Share

Bab 89

Author: Nashwa Fazila
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Mendengar hal itu membuat Melati pun jadi berpikir dua kali. Dan mulai percaya dengan ucapan yang di berikan oleh Sintia. Terlebih lagi Sheril memang tidak pernah menyukai dirinya.

Devan pun sudah tiba di rumah, dan dia langsung menghampiri Melati di kamarnya.

"Melati... kamu tidak apa-apa kan? aku khawatir sekali saat Sintia memberi tahuku soal kebakaran itu!" ujar Devan yang terlihat cemas.

"Aku tidak apa-apa mas, aku baik-baik saja kok!" sahut Melati.

"Kak Devan tenang saja, Mba Melati juga sudah diperiksa oleh dokter!"

"Kenapa semua ini bisa terjadi? kenapa bisa terjadi kebakaran seperti itu di dapur?" tanya pria itu.

"Kita semua juga tidak tahu kak, yang jelas saat terjadi ledakan bi Mariam sedang berada di dapur. Menurut pengakuan bi Mariam katanya ledakan itu terjadi saat dia menyalakan kompor!" Sahut Sintia.

"Lalu apa kamu juga berada di dapur itu saat ledakan terjadi?" tanya Devan pada Melati.

Melati hanya diam saja tanpa merespon apapun.

"Tidak kak, tapi mba Melati m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 90

    Tiba-tiba saja tatapan gadis itu langsung terbelalak, sekaan tidak percaya kenapa Devan bisa mengetahui kejahatan yang dia lakukan."Kenapa kamu menuduhku seperti itu Devan, aku tidak melakukan apa-apa di rumah ini. Aku sedari tadi ada di dalam kamar, pada saat kejadian saja aku datang belakangan karena aku benar-benar tidak tahu!" ungkap Sheril dengan berbagai alasan. "Sudahlah kamu jangan terlalu banyak alasan, akui saja kesalahan kamu!" "Devan... kamu tenang dulu nak, kenapa kamu bisa menuduh Sheril seperti itu!" ujar Oma laksmi."Betul Devan, kalau dia tidak terbukti melakukan nya kan kasian sudah terkena tuduhan dari kamu!" "Om, percaya sama aku. Aku tidak melakukan apa-apa selama tinggal di rumah ini, karena aku juga sadar kalau aku itu hanya sekedar menumpang! Aku tidak mungkin melakukan hal sejahat itu hingga membuat rumah ini kebakaran, aku juga sudah janji pada Oma sebelumnya kalau aku tidak akan melakukan hal yang macam-macam selama tinggal di rumah ini!" ungkap gadis it

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    @Bab 91

    "Cukup Sheril, jangan melimpahkan kesalahan kamu pada orang lain!" tegur Devan dengan nada yang sedikit tinggi. "Aku bicara sesuai fakta Devan, kalau memang kenyataannya seperti itu!" "Tolong cukup, disini kita tidak sedang membahas kesalahannya Sintia. Tapi disini kita sedang membahas kejahatan yang sudah kamu lakukan terhadap istriku!" ungkap pria itu mulai kesal."Aku tahu kalau aku memang sudah melakukan kesalahan dan aku minta maaf sama kamu!" sahut gadis jahat itu sambil menangis. "Jadi ini semua ulah mba Sheril!" ucap Melati yang tiba-tiba saja berdiri disana."Melati, kenapa kamu malah turun kesini. Harusnya kamu istirahat saja di dalam kamar!" ujar Devan. "Tidak mas, aku tidak bisa istirahat setelah mendengar keributan di bawah tadi. Makanya aku memutuskan untuk turun kesini dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi!" Melati pun mulai berjalan mendekati Sheril. "Kenapa mba? kenapa kamu tega melakukan hal sejahat itu pada aku? apa salah aku sama kamu!" tanya gadis itu

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 92

    "Apa benar yang di katakan semua orang kak, kalau kakak sudah berusaha untuk membakar rumah ini?" tanya Cindy. Namun Sheril hanya diam saja sambil menggelengkan kepalnya."Aku benar-benar tidak menyangka kalau kakak akan selicik itu, aku tahu kalau kakak memang tidak menyukai kak Melati. Aku juga sama seperti kakak, tapi jika sampai berbuat nekad seperti ini tidak pernah sedikitpun terlintas dalam pikiran aku kak. Aku benar-benar tidak sangka kalau kak Sheril ternyata jahat sekali!" ungkap Cindy kecewa. "Sekarang, apa yang akan kita lakukan pada Sheril? tanya Sintia. Kita akan mengusir nya dari rumah ini, atau bila perlu kita bawa saja dia ke kantor polisi biar dia masuk penjara!" "Tidak, aku tidak mau masuk penjara!" teriak Sheril yang mulai panik. "Ya kamu benar sekali Sintia, Oma rasa hukuman yang pantas untuk orang yang sudah dengan sadar dan berencana untuk melakukan pembunuhan ya dengan lapor polisi agar dia bisa di hukum sesuai dengan perbuatannya!" tambah wanita paruh baya

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 93

    "Alhamdulillah akhirnya Sheril sudah pulang juga ke suaminya!" ujar Oma laksmi."Tapi Oma, kenapa kita biarin dia pergi gitu saja. Harusnya kak Sheril itu di laporin ke polisi!" sahut Cindy. "Sudahlah Cindy, biarkan kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Toh Melati juga sudah memaafkan Sheril! yang terpenting sekarang keluarga kita baik-baik saja!" "Sebaiknya kita kembali ke kamar, kamu juga terlihat masih lemah!" ujar Devan pada Melati. "Iyah mas!" sahut gadis itu singkat. "Untung saja Sheril tidak memberi tahu semua orang tentang kerjasama aku dan dia, meskipun aku tidak terlibat dengan kejahatan yang dia lakukan hari ini tapi tetap saja aku merasa khawatir kalau dia sampai mengatakan pada semua orang bahwa kita berdua berusaha untuk memisahkan kak Devan dengan Melati!" ujar Rifaldi di dalam hatinya dengan perasaan yang gelisah. "Mas...!" panggil Sintia sambil menepuk pundaknya Rifaldi. "Iyah ada apa?" sahut pria itu dengan sedikit terkejut. "Kamu tidak apa-apa kan m

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 94

    Besok paginya aktifitas di rumah itu dilakukan seperti biasanya. "Hari ini akan ada tukang yang akan memperbaiki dapur kita, jadi untuk sementara waktu kita akan memesan makanan di luar dulu saja!" ujar Oma Laksmi."Ini semua karena Sheril, jika saja gadis itu tidak nekad melakukan aksi jahatnya mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi!" sahut wanita paruh baya itu."Mah, sudahlah jangan di bahas lagi persoalan Sheril. Semuanya sudah selesai, kita ambil hikmah nya saja dari kejadian ini!" "Tapi tetap saja pah, mama itu masih merasa jengkel dengan dia. Dari awal juga mama sudah curiga kalau tidak ada yang beres dengan gadis itu dan mama juga sempat meminta dia untuk segera pergi dari rumah ini tapi papa malah melarangnya!" "Itu semua papa lakukan karena memang papa merasa bersalah dengan Sheril mah, karena papa sempat tidak sengaja menabrak dia saat itu!" "Bisa jadi itu akal-akalan dia agar bisa masuk ke rumah kita ini pah! gadis licik seperti dia itu bisa melakukan berbagai cara

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 95

    Semua orang pun tengah sarapan pagi seperti biasanya. "Sintia, sebentar lagi usia kehamilan kamu akan memasuki 7 bulan. Jadi kamu harus sudah siap-siap untuk mempersiapkan segalanya yah!" pinta Oma Laksmi. "Iyah oma, aku gak nyangka banget deh kalau sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu!" sahut gadis itu. "Sebagai ibu yang baik kamu juga harus bisa jaga kehamilan kamu itu Sintia!" "Iyah mba, semoga saja kehamilan aku ini bisa nular juga ke mba Melati yah. aminn..!" Mendengar hal itu Melati hanya diam saja, sambil sesekali melirik ke arah Devan. "Jujur aku juga memang ingin sekali bisa hamil dan bisa merasakan jadi sosok ibu, tapi itu tidak akan mungkin terjadi karena mas Devan juga belum tentu mau punya anak dari aku!" ujar Melati di dalam hatinya. "Kenapa wajah Melati terlihat sedih sekali saat Sintia bicara seperti itu, pasti dia berpikir kalau aku tidak ingin memiliki anak dari dia!" ujar juga Devan di dalam hatinya. "Oma juga ingin sekali segera mendengar kabar baik d

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 96

    Siang harinya, sesuai dengan kesepakatan terlihat Rifaldi dan juga Sheril bertemu di cafe yang letaknya tidak jauh dari kantor. "Langsung saja, apa yang ingin kamu bicarakan pada aku?" tanya Sheril to the point. "Tunggu dulu, jangan terlalu buru-buru seperti itu. Kamu tidak sedang di awasi oleh suami kamu itu kan?" sahut Rifaldi. "Jelas tidak, aku datang kesini dengan sudah payah meyakinkan suami aku agar bisa memberi aku ijin untuk keluar. Jadi aku tidak punya waktu lama untuk terus berada disini bersama kamu!" "Baiklah, santai dulu saja Sheril. Lagi pula kenapa kamu harus merasa khawatir dan takut dengan suami kamu itu, bukankah selama ini kamu juga sudah berani meninggalkan dia demi mengejar kak Devan!" "Ayolah Rifaldi, ke intinya saja. Apa yang ingin kamu katakan padaku saat ini!" Secara tidak sengaja Radit yang merupakan sahabat Devan juga berada di cafe itu, dan dia juga tidak sengaja melihat Rifaldi yang sedang duduk bersama Sheril. "Itu bukannya Rifaldi yah? lagi sama s

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 97

    Terlihat Melati dan Sintia sedang bersiap-siap untuk pergi keluar. "Kalian mau pergi kemana?" tanya Bu Ratih dengan sedikit sinis. "Kami berdua mau pergi ke mall mah, kami mau membeli beberapa barang yang akan di butuhkan untuk 7 bulanan Sintia nanti!" sahut Melati."Oh begitu yah, tapi kalian berdua kan bisa memesannya lewat online saja tanpa harus pergi langsung untuk membelinya!" "Iyah mama memang benar sekali, tapi kalau kita membeli secara langsung otomatis kita tahu kualitas barang yang akan kita beli itu mah. Kalau beli online gambar sama aslinya itu belum tentu sama!""Ya sudah kalau memang mau kalian seperti itu, tapi ingat yah kalian berdua jangan pulang terlalu sore. Dan untuk kamu Sintia, tolong jaga kehamilan kamu itu, jangan sampai karena hal ini kamu nanti kelelahan!" "Iyah mah, aku juga akan paham kok mah. Aku pasti akan jaga kehamilan aku ini!" sahut Sintia. "Ya sudah ayo kalian cepat pergi sekarang biar nanti pulangnya tidak terlambat!" pinta wanita paruh baya i

Latest chapter

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 120 The End

    Keesokan harinya Rifaldi sudah berada di depan rumah Sintia, dia terlihat membawakan Sintia bunga dan juga buah-buahan untuk keluarganya. "Assalamualaikum Pak...!" sapa dia pada mertuanya yang kebetulan berada di depan. "Waalaikumsalam... nak Rifaldi pasti kesini untuk menemui Sintia bukan!" sahut pria paruh baya itu.."Iyah Pak, apa Sintia ada!" "Ada, ayoh kita masuk ke dalam!" "Mas Rifaldi, kamu kesini lagi? ada apa mas?" tanya Sintia. "Aku datang kesini untuk meminta kamu agar ikut pulang dengan aku ke rumah kita!" sahut pria itu. Sintia pun langsung memandangi wajah kedua orang tuanya. "Apa mas Rifaldi sudah yakin dengan keputusan ini, aku tidak mau kalau nantinya mas Rifaldi akan menyesal!" "Tentu saja aku sudah yakin, aku tidak akan menyesal sama sekali karena ini murni keinginan aku. Aku ingin kita bisa sama-sama seperti dulu lagi sintia, tolong berikan aku satu kesempatan untuk bisa menjaga dan mencintai kamu dan ikut membesarkan anak kita sama-sama!" ungkap Rifaldi de

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 119

    "Bapa akan mencoba membantu kamu dan berbicara dengan Sintia mengenai ini, bapa akan memberikan pengertian pada dia. Jadi nak Rifaldi harus mau menunggu untuk itu!" ujar Pak Ridwan."Aku tidak masalah sama sekali pak jika harus menunggu Sintia begitu lama!" Baiklah, kalau begitu sebaiknya nak Rifaldi pulang dulu saja, besok pagi nak Rifaldi bisa datang kesini lagi dan kami akan memberikan keputusannya!" "Baik Pak, Terima kasih sebelumnya atas bantuannya Pak, Bu!" "Sama-sama nak Rifaldi, kalau untuk kebaikan pasti kami akan selalu mendukung. Iyah kan Pak!" ujar Bu Anis. "Iyah bu benar sekali!" sahut Pak Ridwan sambil tersenyum.."Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak, besok pagi saya akan kesini lagi. Dan tolong sampaikan salam dari saya untuk Sintia!" "Assalamualaikum....!" ujar Rifaldi.."Waalaikumsalam...!" sahut Bu Anis dan Pak Ridwan..Setelah Rifaldi pulang, Bu Anis dan Pak Ridwan pun langsung mencoba untuk berbicara dengan Sintia. Tok tok tok"Sintia, buka dulu nak. Kami

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 117

    Serangkaian acara pun mulai di lakukan, semua orang tampak sangat bahagia sekali. Kini acara itu dilanjutkan dengan melakukan siraman. "Dimana ayah dari calon bayinya? Mama suami kamu!" tanya seorang wanita paruh baya yang memimpin acara tersebut...Sontak semua orang pun terdiam dan saling menatap satu sama lainnya. "Apa acaranya tidak bisa dilanjutkan kalau tidak ada suami saya mbok!" tanya Sintia. "Memangnya suami kamu kemana? bukankah ini juga acara yang penting untuk dia!" "Saya ada disini!" sahut seorang pria yang tiba-tiba saja datang. Semua orang pun langsung dialihkan pandangnya, dan merasa terkejut saat tahu bahwa pria tersebut adalah Rifaldi..."Rifaldi pah!" ujar Bu Ranti pada suaminya. Rifaldi pun langsung berjalan ke arah Sintia..."Apa sekarang acaranya sudah bisa di mulai?" tanya pria itu membuat semua orang membisu."Tentu saja, kita bisa mulai siramannya sekarang!" Acara siraman tujuh bulanan pun langsung di lakukan... Setelah serangkaian acara selesai dan b

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 116

    "Mas, Cindy.. ayoh kesini. aku sudah membuatkan minuman dan cemilan untuk kalian!" panggil Melati...Tak berselang lama Cindy dan Devan pun datang menghampiri Melati yang sudah berada di ruang makan. "Ya ampun kak, kenapa gak ngajak-ngajak aku sih. Aku kan bisa bantuin kakak!" ujar Cindy. "Engga apa-apa kok, ini kan bikinnya juga simple banget jadi kakak bisa sendiri!" sahut Melati.."Aku cobain yah, kelihatannya enak banget!" "Iyah boleh dong, ayoh di makan!" "Hmmm apapun yang dibuat oleh istri aku ini memang gak pernah gagal. Tangan kamu ini memang ajaib banget yah!" "Makasih yah mas, kamu itu selalu memuji aku!" "Kapan-kapan aku juga mau dong kak belajar masak, biar nanti tuh setelah aku punya suami aku bisa masakin suami aku makanan yang enak terus setiap hari. Terus dapet pujian deh dari dia, sama seperti kalian ini!" ungkap Cindy. "Boleh dong, kamu bisa datang kesini dan belajar kapan pun yang kamu mau. Kakak pasti akan selalu ngajarin kamu sampai kamu bisa!" sahut Melati

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 115

    Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh akhirnya Melati, Devan dan Cindy pun sudah sampai di rumah baru mereka. Melati terlihat senang sekali dengan rumah baru yang akan ditinggalinya itu. Rumah yang terlihat sangat megah, dan halaman yang luas beserta taman membuat rumah itu terkesan mewah. "Gimana menurut kamu? apa kamu suka sama rumahnya!" tanya Devan. "Aku suka banget mas sama rumahnya, rumahnya bagus, mewah dan terlihat sangat nyaman!" sahut gadis itu. "Waw keren banget kak, ternyata kak Devan pintar juga yah milih desain rumah yang bagus!" puji Cindy. "Aku kayaknya bakalan sering nginep disini deh, apalagi letaknya juga tidak terlalu jauh dari kampus aku!" "Tentu saja boleh dong, kalau kamu mau tinggal disini juga tidak masalah sama sekali kok!" sahut Devan. "Iyah, kakak malah seneng banget karena nanti ada temennya!" "Ya udah yuk kita masuk ke dalam, pasti kamu sudah penasaran kan dengan isi rumah kita yang baru ini!" ajak Devan. "Iyah mas, aku memang sudah penas

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 114

    Keesokan paginya terlihat Devan dan Melati sudah bersiap-siap untuk pindah rumah, semua orang pun merasa sedih akan kepindahan mereka berdua. "kenapa kalian berdua mendadak pindah pagi ini, bukankah akan pindahnya sore nanti!" Ujar Oma Laksmi.."Sebelumnya aku mau minta maaf Oma, karena secara mendadak aku dan Melati memutuskan untuk pindah pagi ini. Aku juga sudah bicara dengan papa dan meminta ijin untuk tidak masuk kantor dulu!" "Loh kak Devan sama kak Melati mau pindahan sekarang?" Tanya Cindy."Iyah Cindy!" Sahut singkat Melati.."Tapi kenapa? Bukannya kemarin bilangnya nanti sore yah!" "Tadinya memang begitu tapi kita jugakan harus beresin barang-barang kita nanti disana. Jadi pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama!" "Ya udah kalau gitu aku ikut kalian yah, aku bantuin kalian beres-beres disana gimana? Bolehkan?" "Boleh dong, malah kita senang banget karena ada yang bantuin. Iyah kan mas!" Devan pun menganggukkan sambil tersenyum ke arah Cindy. "Yess!" Ucap gadis it

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 113

    Terlihat Melati sedang membereskan barang-barangnya yang akan dia bawa nanti saat pindah rumah, gadis itu nampak sibuk sekali. Dan tak lama dari itu Devan pun sudah pulang dari kantornya.."Kelihatannya istriku ini sangat sibuk sekali, sampai-sampai suami pulang saja tidak tahu!" ujar Devan menggoda.."Ya ampun mas maaf banget yah, aku terlalu asik beresin barang-barang kita!" sahut gadis itu yang merasa tidak enak. "Tidak apa-apa, aku juga hanya bercanda kok!" "Oh Iyah mas, tadi setelah kamu pergi ke kantor ada kedua orang tua Sintia datang kesini!" "Apa Sintia juga ikut?" "Tidak mas, hanya bapa dan ibunya saja yang datang. Mereka datang kesini hanya ingin meminta kejelasan pada mas Rifaldi dan ternyata mas Rifaldi lebih memilih menceraikan Sintia setelah anak mereka lahir nanti mas!" ungkap gadis itu dengan raut wajah yang sedih. "Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya Rifaldi, dia sampai tega menyakiti banyak orang sekaligus!" "Makanya mas, aku merasa sedih dan bersalah s

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 112

    Setelah kedua orang tua Sintia pulang, Pak Hardi dan yang lainnya pun mencoba untuk bicara dengan Rifaldi. "Rifaldi tunggu dulu!" pinta Pak Hardi.."Ada apa lagi pah!" sahut pria itu ketus. "Papa ingin bicara dengan kamu!" "Kalau papa ingin membicarakan masalah aku dengan Sintia, aku rasa sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan pah!" "Rifaldi, mama benar-benar kecewa sama kamu. Kenapa kamu ini jadi egois seperti ini!" ujar Bu Ranti dengan nada yang tinggi. "Aku egois, aku jadi seperti ini karena kesalahan aku sendiri. Seandainya saja waktu itu aku tidak menikahi Sintia dan meneruskan pernikahan aku dengan Melati pasti kejadiannya tidak akan seperti ini!" "Kak, kenapa sih kakak ini gak bisa belajar mencintai kak Sintia. Padahal kak Sintia juga wanita yang baik dia juga sangat mencintai kak Rifaldi dengan sangat tulus!" ungkap Cindy yang juga ikut kesal. "Kamu diam saja Cindy, tolong jangan ikut campur dengan masalah ku ini!" "Kenapa kak, kenapa aku tidak boleh untuk ikut b

  • Presdir Dingin itu Suami Penggantiku    Bab 111

    Pria itu pun langsung bergegas pergi meninggalkan semua orang dengan menahan kesal. "Sepertinya Rifaldi itu marah pah!" Ujar wanita paruh baya itu.."Marah kenapa mah?" "Dia sepertinya kesal karena Melati dan Devan memutuskan untuk pindah rumah, tapi itu hanya perkiraan mama saja!" ungkap Bu Ranti.."Tapi keputusan Devan untuk pindah rumah itu sudah tepat mah, dengan begitu Rifaldi tidak akan terus di bayang-bayangi oleh Melati. Dan siapa tahu dia bisa melupakan Melati juga!" sahut pak Hardi."Jujur saja sebenarnya memang itu alasan aku dan Melati memutuskan untuk pindah rumah, aku merasa tidak akan baik jika harus tinggal satu atap dengan Rifaldi. Apalagi setelah apa yang sudah dia lakukan selama ini sangatlah keterlaluan, dia bahkan yang pertama kali mengajak Sheril untuk bekerja sama!" ungkap Devan."Apa kamu yakin, kamu tahu dari mana soal itu. Kalau Sheril yang terlebih dulu mengajak Rifaldi bagaimana?" tanya Bu Ranti.."Sheril yang mengatakannya langsung mah, bahkan sebelum Sh

DMCA.com Protection Status