'Sudah bertemu dengan Tuan Keanu? Pria itu lah yang akan menjadi calon suamimu selanjutnya! Pastikan kamu tidak membuatnya kehilangan selera padamu!'"Ya Tuhan!" pekik Zevanya sambil menangkup mulutnya setelah membaca pesan singkat Ramon itu.Kenapa Ramon bisa kenal dengan Keanu? Padahal selama ini tidak ada yang mengetahui keberadaan Keanu. Ada hubungan apa di antara mereka?Dan bagaimana Ramon bisa meminta Keanu untuk menjadi suami Zevanya?"Kenapa diam saja? Ayo cepat!" seruan Reynard membuat ponsel di tangan Zevanya nyaris terjatuh. Zevanya terlalu takut Reynard akan membaca pesan singkat Ramon itu, jadi dengan gerakan cepat Zevanya memasukkan kembali ponselnya ke dalam tasnya.Dan untungnya kekhawatiran Reynard pada abercio menyebabkan pria itu tidak curiga dengan kecanggungan Zevanya yang tiba-tiba itu. Atau tidak memperhatikan wajah Zevanya yang sepucat mayat.Tak mau membuat perhatian Reynard terlaihkan kembali padanya, dengan tergopoh-gopoh Zevanya mengikuti langkah cepat Re
"Vanya, ada apa denganmu? Apa yang membuatmu sedih?" tanya Reynard dengan panik. Ia membantu Zevanya berdiri untuk memeluknya dengan erat dan mengusap punggungnya selembut mungkin."Kita berdua akan sama-sama menyakiti Cio, Rey. Kita tidak bisa memenuhi keinginan Cio tadi," isak Zevanya yang terdengar begitu memilukan."Siapa bilang kita tidak bisa memenuhi keinginan Cio?"Zevanya menghapus airmatanya dengan cepat, lalu beringsut menjauh dari Reynard,"Tidak lama lagi kamu akan menikah dengan Nada. Apa tidak sebaiknya kita membicarakan masalah ini dengan cio?"Sambil tersenyum lembut, Reynard turut serta menghapus airmata Zevanya,"Pernikahan itu belum tengtu terjadi. Nanti sepulang dari rumah sakit, aku akan menemui Ded Nic. Au akan membongkar semua kebusukan keluarga tirimu itu.""Tapi bagaimana kalau Ramon menggila saat tahu pernikahanmu dengan Nada gagal? Ramon tidak selemah yang kamu kira, Rey. Sekarang Ramon mendapatkan dukungan dari orang kuat yang berada di belakangnya."Nada
Pesta penyambutan kembali Keanu diadakan di salah satu hotel mewah milik keluarga pria itu. Hampir semua keluarga Adipramana hadir, termasuk juga putri semata wayangnya yang masih bergelut di dunia modelling.Sesuai dengan isi pesan singkat Reynard padanya, malam itu Zevanya mengenakan dress yang luar biasa cantik. Tidak terlihat berlebihan namun tetap terkesan anggun dan elegan. Meski bukan Zevanya wanita yang paling cantik di pesta itu, namun Reynard memperlakukannya seperti hanya Zevanya lah satu-satunya wanita cantik di sana."Terima kasih, gaun ini indah sekali," ucap Zevanya masih terus merangkul lengan Reynard. Tidak ada datu orang pun di sana yang Zevanya kenal selain Reynard.Meski ada beberapa kolega Reynard yang juga hadir dan Zevanya mengenali mereka, namun tetap saja ia tidak akrab dengan mereka.Dan sepertinya Reynard pun enggan melepaskan Zevanya. Karena kemana pun pria itu melangkah, Zevanya selalu diajak serta. "Sebenarnya, gaun itu biasa saja. Hanya karena kamu yang
"Ya! Aku akan mulai tidur di kamarnya lagi malam nanti. Dan sekarang aku juga yakin, kalau pernikahan Rey dengan Nada akhir minggu ini tidak akan terjadi. Pria itu sudah tergila-gila padaku. Rencanaku akhirnya berhasil," jawab Zevanya dengan penuh keyakinan.Video itu editan. Zevanya tahu betul apa yang ia ucapkan saat itu, dan tidak seperti yang terdengar di dalam cuplikan video itu.Zevanya menggeleng pelan saat tatapan Reynard terarah padanya. Pria itu baru akan mengucapkan sesuatu ketika Nada yang lebih dulu bicara,"Jadi karena video ini anda mengetahuinya, Mr. Ken. Maafkan saya, karena telah menyebabkan keributan kecil di pestamu.""Tidak masalah. Justru itu bagus, kalian jadi tidak perlu mengadakan konferensi pers untuk mengumumankan pernikahan kalian. Mohon perhatian semuanya ... "Keanu berseru pada semua tamunya, hingga tatapan mereka semua tertuju padanya, baru lah Keanu mengambil segelas wini dari pramusaji yang melewatinya dan mengangkat gelas itu tinggi-tinggi,"Mari kit
Dari rekaman CCTV terlihat jelas saat Reynard menaiki anak tangga, kakek Nicolai terlihat keluar melalui lift seorang diri, menuju ruang tamu tempat Reynard meninggalkan Zevanya di sana.Zevanya masih terlihat tidur dan kakek Nicolai pun menghampirinya, lalu menyentuh pundak Zevanya untuk membangunkan wanita itu.Sepertinya obat yang Reynard berikan pada Zevanya di mobil sebelumnya, telah berhasil menetralkan alkohol di tubuh Zevanya. Karena saat membuka matanya dan berdiri, Zevanya terlihat normal dan bisa berdiri tegak, berhadapan dengan kakek Nicolai.Namun secara tiba-tiba Zevanya bergerak cepat mengambil pisau buah yang ada di atas meja, sebelum menusuknya ke perut kanan kakek Nicolai. Rahang Reynard seketika mengeras, kedua tangannya mengepal erat hingga buku jarinya memutih, dan emosinya meningkat berkali-kali lipat dari sebelumnya.Ternyata memang benar Zevanya yang menusuk kakeknya. Kenapa wanita itu bisa begitu kejam pada pria setua kakek Nicolai?'Ya Tuhan, Rey! Kamu masih
Mata Reynard tak pernah lepas dari kobaran api yang melahap sebuah bangunan tua di salah satu pondok berburu dengan seluruh keluarga tiri Evelyn, beserta dengan pengikut mereka berada di dalamnya, hingga bangunan tua itu rata dengan tanah."Aman, Tuan. Apa anda mau pulang sekarang?" tanya Marco yang baru saja berdiri tepat di sisi Reynard setelah memastikan target mereka juga sudah menjadi debu. "turunkan beritanya besok, beserta dengan daftar kejahatan mereka!" tegas Reynard. Ia akan membersihkan sepenuhnya nama Evelyn dari spekulasi yang mulai beredar kalau istri tercintanya itu telah membunuh Vale. Rupanya Ramon telah meminta salah satu anak buahnya yang masih setia padanya untuk menyebarkan rumor itu. Dan sekarang berita picisan itu mulai menyebar luas di berbagai media, dan sudah bisa dipastikan banyaknya ujaran kebencian yang ditujukan pada Evelyn, dan ucapan simpati pada Reynard karena telah menjadi target wanita itu selanjutnya. "Mengenai konferensi pers ... " "Adakan juga
"Sepertinya aku belum bisa pulang ke rumah sekarang. Aku mau menyelesaikan semua masalah yang disebabkan keluarga tirimu itu," desah Reynard.Evelyn memindahkan ponselnya ke lengan dan telinga krinya saat akan membuka handle pintu kamar Abercio. Ia memastikan Abercio benar telah terbuai ke alam mimpinya lebih dulu sebelum memadamkan lampu dan menutup kembali pintu kamar putranya itu. Hari ini, dua malam sudah Reynard tidak pulang akibat masalah itu. 'Aku ingin menuntaskan hingga ke akar-akarnya demi masa depan kita yang tenang!' tegas Reynard sebelum pergi bersama dengan Marco."Tidak apa-apa, Sayang. Aku mengerti," balas Evelyn setengah berbisik, ia takut suaranya akan mengganggu tidur Abercio.Malam ini, Evelyn memutuskan tidur dengan Abercio untuk melepaskan kerinduannya pada Abercio. Sejak Reynard memasukkannya ke dalam penjara, Evelyn sudah tidak pernah tidur dengan putranya itu lagi."Maafkan aku, karena masalah ini bulan madu kita jadi harus dipersingkat.""Rey, aku sungguh ti
Reynard mengacak rambutnya dengan kasar, memperlihatkan seberapa frustasinya ia saat itu. Dan saat matanya terkunci dengan mata Evelyn, bermacam campuran emosi terlihat jelas di sana. Hati Evelyn semakin tak karuan, masalahnya pasti jauh lebih besar dari perkiraannya."Nada hamil, Ly. Anakku ... " aku Reynard dengan suara parau. Ia telah bersiap dengan menerima apa pun bentuk kemarahan dan kekecewaan Evelyn padanya. Namun setelah lama Reynard menunggu reaksi Evelyn, alih-alih meluapkan emosinya, wanita itu malah menghela napas lega,"Syukurlah, aku kira ada masalah besar apa."Sontak saja Reynard luar biasa bingung dibuatnya, ia mengguncang bahu Evelyn untuk menyadarkan istrinya itu,"Ly. Apa yang kamu syukuri? Aku memiliki anak dari wanita lain? Kamu bersyukur dengan berita itu? Atau akan menjadikannya sebagai alibi untuk mengakhiri rumah tangga kita?" cecarnya."Siapa yang memberitahumu kalau Nada sedang mengandung? Marco? Sipir penjara?""Nada, Marco dan Ibu sambungmu tidak berada
Perjalanan Evelyn dan Reynard ke Sopot dan Gdynia tertunda harus setelah Reynard menerima email penting. Setidaknya itulah alasan yang Reynard berikan pada Evelyn, sesaat sebelum pria itu fokus pada layar monitor laptopnya. Sepertinya email itu memang berisi pesan penting. Karena sebelum berangkat Reynard telah menegaskan pada Marco untuk tidak menghubunginya sama sekali, kecuali untuk masalah darurat.Apa sekarang perusahaan Reynard sedang dalam masalah?Entah sudah berapa kali pertanyaan itu terbersit di benak Evelyn hingga dua jam sudah berlalu, dan Evelyn mulai merasa bosan menunggu perhatian Reynard kembali tertuju padanya. Seraya mendesah, Evelyn berdiri dari kursinya. Ia melampirkan long coatnya di sandaran kursi dengan hati-hati, tidak ingin menimbulkan suara sedikit pun yang bisa memecah konsentrasi Reynard.Melalui jendela kamarnya, Evelyn memusatkan perhatiannya pada Laut Baltik, tepatnya pada pelabuhan yang seolah tidak pernah terlihat sepi itu. "Maaf sudah membuatmu me
Gdansk, sebuah kota pelabuhan yang terletak di pantai utara Polandia. Sebuah kota tua yang memiliki arsitektur klasik Eropa terbaik, yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara yang ingin menyelami lebih jauh lagi mengenai sejarah dan kebudayaan Polandia.Hotel yang Evelyn dan Reynard pun terletak tidak jauh dari pelabuhan terbesar Polandia tersebut. Hotel mewah tepi pantai yang berhadapan langsung dengan laut Baltik. Dan kebetulan sekali Evelyn sangat menyukai apa pun yang berbau pantai.Selama Evelyn menatap bermacam kapal yang hilir-mudik di pelabuhan tersebut, Reynard terus merangkul pinggangnya, bersama mereka memandangi kesibukan itu dari balkon kamar mereka."kamu tahu kalau kota ini menjadi salah satu dari Tiga Kota atau yang biasa disebut dengan Tricity, atau dalam bahasa Poland dikenal dengan sebutan Trójmiasto?" tanya Reynard. Ia memiliki kegemaran baru, yaitu mengenalkan dunia baru pada Evelyn."Ya, aku pernah mendengarnya. Hanya saja tidak terlintas sama sekali di dalam
Evelyn pikir, destinasi bulan madunya bersama Reynard akan ke Eropa barat, tapi ternyata pilihan antimainstream Reynard tertuju pada Eropa Tengah. Gdansk Polandia yang menjadi tujuan pertama bulan madu mereka. Memang biasanya Gdansk menjadi destinasi bulan madu yang sangat sempurna untuk pengantin baru yang ingin bersenang-senag dan menikmati masa-masa awal pernikahan mereka. Meski suasananya cenderung terlihat lebih santai dibandingkan dengan Eropa Barat, namun kota Gdansk juga memiliki tempat-tempat wisata yang indah, akomodasi mewah dengan latar bangunan abad ke tujuh belas. Sekarang ini, dengan lengan Reynard yang merangkul pinggangnya, mereka menyusuri jalanan berbatu dan sempit di antara bangunan katedral dan monumen. "Kamu lebih menyukai ketenangan ya?" tebak Evelyn. "Kamu sudah memahami salah satu kebiasaanku, Sayang," jawab Reynard. Lengannya yang melingkar di lengan Evelyn menarik Evelyn saat seseorang yang tengah jalan terburu-buru nyaris menabraknya. "Mudah sekali men
"Kamu yang ngajarin dia ya?" tukasnya."Astaga, tentu saja tidak, Sayang. Ini murni keinginan putra kita sendiri. Kamu bisa bertanya langsung padanya," sangkal Reynard. Ia bersikap seolah-olah terluka oleh tuduhan Evelyn itu, hingga balik badan meninggalkan Evelyn dengan perasaan bersalahnya.Sesuai dengan harapannya, Evelyn pun bergegas mengejarnya, "Rey, tunggu!"Tepat saat Evelyn meletakkan tangannya di lengan Reynard. Reynard langsung balik badan dan menekan Evelyn hingga punggung wanita itu bersentuhan dengan dinding,"Kamu tidak marah, 'kan?" tanya Evelyn."Marah? Sekarang aku tidak bisa marah lagi padamu, Sayang. Tadi aku hanya menggodamu saja, ingin tahu seperti apa reaksimu saat aku merajuk," kekeh Reynard, ia tertawa lebar saat Evelyn memukul dadanya dengan kepalan tangannya,"Kamu jahat! Tadi aku takut sudah membuatmu marah dan sakit hati.""Marah dan sakit hati? Itu dua hal yang tidak akan terjadi padaku, setidaknya jika menyangkut dirimu, Sayang. Jadi, jangan pernah meng
Reynard menatap geli Evelyn yang seolah tenggelam di dalam balutan selimutnya itu,"Apa yang sedang kamu lakukan, Sayang?" tanyanya."Aku mau ke kamar mandi," jawab Evelyn, sengaja hanya menatap mata Reynard saja, bukan ke tubuhnya yang lain.Seolah ingin terus menyiksa Evelyn dengan gairahnya, Reynard sengaja bersandar di daun pintu kamar mandi sambil melipat kedua tangannya, dengan tatapannya yang menggoda."Lepaskan saja selimut konyol kamu itu, memangnya apa yang mau kamu sembunyikan dariku, Sayang?""Aku tidak menyembunyikan apa pun?""Apa kamu yakin?""Astaga, Rey ... Kamu mengira aku mencuri?" tanya Evelyn dengan nada tidak percaya, sebelah alis Reynard pun terangkat tinggi,"Yang bilang kamu mencuri siapa?""Kamu menuduhku menyembunyikan sesuatu di balik selimut ini!" Evelyn menyipitkan kedua matanya saat tawa Reynard pecah. Belakangan ini, wajah pria itu selalu terlihat ceria dengan senyumannya yang memikat, atau tawa lepasnya yang menular seperti sekarang ini. Bagaimana Ev
Leguhan kenikmatan mengalir begitu saja dari mulut Evelyn saat Reynard memainkan lidahnya di bawah sana. Gerakan yang mengirimkan gelenyar kenikmatan ke seluruh tubuh Evelyn, yang juga membangunkan seluruh saraf Evelyn, hingga rasanya Evelyn akan mati karena kenikmatan."Rey ... Aahh please ... " racau Evelyn. Ia tidak tahu permohonan apa yang ingin ia ucapkan. Meminta Reynard terus melakukan yang tengah pria itu lakukan sekarang? Atau meminta Reynard segera menyatukan diri mereka?Evelyn bahkan tidak menyadari kapan Reynard melepaskan satu-satunya pakaian dalam yang tersisa pada dirinya. Atau Reynard merobeknya? Entahlah.Alih-alih segera mewujudkan keinginan Evelyn untuk mneyatukan tubuh mereka, tangan Reynard malah bergerak naik ke atas, untuk menangkup salah satu bukit kenikmatan Evelyn, sementara lidah pria itu masih bermain-main di bawah sana, yang semakin membuat Evelyn meleguh penuh kenikmatan, sebelum akhirnya pinggulnya terangkat tinggi saat mencapai puncaknya."Rey!" teriak