BERSAMBUNG
Sandrina yang baru datang dari sekolah langsung menghambur kepelukan Ryan. Si manja ini menjadi pembeda dan membuat suasana yang tadi kaku berubah ceria.“Kalau dulu tahu yang selamatkan Sandrina adalah Abang sendiri, pasti Abang aku marahin, kenapa baru sekarang muncul lagi,” cetus Sandrina yang langsung bermanja-manja dengan Ryan.“Sandrina si Abang baru sembuh, ngapain kamu bergelayut minta gendong segala,” tegur Topan, Sandrina cuek saja.Ryan tentu saja senang bukan main, punya dua adik seperti Topan, apalagi Sandrina ini, yang kolokan bak masih anak TK saja.“Ryan…jangan diambil hati yaa kalau kamu melihat ibu sambungmu jutek begitu, aslinya hatinya baik kok!”Chulbuy sengaja begitu, karena Cynthia terlihat tak begitu hangat dengan kehadiran Ryan di rumah mereka.Chulbuy paham, pastinya ada rasa tak enak di hati istrinya, sebab kini Topan bukan lagi anak sulung, tapi Ryan lah yang jadi anak sulung di keluarga mereka.“Tak apa pah, Ryan maklum kok!” sahu Ryan, saat ini memang dia
“Bu Riona silahkan masuk, sekarang giliran ibu untuk di wawancara langsung pimpinan Yayasan Bu Nat,” seorang staf TU meminta Riona Sofyan masuk ruangan wawancara.Riona dapat giliran nomor 25, dari 25 calon pelamar calon guru hari ini yang di wawancara langsung Ryan Hasim Zailani, atau dapat giliran terakhir untuk hari kedua ini.Sehari sebelumnya 25 orang sudah di wawancara Ryan, dari 49 calon guru yang sudah ia wawancara, Ryan sudah dapat gambaran siapa saja kelak yang akan di luluskan dan diterima menjadi guru di sekolah ini.Terdengar bunyi kletak-kletuk dari sepatu heel yang berjalan menuju ke meja Ryan.Awalnya Riona kaget dan terlihat ragu saat tahu orang yang akan ia hadapi, tapi akhirnya dia putuskan tetap masuk dan kini sudah berdiri di depan Ryan.“Duduklah Riona…!” Ryan mengangkat wajahnya dan harus ia akui, kecantikan Riona tak banyak berubah di usianya yang sudah 29 tahunan.Hanya terlihat seperti ada beban di wajah cantiknya tersebut, sesaat keduanya saling pandang, Rion
“Ini semua gara-gara ulah mantan suamiku Ryan, dia rampas semua harta milik papaku. Memang ku akui, harta itu berasal dari mantan suamiku tersebut, yang kemudian di kelola papa, semua aset di ambilnya tanpa tersisa.”“Jadi…apartemen, juga rumah di Batupecah dan serta di Jakarta, juga uang-uang yang tertanam di beberapa perusahaan semuany...?”Riona mengangguk tanpa ragu.“Semuanya tak ada yang disisakan, termasuk kendaraan. Saat aku kalut apalagi papa butuh biaya besar berobat. Aku lalu nekat menguras tabunganmu, di saat aku dengar kabar kamu menghilang di Mesir…apalagi saat itu ada dapat info, ada beberapa orang dekat kamu yang diam-diam ingin ambil seluruh tabunganmu, sehingga aku pun bergerak cepat!”Pengakuan Riona ini membuat Ryan tak bisa berkata-kata, benar-benar di luar prediksinya. Juga orang-orang terdekatnya yang serakah ingin kuasai uangnya.Namun penderitaan Riona justru berawal dari sini, tahu semua hartanya di ambil mantan suami Riona, akibatnya jantung Aby Sofyan tak be
Ryan dan Riona ternyata sama, tak ingin menunda-nunda menikah, seminggu kemudian pernikahan pun benar-benar di laksanakan.Kasek Suparman jadi wali nikah untuk Riona Adriana Sofyan dan Topan yang khusus datang dari Jakarta jadi wali nikah buat Ryan.“Jangan beritahu papa dan mami juga kakek nenek, kelak akulah sendiri yang akan ngomong, kamu segera terbang ke sini,” kata Ryan saat minta Topan menjadi wali nikahnya.Topan yang kaget hanya bisa geleng-geleng kepala dan dia benar-benar terbang ke Manado di temani Bruno, untuk menjadi wali nikah Abang-nya ini.Yang bikin Topan dan Bruno kaget, khususnya Topan, Ryan juga minta agar jangan ngaku dari klan Hasim Zailani.“Pasti ada sebuah rahasia besar, kenapa Abang kini tiba-tiba menikahi seorang wanita, apakah hamidun alias hamil duluan ya dan kenapa mesti rahasiakan keluarga...?” kata Topan tak habis pikir.“Pastinya itu Pan, tapi kita hargai, ini privasi Abang Ryan,” sahut Bruno yang juga kaget dengan pernikahan mendadak Ryan dan Riona in
“Kamu memang sangat hebat, kita lakukan lagi,” bisik Riona sambil menciumi dada suaminya yang di penuhi bulu tipis, setelah istirahat usai babak pertama.Kali ini Riona yang ambil alih kendali, dia tak sungkan melumat es krim jumbo suaminya dan terus melakukannya sampai milik suaminya tegak kembali.Riona tak sungkan menaiki tubuh Ryan, sambil memejamkan mata saat es krim ini pelan-pelan mulai tenggelam dalam rimbun hutan miliknya.Akhirnya di babak kedua, Ryan berani lakukan gaya-gaya bercinta dan Riona dengan senyum manisnya mengangguk dan minta Ryan silahkan lakukan gaya apa yang di suka.“Aku istrimu, kamu mau minta apapun aku layani,” bisik Riona lembut, sambil duduk di pangkuan Ryan.Sesaat Ryan juga ingat, inilah dulu yang di ucapkan Fareeha di hari kedua dan seterusnya saat mereka bulan madu, sebelum akhirnya berakhir jadi tragedi memilukan.“Halal memang lebih nikmat,” batin Ryan dan kembali menyemburkan lahar panasnya ke rahim Riona untuk yang kedua kalinya.Kini keduanya men
Ryan yang marah bukan main langsung cabut pistolnya, hingga 3 pengawal itu mundur seketika.“Aku tak takut mati, kalian dekat, kalian akan mati duluan, mundur kalian bangsat!” bentak Ryan, sambil acungkan pistolnya ke arah 3 orang ini.Otomatis 3 pengawal ini seketika nyalinya ciut, Alex Soton pun ikutan terkejut tak menyangka Ryan juga punya pistol, sehingga dia makin menodongkan pistolnya kepala Riona yang syok dan tak bisa bicara lagi ini.“Kamu yang mundur bangsat, atau kepala Riona ini ku bolongin,” Alex Soton keluarkan ancaman lagi.“Kamu tembak istriku, nyawamu pun akan ku bikin melayang Alex Soton, lepaskan istriku sekarang juga dan hari ini nyawa busukmu aku lepaskan,” Ryan tak mau kalah gertak.Sambil todongkan pistolnya ke arah Alex Soton yang cerdik dan berlindung di belakang Riona yang dia ancam ini.Melihat ini Ryan makin murka tak kepalang. Dorrr…dorrr…!Dua pengawal Alex Soton terjungkal, dua tembakan kilat tepat sasaran yang Ryan layangkan membuat kedua pengawal itu te
“Balang…Riona...istriku…dia tewas!” kembali Ryan tak kuasa menahan isaknya.Balang memeluk erat tubuh sepupunya ini.“Mari kita pulang Ryan, kamu di sini sejak pagi dan ini sudah 4 hari berturut-turut, keluargamu mengkhawatirkanmu, ini sudah senja dan gelap, lihat mulai gerimis…!” bujuk Balang.Balang yang saat ini bertugas di Papua, buru-buru carter pesawat begitu mendengar musibah yang menimpa sepupunya ini dari Topan.“Bang tolong bujuk Abang Ryan, dia syok sekali, kami sekeluarga sangat khawatir dengan kondisinya,” kata Topan dan mendengar ini Balang pun tak mau buang waktu.“Tumbal….lagi tumbal, ini kesalahanku yang dulu terikat perjanjian berdarah itu.”Mendengar suara ini, Balang dan Ryan kompak menoleh dan keduanya kaget bukan kepalang.“Kakek buyut…!” Ryan dan Balang serempak menegur si kakek yang berupa roh dan suka bergentayangan ini muncul tiba-tiba.“Ryan….Balang, maafkan kakek buyutmu ini, inilah buah dari perjanjian itu, yang tak mungkin kakek hindari dan menimpa keturun
“Ryan, anak kalian belum di beri nama, apa namanya yang cocok?” Cynthia bertanya ke Ryan.“Namanya…biarlah namanya sama dengan ibunya, Riona…!”“Hmm…nama yang bagus, kelak dia akan secantik seperti mendiang istrimu, mami setuju, Riona Hasim Zailani…cup…cupp….!” Cynthia langsung timang-timang pahanya, baby Riona mulai rewel ingin tidur.Ryan tak buru-buru kembali ke desa Lokon, dia kembali bersemangat pulihkan staminanya yang sampai kehilangan 5 kilo berat badan, saking menderitanya kehilangan Riona yang tragis ini.Tubuh kurusnya ini butuh waktu untuk dikembalikan ke fisiknya seperti sediakala.Topan dan Bruno juga Zeze setia menemani Ryan selalu berlatih kembali di sasana.Dua bulan kemudian, atau empat bulan setelah kematian Riona. Ryan pun bersiap kembali ke desa Lokon, luka tembak di bahunya juga sudah sembuh.Chulbuy juga tak mencegah Ryan yang akan kembali ke desa Lokon. Chulbuy sudah tahu niat Ryan yang akan mencari jejak Alex yang kini bersembunyi entah di mana dan jadi buronan
Malam minggu…Keduanya saling tatap, entah kenapa mereka kompak pakai kaos dan jeans, di tutup jaket denim sobek-sobek, penampilan mereka coupel.Sarah yang biasa pakai baju kantoran, malam ini berubah seolah anak kuliahan. Ryan juga beda, biasa pakai him dan celana katun, sesuaikan dirinya yang seorang guru.Malam ini dia terlihat jauh lebih muda, dengan pakaian santainya.Keduanya bak muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Usia mereka pun hanya terpaut 1,5 tahunan. Ryan sebentar lagi 29 tahunan dan Sarah 27 tahunan.“Kamu…cantik sekali Sar, ku pikir tadi jemput anak kuliahan,” seloroh Ryan sambil konsen ke setiran, inilah candaan pertama Ryan setelah setahun kematian Riona pada seorang wanita.“Ahh Abang bisa ajah, Abang juga ganteng…emmm sebentar, kok wajah Abang jadi mirip si artis pemeran di Santri Pekok itu yaa? Tapi jujur deh, gantengan Abang sih, harusnya Abang yang jadi pemeran prianya!” cerocos Sarah, yang baru nyadar saat perhatikan wajah Ryan dengan lebih seksama.Ryan hampir
“Apa suami kamu tak marah video call dengan pakaian begitu Sar?” pancing Ryan.“Suami…!” Sarah tertawa berderai. Ryan menunggu saja sampai Sarah selesai tertawa.“Emank aku sudah kayak ibu-ibu ya Bang?” kali ini Sarah mulai ladeni Ryan, sambil meletakan ponselnya tapi tetap menyorot dirinya.Lalu ikat rambut panjang bergelombangnya dan inilah pemandangan indah bagi semua laki-laki.Ketika tangan Sarah sibuk mengikat rambutnya. Ketiak putih mulus Sarah bikin mata Ryan makin melotot.“Mulussss….eee…sedikit,” sahut Ryan mulai ngelantur sendiri.“Ihh Abang ngomong apa sih? Aku belum pernah bersuami, hampir pernah sih sudah 2X, tapi gagal terus, mungkin belum jodoh, padahal usiaku dah mateng…bentar lagi 27 tahunan loh Bang!” ceplos Sarah, hingga Ryan senyum sendiri.“Aku malah 2X duda Sar!” aku Ryan apa adanya“Hahh….kok bisa, apa Abang KDRT kedua istri Abang itu? Sorry jadi tanya soal pribadi!” sahut Sarah.Saking sibuk urus perusahaannya, Sarah memang tak update soal apapun, termasuk soal
Namun Ryan tak menjawab, hanya tertawa kecil saja. “Intinya aku hanya bikin mereka syok saja, tenang saja,” sahut Ryan enteng.Beberapa hari kemudian… Sarah kaget campur senang saat Ryan datang ke lokasi lahan yang mulai di patok-patok dan akan di bangun perumahan mewah.Material terlihat terus berdatangan, mulai dari batu gunung, batubata, pasir hingga semen dan tulangan besi, ratusan pekerja terlihat sibuk bekerja.Dengan sumringah dia sambut Ryan dan mengajaknya masuk ke bangunan sederhana yang saat ini di jadikan kantor pemasaran sementara.Kantor utama perusahaan ini berada di Manado.Staf pemasaran Sarah yang berjumlah 10 orang langsung beri hormat ke Ryan.“Masuk Bang,” Sarah tak ragu bikinkan kopi hitam kesukaan Ryan, Sarah agaknya tak ingin anak buahnya yang layani sang tamu istimewa ini.Semuanya saling pandang dan senyum, apalagi saat menatap wajah tampan cool Ryan yang memang bikin semua kaum Hawa meliriknya.Ulah Sarah diperhatikan Ryan, baru nyadar Ryan, Sarah ini mirip
“Jangan banyak cincong, cepat masuk ke mobil kami, atau kepala kamu aku bolongin” bentak seseorang dan Hendrix bersama sopirnya tak punya pilihan lain.Dua tas besar di ambil salah satu rekannya yang membentak Hendrix tadi dan di pindahkan ke mobil yang sengaja hadang mobil Hendrix.Hendrix dan sopirnya di ikat, mata mereka di tutup. Lalu plakkk…dua pukulan bikin Hendrix dan sopirnya pingsan seketika.Dua mobil milik Hendrix dan pengawalnya ini lalu di nyalakan dan tiba-tiba dibiarkan jalan sendiri lalu bummmm….masuk jurang yang lumayan dalam dan…berisi 4 pengawal itu yang pastinya mati seketika.Dua mobil yang berisi 4 orang ini pun menghilang dan membawa Hendrix dan sopirnya, plus dua tas berisi uang 10 miliaran.Byurrrrr…air dingin yang mengguyur kepalanya membuat Hendrix seketika sadar dari pingsannya.Matanya nanar sesaat, saat melihat siapa orang di depannya. Mata Hendrix bak melihat hantu, terlihat wajah tampan bertubuh kokoh dan temannya lelaki setengah tua yang terlihat sant
“Maksud pa Ryan kerjasama bagaimana?” Sarah kini antusias dan melihat ada jalan keluar dari masalah perusahaannya.Sebab kalau proyek ini gagal, maka perusahaan miliknya ini akan…bangkrut, selain bakalan kehilangan uang hingga 20 miliar, dia juga banyak hutang di bank!Dia kini mulai keder sendiri, walaupun belum tahu siapa adanya pemuda di depannya ini. Tapi melihat tongkrongan Ryan, Sarah yakin pemuda di depannya ini pasti anak seorang keturunan crazy rich.Padahal aslinya iya, dan pastinya perusahaan mereka tak ada apa-apanya di bandingkan kekayaan keluarga Ryan ini, anak Kapolri pula!Akhirnya keduanya mulai berunding serius dan tanpa banyak pikir, Sarah setuju 100 persen dengan rencana Ryan.Apalagi diam-diam dia sudah kagum dan…terpesona dengan pemuda tampan berwajah dingin ini.Sebelum pamit dari rumah Ryan, Sarah tanpa ragu menelpon mandornya.“Iya lanjutkan saja meratakan bangunan itu dan juga pembersihan lahannya, kita sudah dapat jaminan dari pa Ryan Affandi!”Terdengar suar
Suatu hari…Saat melewati bekas sekolah yang dulu di rampas Alex, Ryan hentikan mobilnya ketika melihat dua alat berat terlihat sedang bekerka meratakan bekas sekolah tersebut.Ryan turun dari mobilnya, dia pun mendekati tempat ini. Dua orang yang berjaga kaget melihat Ryan yang terlihat memperhatikan ke dua alat berat itu.“Siapa kini yang memiliki tempat ini?” tanya Ryan dingin pada dua orang ini.“PT Tomohon Regency pa? Di lahan seluas 10 hektar ini rencananya akan di bangun perumahan mewah,” sahut satu orang penjaga itu.Rada aneh melihat ada pria tampan bertampang cool agaknya tak senang dengan kegiatan di sini.“Hmm…bilang dengan direkturnya, dia membeli lahan yang ilegal, lahan ini milik keluarga kami, sertifikatnya atas nama ibu Cynthia Soton. Alex yang mengklaim lahan ini sudah jadi buronan. Kalau masih ingin ratakan lahan ini, siap-siap aku laporkan ke polisi, aku adalah anak dari ibu Cynthia, namaku Ryan Affandi,” cetus Ryan cuek, kemudian berlalu dari tempat ini.Ryan seng
“Ryan, anak kalian belum di beri nama, apa namanya yang cocok?” Cynthia bertanya ke Ryan.“Namanya…biarlah namanya sama dengan ibunya, Riona…!”“Hmm…nama yang bagus, kelak dia akan secantik seperti mendiang istrimu, mami setuju, Riona Hasim Zailani…cup…cupp….!” Cynthia langsung timang-timang pahanya, baby Riona mulai rewel ingin tidur.Ryan tak buru-buru kembali ke desa Lokon, dia kembali bersemangat pulihkan staminanya yang sampai kehilangan 5 kilo berat badan, saking menderitanya kehilangan Riona yang tragis ini.Tubuh kurusnya ini butuh waktu untuk dikembalikan ke fisiknya seperti sediakala.Topan dan Bruno juga Zeze setia menemani Ryan selalu berlatih kembali di sasana.Dua bulan kemudian, atau empat bulan setelah kematian Riona. Ryan pun bersiap kembali ke desa Lokon, luka tembak di bahunya juga sudah sembuh.Chulbuy juga tak mencegah Ryan yang akan kembali ke desa Lokon. Chulbuy sudah tahu niat Ryan yang akan mencari jejak Alex yang kini bersembunyi entah di mana dan jadi buronan
“Balang…Riona...istriku…dia tewas!” kembali Ryan tak kuasa menahan isaknya.Balang memeluk erat tubuh sepupunya ini.“Mari kita pulang Ryan, kamu di sini sejak pagi dan ini sudah 4 hari berturut-turut, keluargamu mengkhawatirkanmu, ini sudah senja dan gelap, lihat mulai gerimis…!” bujuk Balang.Balang yang saat ini bertugas di Papua, buru-buru carter pesawat begitu mendengar musibah yang menimpa sepupunya ini dari Topan.“Bang tolong bujuk Abang Ryan, dia syok sekali, kami sekeluarga sangat khawatir dengan kondisinya,” kata Topan dan mendengar ini Balang pun tak mau buang waktu.“Tumbal….lagi tumbal, ini kesalahanku yang dulu terikat perjanjian berdarah itu.”Mendengar suara ini, Balang dan Ryan kompak menoleh dan keduanya kaget bukan kepalang.“Kakek buyut…!” Ryan dan Balang serempak menegur si kakek yang berupa roh dan suka bergentayangan ini muncul tiba-tiba.“Ryan….Balang, maafkan kakek buyutmu ini, inilah buah dari perjanjian itu, yang tak mungkin kakek hindari dan menimpa keturun
Ryan yang marah bukan main langsung cabut pistolnya, hingga 3 pengawal itu mundur seketika.“Aku tak takut mati, kalian dekat, kalian akan mati duluan, mundur kalian bangsat!” bentak Ryan, sambil acungkan pistolnya ke arah 3 orang ini.Otomatis 3 pengawal ini seketika nyalinya ciut, Alex Soton pun ikutan terkejut tak menyangka Ryan juga punya pistol, sehingga dia makin menodongkan pistolnya kepala Riona yang syok dan tak bisa bicara lagi ini.“Kamu yang mundur bangsat, atau kepala Riona ini ku bolongin,” Alex Soton keluarkan ancaman lagi.“Kamu tembak istriku, nyawamu pun akan ku bikin melayang Alex Soton, lepaskan istriku sekarang juga dan hari ini nyawa busukmu aku lepaskan,” Ryan tak mau kalah gertak.Sambil todongkan pistolnya ke arah Alex Soton yang cerdik dan berlindung di belakang Riona yang dia ancam ini.Melihat ini Ryan makin murka tak kepalang. Dorrr…dorrr…!Dua pengawal Alex Soton terjungkal, dua tembakan kilat tepat sasaran yang Ryan layangkan membuat kedua pengawal itu te