Beranda / CEO / Pewaris Tunggal / Bab 220: Patah Hati Sulit Obatnya!

Share

Bab 220: Patah Hati Sulit Obatnya!

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kalau di pikir-pikir waktu 4 tahun itu sangat lama, tapi karena pendidikan yang sangat padat, tak terasa 4 tahun itu pun mampu terlewati dengan baik.

Aldot 4 tahun yang lalu dengan kini sangat jauh berbeda, badannya makin kokoh dan kuat, walaupun kurus, kulitnya yang dulu putih bersih, kini agak gelap, latihan fisik di alam terbuka membuat perubahan pada kulit tubuhnya.

Jambang dan kumisnya pun makin lebat, seminggu saja tak di pangkas, sudah memenuhi wajahnya.

Dengan usia 22 tahun, Aldot menjadi pemuda tampan paripurna, sebentar lagi, pangkat balok satu akan menempel di pundaknya.

Dan akhirnya…perayaan proklamasi 17 Agustus di Istana negara adalah puncak kerja kerasnya selama ini di pendidikan akademi kepolisian.

Aldot menjadi runner up terbaik lulus dari Akpol, nomor satunya kembali sang sahabat baiknya Joko Sutisno. Aldot pernah berseloroh, sahabatnya ini kelak akan jadi Kapolri masa depan. Joko terbahak dan bilang dia tak berani bermimpi terlalu jauh.

“Lagian naik pangkat hingga j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pewaris Tunggal   Bab 221: Hajar Geng Motor Lalu Tugas Pertama di Daerah Terpencil

    Besoknya, Aldot masuk kantor, tapi karena dia di bagian reserse, pemuda ini tak perlu pakai seragam coklat.Setelah di permak Vito, Aldot yang usianya hampir 23 tahun berubah total, dia tak lagi acak-acakan, tapi lebih rapi. Dan pastinya selera fashionnya mulai berubah secara perlahan.Pakaiannya pun dari merek-merek terkenal, karena Vito memilihkan yang bermerek semua dan pastinya sangat cocok di pakai sang crazy rich ini.Mobil jenis SUV Aldot tertahan karena macet, sambil merapikan kacamata hitamnya, Aldot menatap orang-orang banyak yang berbalik arah.“Ada apa ini…kok balik arah, kayak ketakutan, apakah ada keributan…seperti ketakutan gitu?” pikir Aldot.Jiwa corsanya pun bangkit, Aldot keluar dari mobil dan berjalan menuju ke arah depan, dimana terdengar suara keributan.Aldot saat itu mengenakan jaket hitam, di padu dengan him abu-abu, celana jeans gelap dan sepatu bot. Di balik jaket terdapat dua pistol sekaligus, yang berisi peluru penuh.Aldot geleng-geleng kepala melihat ada

  • Pewaris Tunggal   Bab 222: Berubah Jadi Komandan Tegas

    Paginya, untuk pertama kalinya Aldot berbaju dinas dan dia kini menatap 10 personel yang datang pagi, sisanya belum kelihatan batang hidungnya.Tiga tahanan setelah sarapan pagi yang mereka masak sendiri, tentunya atas anjuran sang Kapolsek muda ini, kini ikut di apelkan Aldot di halaman Mapolsek ini.“Kalian terlalu lama dalam tahanan dan tak kena sinar matahari, nanti sakit, ayoo ikut apel pagi!” ajak Aldot, ketiganya langsung mengangguk senang, karena perut kenyang dan kini bisa menghirup udara di luar tahanan, walaupun hanya apel pagi.Usai apel pagi dan 10 orang yang telat datang satu persatu, Aldot yang jengkel langsung minta ke 10 nya tanpa kecuali apel lagi.Sengaja ia jemur, Aldot bahkan mendelik melihat 3 polisi yang perutnya gendut, tanda malas bergerak.“Kalian ini bukan contoh yang baik, datang kesiangan, cengengesan tak karuan, tahanan sampai kelaparan, kalau kalian ingin di mutasi, ngomong sekarang, aku langsung mutasi kalian, kalau merasa tak betah di sini!” semprot Al

  • Pewaris Tunggal   Bab 223: Eneng Obat Kerinduan Belaian Wanita

    Aldot juga menyukai Eneng yang ternyata jujur, tak sekali dua kali di kantong celananya Eneng menemukan duit, mulai dari 50 ribu hingga ratusan ribu, saat akan mencuci pakaian itu.Semuanya Eneng taruh di meja makan dan Aldot tersenyum melihatnya, karena tak satupun pernah di ambil si Eneng. Walaupun Aldot tak pernah ingat, berapa uang yang tertinggal di kantong celananya.Eneng ternyata tak mengecewakan Aldot, rumah selalu bersih, pakaiannya juga selalu rapi di setrika dan rapi.Dan yang bikin Eneng makin bahagia, setelah seminggu, Aldot kembali memberinya uang sampai 10 juta di luar gajinya, juga uang belanja sehari-hari.“Kamu belanja pakaian, ku lihat pakaian kamu hanya 3 lembar, beli sepuasnya, habiskan tu duit yaa!” setelah itu seperti biasa Aldot sibuk dengan pekerjaannya.Aldot sengaja memberi Eneng uang belanja sampai 10 juta, gara-gara ia trenyuh melihat cd dan bra Eneng yang robek sedikit di jemuran, juga tiga lembar baju si Eneng itu agak kusam warnanya.Ternyata uang 3 ju

  • Pewaris Tunggal   Bab 224: Ajak Eneng ke Jakarta

    Eneng menjadi partner bercinta yang sangat memuaskan sang Kapolsek ini, tak ada yang tahu hubungan minor yang terus terjalin dari hari ke hari, hingga berbulan-bulan. Eneng sudah jarang tidur di kamarnya, karena Aldot memintanya menemani tidur di kamar miliknya, setiap malam. Mereka hanya beristirahat bercinta kalau Eneng berhalangan, karena siklus bulanan Eneng lancar dan ini melegakan Aldot, yang sempat was-was juga kalau ART nya ini hamil. Aldot belum siap jadi seorang ayah di usia belum genap 23 tahunan. Setelah 5 bulan, Aldot bermaksud cuti selama 2 minggu dan ingin pulang ke Jakarta, ketika menawari Eneng apakah ingin ikut, ART yang makin denok ini pun tanpa diminta dua kali langsung mengiyakan. “Sejak dulu kepingin banget ke Jakarta om, makasih ya om, Eneng udah di ajak!” ceplos Eneng sambil mengecup bibir Aldot, dia aseek di atas tubuh sang komandan tampannya ini, karena mereka selalu bercinta setiap malam, benar-benar mabuk nafsu. Besoknya pagi, tentu saja setelah kembali

  • Pewaris Tunggal   Bab 225: Bertemu Musuh Lama

    Pistol Aldot langsung dilucuti, dia juga di dorong masuk ke sebuah mobil van, termasuk Angelina. Mereka mendorong dengan kasar tubuh Aldot dan Angelina agar masuk ke dalam mobil van ini.“Hmm gatal banget tanganku ingin tembak kepala ni orang!” ceplos pria yang menodong Aldot tadi.“Sabar bro, si Madam Luna emank aneh, maunya dia ingin menyiksa dulu, baru menembak langsung batok kepalanya…tapi dua juga sekalian mau minta tebusan, kata si Madam setelah ini kita pensiun dan menikmati hasilnya, kakap ini coiii!” sahut rekannya pelan, sambil menutup mata Aldot dan Angelina serta mengikat tangan keduanya ini.Angelina yang tadi bawel kini tak bisa bicara lagi setelah mulutnya di sumpal dengan lakban, dan tangannya di ikat.Aldot kini hanya diam saja, dia ingin tahu akan di bawa kemana bersama Angelina. Dan soal minta tebusan tadi, Aldot paham, agaknya mereka akan memeras dirinya dan pastinya ayahnya.“Pantas mereka menculikku, tak langsung menembak, rupanya mereka akan minta tebusan, cerdi

  • Pewaris Tunggal   Bab 226: Angelina yang Bikin Gemas

    Dengan wajah masih bengap Aldot kini bertemu Kapolda Metro Jaya, Irjen Basil. “Jadi kamu mau minta pindah ke kota ya..?” Irjen Basil menatap wajah bekas anak buahnya yang sudah bertugas hampir 6 bulanan di pedalaman Sukabumi ini.“Iyah…begitulah komandan…!” jawab Aldot singkat.“Kamu mau nggak bersabar 2,5 bulanan lagi…?” ceplos Irjen Basil sambil menatap wajah dingin pemuda ini, yang hanya mengangguk.“Nanti aku akan telpon Kapolda Jabar, agar kamu dipindah, sabar yaa…!” Aldot mengangguk mendengar ucapan kapolda ini, dan ia tak lagi bertanya apapun.Irjen Basil sampai geleng-geleng kepala menatap wajah tampan pemuda yang bonyok ini, dan yang bikin dia makin ngeri, dari laporan anak buahnya, 5 orang dan sang gembongnya Madam Luna yang menculik dan menyiksanya tak ada yang selamat, semuanya tewas di tembak polisi muda ini.“Permisi jenderal, ini pistol pa Aldot, sudah di periksa,” ajudan Irjen Basil masuk sambil menyerahkan dua pistol milik Aldot, sesuai prosedur, senjata yang sudah di

  • Pewaris Tunggal    Bab 227: Bertemu Mantan Kekasih Papa

    Setelah sembuh dan masa cutinya habis, Aldot dan Eneng kembali ke Kecamatan Cicangi, tempatnya bertugas. Hubungan keduanya tetap berlanjut tanpa halangan, kecuali Eneng kedatangan tamu bulanan.Sebulan kemudian, suatu hari saat Aldot sedang santai di ruang kerjanya, dia mendengar suara tangis di bagian pelaporan.Aldot pun keluar dan kaget melihat seorang wanita muda yang wajahnya lebam, seperti habis di pukuli, suaranya terisak-isak.Dia terlihat membuat laporan yang ditangani Brida Joko. “Ibu kenapa, kok wajahnya sampai begitu?” Aldot bertanya sambil berdiri di dekat ibu muda itu, yang ditaksirnya paling seumuran Eneng, wajahnya pun terlihat cantik, walaupun biru dan agak bengkak.“Suami saya pa polisi, saya di pukulinya, ini sudah yang ke sekian kalinya!” mendengar ada lelaki memukuli wanita, entah mengapa jiwa bengis Aldot langsung bangkit.“Hmm...begitu, lantas ibu mau saya apakan suaminya, saya tembak atau saya penjarakan saja?” kagetlah si ibu muda ini mendengar ucapan Aldot be

  • Pewaris Tunggal   Bab 228: Bantu Keluarga Mantan Kekasih Papa

    Saat aseek bercakap, Tika memanggil ibunya, ternyata Tika ingin memeriksakan wajahnya ke dokter, karena terdengar dia bilang wajahnya berasa sakit, akibat kena KDRT Bonar, suaminya, yang kini sudah di bawa anak buah Aldot ke Polsek. Aldot mendengar suara pelan Tante Pradita yang bilang uang yang ada di dompetnya hanya tinggal 100 ribu.“Bisakah di kompres saja Tika, ibu hanya punya uang segitu, itu pun sisa gajian minggu yang lalu, kan gaji ibu habis beli sembako juga susu anak kamu itu!” kembali terdengar sayup-sayup suara tante Pradita.Tika terdengar menghela nafas, Aldot lalu diam-diam pergi dan tanpa sepengetahuan ibu dan anak itu, si Kapolsek muda ini menaruh uang yang ada di dompetnya, nilainya hampir 3,5 juta, pecahan 100 ribuan.Aldot sempat menulis surat singkat, kalau ia buru-buru harus ke Polsek, karena akan menginterogasi si Bonar, ia juga menulis kalau Tika dan Tante Pradita perlu apa-apa jangan sungkan datang ke Polsek menemuinya.Mendengar suara mobil berbunyi, Tika b

Bab terbaru

  • Pewaris Tunggal   Bab 992: Akhir yang Bahagia

    Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…

  • Pewaris Tunggal   Bab 991: Sempurnakan Roh Putri Ako

    Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma

  • Pewaris Tunggal   Bab 990: Ingin Hilangkan Pengaruh Putri Ako

    Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga

  • Pewaris Tunggal   Bab 989: Tante Ria Murka

    Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang

  • Pewaris Tunggal   Bab 988: Semua Ini Rencana Tasya

    Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui

  • Pewaris Tunggal   Bab 987: Kejutan di Hari Pernikahan

    Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k

  • Pewaris Tunggal   Bab 986: Lamaran di Tolak!

    Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Rahasia Tante Ria dan Balang

    Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Dirawat Ange

    Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman

DMCA.com Protection Status