“Ihh…kamu tanggung jawab…kok bisa kayak gitu?” kelakar Radin, hingga Prilly tertawa kecil, tapi tangannya malah makin betah berada di sana dan Radin membiarkan saja, wong pemuda bangor ini mulai menikmatinya.
“Hmm…caranya bagaimana…?” Prilly tersenyum, tapi tangannya malah makin gemas berada di tongkat ajaib ini.
Radin menarik dagu Prilly dan mengecupnya perlahan, gadis bule yang sepintas mirip Nastasya Shine selebgram Rusia yang suka ngomong belepotan dalam bahasa Indonesia yang juga istri dari DJ Robby Shine ini, ternyata menerima dengan sikap terbuka kelembutan pemuda ini.
Inilah untuk pertama kalinya Radin bercinta dengan bule, saat perlahan dia membuka baju tidur Prilly, walaupun cahaya kamar redup, tapi tubuh putih Prilly bak bersinar terang di mata Radin yang sudah mulai naik spanning ini.
Apalagi saat melihat gunung kembar yang gundukannya padat dan sekal. Terlebih Prilly belum pernah melahirkan
“Baron…akhirnya kita bertemu, sebelum nyawa busukmu aku kirim ke akhirat, sebutkan siapa yang order kamu menaruh bom dalam pesawat tuan Aldot Hasim Zailani dua setengah tahunan yang lalu?”“Bu-bukan aku..!” Dupp…sebuah tembakan tepat bersarang di bahu Baron dan langsung mengucurkan darah.Baron berteriak kesakitan dan memangil dua orang, yang merupakan anak buahnya dan sudah Radin habisi di teras tadi, tentu saja teriakannya tak ada artinya, karena dua anak buahnya sudah jadi mayat.Dengan tenang Radin mendekati pria yang hanya menutupi badannya dengan selimut dan kini malah terlepas, karena memegang bahunya yang tertembak.Duppp….sebuah tembakan kembali Radin lesakan dan kali ini menembus paha Baron. Baron melolong kesakitan, tapi suaranya langsung tertahan saat satu tendangan keras Radin layangkan ke wajahnya.“Ampunnnnn…ampunnn….ya benar-benarrr aku yang menaruh bom itu bersama dua
Empat hari kemudian…!Radin tiba dari Bali jelang siang, papanya ternyata masih ada di rumah dan hari ini tidak ngantor dan sudah di tunggu di ruang makan.“Radin…duduk sini, papa mau bicara!” wajah papanya terlihat serius walaupun mata tertuju ke makanan yang ada di depan.Radin mengiyakan dan menyerahkan tas ransel nya pada ART, lalu duduk persis di depan ayahnya, Aldot menatap wajah anaknya ini, yang terlihat seperti orang kelelahan. Hati Aldot langsung membatin, teringat kelakuannya saat masih seumuran anak sulungnya ini, tak jauh beda dan tanpa Radin cerita pun Aldot sudah tahu ceritanya.“Dengan siapa kamu selama di Bali..?”“Ee…dengan…?”“Gadis bule itu siapa, kenal di mana?” Aldot kini menatap tajam wajah putranya ini.Kagetlah Radin, ayahnya malah tau semua, ia lalu menepuk jidat…baru sadar ayahnya ini masih seorang polisi aktif sehingga mudah mengetahui info apapun.“Ngapain kamu tepuk jidat? Papa tak bahas soal wanita, papa hanya minta, mulai sekarang kamu fokus ke study,
Roy kemudian menajamkan pendengaran, menguping pembicaraan mereka bertiga. “Hmm…jadi kapan abang menikahi kami berdua…?” terdengar suara Sisca.“Besok…besok kita akan menikah lalu 5 hari kemudian kita akan terbang ke Paris bulan madu bertiga, anak sambung kalian si Radin dan Rianti juga Resa sudah tak sabar minta adik baru!Terdengarlah tawa berderai dua wanita cantik ini, Roy pun melangkah gontai keluar dari butik ini, pupuslah sudah harapannya meminang Melly.Dulu saat masih mengejar Melly dan hampir berhasil, tapi karena kelakuannya sendiri, Melly yang sudah hampir luluh justru gagal dinikahi Roy.Roy yang aslinya juga bukan pria alim ini terpaksa menikahi seorang wanita yang terlanjur hamil dengannya.Namun pernikahan mereka itu tak bertahan lama, Roy yang kecewa gagal menikahi Melly lalu sering berselingkuh, kemudian ketahuan istrinya, sehingga istrinya pun minta cerai. Tak salah lagi, pikir Roy, pria tampan dengan penampilan perlente dan kemana-mana selalu di kawal bodyguard i
Aldot Hasim Zailani berangkat bersama keluarganya dengan private jet mewahnya, tentu saja kali ini pesawat ini sudah di lakukan seterilasi, bahkan CCTV terus di pantau sebelum pesawat mewah ini lepas pandas dari Bandara Soetta.Tragedi di masa lalu membuat safety sang crazy rich ini luar biasa ketatnya, terlebih kali ini yang berangkat seluruh anggota keluarganya, tak ada yang tertinggal, kalau sampai terulang, maka habislah semuanya.Sepanjang perjalanan di dalam pesawat mewah ini, seluruh anggota keluarga rame bercanda dan pastinya kini makin akrab, setelah ada dua wanita baru yang masuk sebagai anggota keluarga, yakni Sisca dan Melly yang sudah berstatus Nyonyah Aldot Hasim Zailani.Aldot juga membawa 3 bodyguard nya, termasuk Horman, sang bodyguard senior yang selalu ada di dekat sang bos besar ini.Rianti dan Resa sangat manja dengan ke dua ibu sambung mereka, untung ke Sisca dan Melly dua orang wanita yang kenyang pengalaman dan punya wawasan luas, sehingga paham dengan karakter
Terlihat pakaian Renita di bagian dada sudah terpampang jelas, pria itu dengan rakusnya menyosor benda kembar putih mulus itu, bak sedang melahap makanan siap saji yang sangat enak dan tentunya sudah siap untuk di habiskan sampai tak tersisa. Bunyinya bikin Radin terdiam sambil mengutuk dalam hati, karena ia bak melihat sebuah pertunjukan live show di depan hidungnya sendiri yang tak pernah ia sangka-sangka sama sekali. “Sialan, apes banget gue, menonton si Renita dan pacarnya sedang bercinta,” batin Radin tersandar dalam lemari ini. Dan kini dengan hati yang mendongkol, Radin terpaksa harus terus mendengarkan desahan dan pekikan Renita yang keenakan, juga dengusan nafas pria itu. Bunyi derit ranjang dan berpadu dengan suara-suara nakal Renita membuat Radin bak kebakar sendiri dalam lemari tersebut, hampir saja dia keluar dari persembunyiannya. Namun ia bertahan karena punya misi besar dan mau tak mau dirinya terpaksa terus bersabar mendengarkan percintaan keduanya. 30 menitan ke
Hanya satu malam bersama di hotel ini, Radin pun mengantar Prilly kembali ke asramanya, Radin tentu saja berhati-hati, agar jangan sampai kepergok Renita dan kekasihnya.Dengan alasan mau bertemu keluarganya lagi, Radin dan Prilly berpisah, dengan janji akan bertemu kembali di lain waktu.“Baguslah…jangan keseringan, ntar aku nggak bisa jalan sayang…!” bisik Prilly nakal, hingga Radin tertawa kecil, setelaah berciuman lama sampai bunyi kericupan, keduanya pun berpisah.Radin sudah meminta Prilly berhenti kerja paruh waktu dan konsentrasi kuliah saja, karena Radin janji akan menambah uang saku buat gadis cantik ini, Prilly bilang pikir-pikir dulu.Radin pun kembali ke hotelnya dan hari ini mengikuti keluarganya berliburan ke tempat-tempat wisata. Namun dalam hati pemuda pendendam ini, sudah tersusun sebuah rencana.Radin bermaksud akan menyatroni persembunyian Dato Simon dan Dato Lim di sebuah tempat yang sudah dia ketahui, saat menguping pembicaraan Renita dan kekasihnya usai bercinta
“Hmm…kenapa kamu mencegah aku, bukankah aku in musuh ayah kamu?” Radin sengaja memancing sambil menatap wajah gadis cantik ini.Gabrille malah tak menyahut ucapan Radin, dia kini menuju ke mini bar yang terdapat di kamar mewahnya ini, lalu dengan cuek dan elegan menuangkan wine ke dalam dua buah gelas, satu buatnya dan satunya malah di sodorkan ke Radin.“Minumlah…cuaca sangat dingin, tak bisakah kita ngobrol dulu dan berteman…?”Saking kagetnya, Radin agak ragu menerima gelas kecil ini, tapi saat melihat wajah cantik Gabrille, Radin pun menerima gelas itu, lalu Gabrille mengajak tos dan kini keduanya minum bersama, sehingga Radin berkurang rasa curiganya.Gabrille kini malah mengajak Radin duduk di kursi yang ada di kamar ini dan ada mejanya, kini botol wine tadi berada di meja itu.Tanpa ragu Gabrille juga mengambil rokoknya dan mengisapnya dengan tenang dan menawarkan pada pemuda ini. Sebelumnya Gabrille juga menghidupkan penghangat ruangan dan juga pengisap asap.Setelah minum hin
Radin mengantar Gabrille dengan mobil sportnya, gadis ini ternyata minta di antar ke apartemennya. Masih di seputaran kota Paris, Radin tak heran kalau gadis ini kaya raya dan punya apartemen sendiri, karena Dato Simon dikatakan Gabrille juga mewarisi harta tak sedikit dari ayahnya Dato F alias Dato Farhan.“Thanks ya, kalau tak ada kamu, habis hartaku di rampok dua begundal tadi!”“Iya, hati-hati kalau jalan, Paris tak begitu aman ternyata!” sahut Radin pendek sambil konsen ke setiran dan memakai kacamata coklat, hindari silau oleh salju tipis yang kini memenuhi jalanan. Grabrille hanya tersenyum dan kini dia memberi petunjuk arah ke apartemennya.Gadis cantik ini cerita kalau dia tadi baru dari kampus dan sengaja tak bawa mobil, namun saat akan menuju ke commuter line (kereta api), tiba-tiba datang dua pria itu yang mulutnya berbau alkohol, lalu menodongnya.Begitu sampai di halaman apartemen, Gabrille mengajak Radin mampir, awalnya pemuda ini ragu, tapi gadis ini langsung menarik l
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman