Melani bengong saat Dato membawanya ke sebuah apartemen yang sangat mewah, tak dia sangka pemuda ini benar-benar tajir nggak ketulungan. Wanita yang sepintas mirip penyanyi dangdut Wika Salim ini sampai mengusap matanya berkali-kali.Bagai mimpi baginya bisa masuk ke apartemen yang sangat mewah ini. Karena dia tahu sering lewat di depan apartemen ini, dan ngayal sesekali punya bisa nginap di apartemen tersebut.Apartemen ini memang masuk kategori kelas atas, dan berada di jantung ibukota Jakarta, karena harganya sangat mehong. Per unit harganya mencapai 45 sampai 55 miliaran.Hanya orang tertentu yang sanggup membeli atau menyewa di tempat ini, selain ruangannya luas, juga di dalamnya sangat mewah.Khayalannya kini jadi kenyataan, karena Dato membawanya ke sini. Walaupun hanya nginap sementara. Tapi hati Melani sudah senang dan bangga!Tentu ‘Wika Salim’ ini tak tahu, kalau saham apartemen yang dikatakan tahan gempa hingga 8 SR ini milik kakek si Dato, Radin Hasim Zailani.Dato pun ba
Dato pun meluncur ke arah Mangga Besar, sesuai dengan alamat yang Rimo Gempal berikan. Tempat ini ternyata masuk ke sebuah gang, sehingga mau tak mau Dato harus jalan kaki hampir 150 meteran.Setelah melihat-lihat sebentar, Dato pun mendekati sebuah bangunan yang di depannya di jaga dua orang yang tak ia kenal.Namun saat melihat Dato yang datang, keduanya mempersilahkan pemuda nekat ini masuk ke dalam.Begitu pintu terbuka, tanpa di duga sebuah pukulan menghantam tengkuknya, Dato kaget bukan kepalang, tapi terlambat menghindar. Tubuhnya ambruk seketika ke lantai, pingsan.“Ha-ha-ha…ternyata anak muda ini mudah sekali kita taklukan. Benar kan kataku, dia nekat tapi tak perhitungan!” terdengar seseorang tertawa senang, anehnya wajah Rimo Gempal yang juga ada di ruangan ini terlihat tegang.Tubuh Dato lalu di seret dan dilemparkan begitu saja ke sudut ruangan, tangannya di ikat dan di telkung ke belakang.“Apa yang akan kita lakukan dengannya Hamori?” Rimo Gempal bertanya pada orang yan
Dato pun pulang setelah nelpon taksi online, sebelumnya dia sempat mampir ke sebuah klinik dan mengobati lukanya. Lalu kembali ke Mangga Besar dan menemukan rumah yang sempat di jadikan tempat menyekapnya, ternyata sudah kosong.Dato sebenarnya ingin ambil mobilnya di depan gang itu. Tapi dia penasaran, lalu ke sana kembali, namun rumah ini terkunci rapat.Dan rumah ini benar-benar sepi, andai ketemu, sudah dapat dipastikan Rimo Gempal cs akan dia hajar habis-habisan tanpa ampun.Di mobil Dato menenangkan hatinya, dan pelajaran bertindak gegabah membuatnya menarik nafas dalam-dalam. Inilah yang membuatnya mulai waspada dan tidak lagi bertindak slonong boy.“Sabarrr…sabarrrr…belum saatnya, awas saja kamu yang bernama Harmoni, juga Safira, kalian salah cari musuh kali ini!” desis Dato dengan hati dendam membara.Anak muda nekat ini akhirnya memutuskan balik ke apartemen, setelah ada chat masuk, yang ternyata dari Melani, yang mengabarkan dirinya sudah berada di apartemen lagi.Begitu da
“Iiihh kamu mas, hampir 2 bulan nggak bertemu, lihat deh tubuh kamu, makin besar dan berotot, keras lagi!” ceplos Melly Ani sambil menepuk dada bidang Dato.Melihat keakraban artisnya dengan pemuda tampan jangkung ini, Asisten dan sopir Melly lalu permisi izin pulang ke wanita jelita ini. Sambil tersenyum maklum melihat artis mereka yang tengah ‘mabuk cinta’ ini.Mereka berdua maklumi kalau sang artis yang tengah naik daun ini ‘dekat bingit’ dengan anak muda tampan kokoh ini. Apalagi Dato terlihat sangat tajir lagi.Awalnya mereka mengira Melly Ani tinggal di sini sebagai simpanan gadun alias Om-om. Karena apartemen ini super mewah dan hanya orang tertentu yang bisa tinggal di sini.Tapi saat melihat siapa pemuda yang di peluk Melly Ani, mereka balik memuji pilihan si artis ini. Malah terlihat masih sangat muda di bandingkan Melly Ani sendiri, walaupun sepintas penampilan Dato terlihat sangat dewasa. Karena jarang bercanda dan selalu terlihat serius.“Besok yaa...stanby jam 9!” Asiste
Namun niat ke Jakarta selalu tertunda, karena berbagai ke sibukan, tapi planning itu selalu ada dalam benak Nathasa dan akan dia laksanakan kelak setelah…bercerai!Nathasa sudah mulai berpikir untuk minta pisah dengan William, apalagi dia lihat suaminya justru balik lagi ke ke keyakinan lamanya.Hingga Nathasa sejak hari itu menolak kumpul lagi dengan William. Dan perceraian agaknya sudah di ambang pintu bagi pasangan muda ini. Dan ini sudah di ketahui Brandon dan Airil Manov, ortu Nathasa.Padahal dulu William atas rekomendasi papa nya, yang awalnya mengenalkan dengan Nathasa. Inilah salah satu faktor, kenapa dulu Brandon Hasim Zailani menolak keinginan kakek Radin, yang ingin ‘jodohkan’ Nathasa dengan Dato.Karena Brandon ada jalin kerjasama dengan papa William, kala itu Nathasa pun terpesona dengan pemuda tampan tersebut. Usia mereka pun hanya terpaut 2 tahun, lebih tua William.Namun kini, melihat ke tidak harmonisan rumah tangga anaknya, Brandon akhirnya pasrah dan kembali diam-d
Dato langsung setuju untuk pindah meja, dia pun membawa minumannya, karena barusan selesai makan. “Hmm pemuda yang sangat tampan dan kokoh, kenalkan aku Nabila!” Nabila mengulurkan tangannya yang lentik dan di sambut Dato.“Dato…!” singkat saja pemuda ini sebutkan namanya. Sambil duduk berhadapan dengan wanita jelita ini, 3 anak buahnya menyingkir ke meja lain, seolah memberikan waktu berduaan bagi Dato dan Nabila.“Nama yang singkat, mirip nama-nama orang Melayu, apakah kamu berasal dari Melayu Dato?” Nabila mulai memancing pemuda tampan ini.“Kakek buyutku yang asli Melayu, kalau aku aslinya Jakarta!” sahut Dato pelan. Nabila langsung tersenyum.Kalau sudah begini, tak ada yang percaya kalau usia wanita ini seumuran dengan ibu kandung Dato sendiri, seandainya masih hidup dan panjang umur tentunya.Bagaimana bisa Nabila makin cantik dan selamat dari tembakan Balang beberapa tahun yang lalu? Kelak akan ada kisahnya di bab yang lain..!Keduanya kini terus berbincang akrab, Dato yang ta
Nabila terpaksa harus akui keperkasaan anak muda ini, tubuhnya bak melayani 5 orang sekaligus. Tapi dia sangat senang dan bilang Dato adalah pria yang selama ini dia cari-cari.Kamar hotel ini berantakan setelah mereka bercinta, bukan hanya di kursi tamu, tapi juga menyasar ke ranjang. Bahkan ke toilet hotel mewah ini.“Kamu hebat sekali sayang, benar-benar perkasa. Kamu mengingatkanku pada seseorang yang sebenarnya pernah aku sayangi. Tapi sayang-nya kami kini bermusuhan!” Nabila membelai wajah tampan Dato yang hanya tersenyum mesem saja.“Siapa dia tante..?”“Hmm…belum saatnya kamu tahu sayang, nanti saja. Yang jelas aku tak ingin kebersamaan kita rusak oleh masalalu.” Potong Nabila tertawa kecil, sambil mencubit hidung mancung pemuda ini.Dato pun tak mempermasalahkan masalalu wanita ini. Tuh dia pun beranggapan hubungan ini paling akan berakhir, ketika dia pulang kembali ke Jakarta. Nabila terpaksa ‘usir’ kekasih barunya ini, karena dia harus menggelar pertemuan dengan seseorang
Pesta perkawinan Reni dan Andri suaminya berlangsung meriah, ribuan undangan datang silih berganti di gedung ini. Termasuk teman-teman Reni, mulai temannya sejak SD, SMP, hingga SMU dan saat dia kuliah di D3, semua tumplek pada datang.Namun ada yang aneh bagi Dato, saat melihat wajah suami Reni ini, walaupun tampan. Tapi mata tajam Dato melihat ada sesuatu yang bikin dia penasaran. Namun itu di simpannya dalam hati saja.Tiba-tiba ribuan undangan pada melongo, bahkan Dato pun ikutan kaget, tak terkecuali Unai dan Arga, termasuk Reni dan suaminya yang sedang bersandeng di pelaminan.Saat sebuah lagu yang lagi trend di bawakan seorang penyanyi cantik jelita, dan muncul dari samping panggung. Semua serempak menoleh ke samping kiri, di mana panggung hiburan di sediakan.Ternyata misteri guest yang tadi sempat di sebut MC sudah datang…orangnya adalah Melly Ani, pedangdut yang sedang naik daun.Dato saja yang duduk bersama Unai dan Arga sampai geleng-geleng kepala, kok bisa-bisanya Melly
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman