“Tidak nek, aku benar-benar meminta maaf padamu atas keegoisanku,” sahut Hanna, lalu ia pun menyeka pipi wanita tua tersebut yang sudah basah oleh air mata.Akhirnya terukir sebuah senyum di wajah tua tersebut. “Hanna Maafkan nenek,” ucapnya yang langsung memeluk Hanna.Mereka pun menunggu kabar tentang keadaan kakek Aditya, hingga akhirnya seorang dokter keluar dari ruangan ICU. Mereka bergegas menghampiri dokter tersebut.“Dokter, bagaimana keadaan suami saya?” tanya mbah Ruti.“Keadaannya kritis bahkan untuk saat ini dia berada dalam keadaan koma,” ucap dokter tersebut. Bagai petir yang menyambar di siang hari mbah Ruti langsung terasa lemas. Kaki tuanya tak bisa lagi menopang tubuhnya, ia limbung dan jatuh di pelukan Hanna. “Nek, kamu baik-baik saja kan?” ucap Hanna.“Tidak, aku tidak baik-baik saja jika Aditya meninggalkanku, dia harus selamat,” ucap mbah Ruti. Lalu sebisa mungkin ia menggapai tangan sang dokter. “Dokter, tolong selamatkan suamiku, bantu dia untuk tetap bertaha
Keadaan pun semakin penuh kepanikan, dokter segera meminta beberapa suster untuk masuk membantunya. Sementara Hanna dan mbah Ruti diminta untuk segera keluar. Mereka harus mencoba untuk menyelamatkan kakek Aditya.“Tunggulah di luar. Biarkan kami mengerjakan tugas kami,” ucap sang dokter.“Tapi aku ingin menemani suamiku, aku tidak ingin ditinggalkan olehnya,” sahut mbah Ruti yang menolak untuk keluar ruang icu.“Nenek, ayo kita keluar, biarkan dokter bekerja dengan baik,” ucap Hanna membujuk mbah Ruti.“Tidak Hanna, aku akan menemani Aditya. Aku tidak akan keluar dari tempat ini.”“”Nenek Tolonglah mengerti, jika kita di sini maka dokter akan kesulitan untuk menangani kakek,” ucap Hanna kembali. Ia terus membujuk mbah Ruti, hingga akhirnya mbah Ruti menurut dan ia pun mau keluar dari ruangan tersebut.Mbah Ruti pun melangkah keluar ruangan. Iya terlihat sangat sedih saat meninggalkan sang suami. Ia melihat di sana para dokter pun tengah berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan kak
Kelvin merasa sangat sedih melihat anak sekecil Clayton yang dengan tabah, menerima kepergian orang yang ia sayangi.Kelvin mengusap kepala Clayton, lalu ia pun mengangguk. “Tapi ingat, saat dekat kakek nanti Clayton nggak boleh menangis, karena itu akan membuat kakek sedih melihatnya, oke?” ucap Kelvin.Clayton pun mengangguk, lalu mereka pun menuju ke jenazah kakek Aditya yang sudah ada di dalam keranda.‘Apa yang ingin dia lakukan,’ batin Hanna saat melihat Kelvin mendekati keranda kakek Aditya. Namun Hanna pun tidak bisa melarangnya dan hanya memperhatikan dari jauh.Kelvin pun membuka sedikit penutup karanda tersebut. Clayton pun tidak mempertanyakan keadaan kakek Aditya yang sudah terbungkus kain kafan, karena Kelvin sudah memberitahu ia sebelumnya tentang hal tersebut.“Kakek selamat jalan. Semoga kita bertemu lagi nanti di surga ya, kek. Kakek yang tenang dan bahagia di sana ya?” ucap Clayton sambil melambaikan tangannya, seolah sebagai tanda sebuah perpisahan dengan sang kake
Hana pun segera beringsut dari tidurnya. Iya duduk menatap ke arah pintu, di mana Clayton dan Kelvin berdiri di sana.“Ma, Clay ajak papa kesisni agar mama merasa senang, dan tidak kesepian,” ucap Clayton, ia menarik tangan sang ayah, namun Kelvin justru mematung di ambang pintu. Iya ragu untuk masuk ke dalam kamar Hanna.“Papa kenapa diam? Ayo masuk ucap,” Clayton.“Maaf sayang, mungkin sebaiknya kita turun saja. Biarkan mamamu istirahat,” sahut Kelvin.Clayton menoleh ke arah Hanna. “Papa boleh masuk kan ma? Mama mau ditemenin papa kan?” ucap Clayton kembali.“Clay, mama capek dan ingin istirahat. Clay main sama sus Rena di bawah, ya,” sahut Hanna membuat Clayton memasang wajah cemberutnya. Namun ia juga tidak bisa memaksa sang ibu untuk tetap mengizinkan dirinya, dan Kelvin masuk ke dalam kamar.“Pa, Clay turun dulu, ya? menemui sus Rena. Clay mau main di bawah. Papa temani mama dulu,” ucap Clayton yang langsung berlari meninggalkan Kelvin.Kelvin pun menoleh ke arah Hanna yang dud
Arka pun menoleh ke arah Hanna. “Saya permisi, mari,” ucap Arka dengan senyuman yang menunjukan kesopanannya.Hanna pun tersenyum kecil, lalu menatap kepergian Arka. Setelah pintu tertutup dan memastikan Arka sudah pergi, Reza pun mendekat ke arah istrinya. Mengusap rambutnya, lalu memberikan kecupan di kening sang istri.“Kamu sudah dengar sendiri kan dari Bu Hanna, jika aku adalah tipe orang yang setia. Mulai sekarang jangan terlalu berprasangka buruk, dan cepatlah puli,” ucap Reza sambil membelai kepala sang istri.Amalia pun mengangguk. “Maafkan aku yang terlalu kuatir, tapi aku seperti itu karena aku tidak mau kehilanganmu,” ucap Amelia“Aku mengerti sayang. Terima kasih sudah takut kehilanganku, aku tahu kau sangat menyayangiku,” ucap Reza.Pemandangan di depan mata Hanna tersebut membuat Hanna merasa iri. Pemandangan yang belum Hanna rasakan. Kasih sayang dan perhatian penuh dari seorang suami.“Aku akan pulang karena ini sudah sore, aku takut Clayton menungguku di rumah,” uca
Sepertinya Hanna pun mulai tahu apa maksud Reza memanggil kakak iparnya datang ke restoran tempat ia bekerja. “Apa kau berniat mendekatkanku dengan kakak iparmu itu?” ucap Hana langsung pada intinya membuat Reza terbelalak.‘Ya Tuhan, bagaimana mereka tahu? padahal tidak ada yang mengatakan pada mereka tentang rencanaku. Apa aku yang melakukannya terlalu terang-terangan?’ batin Reza.“Oke, kamu diam itu berarti jawaban dari pertanyaanku adalah benar, bukan begitu?” ucap Hanna kembali.“Maafkan aku bu Hanna, aku hanya mencoba melakukan yang terbaik untuk Anda dan kakakku. Aku pikir kalian sama-sama membutuhkan teman hidup yang baru.” sahut Reza merasa tidak enak.Hanna memutar kedua bola matanya. “Sepertinya aku pun akan mengatakan hal yang sama seperti kakak iparmu itu. Dengar Reza, hati seseorang tidak mungkin dengan mudahnya berubah untuk berpindah ke lain hati, apalagi hati yang pernah tersakiti. Aku harap kisahku dan kisah kakak iparmu yang tak bisa memiliki keluarga kecil yang ba
Kelvin turun dari mobil, tatapannya menatap ke arah pria yang saat ini masih berbicara dengan santainya bersama Hanna.Ia menutup pintu mobil, lalu melangkah menghampiri Hanna. Ada raut kekesalan di wajahnya yang ia tahan.Hanna dan pria tersebut pun menoleh ke arah Kelvin. “Siapa dia Hanna?” tanya Kelvin. Bisa terdengar dengan jelas nada suaranya yang sangat dingin.“Hai, aku Beni,” ucap pria bernama Beni, memperkenalkan diri sebelum Hanna menjawab pertanyaan Kelvin. Ia mengulurkan tangannya ke arah Kelvin dengan senyuman yang terukir di bibirnya.“Oh,” sahut Kelvin singkat membuat Beny semakin tersenyum, atau mungkin menahan tawanya karena melihat respon Kelvin yang menurutnya aneh..Kelvin pun seperti terpaksa menerima jabatan tangan dari Beni, lalu ia menoleh ke arah Hanna. “Sepertinya kau terlihat sangat bahagia sekarang,” ucapnya. Ia menatap Hanna dan Beny bergantian. “Nikmati waktu kalian, aku akan masuk ke dalam. Maaf sudah mengganggu,” imbuh kelvin yang langsung melangkah ma
Hana melangkah mendekat ke arah Kelvin, lalu duduk di sebelah mbah Ruti. “Lain kali tanya saja langsung padaku, biar aku jelaskan sejelas-jelasnya apa yang ingin kamu tahu. Tidak perlu kamu bertanya pada orang lain, apalagi mbah Ruti yang tidak tahu siapa itu tante Marta, dan siapa itu Benny,” imbuhan.Nada bicara Hanna yang masih dingin membuat Kelvin merasa canggung. “Maafkan aku Hanna, jika aku mencari tahu tentangmu lewat orang lain. Aku akui, aku salah,” sahut Kelvin.Mbah Ruti menoleh ke arah Hanna, lalu menepuk tangannya. “Hanna ajaklah Kelvin untuk makan malam di sini. Hari sudah sore, aku yakin dia pasti sudah lapar setelah melakukan pekerjaan di kantor,” ucap mbah Ruti.Mbah Ruti pun menatap ke arah Kelvin sejenak, lalu kembali menatap ke arah mbah Ruti. “Jangan mengajaknya makan malam disini, aku takut jika pelayan di rumahnya sudah memasak, dan masakannya akan mubazir jika dia tidak kembali untuk makan malam,” jawab Hanna.Kelvin pun menyembunyikan senyum, ia sangat paham