Share

BAB 33

Author: vee
last update Last Updated: 2023-08-10 23:23:46
Vincent terlihat sangat berbeda ketika mengenakan pakaian formal. Jeremy bahkan harus beberapa kali menarik kekasihnya kembali menghadap padanya, Jasmine nampak terpesona dengan ketampanan Vincent. Rahang tegas, rambut mulet dan hidungnya yang tinggi, jangan lupakan bagaimana lengannya yang berotot terlihat segar ketika menggulung kemeja putihnya ke siku.

“Bisakah kau cepat pergi?” ucap Jeremy sembari mengenakan pakaian kerjanya. Hari ini adalah pertama kalinya ia akan masuk ke tempat kerjanya yang baru, dan ia sungguh merasa jengkel lantaran Jasmine malah perhatian pada Vincent ketimbang dirinya.

Tidak!! itu hanya bualan belakang pria pencemburu. Jasmine juga sangat perhatian padanya, hanya saja wanita itu sesekali melirik Vincent yang memang ikut tinggal di apartemen yang dekat dengan milik Jane.

Sementara Jane, wanita itu belum keluar kamar. Ia memilih mengasingkan dirinya di kamar ketimbang pergi kemanapun. Agensi, atau lebih tepatnya Thomas juga tidak pernah memaksa wanita it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 34

    Lilibet dan Jasmine sudah pulang ke rumah masing-masing ketika Vincent sampai kembali ke apartemen Jane. Pria itu sudah berganti pakaian dengan baju santai yang biasa digunakan, kaos besar dan celana pendek coklat. Rambutnya basah dan masih ada handung melingkar di lehernya ketika ia sampai di apartemen Jane. Lilibet sempat mencibirnya aneh sebelum berlenggang pergi, berbeda dengan Jasmine yang semat terpaku sejenak. Wanita muda itu seperti tengah menikmati pemandangan malam paling indah yang pernah ia lihat di dua puluh dua tahun hidupnya. Terlebih ketika dengan senyuman kecil,Vincent mengusap rambut basahnya. Nampak hot sekali. Sayangnya momen mari mengagumi ketampanan Vincent harus hancur ketiak pria itu mencium kening Jane dan Jeremy yang datang dengan tampang kasihan. Pria itu mengeluh jika pekerjaannya berjalan lancar namun sang bos lebih kejam ketimbang bosnya yang lama, membuat Jasmine yang kasihan pada sang kekasih memilih untuk ikut menginap di apartemen tempat tingga

    Last Updated : 2023-08-11
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 35

    Jane terus menggenggam tangan Vincent yang kini duduk di sampingnya. Pandangan mereka tertuju pada dua orang yang juga berada di balik kaca. Mereka nampak berantakan dan pucat. Sejak dua menit lalu, keheningan berlalu. Tidak ada seorangpun yang memulai pembicaraan, bahkan Vincent sekalipun juga memilih bungkam. Pria itu berpikir jika ia hanya menemani dan tidak ingin mengintervensi masalah keluarga Jane. Disisi lain, sejujurnya Jane tidak memiliki sesuatu yang bisa ia katakan lantaran semuanya sudah dilupakan. Kebencian, dendam, dan kenangan tentang kedua orang tuanya sudah sejak lama ia hilangkan dari memorinya. Ia–tidak ingin bertemu dengan mereka lagi. Namun, lihat kini. Mereka bertemu tanpa kata. Meskipun sebenarnya, pertemuan itu adalah langkah awal yang diambil Jane untuk menyelesaikan segalanya. Semua hal yang pernah terjadi di masa lalunya.“Apa kabar, Jane?”“Aku tidak pernah baik,” ucap Jane dingin. Ia berusaha mempertahankan raut wajah datarnya. Tidak ingin menunjukkan

    Last Updated : 2023-08-12
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 36

    Jane menyentuh sebuah berkas yang tadi sempat diberikan Thomas. Kepalanya miring ke kanan terlihat berpikir keras ketika tahu apa yang ada dalam berkas-berkas tersebut. Sebuah laporan tentangan orang tuanya yang memang sudah lama menghilang. Banyak hal terjadi, salah satunya adalah kejahatan yang dilakukan ayahnya. Bukan sesuatu yang baik untuk ia lihat, sebenarnya. Namun Jane sudah mengantisipasinya dengan obat penenang sesuai dosis yang diberikan Lilibet. Sudut bibir Jane terangkat. Entahlah, ada banyak hal yang kini ia pikirkan sampai-sampai semuanya terasa sangat runyam. Ayah dan ibunya benar-benar menjadi penjahat.Ada banyak kasus perampokan, penculikan, dan baru-baru ini satu pembunuhan juga menimpa ayahnya. "Jika kau mengajukan data-data ini, kedua orang tuamu akan memiliki masa hukuman yang jauh lebih berat." "Lalu—bagaimana dengan Jack?" Thomas mengedikkan bahu. "Aku sudah menemuinya dan ku dengar kekasihmu juga sempat melarangnya mencoba mendekatimu. Kali ini ia han

    Last Updated : 2023-08-14
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 37

    Niat yang sudah Jane bulatkan kini kembali mendapatkan rintangan. Jane meremas tangan Vincent. Jika biasanya dirinya hanya akan berdiri di belakang Lukas, dengan Vincent, ia berdiri di samping pria yang kini nampak tenang. Bahkan ketika beberapa paparazi terus membombardir pria itu dengan pertanyaan yang sungguh memuakkan. “Jadi benar Anda meninggalkan kekasih Anda hanya untuk mengejar Jane?” tanya seorang paparazi yang masih dengan setia menyodorkan mic perekam berada dekat dengan bibir Vincent. Mereka tengah berada di pusat makanan di waktu yang hampir tengah malam. Tak banyak orang lalu lalang dan pria itu kira tidak akan ada banyak orang yang datang atau mengenali mereka. Namun ternyata dugaannya salah. Banyak paparazi yang berjalan ke arah mereka. Menyiapkan banyak pertanyaan tak masuk akal dan kadang-kadang gak nyambung sama sekali. Ujung mata Vincent melihat Jane yang juga terlihat tenang, seperti biasa, gadis itu pandai sekali mengendalikan raut wajahnya meskipun ia b

    Last Updated : 2023-08-15
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 38

    Selasa pagi terasa cerah dengan semua orang yang kembali bekerja, aroma kue dapat Jane cium ketika ia berlalu melewati kopi shop yang ada di dekat agensi. Sayangnya Jane sudah terlampau hafal jika akan ada yang merusak hari indahnya ketika kaki jenjang miliknya menapaki lobi kantor sendirian, tanpa Jasmine dan Lucas. Kepergian Vincent bersamaan dengan badai yang kembali menerpa Jane. Wanita itu menghela nafas pelan. Belum juga apa yang tengah dihadapi berlalu, ada lagi hal yang membuat ia merasa seperti narapidana mati ketika berkunjung ke agensi. Banyak pandangan yang menyesakkan tertuju padanya. Orang-orang yang dulu terlihat menghormatinya, menunjukkan sikap aslinya. Buka hal baru, pun Jane juga tak terlalu ingin peduli pada apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya. Ada banyak hal yang yang ia lakukan dan sungguh–mendengarkan perkataan orang lain tidak akan membuat perutnya kenyang. "Bukankah sangat memalukan jika ia benar-benar mantan seorang pemain? WTF, terlebih ketika

    Last Updated : 2023-08-16
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 39

    Jane masih belum bisa mengatakan apapun pada pria yang sedari kedatangannya hanya menatapnya. Tatapannya yang tajam benar-benar membuatnya muak. Ini bahkan sudah hampir tengah malam, namun pria itu tak kunjung pergi dari ruangannya setelah pembicaraan yang tak pernah Jane inginkan sama sekali. “Kenapa harus aku?! bukankah sudah ku katakan jika aku tidak pernah ingin menjadi kekasih gelapmu?” ucap Jane dengan suara lantang. Jack terdiam. Pria itu berdiri dari posisi duduknya dan mendekat pada Jane yang berdiri membelakanginya. Pandangan wanita itu masih fokus pada bangunan-bangunan yang ada di ibu kota yang kini terlihat mirip taburan bintang. Tanpa diduga pria itu malah memeluknya. Erat. Kepala Jack menumpu di bahunya dan nafas tenang Jack membuat Jane merinding. Kepanikan itu ada padanya, namun sungguh akan lucu jika pria bajingan itu tahu kelemahannya. “Jane—aku tak pernah menginginkan pernikahan itu, bukankah kau tahu jika semuanya hanya karena bisnis. Kau tahu jika—” “Stop J

    Last Updated : 2023-08-18
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 40

    Bunyi gedebuk kecil tak membuat Jane beranjak dari tempat tidurnya, bahkan hanya untuk membuka mata pun wanita itu terlihat enggan sekali. Ia bahkan mengabaikan tirai jendela kamar yang terbuka, juga cahaya matahari yang beranjak masuk. Jane tipe wanita malas dengan rutinitas pagi normal seperti sekedar membuka jendela, oleh karena itu ketika ia merasa ada sedikit kejanggalan, barulah ia sedikit terusik. Namun tetap saja, hal itu juga tak lantas membuatnya langsung beranjak bangun dan memeriksa apa yang terjadi. Tubuhnya yang masih cukup pegal lantaran pekerjaan kemarin/ Ditambah lagi dirinya yang terlalu lama duduk di kursi. Thomas seperti sengaja membuatnya sibuk di ruangan seharian. Ia merasa jengkel, namun juga tidak bisa protes pada sang bos. Ketika alam bawah sadarnya menariknya kembali ke alam mimpi, bunyi gedebuk keras membuat Jane mengernyitkan dahi. Agak terganggu dan merasa kesal secara bersamaan karena rencana yang sudah ia pikirkan sejak semalam adalah bangun siang, t

    Last Updated : 2023-08-20
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 41

    Jasmine mendengus ketika ibunya datang ke tempat usaha miliknya. Toko roti, yang dulu ia bangun hanya sebatas iseng semata dan coba-coba kini sudah lebih ramai, ditambah dirinya yang semakin meluangkan waktu untuk ikut andil melayani pelanggan selain membuat kue. Jasmine tak ingin terlalu tertekan dengan dunia entertainment yang memang sejak lama membuatnya jengah. Keputusan yang sudah tentu hanya didukung oleh sang sahabat, nyatanya tak membuat Jasmine meyesalinya, ia malah bangga bisa membangun usaha sendiri. Bangunan toko rotinya yang berada di pojok jalan taman kota, cukup strategis dan Jasmine memang memiliki insting kuat ketika membeli bangunan yang semula rumah sewa tak terawat. Dengan dekorasi vintage dan arsitektur semi modern, membuat tokonya terlihat menarik dari luar dan dalam. Wanita itu juga tak pernah lupa berterima kasih pada sang kekasih, berkat kepiawaian memotret Jeremy, situs tokonya ramai dibahas di forum online dan berdampak pada omset penjualan rotinya.

    Last Updated : 2023-08-21

Latest chapter

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 89

    ‘Halo?’ Sebuah suara berat terdengar di seberang sana. Jane memperbaiki posisi duduknya. Ia tengah berada di halaman belakang kafe saat ini. Tempat itu adalah tempat yang penuh kenangan untuknya, lantaran disana ia pernah menanam bunga bersama Maya, ibu Vincent. ‘Halo? Tolong katakan sesuatu jika memang ada sesuatu yang penting.’ “Apakah Anda suami wanita yang bernama Luis?” Suara benda bergeser di seberang yang terdengar nyaring membuat Jane sejenak menjauhkan ponselnya. ‘Ya, ini siapa? Apakah Anda tengah bersama wanita gila itu?’ saut di sebarang, suara pria itu terdengar keras dan tak bersahabat. “Saya tahu keberadaannya. Bisa Anda sedikit ceritakan apa yang terjadi tentang Anda dan Lusi?” tanya Jane dengan tenang. Terdengar helaian nafas di seberang sana. ‘Siapa Anda? Aku tdiak mungkin menceritakan perkara rumah tangga ku pada orang asing,’ saut laki-laki itu. Jane kembali melihat sekitar, kafe nampak sibuk dan ia tak menemukan akan adanya gangguan untuk hal ini. “Na

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 89

    ‘Halo?’ Sebuah suara berat terdengar di seberang sana.Jane memperbaiki posisi duduknya. Ia tengah berada di halaman belakang kafe saat ini. Tempat itu adalah tempat yang penuh kenangan untuknya, lantaran disana ia pernah menanam bunga bersama Maya, ibu Vincent.‘Halo? Tolong katakan sesuatu jika memang ada sesuatu yang penting.’“Apakah Anda suami wanita yang bernama Luis?”Suara benda bergeser di seberang yang terdengar nyaring membuat Jane sejenak menjauhkan ponselnya.‘Ya, ini siapa? Apakah Anda tengah bersama wanita gila itu?’ saut di sebarang, suara pria itu terdengar keras dan tak bersahabat.“Saya tahu keberadaannya. Bisa Anda sedikit ceritakan apa yang terjadi tentang Anda dan Lusi?” tanya Jane dengan tenang.Terdengar helaian nafas di seberang sana.‘Siapa Anda? Aku tdiak mungkin menceritakan perkara ru

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 90

    Sore hari yang terik, tidak diduga pria yang baru diketahui Jane bernama Kevin itu benar-benar datang ke pesisir. Pakaiannya nampak rapi, Jane bisa melihat aura karismatik menguar dari pria itu. Namun, yang membedakan adalah struktur wajahnya yang memang lebih ke barat-baratan.Pria itu nampak kalem, bahkan lebih kalem dari pada apa yang Jane duga sebelumnya. Tak ada raut marah, yang ditemukan Jane adalah kerinduan pada sang putra yang barang kali telah lama tidak bertemu.Leo, anak kecil itu terlihat nyaman dipelukan ayahnya yang belum mengeluarkan suara apapun ketika datang. Anak kecil itu sepertinya juga tahu betul siapa orang tau aslinya. Sementara itu, Lusi nampak membuang muka, duduk di single sofa yang berada dekat dengannya.“Jadi—apakah kau akan tetap disini? Jika iya, aku akan membawa Leo bersamaku,” ucap pria matang itu dengan mantap.Pandangan mata Lusi nampak memicing, namun bibirnya tidak mengatakan apapun.“Kau tak keberatan jika anakmu dibawa ayahnya?” tanya Jane, men

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 89

    ‘Halo?’ Sebuah suara berat terdengar di seberang sana. Jane memperbaiki posisi duduknya. Ia tengah berada di halaman belakang kafe saat ini. Tempat itu adalah tempat yang penuh kenangan untuknya, lantaran disana ia pernah menanam bunga bersama Maya, ibu Vincent. ‘Halo? Tolong katakan sesuatu jika memang ada sesuatu yang penting.’ “Apakah Anda suami wanita yang bernama Luis?” Suara benda bergeser di seberang yang terdengar nyaring membuat Jane sejenak menjauhkan ponselnya. ‘Ya, ini siapa? Apakah Anda tengah bersama wanita gila itu?’ saut di sebarang, suara pria itu terdengar keras dan tak bersahabat. “Saya tahu keberadaannya. Bisa Anda sedikit ceritakan apa yang terjadi tentang Anda dan Lusi?” tanya Jane dengan tenang. Terdengar helaian nafas di seberang sana. ‘Siapa Anda? Aku tdiak mungkin menceritakan perkara rumah tangga ku pada orang asing,’ saut laki-laki itu. Jane kembali melihat sekitar, kafe nampak sibuk dan ia tak menemukan akan adanya gangguan untuk hal ini. “Nam

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 88

    ‘Lusi? Aku seperti tidak asing dengan nama itu,’ ucap Lilibet di seberang. Jane kini tengah berada di halaman belakang penginapan. Ia sudah cukup muak dengan apa yang dilakukan Lusi dengan anaknya. Yeah, Jane cukup paham memang jika ia tak seharunya cemburu dan jengkel dengan bayi kecil yang belum tahu apa-apa itu. Namun, wanita itu juga tak bisa membendung kekesalannya lantaran sang ibu dari bayi itu sangat mengganggu waktu liburannya dengan Vincent. “Bisakah kau tanya pada teman-temanmu di Inggris?” ‘Ya, tunggu sebentar. Memangnnya apa yang terjadi?’ Terdengar suara ketikan di seberang, sepertinya Lilibet benar-benar tengah menanyakan tentang siapa wanita asing itu. “Dia dan anaknya benar-benar mengganggu waktuku dan Vincent. Sejak kedatangannya kemari, wanita itu selalu membawa anaknya kemari dengan alasan jika anaknya tengah mencari Vincent,” keluh Jene. ‘Ah, sepertinya kau memang selalu memiliki banyak rintangan ketika ingin menjalani hubungan dengan Vincent secara biasa,’

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 87

    “Aku sering melihat foto kakak,” ucap seorang anak yang Jane temui di dekat pantai hari ini. Sekitar satu jam semenjak Jane memilih untuk berdiam diri di gazebo yang ada di pinggir pantai. Suasana yang masih cukup suram untuk dirinya dan sekitar, membuatnya memilih untuk pergi lebih jauh. Ujung kakinya menyentuh pasir yang lembut, pasir yang terasa nyaman untuk kaki telanjangnya. Beberapa hewan kecil nampak berlarian dengan bebar, tanpa memikirkan tentang apa yang akan terjadi jika mereka keluar dari sarang. Suasan yang tadinya tenang bagi Jane yang masih dilanda kemarahan, harus dirusak dengan kedatangan seorang gadis kecil yang asing baginya. Bajunya kumal dengan beberapa jahitan tak rapi di sekitar lengan. Kancing bajunya juga taksama antara satu dengan lainnya. Jane masih terdiam, memperhatikan si bocah cilik yang kini tengah bercoleteh tentang dirinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan juga teman-temannya yang sering menjahili dirinya. “Apakah—kau takut ketika teman-t

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 86

    “Kami mengenalnya dan kebetulan kafe ini miliknya,” ucap seorang wnaita berseragam yang nampak memandang secarik kertas di tangan. Suasa kafe tak terlalu ramai hari ini lantaran gerimis di pagi buta. Suasana masih cukup dingin untuk berkatifitas di luar. Meskipun demikian kafe wajib buka sesuai dengan jamnya, tak ada alasan untuk menunda meskipun sang bos tidak ada di tempat. Pandangan wanita yang tadi datang merambah sekitar. Beberapa orang nampak berlalu lalang di dalam kafe yang terlihat sangat menarik di mata. Di antara bangunan yang berjejer di tepian pantai yang tenang itu, bangunan kafe yang menurutnya memang sangat menarik. Ia tersenyum kecil ketika menyadari siapa yang mungkin mendekorasinya. Sementara itu, si pegawai kafe nampak melirik kecil pada wanita yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri, ia kemudian kembali memandang pada sebuah foto yang tentu saja baginya sangat tidak asing. Itu foto Vincent, pria yang tak lain adalah bosnya dan juga pemilik salah stau pengin

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 85

    Pukul dua siang, mereka sampai di penginapan. Jane melihat sekitar, menghela nafas ketika suasana di ruangan itu tidak banyak berubah. Meskipun di beberapa bagian terdapat debu yang menempel. Lampu gantung di ruang makan, salah satu hal yang menarik perhatiannya lantaran benda itu pernah ia beli untuk hadiah ibu Vincent. Jane juga tidak melewatkan sebuah bunga hidup yang terlihat nampak terawatdi tralis jendela. Bunga-bunga yang kini sayangnya belum berbunga itu adalah tumbuhan kesayangan Maya. Jane masih ingat betul bagaimana perempuan baya itu sangat semangat menjelaskan jenis bunga dan cara menanamnya dengan media air. Pandangan Jane kini tertuju ke luar jendela dapur, di tangan kanannya segelas air putih yang telah berhasil menghalau dahaga sudah di tegak setengah. Grep Jane tersentak namun tak memberikan respon yang berarti. Hanya menyentuh kulit sang pria yang terasa kasar. “Kenapa diam saja, hmm? Ada masalah?” Jane memalingkan wajahnya, menadapati tatapan penasaran dari Vi

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 84

    Tumpukan barang-barang sudah memenuhi ruang tamu apartemen Jane. Beberapa barang lain yang kemungkinan tidak akan dibawa juga sudah terbungkus lapisan plastik. Tak ada yang tersisa, dipastikan semuanya tetap rapi dan tidak berdebu karena Jane membencinya. Sejujurnya ia tengah memikirkan rencana apa yang akan ia lakukan setelah liburan panjang, kembali bekerja di perusahaan agensi Thomas atau memilih untuk mencari pekerjaan lain yang mungkin sesuai dengan passionnya. Sebagai seseorang yang telah memiliki nama, wanita itu tak terlalu ambil pusing tentang pekerjaan. Menghela nafas pelan setelah selesai dengan acara berkemas, Jane merebahkan tubuhnya di pinggir karpet. Memiringkan tubuh dan menatap dua koper besar yang akan ia bawa yang kini teronggok di ujung ruangan. Tak Pandangan yang tadinya hanya tertuju pada benda mati kini teralihkan pada sosok pria yang selalu menemaninya. Selalu ada untuknya dan kini bahkan rela meminta izin untuk menyelesaikan tugas akhir dari jarak jauh. Se

DMCA.com Protection Status