Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, akhirnya Alfred berkata, "baiklah. Aku akan mengatakannya hanya aku mohon, lindungi keluargaku saat dia mengamuk karena tahu aku membocorkan tentang dia."
"Oke."
"Dia memiliki jaringan dengan kelompok mafia terkenal yang bisa dia gerakkan untuk menghabisiku dan keluargaku."
"Baik," kata Kevin. "Aku jamin keamanan keluargamu. Walaupun aku tidak bisa membiarkan kamu bebas karena aku harus memastikan kamu masuk ke pengadilan, tetapi aku akan melindungi semua keluargamu, asalkan kamu mau memberi tahu aku, siapa rekan kamu itu."Alfred mengangguk dan kemudian dia mulai berkata tapi kata-kata yang dia ucapkan itu tidak lagi terdengar karena tubuhnya sudah terlempar oleh sebuah tembakan dari sniper yang berhasil menembak kepalanya. "Awas!" teriak Kevin tetapi teriakannya terlambat karena Alfred sudah tertembak. Kevin hanya bisa memberi peringatan itu kepada Thomas yang langsung menjatuhkan d"Dia naik motor, tuan muda. Dia sedang menuju ke arah luar," jawab tim IT.Saat itu, Kevin melihat ada sebuah motor sedang yang sedang ngebut berasal dari belakang sana untuk menuju ke arah pintu keluar pagar gedung ini.Kevin tahu, kalau dia sampai lolos, maka Kevin tidak akan menemukan apa yang Kevin cari.Karena itu, Kevin segera berlari dengan kencang mendekati gerbang pagar gedung ini supaya dia bisa menghadang motor itu.Ternyata gerakan Kevin itu dilihat oleh orang yang membawa motor itu sehingga dia langsung mengeluarkan senjata api genggamnya tapi belum juga dia berhasil menembak Kevin, Kevin sudah berhasil menendangnya sehingga dia terlempar dari motornya.Motor itu melaju dan akhirnya menbentur pagar karena orang yang mengemudikan motor itu sudah jatuh setelah ditendang Kevin.Tendangan Kevin ini, membuat senjata api yang berada di tangan orang itu terlempar jatuh tapi begitu K
“Siapa itu Salvatore Tatalia?” tanya Kevin lagi.“Dia adalah gembong narkoba paling berkuasa di kota ini. Kekuasaannya sangat besar di kota ini,” jawab sniper itu.“Oke. Dimana dia tinggal?”“Di aparteman Lee Meriel di pusat kota.”“Oke. Aku akan menyambanginya,” tegas Kevin.“Bisakah kau melepaskan aku?” tanya sniper itu sambil meringis kesakitan. “Hanya itu yang aku tahu. Salvatore yang menyewa aku dan temanku yang sudah tewas tadi. Kami menembak target kami tadi, tanpa tahu apa kesalahannya.”Kevin menatap sniper itu penuh perhatian. Kevin merasa sniper sudah berkata jujur dan sniper ini bisa dibebaskan, apalagi karena Kevin sudah mematahkan tangan kanannya karena sebagai seorang sniper, dia tidak akan berbahaya lagi setelah tangan kanannya patah. “Baiklah. Aku bebaskan kamu. Di kemudian hari, saat kita lem
“Caranya bagaimana, tuan muda?” tanya Tim IT di ujung telpon.“Caranya adalah hanya satu orang yang akan masuk di aparteman itu supaya Salvatore Tatalia itu tidak merasa terancam,” jawab Kevin. “Dan orang itu adalah aku.”“Tapi, tuan muda …”“Kalian bisa membantuku dari jauh untuk memberitahu aku kalau ada musuh yang mendekatiku. Para sniper juga bisa membantuku dari kejauhan. Tapi hanya itu bantuanku. Tidak ada yang lain,” tegas Kevin.“Kevin … kamu jangan melakukan hal berbahaya seperti itu,” timpal Natalie yang sedikit banyak berhasil menyimak pembicaraan Kevin dengan Tim IT itu.“Aku tidak apa-apa. Aku harus mengetahui tentang orang yang berusaha mencelakai itu dan siapa tahu akan ada banyak misteri yang terungkap kalau aku bisa bertemu dengan gembong narkoba itu.”“Tapi … itu sangat berbahaya
Saat Kevin sudah berada di dekat aparteman Le Meriel, tiba-tiba Tim IT menelponnya.“Oke. Bagaimana?” tanya Kevin.“Begini, tuan muda. Tuan muda perlu masuk dulu ke dalam tanpa memancing kecurigaan. Tuan muda tidak boleh langsung masuk secara membabi buta, tuan muda.”“Oke. Aku setuju denganmu. Lalu, apa usulmu?”“Begini. Aku berhasil melakukan hack dan mendapatkan informasi yang super secret dari Interpol. Rupanya Interpol telah berhasil menyelundupkan seorang anggota mereka yang menyamar di dalam aparteman itu.”“Oke. Usul yang bagus. Aku cuma perlu bilang kepada penjaga kalau aku akan bertemu dengan agen interpol itu, kan?”“Iya, tuan muda. Dia tinggal di situ dengan mengaku sebagai sepupu dari penghuni tetap di aparteman itu yang memiliki masalah dengan ingatan, karena itu, ageninterpol itu bisa masuk tanpa dicurigai. Tapi …&rdquo
"Siapa kamu?" tanya penjaga itu saat posisi Kevin sudah berada tepat di depannya."Namaku Kevin. Aku datang untuk menemui Meggy Scott. Aku janjian bertemu dengannya tepat di jam ini di apartemennya," jawab Kevin.Penjaga itu menatap Kevin dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Setelah itu, dia semakin mendekati Kevin. "Aku memeriksa tubuhmu. Senjata dilarang masuk ke apartemen ini.""Silakan." Kevin mengangkat tangannya ke atas. Dia memang sengaja tidak membawa senjata api satupun bahkan tidak ada senjata tajam di dalam tubuhnya. Dia hanya membawa sebuah handphone dan sebuah earphone yang dipakai pada saat ini.Setelah memeriksa tubuh Kevin dan tidak menemukan senjata apapun, penjaga itu meminta Kevin untuk menyerahkan handphone yang dibawa Kevin. "Semua tamu yang masuk ke dalam sini, handphone harus ditinggalkan dan handphone ini akan bisa diambil kembali saat keluar dari Apartemen ini.""Baiklah." Kevin menyerahkan
"Siapa kamu? Mengapa kamu bisa tahu nama asliku? Aku tidak akan segan-segan menggores pisau ini ke lehermu kalau kamu berani berbohong," ancam Meggi Scott.Mendengar kata-kata wanita ini, maka Kevin langsung sadar kalau wanita ini betul-betul adalah Meggy Scott, wanita yang dia cari-cari, karena itu, dengan cepatnya Kevin langsung menangkap pisau yang sedang menempel di lehernya itu dengan tangan kanannya.Walaupun kulit tangan Kevin terkena bagian tajam pisau itu, tapi, pisau itu tidak mampu melukai Kevin. Setelah Kevin mendengar kata-kata dari para ilmuwan di laboratorium Jefferson Southern tentang special power yang dimiliki Kevin, maka, Kevin jadi percaya diri karena dia yakin dia memiliki special power di dalam tubuhnya.Setelah itu, dengan satu gerakan ringan pisau itu telah dipatahkan Kevin."Kamu tidak perlu mengancamku karena aku bukan musuhmu!" tegas Kevin.Tapi rupanya Meggi Scott masih jug
Mendengar kata-kata Kevin itu, bukannya mendukung, Meggie malah sewot. "Kamu kira kamu sudah hebat banget, hah? Walaupun kamu tadi bisa menghindarkan tembakan-tembakanku, tapi belum tentu kamu bisa melepaskan diri dari tempat ini setelah kamu masuk ke tempat ini.""Kenapa begitu?" tanya Kevin."Karena anak buahnya Salvatore itu sangat banyak. Mereka berada di hampir semua ruangan di apartemen ini. Persenjataan mereka sangat kuat dan kalau hanya mengandalkan kamu sendirian, kamu tidak akan mungkin bisa menghabisi mereka.""Aku akan mencobanya. Lagipula, harus ada yang menghentikan mereka, karena ku dengar, selama bertahun-tahun ini tidak ada yang berani menghentikan mereka karena mereka memiliki banyak sandera di sini.""Iya, sebelum ini, polisi negara ini dan interpol kesulitan untuk masuk karena mereka memiliki banyak sandera dan saat konfrontasi dengan kepolisian terjadi, mereka suka sekali berlindung di belakang para sandera. Karena itulah
Meggy mengangguk kemudian dia masuk ke dalam rumah sehingga Kevin langsung ikut masuk ke dalam unit apartemen yang ditempati Maggie ini.Maggie membuka sebuah pintu kamar dan memperlihatkan seorang lelaki tua berumur 50 tahunan yang sedang duduk dan sangat kaget karena pintu dibuka oleh Meggy."Dia bernama Fandi. Dia hidup sebatang kara setelah istrinya meninggalkan 5 bulan lalu. Dia cacat, salah satu kakinya patah sehingga membatasi dia dalam bergerak dan dia memiliki ingatan singkat sehingga aku pergunakan profil dia ini untuk menyusup ke dalam gedung Apartemen ini. Jadi, kalau anak buahnya Salvatore akan mencariku disini, dia bisa dalam keadaan terancam bahaya," kata Meggy sambil menunjuk ke arah Fandi.Kevin terdiam sejenak mendengar kata-kata Maggie itu. Kemudian dia berkata, "karena melihat keadaan Fandi yang seperti itu, memang agak susah untuk membawa dia keluar dari sini. Bagaimana kalau kita bikin pertahanan yang aku bilan