Sebagai lulusan bisnis, Leroy tahu betul perkembangan bisnis kelapa sawit. Selain itu, Adipati dan Jay secara khusus memberikan pengetahuan tentang perusahaan Sagari padanya. Leroy belajar dengan cepat. Dengan semua pengetahuan yang dia miliki sekarang, Leroy yakin mampu memajukan perusahaan mendiang ibunya. Leroy terus berbicara. "Fungsi lain dari kelapa sawit yaitu sebagai pengawet alami. Itulah alasan minyak kelapa sawit digunakan hampir semua produk makanan di rak-rak supermarket." Leroy termasuk mahasiswa cerdas di kampusnya. Itulah sebabnya, dia berhasil membangun bisnisnya sendiri, yaitu Opulent Holdings. Selain orang kepercayaannya, tidak ada yang tahu bahwa Opulent Holdings adalah perusahaan milik Leroy. "Untuk hal lainnya, kalian bisa temukan di website resmi perusahaan." Suara Leroy yang tegas dan lugas membuat semua orang paham maksudnya. Leroy melirik jam tangannya. Karena waktu makan siang akan segera tiba, dia mempercepat meeting. "Anak perusahaan ke-2 milik Saga
Alis Leroy semakin menegang. Adrianus tidak ingin ikut campur urusan Leroy dan Jay. Sejenak, dia merasa bersalah telah memberitahu identitas Viko kepada Leroy. Namun detik berikutnya, dia merasa perlu melakukannya agar Leroy tahu dan tidak tertipu dengan topeng Viko. Adrianus menyeruput kopinya. Dia menunggu amarah Leroy mereda. Namun dia menyadari tidak ada tanda-tanda Leroy akan kembali tenang. Jadi, dia akan mencoba mencairkan suasana. "Ahh, bener-bener nikmat kopi ini!" seru Adrianus. "Rasa pahit kopi ini yang aku cari-cari, emang nggak ada duanya!" Leroy berhenti menatap Jay. Dia mengalihkan perhatian kepada Adrianus sambil mengerutkan kening. Karena emosinya masih belum stabil, Leroy kembali memarahi Jay. "Bisa-bisanya hal sepenting ini kamu dan Paman Adipati sembunyiin dariku." Jay menggaruk kepalanya. Adrianus bisa melihat Jay kebingungan. Adrianus segera berusaha meredam emosi Leroy. "Kalo menurutku, Asisten Jay dan Pak Adipati pasti nggak sengaja ngelakuin itu. Mungkin
Leroy jarang membicarakan hal pribadi dengan orang lain. Maka, dia hanya diam saja. Dia tidak ingin hal pribadinya terekspos.Tapi, Leroy tidak mengenal baik ayahnya sendiri. Dia memerlukan seseorang untuk bertukar pikiran.Setelah bimbang sesaat, dia menjawab, "Papa." Leroy masih berusaha bersikap tenang. "Apa dia serius mau cerai sama perempuan jalang itu? Tapi, Papa masih berhubungan baik sama keluarga dari Rindy."Hal-hal yang membuat ragu Leroy, sebenarnya Jay juga meragukannya. Namun berdasarkan cerita Adipati, Matteo baru saja memperbaiki hubungannya dengan Leroy. Jadi, dia tidak ingin merusaknya."Kita akan tau sebentar lagi, Tuan." Jay mencoba untuk tidak berat sebelah. Bagaimana pun juga, Jay menginginkan hal-hal yang terbaik untuk tuannya."Ya." Leroy akhirnya setuju. ***Hari ke-2 di kota Dixie. Kunjungan kerja di hari ke-2 ini, Leroy dan dewan komisaris pergi ke PT Sagari Ivomas Tbk untuk melihat-lihat produksi minyak goreng berbasis minyak kelapa sawit. Leroy terlihat
Leroy duduk di kursi presiden direktur. Sedangkan Derra duduk di hadapannya. Jay berdiri di sisi kiri Leroy memandangi Adam yang berada di belakang kursi Derra. "Pak Adam, kamu bawa yang aku minta?" Suara Leroy memecahkan keheningan. "Iya, Tuan Muda." Adam menyerahkan sebuah buku besar kepada Jay.Jay meletakkan buku besar tersebut di atas meja. "Silakan, Tuan Muda!" serunya.Leroy mengambil buku itu, lalu mulai membuka selembar demi selembar. Dia memutar kursi membelakangi semua orang.Wajah Derra terlihat cemas. Tetapi, dia sangat antusias dengan setiap tindakan Leroy. "Roy, kamu mau ngapain?" Tidak pernah terpikirkan oleh Derra, Leroy akan bersikap seperti itu. Namun apapun yang dilakukan Leroy, dia akan selalu menjadi pendukung garis keras.Meminta buku besar? Itu artinya, Leroy akan memeriksa keuangan PT Sagari Ivomas Tbk secara pribadi. Tapi, mengapa Leroy melakukannya? Apakah ada hal-hal mencurigakan? Mengapa dia tidak memanggil seorang ahli pembukuan saja? Tidak banyak yan
Wajah masam Matteo menatap anaknya. Dia curiga dengan anaknya sendiri. Dia juga tercengang. Karena dia pikir, Leroy akan pergi bersenang-senang dengan Derra. Sebab dia tahu, Derra adalah sahabat Niken yang selalu menyayangi anaknya sejak masih bayi. Matteo berjalan masuk. Dia tidak berbicara. Dia duduk di kursi terpisah, tepat di sisi Derra. Di belakangnya, Via Renata berdiri dengan wajah yang angkuh.Matteo tahu, Logan dan Adam adalah anak buah Iko. Jika Leroy mampu menemukan kesalahan di buku besar, maka Matteo akan terseret juga.Di sisi lain, Jay mengerti, Leroy terlalu malas menjawab pertanyaan Iko. Jadi, dia mengambil alih situasi."Tuan Muda baru selesai periksa buku besar dan menemukan kejanggalan. Jadi, apa Pak Iko bisa jelasin hal ini?" Jay menjawab dengan dingin. Jika Leroy tidak menghormati Iko dan anak buahnya, mengapa Jay harus menghormati mereka? Jay yang cerdas akan mengikuti jejak tuannya. Kennedy dan Iko saling pandang. Mereka tidak berani berbicara. Mereka hanya
Leroy masih duduk di kursi presiden direktur. Dia tidak memiliki pendamping. Situasi seperti ini sangat menguntungkan Matteo dan kroni-kroninya. Matteo merasa inilah hari keberuntungannya. Bagaimana tidak?Jay mengantarkan Derra ke depan gedung. Sedangkan Kim Lanni tidak menyukai Leroy sejak dia datang tadi. Matteo bermain mata dengan Kennedy seperti sedang merencanakan sesuatu. Leroy paham bahasa tubuh mereka. Namun, dia masih terlihat tenang. 'Situasi macam apa, ini?' Kim gelisah. 'Sesuai perintah Nyonya Derra, aku berada di pihak Tuan Muda Leroy.'Kim celingukan. Dia melihat nama Derra muncul di notifikasi HP.Derra: Kim, penjaga masih berdiri di depan ruangan presiden direktur. Kalo Matteo dan anak buahnya mulai macam-macam, teriak aja!Kim tertegun. Dia tahu, Derra begitu perhatian padanya. Derra: saya di mobil, nunggu kamu.Kim cepat-cepat membalas pesan Derra. Kim: baik, Nyonya.Matteo mengangkat dagunya. "Gimana rasanya duduk di situ, Roy?" Tatapan Leroy tetap mantap, ti
Pintu ruang presiden direktur terbuka. Jay berjalan dengan badan yang tegak. Dia mengedarkan pandangan, lalu tersenyum tipis. Meskipun Jay tidak berada di ruangan yang sama dengan Leroy, bukan berarti dia tidak tahu apa yang sudah terjadi selama kepergiannya."Tuan!" sapa Jay kepada Leroy seraya membungkuk sedikit. Kemudian, dia berdiri di samping Leroy yang masih berdiri di hadapan Danisha.Leroy melihat wajah semua orang tegang, termasuk Danisha. Saat Danisha masih terkejut dengan penawaran Leroy, Matteo memberikan tatapan tajam kepada Logan. Logan mengatur emosi. Dia kembali berkata, "Cukup, Tuan Muda! Jangan buat Nona Danisha bingung! Biarin saya yang akan tanggung jawab semuanya."Apa?! Logan mengorbankan dirinya untuk melindungi Danisha?! Segitu pentingnya kah posisi Danisha di hatinya?!Matteo sedikit lega. Rasa cemasnya sedikit berkurang. Jika Logan sudah mengambil tanggung jawab ini, maka ke depannya nasib Matteo dan anak buahnya akan amanーsetidaknya itulah pikiran Matteo d
Leroy melihat ekspresi wajah lawannya tegang dan ketakutan. Leroy bersandar, jari-jari tertuju, dan mengamati ketiga lawannya: Logan, gemetar; Iko, tidak pasif; dan Matteo, menghitung."Opsi satu," Leroy tersenyum tipis, "sederhana aja, sih. Serahin semua bukti tentang fitnahan uang Rp 3 triliun itu! Sebagai imbalannya, aku akan mengampuni hidup kamu, Pak Logan. Gimana? Kesepakatan yang adil, kan?"Leroy tidak akan pernah lupa. Enam tahun lalu, dia diusir karena Rindy Buana memfitnahnya telah menggelapkan uang perusahaan sebanyak Rp 3 triliun. Ternyata itu adalah uang PT Sagari Ivomas Tbk yang berhasil dirampas Matteo dan anak buahnya, termasuk Finn dan Rindy. Dan selama 3 tahun terakhir pula, tim edit perusahaan pusat gagal menemukan bukti-buktinya.Tatapan Logan melesat di antara Leroy dan Matteo. Kesetiaannya kepada Matteo goyah, tetapi dia adalah pria yang sudah berkeluarga. Maka, istri dan anaknya selalu menjadi bahan pertimbangan. Baginya, menyerahkan semua bukti adalah hal yan