Keduanya kini saling menoleh, agaknya ingin kabur, tapi Dato yang tahu hal ini langsung menerjang musuhnya yang paling dekat. Orang ini terguling-guling di pasir, rekannnya kabur. Dato yang marah bukan main tidak mau melepas begitu saja, dia langsung mengejar orang tersebut.Aksi kejar-kejar di pantai ini pun tak terelakan, begitu dekat Dato lalu melompat dan sebuah tendangan telak langsung membuat orang ini terjerembab ke pasir. Dato pun sampai bergulingan di pasir.Saking jengkel dan marahnya, Dato menginjak kaki orang ini dan terdengarlah suara seperti tulang patah, orang ini pingsan seketika, Dato puas bukan main.Dia lalu berbalik dan mendatangi mobilnya tadi, di mana 4 orang sudah terkapar oleh hajarannya. Dia tak menghiraukan pakaiannya yang kini compang-camping kena tebasan centeng-centeng Bos Syamsu saat duel mengerikan tadi.Ke 4 orang ini terlihat masih pingsan, Dato yang gemas lalu menarik krah orang yang tadi bicara pertama dengannya, dan kini terlihat mulai siuman.“Kata
Dato memilih bersabar untuk terbang ke Surabaya, daripada harus pergi ke Banjarbaru dan terbang via bandara di sana. Mending menunggu pesawat di sini, pikirnya.Dato akhirnya memanfaatkan waktu untuk membawa mobilnya yang penyok parah ini ke bengkel. Setelah sengaja menabrak gardu jaga di rumah Bos Syamsu.Dari Unai dia di rekom agar membawa ke sebuah bengkel milik Bang Janor, yang di katakan Unai paling lama seminggu mobil SUV ini akan mulus lagi, sebab decoannya tak kalah dengan kerjaan bengkel resmi.Besoknya, tanpa pikiran apapun Dato membawa mobil ini ke bengkel tersebut. Sampai di sana, setelah Bang Janor melihat kondisi ke rusakannya, harga pun disepakati yakni 5 juta rupiah dan akan selesai selama 7 hari.Dari bengkel ini Dato bermaksud menyeberang jalan untuk mencegat ojek, atau taksi yang akan lewat. Untuk membawanya kembali ke hotel lagi.Tiba-tiba melintas sebuah mobil MPV warna putih, mobil ini singgah mendadak di dekat Dato, lalu…dorrr…dorr….dorr…tiga kali tembakan di le
“Jadi kamu tidak tahu siapa orang yang sengaja menembak dan ingin menghabisi dirimu?” Paman Aril menatap wajah Dato, pria setengah tua ini penasaran jga, siapa orang yang berniat habisi pemuda ini.“Betul paman, aku pun sampai kini masih mikir, apa ada hubungannya dengan penyerbuan yang aku lakukan ke rumah Bos Syamsu itu?”“Bisa jadi…lebih tak masuk akal, kenapa jadi kebetulan kamu justru di tolong Rika, anaknya si Bos Syamsu tersebut?” sela Paman Aril lagi.“Aku yakin Rika tak terlibat dan tak tahu apa-apa paman, anak itu masih polos dan lugu!” Dato kini menghela nafas dan berpikir keras, siapa orang yang berada di balik penembakan dirinya.“Baiklah…kamu sembuhkan dulu luka-luka mu, itu obat yang sebelumnya kamu telan warisan dari kakek buyutmu juga, Kakek Darlan. Waspadalah yang akan datang, ingat kamu hanya kebal bacok, bukan kebal peluru Dato!” Paman Aril memperingatkan cucu misannya ini.Niat Dato untuk ke Surabaya pun tertunda, akibat luka tembak yang dia derita. Dato harus ber
Dato jadi rada-rada ngeri lama-lama dekat Rika, bukan ngeri dalam artian takut, tapi ngeri lama-lama ia berubah makin sayang dengan gadis belia ini.Rika kini sudah tak segan-segan lagi bercanda sambil memeluknya, persis kemanjaan seorang adik kecil yang minta di sayang pada seorang Abang kandung.Dato pun tak memungkiri, rasa sayangnya makin hari makin besar pada Rika. Dato seolah menemukan seorang adik yang harus di jaga serta dilindungi dengan cinta dan kasih sayang.Rika cerita, kakak beda ibunya malah selalu memusuhi dia dan ibundanya, karena dianggap saingan kelak dalam hal warisan.“Padahal bunda kan nggak pernah mikir soal warisan, lagian ayah kan masih hidup dan sehat walfiat. Tapi Abang ku itu selalu saja memusuhi kami Bang…aneh yaa!”Dato hanya diam, tak bisa bicara apa-apa, karena ini soal privasi keluarga Rika, bingung juga dia harus komentar apa.Cuman satu hal yang bagi Dato agak aneh, wajah Rika ini beda jauh dengan ayahnya, Bos Syamsu. Wajah Rika seolah-olah ada blast
Sambil memainkan gelas minumannya dan menyedot rokok mild-nya, Dira pun mulai bercerita. 5 bulanan yang lalu Tissa mengeluh pada dia sedang diikuti seseorang.“Belakangan Tissa cerita ke aku, katanya pria yang mengikuti mantan kekasihnya, namanya Konik. Mereka dulu putus karena Konik itu orangnya tempramen!”Pembaca tentu masih ingat, Konik adalah salah satu anak buah Madam Nabila, yang di minta me 86 kan Dato. Apakah Konik ini salah satu orang yang menembak Datu di Batupecah...?Dira pun melanjutkan kisahnya.“Konik marah karena Tissa dekat dengan seorang pria yang sejak lama mencintainya. Konik ingin balikan dengan Tissa. Tapi temanku itu tak mau, sehingga puncaknya, saat Tissa pulang kerja, Konik bermaksud menjemputnya. Tissa tak mau lalu terjadilah keributan antara keduanya dan sekaligus penganiayaan berat itu.”“Di mana kekasih Tissa sekarang Dira?” tanya Dato lagi.“Nahh itu Bang, kekasih Tissa sekarang juga mereka aniaya, di ancam agar jangan lagi mendekati Tissa selamanya. Kas
Dira menunjukan sebuah rumah kecil sederhana yang berada di sebuah perkampungan padat penduduk. Dira juga kaget saat Dato menyerahkan bingkisan dari tantenya yang justru di titip ke pemuda ini.Dato pun mengisahkan kenapa bisa ketemu tantenya ini, dan malah percaya padanya untuk serahkan bingkisan yang Dato tak tahu apa isinya.“Beliau pesan, nggak bisa lama-lama, karena mau bertemu seseorang!” ucap Dato lagi, sambil bertanya apa isinya. Dira pun sebut isinya baju, dia diminta jadi pagar ayu untuk pernikahan tantenya tersebut.“Beliau mau kawin lagi, ini yang ketiga, karena suami pertama dan kedua cerai. Udah hampir 1 tahunan beliau janda yang kedua. Nggak tahan lama-lama, gatel banget lama nggak di pake katanya!” ceplos Dira tertawa terkekeh. Dato ikutan tertawa kecil.Hampir saja Dato mau bertanya kenapa bisa cerai hingga 2X, tapi ia bisa ngerem mulutnya.Kali ini Dira mengenakan jaketnya, untuk menutupi dadanya yang bak buah melon, sehingga penampilannya tak lagi menggoda. Bahkan D
Setelah mengantar Dira ke kos-nya, Dato menolak halus saat ‘Meli 3GP’ ini mengajaknya mampir di kostnya yang memang agak bebas, dengan alasan sudah malam.“Lain kali aja ya…!” tolak Dato halus.“Kapan…?” Dira menatap penuh harap pemuda ini, yang baginya sangat mempesona sekaligus misterius tersebut.“Nanti aku kabarin yahh, tenang saja, aku pasti mampir ke sini kok! Kan mobil kamu besok sore baru di antar…nanti kamu lancarin membawanya ya…!” sahut Dato sengaja alihkan pembicaraan, agar tak tergoda dengan mahluk cantik bertubuh menggiurkan di depannya ini.Dira langsung memeluk Dato, dan tanpa di sangka-sangka mencium bibir pemuda ini dan melumatnya. Bahkan Dato sampai panas dingin dibuatnya, saat dada Dira mepet di badannya.Setelah sekali lagi berbisik, bahkan dengan nakalnya Dato meremas lembut dada wanita ini, hingga Dira melenguh perlahan, ia pun permisi.Dato malam ini berencana untuk mencari Konik di pub yang disebutkan Toman, dia ingin memantau orang yang tega menganiaya pria i
Setelah menunggu 10 menitan, brakkkk…sekali tendang pintu itu jebol kuncinya. Konik yang sedang aseeek main kuda lumping dengan dua wanita sekaligus dalam kondisi sama-sama polos tanpa sehelai benangpun kaget bukan kepalang.Dato hanya mendengus melihat adegan yang bikin jakun siapapun melihat akan naik tak terkendali. Karena di otak Dato saat ini adalah nafsu amarah, yang sudah di tahan-tahan dan butuh saluran untuk meledak.Konik langsung tak bisa bersuara, wajahnya bak melihat hantu di tengah malam ini. Dia hanya bisa mengangkat tangan, karena Dato sudah menodongkan pistol ke wajahnya.“Kalian berdua cepat pergi dari sini!” usir Dato tanpa mau menoleh, karena matanya tertuju hanya ke wajah Konik.Kedua wanita yang tanpa sehelai benang pun ini dengan kaki gemetaran keluar dari kamar ini. Mereka sudah tak ingat lagi berpakaian, bahkan lupa membawa baju. Langsung kabur begitu saja dari kamar ini, saking takutnya.“Si-siapa kamu!” suara Konik terdengar setengah membentak, untuk menutu
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman