Setelah 45 menit, Brandon akhirnya sampai juga di kedatangan domestik dan Brigitta kembali berseru wow melihat mobil sport mewah keluaran Eropa pria tajir ini, kali ini berwarna hitam.Setelah meletakan bagasinya di jok belakang, Briggita yang kini tidak mengenakan kerudung ini langsung bawel bertanya ini itu soal pekerjaan Brandon.Hingga penampilannya benar-benar cantik, di tambah celana denim dan blousenya yang membungkus tubuh montoknya.Brandon hanya menjawab singkat dan bikin Briggita makin penasaran, karena semua jawaban Brandon ringkas dan padat.“Kamu rencana kuliah di mana Gita?’“Universitas negeri bang!” Brigitta menyebutkan sebuah kampus negeri terkenal di negeri ini sekaligus jurusan yang ingin dia pilih.“Hebat, moga kelak jadi dokter yang baik yaa, nggak takut kan lihat mayat?”“Ihh abang, mana ada mayat menakutkan, justru manusia hidup yang menakutkan bang, kalau udah jadi mayat, kan hanya jasad doank!” ceplos Brigitta tertawa, sambil mencubit lengan Brandon dan mereb
Brandon memutuskan pulang kembali ke apartemen, sambil berharap Brigitta kembali ke sini, namun hampir 3 jam, Brigitta belum juga kembali, bahkan jelang sore pun tak kelihatan batang hidung gadis cantik ini.Sementara pikiran Brandon penuh dengan Dato Farhan, dan berganti-ganti kekhawatiran terhadap Brigitta yang belum juga kembali, padahal hari sudah malam hari. Saat Brandon kontak ke nomor Brigitta, smartphonenya tak aktif.“Siapa sebenarnya Dato Farhan itu, benarkah dia saudara Dato Hamuk, kenapa dia mengaku ayah dari Kelly, sedangkan Robert Junior bilang Kelly itu anak Dato Hamuk!’ batin Brandon, sampai habis setengah bungkus rokok dan sebotol wine, belum juga dia mampu memecahkan masalah pelik dan rumit ini.Brandon lalu menelpon Komjen Polisi Anang Marjono dan menceritakan pertemuannya tadi siang dengan Dato Farhan.“Kamu harus hati-hati mas, bisa saja Dato Farhan itu ya Dato Hamuk sendiri, karena dia mengkau ayah dari Kelly!” pesan Anang Marjono.“Itulah bang bikin pusing kepal
Brandon terdiam sejenak dengan pertanyaan Brigitta yang tak di sangka-sangka ini, Brandon lalu merenggangkan pelukannya.Padahal dirinya tadi sempat terpengaruh keadaan, tapi pertanyaan Brigitta barusan membuat pria ini tersadar. Brandon kini duduk di ujung ranjang, lalu menghela nafas panjang, Brigitta mendiamkan ulah Brandon.“Gita…abang tak berani bilang mencintai kamu…abang terlalu banyak musuh, abang tak ingin orang yang abang cintai meninggal tragis seperti dua istri abang itu!” “Cinta benarkah abang dengan kedua istri abang itu?” desak Brigitta, Brandon mengangguk.“Tapi keduanya sudah meninggal dunia bang, tak maukah abang membuka pintu hati buat siapapun…termasuk Gita?”“Jangan desak abang saat ini, abang tak pernah menutup hati buat siapapun, tapi untuk saat ini abang belum mau terikat cinta!” Brandon kini menowel hidung Brigitta.“Oh ya…sebelum abang cerita soal kenapa abang membunuh ayah biologis Gita dan kakek Gita, abang mau tanya kemana saja kamu sampai pagi ini baru p
Usai bercinta, Brandon kelelahan dan akhirnya ketiduran, Brandon tak sadar, usai bercinta dengan Brigitta ia minum air mineral yang diambilkan gadis cantik ini.Lalu dia merasa mengantuk dan akhirnya ketiduran, ternyata air mineral itu sudah di campur obat bius oleh gadis ini. Brandon tidak sadar kalau tutup botol itu sudah dibuka Brigitta, ia tak menaruh curiga sama sekali dengan Brigitta.Saat terbangun ia terkaget-kaget, karena tubuhnya sudah terikat di sebuah kursi dan ia hanya mengenakan celana pendek, tanpa baju, hingga tubuh kekarnya terlihat.Awalnya samar-samar dan akhirnya Brandon bisa melihat dengan terang benderang, ternyata ia masih berada di dalam apartemennya sendiri.Tapi di depannya sudah berdiri sosok orang yang ia maklumi, yakni musuh besarnya, Dato Farhan alias Dato Hamuk alias Badri.Tidak jauh dari sana ia melihat duduk Brigitta dengan pakaian yang lengkap, Brandon akhirnya hanya bisa mengeluh dan sadar dia sudah terjebak perangkap cinta Brigitta, hal yang tak pe
“Brandon, asal kamu tahu, Kelly itu memang benar anakku, lebih tepatnya sama seperti si Brigitta ini, sama-sama anak ha***! Tapi sayangnya selalu mengecewakanku, berkali-kali dia ku bujuk agar segera mengeksekusi kamu, tapi dia tetap tak tega, cinta telah membutakan hatinya. Sehingga aku kesal dan minta di habisi saja sekalian daripada tak berguna…nah puas kan sudah kamu!”Brandon terperanjat dan akhirnya geleng-geleng kepala. “Benar-benar iblis kamu Dato, darah daging sendiri tega kamu habisi!” desis Brandon sangat marah dan ia sempat memberontak, tapi ikatan di tangan dan kakinya benar-benar sangat kuat, hingga Dato Farhan tertawa.“Ha-ha-ha…dunia memang kejam Brandon, sama seperti kamu yang tega menghabisi semua orang yang kamu anggap jadi dalang pembunuh ayah dan kedua istri kamu itu. Bagiku sama saja, nah setelah aku menghabisi kamu, si manis Gita ini pun bakal ikut menemani kamu di akhirat, silahkan kalian bersenang-senang di alam baka, enak kan, di temani tiga bidadari sekaligu
Kenapa Ali bisa datang dan tahu kalau posisi Brandon dan Brigitta terancam? Inilah kecerdikan Brandon.Brandon sesaat sebelum pingsan setelah meminum air mineral yang disuguhkan Brigitta, langsung memencet nomor darurat di smartphone canggihnya ke nomor ponsel pengawal setianya ini.Ali yang saat itu ada di rumah besar milik Brandon yang berada di Sentul kaget bukan main, tak biasanya Brandon memencet nomor darurat sekaligus peta lokasi di mana saat ini ia berada.Ali pun menggunakan motor biar cepat sampai, dia sengaja tak membawa mobil, takut terjebak macet. Ali pun menggeber motor sport berharga hampir 1,2 miliar dari Italia ini, dengan meliuk-liuk di jalanan ibukota.Di saat bersamaan Dato Farhan aseek bercerita siapa dirinya dan juga sengaja bermain-main dengan mengolok Brandon termasuk Brigitta, sehingga banyak waktu terbuang.Namun jarak kawasan Sentul dan Jakarta bukanlah dekat, sehingga Ali terlambat sampai, untungnya dia tak terlambat dan datang tepat saat Dato Farhan akan m
Brandon untuk sementara menahan diri tak mengejar Dato Farhan yang kini sudah kabur ke luar negeri, dia mendapat nasehat dari Komjen Anang Marjono, kalau Dato Farhan dari catatan interpol merupakan penjahat besar dan punya banyak kaki tangan di beberapa negara. “Dia di buru 5 negara sekaligus, karena aktivitasnya soal peredaran narkoba internasional, informasi terakhir, dia kini sudah berada di sebuah negara di Amerika Latin, jadi untuk sementara mas menahan diri dulu, terlalu berisiko kalau Mas terus ngotot mengejarnya!” itulah nasehat Komjen Anang Marjono pada Brandon.Di saat yang sama, Komjen Anang Marjono juga bersiap naik pangkat jadi Kapolri, setelah dia di fit and propert tes wakil rakyat dan tinggal menunggu pelantikan oleh Presiden Republik Indonesia.Lucunya, Brandon ketika di tawari apakah mau naik pangkat lagi jadi Inspektur Jenderal atau naik ke bintang 2, Brandon langsung mengelengkan kepala. Ia bilang itu akan jadi pusat perhatian semua orang, sedangkan dirinya palin
Brandon jadi tak konsentrasi menonton adegan film yang ditayangkan di bioskop ini, entah di sengaja atau tidak, tak sekali dua kali gadis yang sangat mirip Sarah ini menyandarkan kepalanya ke bahu Brandon.Bioskop ini juga tak terlalu padat, sehingga aktivitas keduanya tak diperhatikan siapapun, saat Brandon melirik ke kiri dan kanan, Brandon sampai geleng-geleng kepala. Karena penonton yang berpasangan seperti dia dan Sandrina malah aseek berciuman dengan pasangannya masing-masing.Film dengan tema horor ini malah membuat Sandrina sering memeluk Brandon, apalagi pas adegannya yang serem-serem. Tanpa sungkan gadis ini menyembunyikan wajahnya ke bahu Brandon.“Kenapa malah milih film horor, kalau dikit-dikit takut,” pikir Brandon tak habis pikir, tapi dia mendiamkan saja ulah wanita jelita ini.Usai nonton, keduanya kini aseek santai di kafe yang tak jauh dari bioskop mewah ini, Sandrina terlihat sangat ceria dan dia bilang bak kembali ingat masa-masa remaja dulu.“Bang…semenjak kedua
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman