Rebecca Membawa mobilnya menuju kantor Kelvin. 'Sebentar lagi jam kerja selesai, ini waktu yang tepat untuk menemuinya. Aku bisa mengajaknya pergi setelah jam kerjanya selesai,' batin Rebecca. Ia pun turun dari mobil, melangkah dengan penuh percaya diri melewati lobi perusahaan. Rebecca tak memperdulikan ucapan para karyawan yang berbisik tentang keburukannya. Baginya itu bukan hal penting, dan ia hanya fokus pada tujuannya saat ini. Menemui Kelbin, merayunya, dan berusaha mendapatkan simpatinya agar bersedia memaafkannya.Rebecca menutup telinganya rapat-rapat setiap kali ada yang mengatakan jika dirinya yang tak tahu malu dan masih berani datang menemui Kelvin, ia pun mengabaikan tatapan sinis mereka.Tapi tidak dengan seorang karyawan yang berada satu lift dengannya saat ini. Karyawan yang sejak dulu tak pernah menyukainya."Aku pikir kamu sudah tidak berani datang lagi ke tempat ini, setelah membuat geger waktu itu. Untung saja istri pertama tuan Kelvin berhati besar mengklarifik
Rebecca tersenyum melihat kegelisahan di wajah Kelvin. Ia yakin jika Kelvin tengah bimbang dengan keputusannya.'Aku yakin kamu akan memaafkan aku, dan kembali ke pelukanku. Kamu tak bisa hidup tanpamu, Kelvin,' batin Rebecca.Kelvin mengambil kembali map di meja, ia melihatnya dan kembali meletakkannya di meja, lalu mendorongnya perlahan."Tandatangani saja, aku sudah memikirkannya dan sebaiknya memang hubungan kita cukup sampai disini," ucap Kelvin.Tentu saja ucapan Kelvin membuat Rebecca terbelalak. "Vin, coba kamu pikirkan lagi. Kamu akan menyesal, kamu hanya—""Tanda tangan saja, dan jangan banyak bicara," ucap Kelvin dingin."Vin—"Braakkk….Kelvin menggebrak meja sekuat tenaga hingga membuat Rebecca melonjak kaget. "Sudah aku katakan cukup tanda tangan saja dan jangan banyak bicara. Kamu tahu jika aku bukan orang yang mudah memberikan kesempatan! Jadi tanda tangani saja, atau segera pergi dari sini!" ucap Kelvin bernada tinggi. "Aku tidak akan mau kamu ceraikan, Vin. Aku mas
Rena langsung membersihkan darah di mulut Clayton dengan panik. "Clay, kamu kenapa seperti ini?" "Sus, Clay pengen sama mama," ucap Clayton semakin lemah. "Nanti sus cari mama ya, yang penting Clayton harus sehat," sahut Rena. Namun sayangnya Clayton langsung ambruk di pelukannya. "Clay!" pekik Rena.Rena berusaha menepuk pipi Clayton agar sadar, tapi usahanya tak membuahkan hasil, lalu ia pun menggendongnya dan membawanya keluar kamar sambil berteriak. "Haris! Dios! Tolong Clayton! Cepatlah!"Haris dan Dios yang tengah menikmati waktu istirahat dikagetkan oleh suara teriakan Rena yang di iringi tangisan, mereka pun bergegas menghampirinya. "Ya Tuhan, apa yang terjadi pada Clayton?" tanya Haris panik."Kenapa dia sampai seperti ini?" Dios pun tak kalah panik."Jangan banyak tanya, cepat kita bawa kerumah sakit," ucap Rena."Biar aku yang menggendongnya," ucap Dios. Ia tahu Rena kesulitan menggendong tubuh Clayton, meski tubuh anak tersebut sudah kecil dan berat badannya menurun dras
[Tuan Kelvin, dimana anda sekarang. Tuan muda Clayton di rawat di rumah sakit, ia menderita penyakit yang mematikan dan harus segera ditangani. Kami membutuhkan anda.]Kelvin pun terbelalak membaca isi pesan tersebut. Ia segera membasuh mukanya dan bergegas ke rumah sakit.Sementara Rena masih setia berada di samping Clayton. Ia terus menggenggam tangan Clayton, hingga akhirnya Clayton sadar dan Rena lah orang pertama yang Clayton lihat."Sus, mama Clay mana? Kenapa dia nggak datang juga?" tanya Clayton. Suara lirihnya terdengar menyayat hati."Sabar ya sayang," ucap Rena dengan mata berkaca-kaca.Braakkkkk….Pintu kamar terbuka secara cepat, semua orang di dalam ruangan tersebut menoleh ke arah pintu. "Apa yang terjadi padanya?" tanya Kelvin."Clayton sakit," jawab Rena. Ia terlihat menjawab dengan terpaksa.Kelvin tak peduli dengan nada bicara Rena, ia menghampiri Clayton dan membelai kepalanya. "Papa minta maaf karena baru menemanimu," ucapnya.Clayton hanya diam tak merespon ucap
"Dengar Rebecca, aku sudah membuat jalan untukmu agar bisa menguras harta Kelvin. Jadi jangan tetlalu—" ucapan Jeremy terhenti saat melihat Kelvin yang tengah melangkah ke arahnya.Rebecca pun menoleh ke arah mata Jeremy menatap. Ia snaagt terkejut saat melihat Kelbin dengan penuh amarah melangkah ke arahnya."Bajingan!" teriak Kelvin.Bug…..Kelvin melayangkan pukulannya tepat mengenai pipi Jeremy, hingga membuat pria tersebut tersungkur ke lantai. Kelvin kembali menghampiri Jeremy dan memukulnya lagi."Bangs** kamu harus terima ini." Bug……! "Ini untuk ibuku!" Bug….. "dan ini untuk Hanna yang kau jebak!" teriak Kelvin sambil memukul Jeremy."Kelvin hentikan! Aku mohon hentikan!""Minggir kamu jalang!" Bentak Kelvin sambil mendorong Rebecca yang berusaha menolong Jeremy."Kelvin, ini tidak akan menyelesaikan masalah," ucap Rebecca kembali."Tutup mulutmu wanita jalang! Kamu selingkuh dengan bajingan ini! Kamu menjebak Hanna bahkan membunuh ibuku! Kamu wanita bangs**!" "Sialan," ucap
Haris dan Dios tercengang, mereka berdua kompak ternganga."Kenapa kalian justru diam?" tanya Kelvin."Anda tidak salah bicara kan tuan? Kami mencari nona Hanna, dan membawanya kemari?" ucap dios memastikan."Aku tidak suka mengulang perkataanku," jawab Kelvin."Sebaiknya kalian segera pergi, atau tuan Kelvin akan berubah pikiran," celetuk Rena. Meski ia merasa aneh dan terkejut dengan perintah Kelvin, tapi ia tak mau membuang kesempatan tersebut. "Emm, baiklah," sahut Haris. Meski ia merasa ragu, tapi ia pun menarik tangan Dios untuk segera pergi mencari Hanna.Rena bisa melihat sebuah kesedihan di wajah Kelvin. 'Kenapa tuan Kelvin aneh babget? Masa iya hanya dalam waktu setengah hati sikapnya langsung berubah gini? Apa mungkin sesuatu telah terjadi padanya? Mungkinkah kepala bosku ini habis dipukul balok besar hingga merubah hati dan sikapnya? Nggak salah juga aku berpikir seperti itu, lihat saja dia babak belur begini seperti habis silat di parit,' batin Rena.Rena terus memperha
Kelvin meneteskan air matanya, ia menatap Clayton dan rasa bersalahnya pun semakin menjadi."Maafkan papa sayang, papa salah. Seharusnya papa percaya sama mama kamu sejak awal," ucap Kelvin."Papa nangis?" ucap Clayton. Ia mengangkat tangannya yang terasa berat mengarah ke pipi Kelvin. Clayton menyeka air mata Kelvin yang membawahi pipi.Kelvin merasa semakin terharu. Anak yang selama ini ia sia-siakan, tak pernah ia beri perhatian, dan selalu ia bentak justru memiliki hati yang sangat lembut.Clayton tak membenci Kelvin, ataupun menaruh dendam sedikitpun meski ia telah dipisahkan dengan sang ibu.Kelvin menyesal, ia benar-benar menyesal. Rasa bersalah kini memenuhi hati dan pikirannya."Kata mama cowok itu nggak boleh nangis. Papa jangan nangis ya? Nanti papa jadi jelek," ucap Clayton kembali semakin membuat Kelvin tak bisa menghentikan tangisannya.Kelvin langsung menggapai tubuh Clayton dan memeluknya. "Maafkan papa sayang, Maafkan papa," ucapnya.Clayton hanya membalas pelukan Ke
Pelayan bernama Arin tersebut mengangguk. "Dia juga bilang kalau dia datang membawa kabar tentang Clayton," imbuhnya.Hanna semakin terkejut. "Dimana dia?""Dia ada—" Arin tak menyelesaikan ucapannya karena Hanna langsung berdiri dan keluar. Arin pun mengikuti Hanna, ia tidak tahu apa hubungan Hanna dengan pria yang datang sebagai tamu restoran tersebut. Tapi ia yakin jika itu adalah hal yang penting untuk Hanna.Hanna mencari keberadaan Haris, saat matanya menangkap Haris dan Dios yang sedang duduk menunggu, ia pun bergegas menghampiri mereka."Haris, Dios!" panggil Hanna membuat keduanya langsung sigap berdiri."Nona Hanna, akhir kami bisa bertemu dengan anda," ucao Haris."Arin bilang kamu datang membawa kabar tentang Clayton. Dimana dia? Apa dia baik-baik saja?" tanya Hanna panik."Clayton baik-baik saja, nona. Kami mencari anda beberapa hari ini atas permintaan tuan Kelvin, kami—""Apa yang dia inginkan lagi dariku?" tanya Hanna memotong ucapan Haris. Wajah Hanna langsung berubah