BERSAMBUNG
“Jadi Kapoltabes di Banjarbaru Om…?” Chulbuy agak kaget. “Iya Chul, besok kamu harus terbang ke sana, untuk sertijab dengan pejabat sebelumnya,” kata Komjen Joko, yang kini jabat Wakapolri.Saat Komjen Joko jelaskan ini dan itu, mata buaya Chubuy malah terfokus pada seorang polwan cantik berpangkat Bripda, yang jadi asisten sang Wakapolri ini.Komjen Joko mendehem, hingga Chulbuy gelagapan dan si polwan ini menahan tawanya.“Itu kemenakanku, sepupu misanmu sendiri, macam-macam ku ketuk palamu,” sungut Komjen Joko, yang tahu track record keponakannya ini.Chulbuy tertawa berderai dan dia pun tak sungkan menyapa sepupu misannya ini.“Hati-hati dengan si playboy ini Rika, mau shopping atau jalan kemanapun, bahkan mobil atau rumah enteng dia belikan. Tapi kamu nggak bakalan jadi nyonyahnya,” kata Komjen Joko peringatkan Bripda Rika, yang kembali tertawa berderai perlihatkan giginya yang putih rata.“Tenang Om, aku dah tahu sepak terjangnya,” sahut Bripda Rika terkekeh. Chulbuy, kembali ke
Plakk…plakkk…plakk…!Walaupun tak terlalu keras, tapi pukulan di perut yang di lakukan Chulbuy dengan tongkat komando, membuat wajah para polisi obesitas ini merah padam, malu bukan main.Apalagi Mapoltabes ini terletak di sisi jalan raya yang padat, sehingga jadi pusat perhatian semua orang yang lalu lalang. Saat tiba di depan Aiptu Sulistyo dan kebetulan yang paling terakhir kena giliran, Chulbuy menatap wajah si polisi ini.“Hmm…perut kamu ini kebanyakan makan uang haram kan? Entah berapa miliar kamu kumpulkan dari uang-uang sogokan itu. Pangkat Aiptu bergaji jenderal kamu ini,” sindir Chulbuy dan plakk, sengaja agak keras menepuk perut si Aiptu ini, hingga wajahnya langsung meringis.Aiptu Sulistyo benar-benar di permalukan Chulbuy yang masih mangkel, karena dulu kena kadalin pria yang kini jadi anak buahnya.Chulbuy lalu berputar di barisan belakang dan dia kaget! Terlihat seorang polwan berpangkat Aipda yang belum terlalu tua, badan terlihat sangat kurus, pucat lagi, kayak oran
Chulbuy seharian pelajari kasus-kasus yang ada di ibukota Kalimantan Selatan ini, tak ada yang menonjol dan perlu perhatian darinya.“Hmm….pastinya pejabat sebelumnya enak makan tidur, kriminal minim…setoran lancar!” batin Chulbuy. Ia pun manfaatkan waktu untuk inspeksi semua ruangan, sampai ke ruangan tahanan.Saat memeriksa satu persatu tahanan di sini, Chulbuy kaget bukan main. Ketika menatap seorang laki-laki agak kurusan, dan duduk termangu bak orang linglung di pojok sel.“Daeng…Daeng Lopa?” gumam Chulbuy, kaget dengan sahabatnya di SMU Batupecah dulu, tapi beda angkatan.Karena Chulbuy adik kelas Daeng Lopa dan pernah gantikan ‘jabatan’ Daeng sebagai kepala geng di sekolah mereka.Chulbuy pun minta salah satu anak buahnya agar keluarkan Daeng dan di bawa ke ruangannya. Tak tega dia melihat sang sahabat baiknya ini begitu.Trenyuh juga Chulbuy melihat kondisi sahabatnya yang berubah ini, selain terlihat depresi, tubuhnya seolah tak terawat lagi dan agak bau, tanda beberapa hari t
Dan hari itu juga Daeng akhirnya ceritakan secara lengkap kronologisnya, kenapa sampai membunuh selingkuhan bininya, yang kabur saat tahu pacar gelapnya bersimbah darah di bunuh Daeng dengan sangkur-nya, setelah kepergok bercinta di rumah sewaan mereka.“Aku kerja sebagai satpam saja Chul, saat itu aku ada yang ketinggalan di rumah sewaan kami. Aku balik lagi dan kaget bukan main saat memergoki biniku sedang asek bercinta dengan pacar gelapnya. Langsung aku cabut sangkur dan ku tusuk berkali-kali pria bangsat itu, biniku kabur dan aku tak tahu lagi di mana dia kini!” cerita Daeng.Daeng juga bilang istrinya itu terbiasa hidup enak, sehingga saat tahu Daeng hanya kerja sebagai satpam di sebuah perusahaan, RT mereka pun goyang.Puncaknya, istrinya itu diam-diam jadi kekasih gelap seorang pria yang sanggup beri dia uang banyak..!Usai Daeng bercerita, sorenya Chulbuy langsung ke TKP dan melihat-lihat rumah sewaan yang masih di police line.Saat melihat foto Daeng dan istrinya tergantung d
“Kita mau kemana Chul…?” Tante Osa bingung saat si Putul ajak dia dan Ayu cucunya naik mobil si perwira ini.“Kita mau lihat rumah tante dulu yang katanya di ambil pihak bank, kan kata tante tadi, sampai kini rumah yang di lelang itu tak laku-laku. Lagian tak usah lagi perpanjang sewa rumah ini, mending tante dan Ayu tinggal di rumah sendiri!” kata Chulbuy.“Iya, tapi buat apa? Rumah sendiri, maksudnya gimana, tante kurang paham Chul?” kata tante Osa lagi.“Tante ikut aja yaa, pokoknya Chul nggak bakalan bikin tante susah!” sahut Chulbuy tertawa kecil.Rumah yang bertuliskan di lelang dari sebuah bank milik pemeritah itu kini tak terawat, semak belukar memenuhi halaman hingga dinding rumah ini.Tante Osa sampai berkali-kali menarik nafas panjang, aslinya dia sangat sayang dengan rumah ini, yang dikatakan dulunya warisan orang tuanya, lalu di rehab suami dan di bikin lumanyan mewah.Namun di jaminkan ke bank, saat suaminya stroke dan buat ongkos berobat. Dan hutang itupun macet, sehingg
Chulbuy sudah tugaskan anak buahnya cari istri Daeng Lopa, sebagai saksi kasus yang menjerat sahabatnya ini, namun belum berhasil menemukannya.Dan malam ini, Chulbuy tak sengaja menemukan orang yang mirip istri sahabatnya itu, bersama seorang pria tambun dan kenakan topi, wajahnya tak begitu jelas, karena tertutup topi dan banyaknya orang yang berada di kafe ini.“Hmm kalau benar itu Dona, istri Daeng, kelewatan juga ni perempuan, suaminya baru saja bunuh selingkuhannya, dia malah dengan selingkuhan yang lain!” batin Chulbuy, kini ia melihat keduanya masuk sebuah mobil.Chulbuy pasang topi di kepalanya agar tak menyolok, ia tak mau kehilangan buruannya. Ia penasaran apa yang membuat Dona jadi begini…!Ia pun ikuti keduanya yang menuju sebuah hotel jam-jaman yang ada pinggiran kota ini, di mana mobil bisa parkir langsung di depan kamar hotel tersebut.10 menitan usai masuk kamar, ia pun tak ragu ketuk kamar itu, sambil sengaja cabut pistolnya, agar mental keduanya down. “Siapa sih, pe
"Maksudnya apa Bang, aku kurang paham?” sahut Dona bingung sendiri.“Apakah kamu masih menyintai Daeng dan ingin balikan sama dia?” Chulbuy ulang pertanyaannya.Dona langsung menggeleng dan dia bilang, tak mungkin Daeng mau memaafkannya.Bahkan saat kejadian, andai Dona tak kabur, bisa jadi diapun akan di bantai suaminya yang kesetanan mengetahui dia berselingkuh.Chulbuy pun mengangguk paham, agaknya RT Daeng dan Dona memang tak bisa di selamatkan lagi, Chulbuy teringat Ayu, anak kedua orang ini yang untung di pelihara Tante Osa.Andai tidak ada neneknya itu, entah bagaimana nasib gadis kecil manis dan sudah terlihat kecantikannya tersebut.“Baiklah…pulanglah, hentikan kelakuan yang begini, cari pekerjaan yang halal. Tapi kamu harus hadir kelak sebagai saksi, agar Daeng tidak terlalu lama di penjara!” kata Chulbuy.Ia pun terpaksa menoleh ke arah lain, saat Dona mulai berpakaian dan sudah ternyata kenakan apa-apa saat melepas handuknya.Chulbuy akui, Dona walaupun sudah punya anak sat
Aiptu Sulistyo ternyata tak ‘berani’ muncul di ruang kerja Chulbuy, tanpa ampun Chulbuy pun rekomendasikan Aiptu ini di pecat dari kesatuan!Deretan kesalahan si tambun ini pun di beberkan sebagai penguat untuk memecatnya, yang pastinya soal menerima sogokan dari beberapa polisi yang dia perdaya, itu kesalahan yang paling fatal.Inilah puncak kekesalan Chulbuy dengan anak buahnya ini...!Chulbuy kini duduk termenung di ruang kerjanya. Di usianya yang bulan depan akan 30 tahunan, belum ada niat sedikitpun ia menikah.“Cynthia…dimanakah kamu kini, apakah kamu sudah menikah lagi?” gumam Chulbuy tanpa sadar, teringat ‘mantan’ istrinya yang sudah berpisah hampir 4 tahunan lost kontak, tanpa tahu di mana kini berada.Chulbuy tak bisa melupakan cinta sejatinya, yang tak bisa dia hindari ke Cynthia. Walaupun beda usia 2 tahunan dan sampai saat ini ayahnya masih tak merestuinya, tapi cinta memang misteri. Padahal wanita cantik di sekelilingnya kurang apa?Mau polwan ada, pramugari, busines wo
Namun saat ini gaya pendiamnya Ryan dan Balang ambyar dengan adanya Barbie yang memang suka bercanda. Ketiganya sama-sama nyetil dan langsung akrab.Hanya Abuya yang tetap dengan gayanya, serius dan jarang bercanda.“Senjata yang hebat,” cetus Balang, saat Abuya membagikan senjata-senjata berat yang sengaja di bawanya buat Ryan, Barbie dan Balang, serta satu buatnya, lengkap dengan amunisinya.Bahkan masing-masing juga dibekali granat tangan yang berjumlah 15 buah per orang, tak perlu lagi Abuya atau Barbie ajari, Ryan dan Balang sudah paham cara menggunakannya.Belum cukup hanya itu, 4 stel seragam militer pun di berikan."Tuan Balang jangan gunakan seragam militer itu, justru akan membuat repot, apalagi ada lambang PBB-nya," kata Abuya saat menyerahkan seragam buat anak muda ini."Siap tuan Abuya, aku sebenarnya bingung, mau pakai apa," sahut Balang dan mulai lepas seragamnya.Saat itulah Ryan kaget melihat bahu kiri Balang, ada tato yang menurun ke lengan bisepnya ...wajah laki dan
“Kenapa? Leleran ya lihat aku begini, sabar dulu yaa, lagi merah!” ceplos Barbie tertawa dan tak ragu bukan handuknya perlihatkan dia sedang pakai pembalut yang baru.Gunung kembarnya yang bikin Ryan leleran terpampang jelas dengan ujung puting warna pink.Ryan ikutan tertawa, namun dengan gemas dia mendekat dan mereka saling berciuman lumayan lama.Ryan bahkan tak ragu meremas si kembar hingga Barbie mau tak mau mendesah menahan rangsangan yang timbul akibat ulah Ryan.“Gila…aku yang lama-lama nggak tahan,” bisik Barbie tertawa kecil dan mendorong tubuh Ryan, karena ciuman Ryan mulai turun ke dadanya.Kini hubungan mereka pun makin dekat saja. Setelah Barbie berpakaiaan, mereka serius pasang mata dan telinga, setelah aksi nekat yang mereka tadi malam.Tepat dugaan Ryan dan Barbie, Al Tahyan Farisi marah bukan kepalang, 9 anak buahnya tewas, 4 sandera bebas.Geger bukan main kelompok ini, sibuk mencari siapa yang telah menyerbu vila tersebut dan membebaskan para sandera tersebut.Tiba
Ryan lalu cari jalan untuk masuk ke vila ini, dia sangat geregetan melihat kelakuan ke 4 anggota milisi ini, yang terus kurang ajar pada ke 4 sandera itu, terutama ke gadis cantik yang mirip Ryan.Ryan lalu memutar ke bagian belakang dan harapanya terkabul, pintu bagian belakang ternyata tak terkunci, dengan cepat dia masuk dan kini berindap-indap menuju ke ruangan depan.Kini Ryan sudah dekat sekali dengan ke 4 orang tersebut, mereka terlihat makin kurang ajar, apalagi terlihat mereka mulai agak mabuk.Ryan cabut pistolnya yang pakai peredam, pistol ini di pinjamkan Barbie buatnya.Ryan yang mulai emosi lalu bangkit dari persembunyian.Dupp..dupp…dupp..dupp, tanpa ragu empat tembakan dengan renang waktu yang sangat cepat dia lepaskan. Ke 4 sandera sampai memalingkan wajah ke samping, ngeri melihat aksi dingin Ryan.Saat yang bersamaan juga terdengar bunyi tembakan dari samping dan depan, lalu ada suara seperti nangka jatuh hingga 5 kali.Ternyata Barbie dan Abuya juga sudah beraksi da
“Besok malam kita harus bergerak, aku tahu di mana mereka menyembunyikan para turis itu. Saat ini Al Tahyan sedang nego alot dengan minta tebusan 25 juta dolar per orang, untuk bebaskan ke 4 turis tersebut!” bisik Barbie lagi.Mendengar ini Ryan kaget bukan main, tak tanggung-tanggung ternyata kelompok Al Tahyan ini minta tebusan untuk membebaskan sandera tersebut.“Gila, mereka ternyata perampok dan penculik berkedok milisi pejuang,” dengus Ryan kaget.“Kamu pikir kehidupan mewah mereka di dapat darimana? Tentu saja dari hasil kejahatan dan juga jadi eksekutor alias bergerak sesuai order, mereka itu juga penyeludup senjata dan kokain yang bernilai luar biasa…!”Lagi-lagi si Barbie bongkar praktek kejahatan Al Tahyan Farisi Cs, yang semakin hari dikatakanya makin kuat serta lengkap persenjataan anak buahnya.“Mereka punya pesawat tempur dan juga tank!” ceplos si Barbie lagi. Ryan sampai tak bisa berkata-kata lagi, aandia dia tak bertemu si Barbie ini, mungkin saja dia akan mati konyo
“Jadi…kamu ini..?” Ryan yang masih kaget kini menatap wajah jelita si Barbie.“Ya tuan Ryan, aku sudah tahu siapa kamu, juga alasan tuan bergabung dengan kelompok ini. Tapi apa mungkin tuan mampu bergerak sendiri, ku rasa sulit, pasukan Al Tahyan ini ribuan jumlahnya dan mereka sanga disiplin serta teroganisir dengan baik..!” cetus si Barbie blak-blakan.Ryan termenung sesaat, si barbie menunggu saja dan membiarkan anak muda di depannya ini mikir.“Betul yang kamu bilang Barbie, apa saran kamu saat ini?” tanya Ryan lagi.“Nanti aku akan ikut kamu untuk melawan Abu Jenaya, tapi kita harus berusaha bertemu pimpinan milisi itu.”Suara Barbie pelan dan Ryan tentu saja paham apa maksudnya, apalagi Ryan baru nyadar di ruangan ini ada CCTV.Kontan wajah Ryan memerah, artinya…kelakuannya bersama Zoona dan Iqaala di lihat jelas oleh Al Tahyan selama beberapa hari ini.Barbie lalu ajak Ryan bergeser ke teras belakang yang aman dari CCTV.Tapi Barbie pintar, dia lalu mencium bibir Ryan dan mereka
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak ma
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan milis
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek a
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” ser