Marta menuruni anak tangga, mencari Leo yang tak muncul dari tadi, padahal waktu sudah menujukkan pukul sepuluh malam dan perutnya juga sudah mulai keroncongan, tapi tanda-tanda Leo dari balik pintu belum jua ada dan Marta memutuskan menunggu di sofa ruang TV. Jadi kalau-kalau Leo pulang dia bisa mendengarnya, walaupun gadis itu harus tertidur dalam kelaparan setidaknya saat Leo pulang dia bisa membangunkanya jika dia ketiduran.
Entah jam berapa Leo pulang dia dan Khiel juga Laura pergi ke acara Brithday Party-nya Cindy tunangannya dan Cindy sudah ngebela-belain merayakan di Jakarta padahal dia berdomisili di Singapore demi Leo. Party itu sampai subuh dia lupa memberi tahu Marta kalau dia tidak akan makan malam dirumah dan pualng telat.
Saat Leo pulang, Leo sudah setengah mabuk jadi Leo tak terpikir melihat jam. Dia hanya berfokus pada Marta yang tertidur meringkuk pulas di atas sofa. Ditelitinya cinta pertamanya itu, k
Malam masih panjang untuk dilalui. Huru-hara keramaian mall tak cukup membuat Marta nyaman dengan apa yang dilihatnya saat direstoran tadi. Melihat Leo yang seolah-olah tidak mengenalinya tadi itu membuatnya kepikiran dan menggangu suasanaa hatinya. "Kita menonton di VIP aja ya adik-adik" kata David kepada Marta dan Ratna seraya menyerahkan cup ice cream ke tangan keduanya dan itu membuyarkan lamunan Marta."Woow, sering di traktirin aja ya kya gini. “Sahut Ratna dengan riang"Kenapa mereka disni juga,"kata Ratna tiba-tibaSiapa?" Tanya Marta bingung, "Best couple yang tadi, Lee Joon Gi nya Indonesia ama coupleannya yang di restoran jepang tadi kata Ratna. "Tuff..., jantung Marta berdegup lebih kencang lagi, jantungnya terlalu cepat memompa dan membuatnyasalah tingkah.Marta bingung kenapa dia setakut itu kepada Leo serta Marta bingung dengan rasa degupan yang menakutinya tapi rasa itu membuatnya nyaman."Serius Kita di VIP, Tanya Rat
Bukk…satu pukulan tiba-tiba mendarat di wajah David dari Leo. Hingga membuat David berpindah dari posisinya semula yang duduk di teras bertiga bersama Marta dan Ratna. Bukan tanpa alasan Leo mendaratkan pukulan itu. Leo jelas kesal sudah tiga hari ini Marta kabur dari rumah sejak kejadian beberapa hari sebelumnya, Marta sebenarnya kabur ke kostan Ratna.Tapi, karena dia mengetahui Marta menginap disana. David jadi sering berkunjung kesana. Dan yang membuat Leo kesal dari orang-orangnya Leo mendapatkan informasi kalau David menempel terus pada Marta.“Ta…, itu bukannya Lee Joon Gie versi Indonesia itu ya? Ih, gemesnya. Kata Ratna dengan mata-mata yang berbinar, melupakan David yang babak belur dan berdarah di bibirnya.“Awas kalau kamu berani, dekat-dekatin dia lagi tamat riwayatmu” kata Leo dengan nada mengancam.“Maksudnya gimana nih, Ta, loe kenal dia?” kata Ratana dengan air muka yang tiba-tiba berubah sement
“Gimana menurutmu" Diana menyodorkan contoh undangan pertunangan berwarna merah ke emasan dengan bunga timbul berwarna pink dan salah Sarunya berwarna merah mudah dengan tulisan timbul berwarna putih.kepada Marta meminta pendapatnya.Marta memegangi, dari kedua contoh undangan. Walau rasanya berat dan entah apa yang salah dengan undangan Itu tapi itu berhasil mengusiknya.“Kalau saya warna pink Tante,” jawab Marta memberikan opininya.“Seleramu boleh juga" katanya pada Marta.“Tapi karena untuk penggabungan kedua tradisi, di gabung bagus Juga sepertinya” kata Diana.“Om mu, kan, masih memegangi teguh adat Batak sedangkan Tante yang tionghoa menginginkan ada acara sangjid juga. Kata Diana seolah memberi sedikit cerita di keluarganya. Diana tidak tau bahwa Marta terluka dengan pertunangan yang digadang-gadang akan diadakan besar-besaran itu.“Setelah ini temani saya ke butik milik Laura saya meli
Malam semakin hitam dan alam sadar membungkam bagi mereka yang tersekap dalam keadaan gama. Begitupun Marta dan Ratna. Tet....tet...tet" bunyi bell tiba- tiba memaksa Marta dan Ratna terperanjat dari ranjang masing-masing. Entah siapa di hampir subuh begitu ada yang bertamu. Semenjak Marta dan Ratna pindah ke Penth house ini tujuh bulan lalu. Belum pernah ada yang berkunjung ke Penth house itu. Kecuali sesekali David mengantar sampai hanya Lobby. Karena sebagaimana pesan Leo, tidak boleh satupun cowok yang boleh menjadi tamu di Penth house itu. Tentu saja seluruh pekerja di Penth house itu adalah orang-orang Leo. Sebab dia adalah pemilik saham terbesar dalam Pendidrian properti itu. Jadi mereka akan melapor apa saja kepada boss mereka jika itu yang berkaitan tentang Marta. Karena itu Marta bingung dengan tamu tak di undang di hampir subuh begitu. Marta dan Ratna sejenak saling menatap, Meski dengan mata yang berat lalu mereka berd
Leo meneliti setiap titik lemah di tubuh Marta. Agar Leo bisa membawanya ke alam di mana Marta tidak pernah merasakannya sebelumnya. Leo menarik atasan piyama Marta dengan cepat. Lalu membuang piyama itu ke sembarang arah. Lalu Leo mengecupi leher Marta dengan lembut. Membuat tubuh Marta menggeliat seolah ingin mengharapkan lebih dari yang dia rasakan di antara kecupan-kecupan dari bibir Leo.Kemudian Leo turun menggunakan kelihaian bibirnya menjelajahi leher jenjang Marta itu dan meletupkan inchi demi inchi di tubuh mungil itu.. Leo memberi jilatan di antara belahan gundukan Marta. Memberi gigitan-gigitan kecil tapi juga lembut. Kemudain memberi tanda merah disana. Membuat Marta mengeluarkan suara erangan dari bibirnya, sehingga kadang-kadang rasa malu menghampirnya saat Marta tesedar dengan erangannya sendiri.Namun kecupan itu membuat seluruh darahnya semakin cepat memompa dan semakin menggeliat pertandaa ia membari respon di bawah kecupan-kecupan Leo da
“Kamu darimana saja, semalaman Handphone kamu nggak diangkat "Cerca Diana kepada Leo, ketika Leo sudah sampai di rumah sakit yang juga didirikan ayahnya itu dan Laura Juga ternyata sudah di sana juga.“Cindy kena leukimia stadium dua” kata Diana kepada Leo“Apa?” kata Leo memastikan seraya melihat Laura yang berdiri disampingnya dan Laura hanya mengiyakan dengan menganggukan kepalanya.“Sebelum semakin parah sebaiknya pernikahan kalian harusnya di percepat” Kata Diana menanggapi tatapan Leo kepada Laura.“Supaya Cindy setelahnya bisa lebih fokus untuk kemoteraphy” kata Mamanya lagi kepada Leo.Leo hanya bisa mengusap wajahnya yang sedang bingung. Dia merasa bersalah kepada Marta tapi juga ia merasa bersalah kepada Cindy yang sedang sakit sekarang.Leo tidak ingin membiarkannya begitu saja setelah dia dan Cindy bertunangan. Namun bagaimana dengan Marta yang sudah menerima
Marta menghela nafasnya dalam dan sesekali membuangnya ke udara. Untuk saa ini dia memang membutuhkan udara dalam rongga dadanya yang kian sesak.Marta sudah menerima visanya satu minggu lalu itu artinya dia akan meninggalkan Indonesia ke negara yang dia tidak pernah tau. Dihari sebelumnya dia sudah mulai searching- searching Universitas di negara itu yang mungkin menyediakan Scholarship. Untuka Marta bisa melanjutkan dokter specialistnya sehabis Koas yang tinggal satu bulan lagi Itu.Saat dia membuka mesin pencarian muncul judul berita “pernikahan para anak konglemerat menyatukan bisnis dalam pernikahan para anak Taipan” muncul pada bar goodle.Dan trending pencarian ke tiga, Antonius Leo dan Cindy O dalam pernikahan yang mewah dan glamour. Entah mengapa Marta ingin melihat portal itu meski tujuanya bukanlah ingin mencari tau soal berita itu. Dilihatnya Leo dan Cindy bahagia dan sumringah didal
Sudah hampir seminggu ini Leo dilanda gelisah. Pada akhirnya dia harus tegas pada dirinya sendiri. Leo melajukan mobil porsche di jalanan dia melaju ke rumah sakit dimana Marta Koas dan Setelah dilihatnya Marta lengkap dengan jas kebesarannya yang berwarana putih tanda ia telah mencapai sebagian titik impiannya. Ia bersama-bersama temannya sedang menuruni anak tangga pertanda itu adalah pergatian shiftnya. “Marta" katanya memangil Marta yang berjarak hiitungan meter darinya “Dan Merasa ada yang memangilnya dia mencari asal muasal suara yang sangat dikenalinya itu mengingat kata-kata Laura dan Tante Diana ingin rasanya Marta menghilang tiba-tiba agar dia bisa menghindari Leo dengan cara yang magic tapi belum sempat Marta menghindari. Leo sudah tepat di hadapan Marta dan teman - teman koasnya. “Duluan, Ta” kata teman-temannya mengetahui Marta di hampiri Leo, karena yang mereka tau Leo adalah wali bagi Marta. “Bisa
Setelah menempuh hampir 18 jam perjalanan. Yang sangat membuat tubuh Marta penat. Akhirnya terbayar dengan ke tibaan Marta di Bandara FlughafenMünchen Franz Josef Strauß Munich. Marta melayangkan pandangannya pada setiap sudut gedung bandara tua itu. Pohon cemara yang dihiasi lalmpu-lampu kecil dan miniature sinterklause pertanda negara ini sedang menayambut natal. Marta merenggangkan otot-ototnya dengan hati-hati mengingat ada sesuatu dalam rahimnya kini.Munchen adalah ibu kotanegara bagian.Sekaligus kota terbesar di negara bagianBayerndiJerman yang menjadi tempat pelarian yang tepat untuk Marta. Kota yang sudah lama di incar olehnya untuk di kunjunginya dan tidak pernah menyangka akan berada dii tempat ini jauh lebih cepat dari yang di impikanya.Saat Marta tiba entah kenapa negara ini menyambutnya dengan musim dingin. Seolah mengerti jika Marta merasakan hal yang sama di hatinya kini. Di
Huru-hara pernikkahan Leo akhirnya selesai juga yang tersisa kini hanya sebuah gelar baru yang akan dia sandang seumur hidup yaitu kata “Suami”yang artinya ada tangggung jawab baru yang harus di embanya.“Aku mau" kata Cindy seraya memeluk Leo dari belakang saat ia membuka tuxedo berwarna dongker jas pengantinnya.“Tapi kamu perlu istirahat setelah tiga hari ini Kita bergelut dengan acara yang sangat melelahkan" kata Leo mengingat kondisi Cindy yang sebenarnya tidak sedang sehat-sehat saja.“Ini adalah malam pengantin kita aku masih bersemangat dan moment ini sudalah lama aku nantikan "kata Cindy“Ditangkupnya bibir Cindy itu meski dalam kepalanya Marta masih menari- menari di kepalanya.lalu melucuti baju pengantin yang Masih melekat di tubuh Cindy dan begitupun Cindy dibukanya satu persatu kancing kemeja yang masih melekat di tubuh Leo.meski ia berharap Marta yang melakukan ya namun ditenangkannya piki
Sudah hampir seminggu ini Leo dilanda gelisah. Pada akhirnya dia harus tegas pada dirinya sendiri. Leo melajukan mobil porsche di jalanan dia melaju ke rumah sakit dimana Marta Koas dan Setelah dilihatnya Marta lengkap dengan jas kebesarannya yang berwarana putih tanda ia telah mencapai sebagian titik impiannya. Ia bersama-bersama temannya sedang menuruni anak tangga pertanda itu adalah pergatian shiftnya. “Marta" katanya memangil Marta yang berjarak hiitungan meter darinya “Dan Merasa ada yang memangilnya dia mencari asal muasal suara yang sangat dikenalinya itu mengingat kata-kata Laura dan Tante Diana ingin rasanya Marta menghilang tiba-tiba agar dia bisa menghindari Leo dengan cara yang magic tapi belum sempat Marta menghindari. Leo sudah tepat di hadapan Marta dan teman - teman koasnya. “Duluan, Ta” kata teman-temannya mengetahui Marta di hampiri Leo, karena yang mereka tau Leo adalah wali bagi Marta. “Bisa
Marta menghela nafasnya dalam dan sesekali membuangnya ke udara. Untuk saa ini dia memang membutuhkan udara dalam rongga dadanya yang kian sesak.Marta sudah menerima visanya satu minggu lalu itu artinya dia akan meninggalkan Indonesia ke negara yang dia tidak pernah tau. Dihari sebelumnya dia sudah mulai searching- searching Universitas di negara itu yang mungkin menyediakan Scholarship. Untuka Marta bisa melanjutkan dokter specialistnya sehabis Koas yang tinggal satu bulan lagi Itu.Saat dia membuka mesin pencarian muncul judul berita “pernikahan para anak konglemerat menyatukan bisnis dalam pernikahan para anak Taipan” muncul pada bar goodle.Dan trending pencarian ke tiga, Antonius Leo dan Cindy O dalam pernikahan yang mewah dan glamour. Entah mengapa Marta ingin melihat portal itu meski tujuanya bukanlah ingin mencari tau soal berita itu. Dilihatnya Leo dan Cindy bahagia dan sumringah didal
“Kamu darimana saja, semalaman Handphone kamu nggak diangkat "Cerca Diana kepada Leo, ketika Leo sudah sampai di rumah sakit yang juga didirikan ayahnya itu dan Laura Juga ternyata sudah di sana juga.“Cindy kena leukimia stadium dua” kata Diana kepada Leo“Apa?” kata Leo memastikan seraya melihat Laura yang berdiri disampingnya dan Laura hanya mengiyakan dengan menganggukan kepalanya.“Sebelum semakin parah sebaiknya pernikahan kalian harusnya di percepat” Kata Diana menanggapi tatapan Leo kepada Laura.“Supaya Cindy setelahnya bisa lebih fokus untuk kemoteraphy” kata Mamanya lagi kepada Leo.Leo hanya bisa mengusap wajahnya yang sedang bingung. Dia merasa bersalah kepada Marta tapi juga ia merasa bersalah kepada Cindy yang sedang sakit sekarang.Leo tidak ingin membiarkannya begitu saja setelah dia dan Cindy bertunangan. Namun bagaimana dengan Marta yang sudah menerima
Leo meneliti setiap titik lemah di tubuh Marta. Agar Leo bisa membawanya ke alam di mana Marta tidak pernah merasakannya sebelumnya. Leo menarik atasan piyama Marta dengan cepat. Lalu membuang piyama itu ke sembarang arah. Lalu Leo mengecupi leher Marta dengan lembut. Membuat tubuh Marta menggeliat seolah ingin mengharapkan lebih dari yang dia rasakan di antara kecupan-kecupan dari bibir Leo.Kemudian Leo turun menggunakan kelihaian bibirnya menjelajahi leher jenjang Marta itu dan meletupkan inchi demi inchi di tubuh mungil itu.. Leo memberi jilatan di antara belahan gundukan Marta. Memberi gigitan-gigitan kecil tapi juga lembut. Kemudain memberi tanda merah disana. Membuat Marta mengeluarkan suara erangan dari bibirnya, sehingga kadang-kadang rasa malu menghampirnya saat Marta tesedar dengan erangannya sendiri.Namun kecupan itu membuat seluruh darahnya semakin cepat memompa dan semakin menggeliat pertandaa ia membari respon di bawah kecupan-kecupan Leo da
Malam semakin hitam dan alam sadar membungkam bagi mereka yang tersekap dalam keadaan gama. Begitupun Marta dan Ratna. Tet....tet...tet" bunyi bell tiba- tiba memaksa Marta dan Ratna terperanjat dari ranjang masing-masing. Entah siapa di hampir subuh begitu ada yang bertamu. Semenjak Marta dan Ratna pindah ke Penth house ini tujuh bulan lalu. Belum pernah ada yang berkunjung ke Penth house itu. Kecuali sesekali David mengantar sampai hanya Lobby. Karena sebagaimana pesan Leo, tidak boleh satupun cowok yang boleh menjadi tamu di Penth house itu. Tentu saja seluruh pekerja di Penth house itu adalah orang-orang Leo. Sebab dia adalah pemilik saham terbesar dalam Pendidrian properti itu. Jadi mereka akan melapor apa saja kepada boss mereka jika itu yang berkaitan tentang Marta. Karena itu Marta bingung dengan tamu tak di undang di hampir subuh begitu. Marta dan Ratna sejenak saling menatap, Meski dengan mata yang berat lalu mereka berd
“Gimana menurutmu" Diana menyodorkan contoh undangan pertunangan berwarna merah ke emasan dengan bunga timbul berwarna pink dan salah Sarunya berwarna merah mudah dengan tulisan timbul berwarna putih.kepada Marta meminta pendapatnya.Marta memegangi, dari kedua contoh undangan. Walau rasanya berat dan entah apa yang salah dengan undangan Itu tapi itu berhasil mengusiknya.“Kalau saya warna pink Tante,” jawab Marta memberikan opininya.“Seleramu boleh juga" katanya pada Marta.“Tapi karena untuk penggabungan kedua tradisi, di gabung bagus Juga sepertinya” kata Diana.“Om mu, kan, masih memegangi teguh adat Batak sedangkan Tante yang tionghoa menginginkan ada acara sangjid juga. Kata Diana seolah memberi sedikit cerita di keluarganya. Diana tidak tau bahwa Marta terluka dengan pertunangan yang digadang-gadang akan diadakan besar-besaran itu.“Setelah ini temani saya ke butik milik Laura saya meli
Bukk…satu pukulan tiba-tiba mendarat di wajah David dari Leo. Hingga membuat David berpindah dari posisinya semula yang duduk di teras bertiga bersama Marta dan Ratna. Bukan tanpa alasan Leo mendaratkan pukulan itu. Leo jelas kesal sudah tiga hari ini Marta kabur dari rumah sejak kejadian beberapa hari sebelumnya, Marta sebenarnya kabur ke kostan Ratna.Tapi, karena dia mengetahui Marta menginap disana. David jadi sering berkunjung kesana. Dan yang membuat Leo kesal dari orang-orangnya Leo mendapatkan informasi kalau David menempel terus pada Marta.“Ta…, itu bukannya Lee Joon Gie versi Indonesia itu ya? Ih, gemesnya. Kata Ratna dengan mata-mata yang berbinar, melupakan David yang babak belur dan berdarah di bibirnya.“Awas kalau kamu berani, dekat-dekatin dia lagi tamat riwayatmu” kata Leo dengan nada mengancam.“Maksudnya gimana nih, Ta, loe kenal dia?” kata Ratana dengan air muka yang tiba-tiba berubah sement