BERSAMBUNG
“Ryan, anak kalian belum di beri nama, apa namanya yang cocok?” Cynthia bertanya ke Ryan.“Namanya…biarlah namanya sama dengan ibunya, Riona…!”“Hmm…nama yang bagus, kelak dia akan secantik seperti mendiang istrimu, mami setuju, Riona Hasim Zailani…cup…cupp….!” Cynthia langsung timang-timang pahanya, baby Riona mulai rewel ingin tidur.Ryan tak buru-buru kembali ke desa Lokon, dia kembali bersemangat pulihkan staminanya yang sampai kehilangan 5 kilo berat badan, saking menderitanya kehilangan Riona yang tragis ini.Tubuh kurusnya ini butuh waktu untuk dikembalikan ke fisiknya seperti sediakala.Topan dan Bruno juga Zeze setia menemani Ryan selalu berlatih kembali di sasana.Dua bulan kemudian, atau empat bulan setelah kematian Riona. Ryan pun bersiap kembali ke desa Lokon, luka tembak di bahunya juga sudah sembuh.Chulbuy juga tak mencegah Ryan yang akan kembali ke desa Lokon. Chulbuy sudah tahu niat Ryan yang akan mencari jejak Alex yang kini bersembunyi entah di mana dan jadi buronan
Suatu hari…Saat melewati bekas sekolah yang dulu di rampas Alex, Ryan hentikan mobilnya ketika melihat dua alat berat terlihat sedang bekerka meratakan bekas sekolah tersebut.Ryan turun dari mobilnya, dia pun mendekati tempat ini. Dua orang yang berjaga kaget melihat Ryan yang terlihat memperhatikan ke dua alat berat itu.“Siapa kini yang memiliki tempat ini?” tanya Ryan dingin pada dua orang ini.“PT Tomohon Regency pa? Di lahan seluas 10 hektar ini rencananya akan di bangun perumahan mewah,” sahut satu orang penjaga itu.Rada aneh melihat ada pria tampan bertampang cool agaknya tak senang dengan kegiatan di sini.“Hmm…bilang dengan direkturnya, dia membeli lahan yang ilegal, lahan ini milik keluarga kami, sertifikatnya atas nama ibu Cynthia Soton. Alex yang mengklaim lahan ini sudah jadi buronan. Kalau masih ingin ratakan lahan ini, siap-siap aku laporkan ke polisi, aku adalah anak dari ibu Cynthia, namaku Ryan Affandi,” cetus Ryan cuek, kemudian berlalu dari tempat ini.Ryan seng
“Maksud pa Ryan kerjasama bagaimana?” Sarah kini antusias dan melihat ada jalan keluar dari masalah perusahaannya.Sebab kalau proyek ini gagal, maka perusahaan miliknya ini akan…bangkrut, selain bakalan kehilangan uang hingga 20 miliar, dia juga banyak hutang di bank!Dia kini mulai keder sendiri, walaupun belum tahu siapa adanya pemuda di depannya ini. Tapi melihat tongkrongan Ryan, Sarah yakin pemuda di depannya ini pasti anak seorang keturunan crazy rich.Padahal aslinya iya, dan pastinya perusahaan mereka tak ada apa-apanya di bandingkan kekayaan keluarga Ryan ini, anak Kapolri pula!Akhirnya keduanya mulai berunding serius dan tanpa banyak pikir, Sarah setuju 100 persen dengan rencana Ryan.Apalagi diam-diam dia sudah kagum dan…terpesona dengan pemuda tampan berwajah dingin ini.Sebelum pamit dari rumah Ryan, Sarah tanpa ragu menelpon mandornya.“Iya lanjutkan saja meratakan bangunan itu dan juga pembersihan lahannya, kita sudah dapat jaminan dari pa Ryan Affandi!”Terdengar suar
“Jangan banyak cincong, cepat masuk ke mobil kami, atau kepala kamu aku bolongin” bentak seseorang dan Hendrix bersama sopirnya tak punya pilihan lain.Dua tas besar di ambil salah satu rekannya yang membentak Hendrix tadi dan di pindahkan ke mobil yang sengaja hadang mobil Hendrix.Hendrix dan sopirnya di ikat, mata mereka di tutup. Lalu plakkk…dua pukulan bikin Hendrix dan sopirnya pingsan seketika.Dua mobil milik Hendrix dan pengawalnya ini lalu di nyalakan dan tiba-tiba dibiarkan jalan sendiri lalu bummmm….masuk jurang yang lumayan dalam dan…berisi 4 pengawal itu yang pastinya mati seketika.Dua mobil yang berisi 4 orang ini pun menghilang dan membawa Hendrix dan sopirnya, plus dua tas berisi uang 10 miliaran.Byurrrrr…air dingin yang mengguyur kepalanya membuat Hendrix seketika sadar dari pingsannya.Matanya nanar sesaat, saat melihat siapa orang di depannya. Mata Hendrix bak melihat hantu, terlihat wajah tampan bertubuh kokoh dan temannya lelaki setengah tua yang terlihat sant
“Heii kamu yang berwajah bulat, ke sini,” bentak seorang tentara berpangkat Kapten dengan wajah bengis. “Siappp, Ndan!” sahut si pemuda ini cepat dan berlari kencang ke depan. Begitu berada di depannya, si Kapten ini sampai mendongak menatap wajahnya. Tinggi pemuda ini hampir 182 centimeteran, sedang si kapten ini hanya sebahunya. Dia lalu memutari tubuh pria kurus berbadan kokoh ini, sambil lihat-lihat apakah ada tato atau cacat di badannya. “Hmm…kamu aslinya mana, Indonesia atau apa sih..?” bentaknya lagi masih dengan suara menggelegar. “Asli Indonesia Ndan, ibu dan almarhum bapak asli Kalimantan!” sahutnya cepat, pandangannya tetap tajam ke depan. Sang Kapten hanya mengangguk-anggukkan kepala. “Tadi kamu telat 5 detik, sekarang kamu putari lapangan ini 10X, cepat laksanakan!” lagi-lagi tanpa ampun keluarkan perintah tegas. Bak anjing dipukul di pantat, pemuda ini lalu bergerak cepat dan kelilingi lapangan yang luasnya mirip lapangan bola ini hingga 10X. Serdadu berpangkat Kapten Ud
“Hmm… kalau kelak ketemu lagi, dan dia ajak duel, ya sudah aku ladeni,” pikir Brandi tanpa rasa takut sedikitpun.Diam-diam dia geregetan dengan gaya Aldot yang dianggapnya sok jagoan. Apalagi melihat gaya kecentilan si cewek itu, gemas bukan main pemuda ini.Turun dari stasiun peron di kawasan Pasar Turi, Brandi langsung naik taksi ke Bandara Juanda dan terbang ke Banjarbaru.Brandi sampai di rumahnya, berjarak 5 jam perjalanan dari bandara. Tak ada yang berubah dari rumah ibunya juga desanya ini meski telah 2 tahun lamanya dia tinggalkan karena menempuh pendidikan di Akademi Militer di Magelang.“Ibu ke mana yaa, rumah kok sepi,” batin Brandi sambil duduk di teras dan letakan tas ranselnya.Tiba-tiba sebuah motor masuk ke halamannya. Wajah Brandi langsung semringah. “Halo calon perwira penerbang, tepat dugaanku kamu hari ini datang!” kata seorang pria seumuran dengannya, sambil mencopot helmnya.“Panjul, panjang umur kamu! Tumben muncul ke sini” Brandi langsung sambut dan peluk sahabat de
“Ada yang harus aku urus, Bu. Aku pamit dulu.”Brandi yang telah memiliki janji temu dengan Bos Syamsudin lantas pamit pada ibunya tanpa berkata jujur.Seorang diri, Brandi menemui Bos Syamsudin yang kini tengah menatapnya tanpa kedip.Mereka saling adu pandangan tajam, Brandi dan auranya yang dingin karena hasil tempaan di Akmil nyatanya mampu membuat nyali Bos Syamsudin sedikit ciut. Meski dengan penampilannya yang sederhana, hanya mengenakan kaos dan jeans, juga rambut cepak… aura kesatria Brandi masih terlihat.“Kamu minta waktu sampai lulus Akmil?” Bos Syamsudin tertawa keras. “2 tahun, kamu kira itu waktu yang singkat?!” sungut bos Syamsudin sambil menatap kesal wajah Brandi.“Aku masih pendidikan Om, tak mungkin cari uang.” Brandi menyebutkan alasannya. “Aku belum ada gaji, karena belum dinas di kesatuan!”“Itu urusan kamu, aku hanya ingin uangku berikut bunganya kembali.” Om Syamsudin mendengus. “Kuberi waktu seminggu lagi dari sekarang, kalau kamu tak sanggup lunasi hutang ibumu, k
"Maaf…!” Dengan tertatih dibantu dua orang Brandi bangkit, tapi dia langsung terguling dan roboh pingsan di sisi tubuh Brandon Hasim Zailani.Brandon yang kaget mendorong perlahan tubuh Brandi yang masih menimpa lengannya, ada darah berceceran kecipratan ke tubuhnya.“Cepat bawa anak muda ini ke rumah sakit, Ali kejar penembak aku itu,” perintah Brandon pada ajudannya, sambil bangkit berdiri dan mengibas-kibaskan pakaiannya.Bersama beberapa anggota kepolisian, ajudan Brandon mengejar dua penembak tadi. Warga yang tadi berdesak-desakan berebut sembako, otomatis membubarkan diri ketakutan.Pengamanan pun diperketat! Aparat bersenjata ambil alih kendali dari Satpol PP yang semula jaga keamanan. Kegegeran ini sampai jadi viral ke mana-mana, sebab ada warga yang sempat memvideokannya dan mengunggahnya ke sosial media. Korban yang merupakan bukan sosok biasa membuat video tersebut cepat naik. Sementara itu, Brandi yang semula pingsan, baru sadar ketika sudah berada di rumah sakit dan hari sud
“Jangan banyak cincong, cepat masuk ke mobil kami, atau kepala kamu aku bolongin” bentak seseorang dan Hendrix bersama sopirnya tak punya pilihan lain.Dua tas besar di ambil salah satu rekannya yang membentak Hendrix tadi dan di pindahkan ke mobil yang sengaja hadang mobil Hendrix.Hendrix dan sopirnya di ikat, mata mereka di tutup. Lalu plakkk…dua pukulan bikin Hendrix dan sopirnya pingsan seketika.Dua mobil milik Hendrix dan pengawalnya ini lalu di nyalakan dan tiba-tiba dibiarkan jalan sendiri lalu bummmm….masuk jurang yang lumayan dalam dan…berisi 4 pengawal itu yang pastinya mati seketika.Dua mobil yang berisi 4 orang ini pun menghilang dan membawa Hendrix dan sopirnya, plus dua tas berisi uang 10 miliaran.Byurrrrr…air dingin yang mengguyur kepalanya membuat Hendrix seketika sadar dari pingsannya.Matanya nanar sesaat, saat melihat siapa orang di depannya. Mata Hendrix bak melihat hantu, terlihat wajah tampan bertubuh kokoh dan temannya lelaki setengah tua yang terlihat sant
“Maksud pa Ryan kerjasama bagaimana?” Sarah kini antusias dan melihat ada jalan keluar dari masalah perusahaannya.Sebab kalau proyek ini gagal, maka perusahaan miliknya ini akan…bangkrut, selain bakalan kehilangan uang hingga 20 miliar, dia juga banyak hutang di bank!Dia kini mulai keder sendiri, walaupun belum tahu siapa adanya pemuda di depannya ini. Tapi melihat tongkrongan Ryan, Sarah yakin pemuda di depannya ini pasti anak seorang keturunan crazy rich.Padahal aslinya iya, dan pastinya perusahaan mereka tak ada apa-apanya di bandingkan kekayaan keluarga Ryan ini, anak Kapolri pula!Akhirnya keduanya mulai berunding serius dan tanpa banyak pikir, Sarah setuju 100 persen dengan rencana Ryan.Apalagi diam-diam dia sudah kagum dan…terpesona dengan pemuda tampan berwajah dingin ini.Sebelum pamit dari rumah Ryan, Sarah tanpa ragu menelpon mandornya.“Iya lanjutkan saja meratakan bangunan itu dan juga pembersihan lahannya, kita sudah dapat jaminan dari pa Ryan Affandi!”Terdengar suar
Suatu hari…Saat melewati bekas sekolah yang dulu di rampas Alex, Ryan hentikan mobilnya ketika melihat dua alat berat terlihat sedang bekerka meratakan bekas sekolah tersebut.Ryan turun dari mobilnya, dia pun mendekati tempat ini. Dua orang yang berjaga kaget melihat Ryan yang terlihat memperhatikan ke dua alat berat itu.“Siapa kini yang memiliki tempat ini?” tanya Ryan dingin pada dua orang ini.“PT Tomohon Regency pa? Di lahan seluas 10 hektar ini rencananya akan di bangun perumahan mewah,” sahut satu orang penjaga itu.Rada aneh melihat ada pria tampan bertampang cool agaknya tak senang dengan kegiatan di sini.“Hmm…bilang dengan direkturnya, dia membeli lahan yang ilegal, lahan ini milik keluarga kami, sertifikatnya atas nama ibu Cynthia Soton. Alex yang mengklaim lahan ini sudah jadi buronan. Kalau masih ingin ratakan lahan ini, siap-siap aku laporkan ke polisi, aku adalah anak dari ibu Cynthia, namaku Ryan Affandi,” cetus Ryan cuek, kemudian berlalu dari tempat ini.Ryan seng
“Ryan, anak kalian belum di beri nama, apa namanya yang cocok?” Cynthia bertanya ke Ryan.“Namanya…biarlah namanya sama dengan ibunya, Riona…!”“Hmm…nama yang bagus, kelak dia akan secantik seperti mendiang istrimu, mami setuju, Riona Hasim Zailani…cup…cupp….!” Cynthia langsung timang-timang pahanya, baby Riona mulai rewel ingin tidur.Ryan tak buru-buru kembali ke desa Lokon, dia kembali bersemangat pulihkan staminanya yang sampai kehilangan 5 kilo berat badan, saking menderitanya kehilangan Riona yang tragis ini.Tubuh kurusnya ini butuh waktu untuk dikembalikan ke fisiknya seperti sediakala.Topan dan Bruno juga Zeze setia menemani Ryan selalu berlatih kembali di sasana.Dua bulan kemudian, atau empat bulan setelah kematian Riona. Ryan pun bersiap kembali ke desa Lokon, luka tembak di bahunya juga sudah sembuh.Chulbuy juga tak mencegah Ryan yang akan kembali ke desa Lokon. Chulbuy sudah tahu niat Ryan yang akan mencari jejak Alex yang kini bersembunyi entah di mana dan jadi buronan
“Balang…Riona...istriku…dia tewas!” kembali Ryan tak kuasa menahan isaknya.Balang memeluk erat tubuh sepupunya ini.“Mari kita pulang Ryan, kamu di sini sejak pagi dan ini sudah 4 hari berturut-turut, keluargamu mengkhawatirkanmu, ini sudah senja dan gelap, lihat mulai gerimis…!” bujuk Balang.Balang yang saat ini bertugas di Papua, buru-buru carter pesawat begitu mendengar musibah yang menimpa sepupunya ini dari Topan.“Bang tolong bujuk Abang Ryan, dia syok sekali, kami sekeluarga sangat khawatir dengan kondisinya,” kata Topan dan mendengar ini Balang pun tak mau buang waktu.“Tumbal….lagi tumbal, ini kesalahanku yang dulu terikat perjanjian berdarah itu.”Mendengar suara ini, Balang dan Ryan kompak menoleh dan keduanya kaget bukan kepalang.“Kakek buyut…!” Ryan dan Balang serempak menegur si kakek yang berupa roh dan suka bergentayangan ini muncul tiba-tiba.“Ryan….Balang, maafkan kakek buyutmu ini, inilah buah dari perjanjian itu, yang tak mungkin kakek hindari dan menimpa keturun
Ryan yang marah bukan main langsung cabut pistolnya, hingga 3 pengawal itu mundur seketika.“Aku tak takut mati, kalian dekat, kalian akan mati duluan, mundur kalian bangsat!” bentak Ryan, sambil acungkan pistolnya ke arah 3 orang ini.Otomatis 3 pengawal ini seketika nyalinya ciut, Alex Soton pun ikutan terkejut tak menyangka Ryan juga punya pistol, sehingga dia makin menodongkan pistolnya kepala Riona yang syok dan tak bisa bicara lagi ini.“Kamu yang mundur bangsat, atau kepala Riona ini ku bolongin,” Alex Soton keluarkan ancaman lagi.“Kamu tembak istriku, nyawamu pun akan ku bikin melayang Alex Soton, lepaskan istriku sekarang juga dan hari ini nyawa busukmu aku lepaskan,” Ryan tak mau kalah gertak.Sambil todongkan pistolnya ke arah Alex Soton yang cerdik dan berlindung di belakang Riona yang dia ancam ini.Melihat ini Ryan makin murka tak kepalang. Dorrr…dorrr…!Dua pengawal Alex Soton terjungkal, dua tembakan kilat tepat sasaran yang Ryan layangkan membuat kedua pengawal itu te
“Kamu memang sangat hebat, kita lakukan lagi,” bisik Riona sambil menciumi dada suaminya yang di penuhi bulu tipis, setelah istirahat usai babak pertama.Kali ini Riona yang ambil alih kendali, dia tak sungkan melumat es krim jumbo suaminya dan terus melakukannya sampai milik suaminya tegak kembali.Riona tak sungkan menaiki tubuh Ryan, sambil memejamkan mata saat es krim ini pelan-pelan mulai tenggelam dalam rimbun hutan miliknya.Akhirnya di babak kedua, Ryan berani lakukan gaya-gaya bercinta dan Riona dengan senyum manisnya mengangguk dan minta Ryan silahkan lakukan gaya apa yang di suka.“Aku istrimu, kamu mau minta apapun aku layani,” bisik Riona lembut, sambil duduk di pangkuan Ryan.Sesaat Ryan juga ingat, inilah dulu yang di ucapkan Fareeha di hari kedua dan seterusnya saat mereka bulan madu, sebelum akhirnya berakhir jadi tragedi memilukan.“Halal memang lebih nikmat,” batin Ryan dan kembali menyemburkan lahar panasnya ke rahim Riona untuk yang kedua kalinya.Kini keduanya men
Ryan dan Riona ternyata sama, tak ingin menunda-nunda menikah, seminggu kemudian pernikahan pun benar-benar di laksanakan.Kasek Suparman jadi wali nikah untuk Riona Adriana Sofyan dan Topan yang khusus datang dari Jakarta jadi wali nikah buat Ryan.“Jangan beritahu papa dan mami juga kakek nenek, kelak akulah sendiri yang akan ngomong, kamu segera terbang ke sini,” kata Ryan saat minta Topan menjadi wali nikahnya.Topan yang kaget hanya bisa geleng-geleng kepala dan dia benar-benar terbang ke Manado di temani Bruno, untuk menjadi wali nikah Abang-nya ini.Yang bikin Topan dan Bruno kaget, khususnya Topan, Ryan juga minta agar jangan ngaku dari klan Hasim Zailani.“Pasti ada sebuah rahasia besar, kenapa Abang kini tiba-tiba menikahi seorang wanita, apakah hamidun alias hamil duluan ya dan kenapa mesti rahasiakan keluarga...?” kata Topan tak habis pikir.“Pastinya itu Pan, tapi kita hargai, ini privasi Abang Ryan,” sahut Bruno yang juga kaget dengan pernikahan mendadak Ryan dan Riona in
“Ini semua gara-gara ulah mantan suamiku Ryan, dia rampas semua harta milik papaku. Memang ku akui, harta itu berasal dari mantan suamiku tersebut, yang kemudian di kelola papa, semua aset di ambilnya tanpa tersisa.”“Jadi…apartemen, juga rumah di Batupecah dan serta di Jakarta, juga uang-uang yang tertanam di beberapa perusahaan semuany...?”Riona mengangguk tanpa ragu.“Semuanya tak ada yang disisakan, termasuk kendaraan. Saat aku kalut apalagi papa butuh biaya besar berobat. Aku lalu nekat menguras tabunganmu, di saat aku dengar kabar kamu menghilang di Mesir…apalagi saat itu ada dapat info, ada beberapa orang dekat kamu yang diam-diam ingin ambil seluruh tabunganmu, sehingga aku pun bergerak cepat!”Pengakuan Riona ini membuat Ryan tak bisa berkata-kata, benar-benar di luar prediksinya. Juga orang-orang terdekatnya yang serakah ingin kuasai uangnya.Namun penderitaan Riona justru berawal dari sini, tahu semua hartanya di ambil mantan suami Riona, akibatnya jantung Aby Sofyan tak be