Home / CEO / Pewaris Tunggal / Bab 212: Nekat ke Rumah Kania

Share

Bab 212: Nekat ke Rumah Kania

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aldot, Angelina, Bojo dan Vito kini duduk berjejer, di hadapan mereka Brigjen Polisi Indra Sutoyo. Perwira tinggi yang bertugas di Mabes Polri.

Kejadian di jalan tol membuat geger se antero media sosial, karena banyak yang merekam aksi koboy Aldot dan Bojo, dua pembunuh bayaran pun sudah di amankan.

Kasus ini sengaja diambil Mabes bukan Polda Metro, karena melibatkan Aldot, si anak konglomerat dan juga karena ayahnya yang bintang 3 tapi non job.

Tentu saja wajah Aldot yang bak bintang drakor dengan senyum dingin jadi idola di mana-mana, tanpa remaja ini sadari.

Saat memandang wajah Aldot, Jenderal Indra langsung teringat ayah dari remaja yang mulai beranjak pemuda ini, dingin, tampan dan terlihat tenang-tenang saja.

Indra merupakan kawan dekat Brandon, sejak Brandon menghajar Jagor cs, pembunuh bayaran di Surabaya, kala itu dia masih berpangkat tiga balok alias Komisaris Polisi .

Karir Indra melesat di kepolisian hingga kini berbintang satu, tentu saja berkat campur tangan Brandon, ki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pewaris Tunggal   Bab 213: Didamprat Saat Masuk Akpol

    “Ehemmm…nyambung lagi nihh…kayak lagu ajee, putus nyambung!” ejek Tante Ima, Aldot dan Kania sama-sama tersipu malu kena ejek si tante bawel ini.Tante Ima sebenarnya berharap Kania mau mengurangi sifat cemburuannya, dan mengatakan menemukan seorang Aldot satu juta banding satu, sangat sulit di cari.Kania saat hanya diam di nasehati maminya, dia berpikir wajar, sebagai wanita yang ingin satu-satunya di sayang, dia ingin memiliki Aldot seutuhnya.Dengan cueknya Tante Ima kini duduk di samping Kania, hingga Kania sempat melotot, agar maminya jangan lama-lama duduknya.“Eeee…Tante…Aldot mau izin pamit dengan tante!”“Eh kok mau langsung pamit, ngga papa…lewat jam 10 malam juga boleh kok, baru juga jam 8 malam udah mau pulang ajah!” serobot Tante Ima kaget.“Bukan mau pulang tante…maksud Aldot, pamit besok mau ke Jogja, mau lanjutkan pendidikan di sana, Aldot harus tes fisik dan kesehatan!”“Hahh…tes fisik…kesehatan, emank kamu masuk apa sih, tentara?” Tante Ima kaget.“Nggak tante…Aldot

  • Pewaris Tunggal    Bab 214: Cinta Akhirnya Bablas…!

    Joko melipat sajadahnya, dan kini duduk di kasurnya berhadapan dengan Aldot, sementara calon perwira yang lulus lainnya terlihat beristirahat.“Aldot…aku teringat orang tuaku yang hanya buruh tani, aku lulus benar-benar murni tanpa embe-embel apapun…makanya aku terharu dan teringat doa siang malam kedua ortuku Dot…lulus hari ini berkat doa kedua ortuku, yang tak kenal lelah siang dan malam selalu mendoakanku…!” sahut Joko sambil menghela nafas dan mengambil tisu membersihkan airmatanya, tapi bibirnya kembali tersenyum bahagia.“Hmm…selamat ya…cita-cita kamu tercapai, kini kita bersiap tes fisik selama 10 hari, moga kita lulus kembali!” Aldot lalu menyandarkan punggungnya ke ujung kasur.“Kamu juga ku ucapkan selamat, kita hari ini lulus…oh ya…kamu tak sholat Dot, mumpung masih ada waktu Mahrib nih..!” “Oh yaa…ya…!” Aldot pun bangkit dan mencari tempat wudhu, ia lalu pinjam sajadah Joko. Sejak saat itulah, keduanya selalu sholat berjamaah, kadang diikuti yang lain dan Joko pasti jadi

  • Pewaris Tunggal   Bab 215: Ibu Muda yang Menggoda!

    Sepanjang jalan menuju ke kampus Akpol, pikiran Aldot hanya ke satu orang, yakni Kania, pelukan erat di Bandara Soetta kala melepas sang kekasih terbang ke London seakan belum terhapus dari benaknya.Malam perpisahan SMU membuat keduanya bablas lepas kontrol, mereka bahkan nginap satu malam dan paginya chek out, dan mengulang kembali hingga chek out.Tak ada penyesalan dalam diri Kania, dia juga tak menyalahkan Aldot, karena dia sudah sengaja membuka pintu seluas-luasnya, agar kekasihnya masuk ke dalam pertahanannya, lalu menjebol semuanya, hingga menyisakan noda-noda merah di sprei hotel mewah itu.Nasib baik bagi Kania dan Aldot, kedua orang tua Kania sedang ke luar daerah dan malamnya baru pulang, sehingga Kania tak di intoregasi kenapa tak pulang tadi malam.Bisikan Kania saat berpisah di Bandara Internasional ini membuat Aldot tak bisa berkata-kata lagi.“Ingat sayang…kalau benih ini jadi…aku akan menjaganya sepenuh hati…ini buah cinta kita….karena kita tak mungkin menikah, kamu

  • Pewaris Tunggal   Bab 216: Skandal dengan Mona

    Semakin malam cuaca makin dingin, apalagi di luar kini hujan gerimis, bulan Desember memang puncaknya musim hujan. Kernet bus sudah memerintahkan seluruh penumpang segera naik kembali, perjalanan akan segera dilanjutkan.Kali ini atas permintaan Mona, Aldot berpindah duduk di samping wanita cantik ini, karena baby Ayu terlihat lengket dengan Aldot, Joko tertawa kecil saja dan dia tak mempermasalahkan sahabatnya dekat dengan ibu muda cantik ini.Perjalanan pun lanjut kembali dan Joko seperti biasa tak lama kemudian kembali pulas tertidur.“Teman kamu itu kayak kebo aja, enak banget tidurnya!” ceplos Mona saat melihat Joko yang sudah terlihat nyenyak tidur, sambil menutupi wajahnya dengan topinya. Aldot hanya tersenyum kecil dan bilang sahabatnya ini memang begitu, seakan tak punya beban berat.Mona banyak bertanya soal Aldot, yang tentu saja di jawab pemuda ini dengan singkat-singkat saja. Tak mungkin ia mau cerita siapa jati dirinya yang sebenarnya.Mona akhirnya juga bercerita kalau

  • Pewaris Tunggal   Bab 217: Primadona Desa, Sepupu Joko

    Saking nyenyaknya ketiduran, Joko sampai memercikan air mineral ke wajah Aldot, hingga pemuda ini terbangun.“Oiii udah nyampi, nyenyak banget tidurnya, ngapain aja sih di rumah Mba Mona..? selidik Joko penasaran.“Ahh kamu mau tahu saja…!” sahut Aldot cuek, Joko langsung terbahak mendengar jawaban sahabatnya ini.Keduanya keluar dari angkot dan ia melongo melihat bagusnya pemandangan di kampung halaman Joko.Gunung Semeru terlihat sangat indah menjulang di kejauhan, udara dingin menusuk dan dia pun sampai merapatkan jaketnya.“Gila Jok, dingin banget hampir sama seperti di puncak, indah sekali kampung halaman kamu ini Jok, jadi betah aku di sini!” puji Aldot, sambil menguap beberapa kali. Di samping rumah orang Joko menghijau padi yang sebentar lagi akan berbuah dan yang membuat Aldot makin suka, ada tempat pemancingan di sungai kecil yang jernih dan alirannnya lumayan deras, diam-diam Aldot punya hoby baru, yakni memancing ikan.Matanya yang tadi masih ngantuk langsung segar lagi

  • Pewaris Tunggal   Bab 218: Dikeroyok Dulah Cs, Si Preman Kampung

    Aldot benar-benar betah di rumah Joko, selain suasananya seperti keluarga, juga pastinya ada Maya yang humble dengan wajah sangat imut, sehingga Aldot makin terhibur, dan sejenak terlupa dengan Kania dan juga Mona.Bakat Aldot yang hobby memancing juga tersalur dengan baik, bahkan Maya kadangkala menemani Aldot memancing, karena Maya juga ternyata punya hobby yang sama yakni memancing.Joko dan kedua orang tuanya tak mempermasalahkan Maya dekat dengan Aldot, mereka beranggapan Maya masih kekanakan dan Aldot pun sudah menganggap Maya bak adik sendiri, sekaligus mampu mengobati rasa kangennya pada Sarah…dan Angelina.Dan hari ini sudah 8 hari Aldot berada di Desa Kalanghangit ini, wajah Aldot makin berseri-seri dan pelan tapi pasti wajahnya kembali glowing lagi seperti dulu.Sampai-sampai Maya sering ngolok Aldot ini indo, karena badannya yang makin bersih dan kembali ke semula, padahal baru 8 harian di desa Joko yang dingin, indah dan bersih ini.Aldot dan Maya kini aseek memancing, ta

  • Pewaris Tunggal   Bab 219: Si Kades yang Arogan

    Aldot lalu berlalu ke belakang bermaksud mencari Joko. Maya bak kena setrum, dia mengangguk lemah, kecupan singkat Aldot membekas langsung ke hatinya, pertama kalinya gadis abege ini kena sosor di bibir, walaupun singkat, tapi membuat dia berjuta rasa.Sehingga Maya kini mendadak salting kalau berdekatan dengan Aldot, untungnya setiap kali ada Joko dan kedua paman dan bibinya, ortu Joko, Maya bisa bersikap seperti biasa dan bercanda, namun saat berduaan Maya langsung salting dan gemetaran saat Aldot mendekat.Aldot tersenyum dan kadang makin suka menggoda si imut ini, hingga Maya makin malu-malu, itulah yang membuat Aldot makin gemas dan makin suka mengesengi si abege ini.Isok sorenya atau dua hari menjelang pulang kembali Jogja, 3 polisi datang ke rumah orang Joko, sudah pasti mereka mencari Aldot.“Selamat sore, kami mencari pemuda yang bernama Aldot, karena di duga telah menganiaya Dulah, anak Kepala Desa, yang bersangkutan agar ikut kami saat ini juga ke Polsek!” seorang polisi

  • Pewaris Tunggal   Bab 220: Patah Hati Sulit Obatnya!

    Kalau di pikir-pikir waktu 4 tahun itu sangat lama, tapi karena pendidikan yang sangat padat, tak terasa 4 tahun itu pun mampu terlewati dengan baik.Aldot 4 tahun yang lalu dengan kini sangat jauh berbeda, badannya makin kokoh dan kuat, walaupun kurus, kulitnya yang dulu putih bersih, kini agak gelap, latihan fisik di alam terbuka membuat perubahan pada kulit tubuhnya.Jambang dan kumisnya pun makin lebat, seminggu saja tak di pangkas, sudah memenuhi wajahnya.Dengan usia 22 tahun, Aldot menjadi pemuda tampan paripurna, sebentar lagi, pangkat balok satu akan menempel di pundaknya.Dan akhirnya…perayaan proklamasi 17 Agustus di Istana negara adalah puncak kerja kerasnya selama ini di pendidikan akademi kepolisian.Aldot menjadi runner up terbaik lulus dari Akpol, nomor satunya kembali sang sahabat baiknya Joko Sutisno. Aldot pernah berseloroh, sahabatnya ini kelak akan jadi Kapolri masa depan. Joko terbahak dan bilang dia tak berani bermimpi terlalu jauh.“Lagian naik pangkat hingga j

Latest chapter

  • Pewaris Tunggal   Bab 992: Akhir yang Bahagia

    Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…

  • Pewaris Tunggal   Bab 991: Sempurnakan Roh Putri Ako

    Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma

  • Pewaris Tunggal   Bab 990: Ingin Hilangkan Pengaruh Putri Ako

    Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga

  • Pewaris Tunggal   Bab 989: Tante Ria Murka

    Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang

  • Pewaris Tunggal   Bab 988: Semua Ini Rencana Tasya

    Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui

  • Pewaris Tunggal   Bab 987: Kejutan di Hari Pernikahan

    Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k

  • Pewaris Tunggal   Bab 986: Lamaran di Tolak!

    Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Rahasia Tante Ria dan Balang

    Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Dirawat Ange

    Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman

DMCA.com Protection Status