Beranda / CEO / Pewaris Tunggal / Bab 79: Dikeroyok Anak Buah Mr Chen

Share

Bab 79: Dikeroyok Anak Buah Mr Chen

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Brandon dan Regina terus bergandengan sampai di parkiran, Brandon yang sudah waspada sejak tadi sempat melirik ke belakang dan bukan dua orang yang mengikuti mereka, tapi kini bertambah jadi 5 orang.

Tapi Brandon tak takut, baginya kalaupun harus bertarung habis-habisan apa boleh buat.

Ia sempat memegang pistolnya yang tersembunyi di badannya dan sudah terisi 6 butir peluru dan masih ada selusin lagi magazine yang sengaja ia bawa sebagai cadangan.

“Regina, kayaknya ada yang mengikuti, kita berbalik dulu dan tunggu apa maunya mereka,” bisik Brandon sambil berbisik dan menarik tubuh Regina agar ikut berbalik dan kini 5 orang yang mengikuti sudah dekat dan terlihat langsung mendatangi Brandon yang sudah siaga, serta Regina yang kini mulai ketakutan, wajahnya pucat pasi.

Wanita cantik yang tak pernah tahu dunia kekerasan ini sangat gelisah bukan main, tapi saat melihat wajah Brandon, Regina agak tenang, karena Brandon terlihat tenang-tenang saja s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pewaris Tunggal   Bab 80: Kencan Tak Direncanakan Dengan Regina

    Lee Chai yang sudah takluk ini akhirnya membuka di mana markas atau persembunyian Mr Chen, Brandon mengangguk-angguk.“Cepat kamu pergi dari sini, bawa ke empat anak buah kamu dan bersembunyilah, kalau tidak mau di bunuh Mr Chen!”Setelah itu Brandon cepat-cepat berbalik dan menarik tangan Regina yang bak tak punya tenaga lagi, lalu setelah menghidupkan motor Harley nya, Brandon pergi dari sana tanpa menoleh lagi.Brandon terpaksa cepat-cepat pergi karena dari sana, karena sayup-sayup ia mendengar bunyi sirene yang mendekati ke arah sana. Apalagi di saat bersamaan, warga makin banyak berkumpul.Saking takjubnya dengan perkelahian berdarah itu, di tambah malam hari dan cuaca lampu remang-remang, tak ada warga yang sempat merekam adegan perkelahian mengerikan itu.Namun Brandon lupa, ternyata ada CCTV di tempat itu, itulah yang kini di tonton Brigjend Amran sambil geleng-geleng kepala menyaksikan kekejaman Brandon.Sebagai orang paling bertanggung jawab dengan keamanan di wilayahnya, B

  • Pewaris Tunggal   Bab 81: Di Marah Brigjen Amran

    Setelah sekali lagi Brandon mengecup lembut bibir Regina, sedan mewah milik janda muda ini pun meluncur menuju keluar dari kawasan apartemen.Brandon tersenyum sendiri sambil merapikan rambutnya yang pulang panjang dengan kedua tangannya. Baru saja berbalik ingin kembali ke apartemen, di depan Brandon sudah berdiri dua orang lelaki bertubuh tegap.“Pa Brandon…anda ikut kami ke kantor polisi sekarang juga, tolong jangan melawan, karena ini demi kebaikan pa Brandon juga, ini perintah langsung Brigjend Amran!”Brandon terdiam sejenak, lalu iapun menganggukan kepala, namun ia minta izin mau berpakaian yang pantas dulu, karena ia hanya pakai kaos dan celana selutut, kedua polisi berpakaian preman ini tak keberatan, namun mereka mengikuti langkah Brandon hingga ke dalam kamar.Begitu masuk, kedua polisi ini geleng-geleng kepala melihat apartemen Brandon yang terlihat berantakan.Tentu saja berantakan karena semua ruangan di pergunakan

  • Pewaris Tunggal   Bab 82: Kisah Mengejutkan Tantri

    Setelah memberi nasehat panjang lebar, Brigjend yang menatap punggung Brandon yang meninggalkan ruang kerjanya.“Jangan lupa…ke salon lah segera, cukur tu cambang bauk kamu, kamu kayak ngga terurus saja hidup. Apa perlu saya carikan pendamping, biar kamu ada yang memperhatikan!”Brandon tertahan sebentar, lalu menoleh wajah Brigjend Amran, kalau tadi wajahnya muram dan tak ada senyum-senyumnya, kini dia tersenyum malah agak lebar. Menertawakan ucapan Brigjen Amran barusan.“Nanti saja, hati saya belum kebuka-buka cinta untuk wanita…entahlah nanti pa Jenderal!” setelah berucap begitu, Brandon pun permisi dan keluar dari ruangan Brigjend Amran.“Hmmm…pemuda yang mengerikan, kalau saja tak disaksikan warga, aku yakin 5 preman yang mengeroyoknya itu bakalan jadi mayat semuanya!” gumam Brigjend Amran geleng-geleng kepala.Tanpa buang waktu, besoknya Brandon sudah berada dalam pesawat komersial, tu

  • Pewaris Tunggal   Bab 83: Tantri Jadi Borunan

    Karena selama ini Tantri sudah tak terhitung menikmati uang-uang yang digelontorkan Wijaya, mulai dari apartemen, mobil hingga uang saku dan juga perawatan tubuh Tantri yang nilainya tak sedikit.“Aku tahu semenjak kamu mengetahui Brandon kini jadi orang tajir, kamu berusaha ingin balikan lagi dengan tunangan kamu itu. Tak semudah itu Tantri, sekarang pilihan kamu hanya 2, lanjutkan pernikahan kita, lalu video-video syur kita akan aku hapus semua dan satu hal lagi, kamu tetap jadi bini keduaku, titik!”Sama-sama keras kepala dan sama-sama tak mau mengalah, keduanya pun malah bertengkar makin sengit. Wijaya tetap mengancam akan menyebarkan video itu, terutama ke atasan Tantri, sehingga sudah bisa di bayangkan, karir Tantri di kepolisian akan habis seketika itu juga, termasuk pidana berat yang bakal ia terima.“Pokoknya aku pingin kita pisah, dan hapus segera video-video itu, atau…?”“Atau apa perempuan tak diri?”

  • Pewaris Tunggal   Bab 84: Mr Bhat yang Misterius

    Brandon kini mengamati dengan seksama di balik kaca tembus pandangan, melihat interogasi yang dilakukan anak buah Brigjend Roni terhadap dua orang yang dulu menguntitnya di jalan tol kota.Dua orang yang bernama Cungkring dan Sukar ini sedang ditanyai dua orang polisi, pertanyaan menohok tentu saja di arahkan pada keduanya, yakni siapa yang mengorder mereka mengikuti Brandon.Keduanya hanya mengatakan satu nama yakni Mr Bhat.“Apakah kalian pernah bertemu dengan orang yang bernama Mr Bhat itu?” tanya Briptu Soha, polisi yang menginterogasi keduanya.Cungkring dan Sukar kompak menggeleng, keduanya hanya bilang kalau tugas mereka adalah menguntit Brandon, lalu kalau ada kesempatan melakukan eksekusi pada ‘the new crazy rich’ muda ini. Kesimpulannya, baik Cungkring maupun Sukar benar-benar tak tahu siapa jati diri Mr Bhat, mereka hanya terima order dari seseorang dan uang pun di transfer saja.Walaupun keduanya sempat menerima bogem mentah, tetap saja jawabannya begitu, sehingga Brandon

  • Pewaris Tunggal   Bab 85: Punang Jadi Anak Buah

    “Saya akan bantu Bang Punang menghadapi kelompok preman itu!”“Bantu…bantu bagaimana Mas…?” Punang kaget bukan main dengan ucapan Brandon.“Kita lawan kelompok itu!”“A-apa…!”“Saya tak main-main bang Punang, kita tunggu saat mereka datang ingin menagih uang preman pada abang dan anak buah, kita tunjukan kita juga tak takut dengan mereka!”Punang yang awalnya tak yakin dengan ucapan Brandon, akhirnya mengangguk saat Brandon tanpa sungkan menunjukan pistolnya di dadanya.Brandon menyakinkan Punang, ia tak segan menembak mati para preman itu, agar tidak menganggu Punang cs lagi.Punang akhirnya mengangguk setuju, ia bilang biasanya tiap malam minggu, kawanan preman saingannya itu datang menyatroni mereka dan menagih uang setoran baik, dengan cara lemah lembut ataupun dengan kekerasan.“Tapi selalu dengan kekerasan mas, karena mereka mau ambil s

  • Pewaris Tunggal   Bab 86: Berhadapan Dengan Bos Preman

    Tiba-tiba…duarrr…duarrr…duarrr, tiga kali tembakan Brandon lepaskan, ketiga orang yang tadi mengeroyoknya langsung terjengkang ke belakang, mereka memegang bahu dan kaki yang terkena tembakan.Ternyata saat terdesak tadi, Brandon tanpa ampun dan secepat kilat mencabut pistolnya dan langsung menembak dari jarak dekat.Julukan sebagai penembak jitu membuat tembakannya tak meleset dan tepat mengenai para preman ini, tapi tidak membunuhnya. Karena yang di tuju Brandon tempat-tempat yang tidak berbahaya bagi para preman iniBrandon bangkit, ia kini mendekati pimpinan preman yang kini seakan terbang nyalinya, setelah mendengar 3X tembakan yang tepat mengenai 3 anak buahnya.Brandon menodongkan pistolnya ke wajah preman ini, sehingga sang preman ini bersujud ke takutan, warga yang geger mendengar tembakan tadi semuanya lari menjauh ketakutan, tak berani jadi saksi kekerasan antar preman, yang mereka pikir pasti sama-sama sangat ganas ini.

  • Pewaris Tunggal   Bab 87: Mulai Kuasai Para Preman

    “Huhh, enaknya kamu ngomong, harusnya kamu sudah ku hajar sampai mati, kamu lihat 3 anak buahku yang barusan kamu tembak tadi, itu harus kamu bayar sangat mahal, bahkan bisa saja dengan nyawa kamu?” dengus Yanke dengan nada marah.Brandon tertawa kecil, ia langsung melempar lima bebat uang pecahan 100 ribu ke hadapan Yanke.“Cepat ke rumah sakit dan buang peluru di kaki itu, nanti tambah parah, uang itu lebih dari cukup untuk berobat, aku yakin paling dua mingguan sudah mulai sembuh!” suara Brandon terdengar dingin.Yanke terkaget-kaget, ia tanpa di suruh 2X langsung mengambil lima bebat uang tersebut.“Heii kamu bertiga cepat ke rumah sakit, nih bawa uang untuk berobat!” perintah Yanke, ketiga anak buahnya yang tadi jalan terpincang-pincang langsung mengangguk hormat dan secepatnya pergi dari sana untuk segera berobat, setelah menerima dua bebat uang yang nilainya pasti 20 juta, sisa yang 30 juta malah di simpan Yanke,

Bab terbaru

  • Pewaris Tunggal   Bab 992: Akhir yang Bahagia

    Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…

  • Pewaris Tunggal   Bab 991: Sempurnakan Roh Putri Ako

    Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma

  • Pewaris Tunggal   Bab 990: Ingin Hilangkan Pengaruh Putri Ako

    Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga

  • Pewaris Tunggal   Bab 989: Tante Ria Murka

    Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang

  • Pewaris Tunggal   Bab 988: Semua Ini Rencana Tasya

    Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui

  • Pewaris Tunggal   Bab 987: Kejutan di Hari Pernikahan

    Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k

  • Pewaris Tunggal   Bab 986: Lamaran di Tolak!

    Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Rahasia Tante Ria dan Balang

    Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Dirawat Ange

    Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman

DMCA.com Protection Status