Leroy jarang membicarakan hal pribadi dengan orang lain. Maka, dia hanya diam saja. Dia tidak ingin hal pribadinya terekspos.Tapi, Leroy tidak mengenal baik ayahnya sendiri. Dia memerlukan seseorang untuk bertukar pikiran.Setelah bimbang sesaat, dia menjawab, "Papa." Leroy masih berusaha bersikap tenang. "Apa dia serius mau cerai sama perempuan jalang itu? Tapi, Papa masih berhubungan baik sama keluarga dari Rindy."Hal-hal yang membuat ragu Leroy, sebenarnya Jay juga meragukannya. Namun berdasarkan cerita Adipati, Matteo baru saja memperbaiki hubungannya dengan Leroy. Jadi, dia tidak ingin merusaknya."Kita akan tau sebentar lagi, Tuan." Jay mencoba untuk tidak berat sebelah. Bagaimana pun juga, Jay menginginkan hal-hal yang terbaik untuk tuannya."Ya." Leroy akhirnya setuju. ***Hari ke-2 di kota Dixie. Kunjungan kerja di hari ke-2 ini, Leroy dan dewan komisaris pergi ke PT Sagari Ivomas Tbk untuk melihat-lihat produksi minyak goreng berbasis minyak kelapa sawit. Leroy terlihat
Leroy duduk di kursi presiden direktur. Sedangkan Derra duduk di hadapannya. Jay berdiri di sisi kiri Leroy memandangi Adam yang berada di belakang kursi Derra. "Pak Adam, kamu bawa yang aku minta?" Suara Leroy memecahkan keheningan. "Iya, Tuan Muda." Adam menyerahkan sebuah buku besar kepada Jay.Jay meletakkan buku besar tersebut di atas meja. "Silakan, Tuan Muda!" serunya.Leroy mengambil buku itu, lalu mulai membuka selembar demi selembar. Dia memutar kursi membelakangi semua orang.Wajah Derra terlihat cemas. Tetapi, dia sangat antusias dengan setiap tindakan Leroy. "Roy, kamu mau ngapain?" Tidak pernah terpikirkan oleh Derra, Leroy akan bersikap seperti itu. Namun apapun yang dilakukan Leroy, dia akan selalu menjadi pendukung garis keras.Meminta buku besar? Itu artinya, Leroy akan memeriksa keuangan PT Sagari Ivomas Tbk secara pribadi. Tapi, mengapa Leroy melakukannya? Apakah ada hal-hal mencurigakan? Mengapa dia tidak memanggil seorang ahli pembukuan saja? Tidak banyak yan
Wajah masam Matteo menatap anaknya. Dia curiga dengan anaknya sendiri. Dia juga tercengang. Karena dia pikir, Leroy akan pergi bersenang-senang dengan Derra. Sebab dia tahu, Derra adalah sahabat Niken yang selalu menyayangi anaknya sejak masih bayi. Matteo berjalan masuk. Dia tidak berbicara. Dia duduk di kursi terpisah, tepat di sisi Derra. Di belakangnya, Via Renata berdiri dengan wajah yang angkuh.Matteo tahu, Logan dan Adam adalah anak buah Iko. Jika Leroy mampu menemukan kesalahan di buku besar, maka Matteo akan terseret juga.Di sisi lain, Jay mengerti, Leroy terlalu malas menjawab pertanyaan Iko. Jadi, dia mengambil alih situasi."Tuan Muda baru selesai periksa buku besar dan menemukan kejanggalan. Jadi, apa Pak Iko bisa jelasin hal ini?" Jay menjawab dengan dingin. Jika Leroy tidak menghormati Iko dan anak buahnya, mengapa Jay harus menghormati mereka? Jay yang cerdas akan mengikuti jejak tuannya. Kennedy dan Iko saling pandang. Mereka tidak berani berbicara. Mereka hanya
Leroy masih duduk di kursi presiden direktur. Dia tidak memiliki pendamping. Situasi seperti ini sangat menguntungkan Matteo dan kroni-kroninya. Matteo merasa inilah hari keberuntungannya. Bagaimana tidak?Jay mengantarkan Derra ke depan gedung. Sedangkan Kim Lanni tidak menyukai Leroy sejak dia datang tadi. Matteo bermain mata dengan Kennedy seperti sedang merencanakan sesuatu. Leroy paham bahasa tubuh mereka. Namun, dia masih terlihat tenang. 'Situasi macam apa, ini?' Kim gelisah. 'Sesuai perintah Nyonya Derra, aku berada di pihak Tuan Muda Leroy.'Kim celingukan. Dia melihat nama Derra muncul di notifikasi HP.Derra: Kim, penjaga masih berdiri di depan ruangan presiden direktur. Kalo Matteo dan anak buahnya mulai macam-macam, teriak aja!Kim tertegun. Dia tahu, Derra begitu perhatian padanya. Derra: saya di mobil, nunggu kamu.Kim cepat-cepat membalas pesan Derra. Kim: baik, Nyonya.Matteo mengangkat dagunya. "Gimana rasanya duduk di situ, Roy?" Tatapan Leroy tetap mantap, ti
Pintu ruang presiden direktur terbuka. Jay berjalan dengan badan yang tegak. Dia mengedarkan pandangan, lalu tersenyum tipis. Meskipun Jay tidak berada di ruangan yang sama dengan Leroy, bukan berarti dia tidak tahu apa yang sudah terjadi selama kepergiannya."Tuan!" sapa Jay kepada Leroy seraya membungkuk sedikit. Kemudian, dia berdiri di samping Leroy yang masih berdiri di hadapan Danisha.Leroy melihat wajah semua orang tegang, termasuk Danisha. Saat Danisha masih terkejut dengan penawaran Leroy, Matteo memberikan tatapan tajam kepada Logan. Logan mengatur emosi. Dia kembali berkata, "Cukup, Tuan Muda! Jangan buat Nona Danisha bingung! Biarin saya yang akan tanggung jawab semuanya."Apa?! Logan mengorbankan dirinya untuk melindungi Danisha?! Segitu pentingnya kah posisi Danisha di hatinya?!Matteo sedikit lega. Rasa cemasnya sedikit berkurang. Jika Logan sudah mengambil tanggung jawab ini, maka ke depannya nasib Matteo dan anak buahnya akan amanーsetidaknya itulah pikiran Matteo d
Leroy melihat ekspresi wajah lawannya tegang dan ketakutan. Leroy bersandar, jari-jari tertuju, dan mengamati ketiga lawannya: Logan, gemetar; Iko, tidak pasif; dan Matteo, menghitung."Opsi satu," Leroy tersenyum tipis, "sederhana aja, sih. Serahin semua bukti tentang fitnahan uang Rp 3 triliun itu! Sebagai imbalannya, aku akan mengampuni hidup kamu, Pak Logan. Gimana? Kesepakatan yang adil, kan?"Leroy tidak akan pernah lupa. Enam tahun lalu, dia diusir karena Rindy Buana memfitnahnya telah menggelapkan uang perusahaan sebanyak Rp 3 triliun. Ternyata itu adalah uang PT Sagari Ivomas Tbk yang berhasil dirampas Matteo dan anak buahnya, termasuk Finn dan Rindy. Dan selama 3 tahun terakhir pula, tim edit perusahaan pusat gagal menemukan bukti-buktinya.Tatapan Logan melesat di antara Leroy dan Matteo. Kesetiaannya kepada Matteo goyah, tetapi dia adalah pria yang sudah berkeluarga. Maka, istri dan anaknya selalu menjadi bahan pertimbangan. Baginya, menyerahkan semua bukti adalah hal yan
Leroy keluar dari kantor PT Sagari Ivomas Tbk bersama Jay. Di belakangnya, Kim berjalan dengan cepat menyeimbangi langkah Leroy. Mobil sudah menunggu Leroy di depan lobi. Adrianus selaku sopir pribadi membukakan pintu mobil untuk Leroy. "Silakan, Tuan Muda!" sapa Adrianus sopan, tetapi tanpa senyum. Saat ingin masuk, Leroy teringat Derra yang berada di belakang mobilnya. Leroy menghentikan gerakannya. Lalu menoleh ke arah Adrianus. "Tunggu sebentar!"Adrianus mengangguk. Kemudian, Leroy berjalan menuju mobil Derra bersama Jay yang setia. Leroy mengetuk kaca mobil. Tidak lama, kaca itu terbuka. Terlihat Derra sedang tersenyum ke arahnya.Leroy membungkuk. "Nyonya, apakah Anda ingin pulang bersama di pesawat jetku?" tanyanya dengan kerendahan hati."Nggak usah, Roy," tolak Derra, suaranya begitu lembut. "Suami saya udah kirim pesawat jet pribadi. Ketika nanti sampai di kota Moco, saya akan atur perjamuan makan malam. Sempatkan diri untuk dateng, oke!""Makasih, Nyonya. Kalo gitu, h
Jum'at pagi di ruang Komisaris Utama Sagari Tower, kota Moco. Pukul 09:00 pagi, Leroy sudah sampai di ruang kantornya. Setelah membuka jas, dia berjalan ke bawah jendela yang terbuka sambil menghisap rokoknya seorang diri. Dia memperhatikan pemandangan jalanan yang mulai ramai dari lantai 7. Tok! Tok! Tok!Seseorang mengetuk pintu. Ketika pintu terbuka, Leroy segera membalikkan badan. Dia melihat Jay datang bersama dua pria dan empat wanita. Leroy berjalan menuju meja kerjanya. Pembawaannya tenang membuat semua orang menjadi segan padanya. Jay berdiri di sisi kiri Leroy. Dia melihat Leroy memadamkan rokok di asbak. "Tuan, mereka adalah tim Anda yang baru saya bentuk." Jay memberitahu.Leroy mengangguk tanpa senyum. Dia duduk di kursi kebanggaannya, menatap semua orang baru di hadapannya. Furnitur mahoni menambah kesan elegan dekorasi ruang kerja Leroy. Bayangan mereka menari di atas lantai keramik putih mengkilap, dan mencerminkan kesetiaan yang berubah-ubah. Keheningan memperkua
Sebulan kemudian, di dalam kapal pesiar Opulent Majesty."Tuan Muda, tenanglah!"Itu adalah kata-kata menenangkan dari Adipati. Dia dan Jay berdiri di belakang Leroy yang memunggungi mereka."Paman, mana permen jerukku?" Leroy menjulurkan tangan meminta permennya.Adipati langsung memberikan satu buah permen padanya. Tanpa membalikkan badan, Leroy membuka bungkus permen."Tuan Muda, Anda ganteng banget pakai tuxedo begini!" Bastian memuji Leroy.Di kapal pesiar mewah inilah acara pernikahan Leroy dan Alexa akan digelar. Seminggu sebelumnya, Leroy dan Alexa telah mengucapkan janji suci pernikahan di rumah mewah Leroy yang berada di kawasan Opulent Manor Residences. Setelah dokter menyatakan kondisi kesehatan Eddy membaik, Leroy segera menggelar pernikahan dengan Alexa. Karena dia tidak ingin menundanya lagi. Plak!Assad memukul bokong Bastian dengan tongkatnya.Assad menegur cucunya. "Tian, jangan terus-terusan menggoda Tuan Muda!"Leroy mengenakan jas linen dengan warna pastel yang
"Kak, aku mohon pengampunan kamu." Leroy dan Alexa berjalan melewati keluarga David Donsu. Mereka mendengar suara Dita yang lemah. Lalu, keduanya menghentikan langkah. Bastian langsung berteriak, "Jaga Tuan dan Nyonya Muda!"Bastian tidak ingin keluarga Donsu menyentuh kedua tuannya. Jadi, dia memerintahkan para pengawal memblokir jalan.Dalam sekejap, Leroy dan Alexa sudah dikelilingi pengawal Geng Naga Merah. Leroy terlihat santai saat kedua mantan mertua dan mantan iparnya berlutut meminta pengampunan.Di sebelah kiri Dita, David dan istrinya menunduk, menatap lantai. "Kami berdua juga mohon pengampunan kamu, Roy." Di belakang mereka, Bahran memaksakan diri untuk berlutut. Hayden menjadi kesal.Hayden berkata dengan emosi, "Kakek, jangan begini! Kitaー"Bahran diam saja. Lalu, Grigory mengambil alih situasi. "Tuan Hayden, cepat berlutut!" pintanya. Hayden diam saja. Dia melihat seluruh anggota keluarga Donsu sudah berlutut mengikuti gestur tubuh Bahran.Grigory berkata lagi, "M
"Kamu pikir, kamu siapa?!"Alexa membalas ajakan Angeline. Dia tertawa sinis. "Kamu?!" Angeline menghentakkan kaki. Saat Angeline ingin bicara, Chika sudah bicara lebih dulu. "Eh, Nona! Kamu itu cuma pelakor," ujar Chika, tanpa tahu malu. "Cewek yang dicintai Tuan Leroy dari dulu sampai sekarang cuma Bu Angel. Sadar diri, dong!"Alexa tidak sedikit pun terprovokasi. Dia justru tertawa.Di masa lalu, Chika sama sekali tidak pernah menghormati Leroy. Tapi sekarang, setelah mengetahui identitas Leroy, Chika berusaha menjilatinya. Alexa bertanya dengan santai. "Suamiku, memang bener begitu?""Nggak."Hanya dengan menjawab satu kata, Alexa paham bahwa Leroy tidak ingin mengungkit masa lalu."Gina, karena dia udah menyebarkan hoax, tampar mulutnya 20 kali!" perintah Alexa, ketus.Usia Alexa 22 tahun. Dia wanita muda yang pemberani. Ditambah lagi, kedudukannya saat ini sebagai Nyonya Muda keluarga Opulent. Siapa yang berani cari mati padanya?"Baik, Nyonya." Gina langsung menampar mulut
"Apa?! Mama masuk rumah sakit dan Dokter nggak berani menangani?!"Detik itu juga, handphone Mario berdering. Denadaーadik bungsunya, menelepon. Pandangan Mario dan Angeline saling beradu. Dalam suasana hati yang tidak menentu, Mario berusaha menstabilkan emosi yang kian meningkat."Mama muntah darah. Aku ikut Charles dan Alric bawa Mama ke beberapa rumah sakit dan semuanya menolak."Dari nada bicara Denada, Mario tahu kondisi ibu kandungnya pasti tidak biasa. Apalagi ibunyaーJennings White, memiliki sakit pencernaan yang menahun. Mario Narawangsa adalah anak dari pasangan Henry dan Jennings. Anak pertama mereka bernama Charles Narawangsa, anak ke-2 Mario, anak ke-3 Alric dan anak ke-4 Denada."Apa kata mereka?" tanya Mario, khawatir."Mereka bilang ...." Suara Denada lenyap dan berganti suara isak tangis. Mario mulai panik. "Nada, pihak rumah sakit bilang apa?! Kenapa mereka nggak mau menangani Mama?""Mario, kamu memang pembawa bencana!"Itu adalah suara Charles. Dia dan Mario mema
"Vera, kamu ngapain di sini?!" Bahran tidak bisa menahan diri saat melihat wanitanya datang. Tapi, mengapa Vera memanggil Leroy dengan sebutan Tuan Muda juga? Bahran ingin menghampiri Vera, tetapi Hayden segera berteriak. "Grigory, jaga Kakek!" Romeo menatap anak pertamanyaーEdwin Donsu. "Lindungi Mama dan Zilla!" "Oke, Pa," sahut Edwin. "Ma, Zilla, ayo ke belakang!" Jay langsung berteriak, "Jangan ada yang beranjak! Atau kaki kalian akan dipotong!" Romeo dan keluarganya membeku. Mereka akhirnya pasrah. Begitu juga dengan keluarga Moiz dan David Donsu. Sebagian lantai ballroom sudah kotor karena darah Samuel. Wajah Samuel mulai memucat. Namun, pengawal Geng Naga Merah masih tidak melepaskannya. Jika Geng Naga Merah mampu memotong jari Samuel, tentu saja mereka juga mampu memotong kaki keluarga Donsu. Vera menatap sinis Bahran. "Aku ke sini bukan untuk kamu, Bahran. Jangan lupa, kita udah putus setahun yang lalu!" Benar! Vera telah memutuskan hubungannya dengan Bahran secara
"Kepala naga merah!"Seseorang berteriak. Para tamu undangan saling pandang. Begitu juga dengan kedua mempelai pengantin.Hayden menarik tangan ayahnya agar menjauh dari para pengawal. Kedua matanya memelototi lambang di dada para pengawal.Hayden menatap Bahran dan Austin. "Mundur!" teriaknya. Sebagai seorang CEO Donsu Group, Hayden tentu sudah bertemu lebih banyak orang. Jadi, dia sering mendengar tentang Geng Naga Merah yang populer itu.Karena Hayden sudah berkata seperti itu, maka Bahran hanya bisa menyuruh Grigory melakukan perintahnya. Sedangkan anggota keluarga Donsu lainnya hanya bisa patuh.Angeline tidak mengerti. Jadi, dia bertanya kepada Bahran. "Kakek, ini pesta pernikahanku dan Mario. Kenapa Kakek malah mengikuti perintah Hayden?" "Bu Angel, tenang dulu!" pinta Chikaーsang asisten, yang sejak tadi bersamanya. Mario gelisah. Dia terlahir dari keluarga kaya kelas satu. Maka, dia sudah pasti mengerti maksud Hayden.Mario mengguncang kedua bahu istrinya. "Angel, kamu ngga
"Clara, kamu udah nggak punya tempat di keluarga Donsu."Zumi melangkah maju mendekati Clara. Dia menatap sendu Clara seolah sudah lama menahan rasa rindu di hatinya. Clara melirik Bahran. "Tapiー"Bahran sama sekali tidak melirik Clara. Dari sikapnya itu, semua orang paham bahwa Bahran benar-benar sudah tidak memedulikannya.Grigory berkata, "Nona Clara, mulai hari ini, keluarga Donsu memutuskan hubungan denganmu."Grigory mengumumkan status Clara sesuai dengan keinginan Bahran.Clara tidak berdaya. Sekarang, dia harus ke mana?Tanpa tahu malu, Clara melirik mantan pacarnya. "Ando!" panggilnya. Ando tidak menoleh sedikit pun pada Clara. Tapi, Clara tidak akan berhenti berusaha memenangkan hatinya. Clara berjalan dengan cepat ke arah Ando. Lalu, meraih tangannya. "Ando, gimana pun juga, kita udah pernah tidur bareng sekali. Aku mau minta pertanggung jawaban kamu."Ando melepaskan tangan Clara, dan menatapnya jijik."Hah?! Yang bener aja! Jangan fitnah kamu!" seru Ando, tidak terima
Bruk!Bastian mendorong Clara ke hadapan Alexa. Orang tua dan kedua kakaknya terkejut. Mereka langsung menghampiri Clara. "Clara!" Sarah meneriaki nama anak perempuan satu-satunya. Lalu, memeluknya.Austin menatap Bastian. Dia geram. "Berani-beraninya kamu sentuh anakku!" Austin hendak mencengkram jas Bastian. Namun, Bastian menghindar dengan cepat."Paman Austin, benarkah Clara anak kandung kamu?" Leroy bertanya dengan santai. "Apa maksudnya?!" Sarah gugup. Namun, dia tetap memeluk Clara. Leroy berdiri dengan kedua tangan berada di belakang. "Nggak ada maksud apa-apa," jawabnya, datar. "Cuma mau mastiin aja."Tiba-tiba seorang laki-laki keluar dari kerumunan. Dia berjalan menuju Clara. Leroy dan seluruh keluarga Mamahit memahami arti perubahan sikap Sarah. Sedangkan Alexa mencoba memahami situasi.Pria itu berteriak, "Sarah!" Suasana semakin tegang. Para tamu undangan mulai berbisik. "Siapa dia?""Iya. Siapa pria itu?""Tapi, wajahnya mirip banget sama Clara. Lihat aja hidun
"Aku ngaco?!"Ekspresi wajah negatif Gina muncul. Kedua alis Gina mengernyit. Lalu, dia menampilkan senyum yang dipaksakan.Gina melirik Bahran sinis. "Gimana kalo aku langsung panggil Bu Vera Wang aja? Anda pasti merindukan dia kan, Tuan Bahran?""Aーapa?!" Ujung-ujung jari Bahran bergetar. "Nggak! Jangan bilang dia ada di sini?!"Gerakan tubuh Bahran tampak gelisah. Bibirnya terkatup rapat. Jelas tergambar bahwa Bahran tidak suka dan tidak nyaman dengan permainan Gina. Gina menoleh ke pengawal keluarga Mamahit di belakangnya. "Bawa dia masuk!""Baik, Nona." Salah satu pengawal pergi. Jantung Bahran benar-benar kacau dibuatnya. Hayden tidak menyangka bahwa perempuan yang disukainya bersekongkol menjatuhkan keluarga Donsu. Hayden mendekati Gina. "Cukup, Gina!" Gina menatap Hayden sinis. "Apa?! Bukannya kamu sengaja deketin aku supaya bisa naik strata sosial kelas satu?!"Gina tidak menyembunyikan perasaannya lagi. Karena dia benar-benar sudah tidak tahan dengan kesombongan Hayden.