BERSAMBUNG
“Betah kerja di sini Kristi?” kata Chulbuy, setelah 1,5 bulan Kristi kerja di rumdinnya.“Betah banget pa Komandan, makan bisa sepuasnya, gaji juga tinggi, kerjaannya juga tak berat, aku juga kini bisa rawat badan, biar nggak lecek lagi kayak dulu!” aku Kristi sambil tertawa kecil.Mau tak mau Chulbuy menatap tubuh Kristi dan dia akui, perubahan makin menyolok saja. Tubuh Kristi makin bersih dan harum.Andai di Jakarta, yakin Chulbuy, Kristi ini tak kalah dari para artis sinetron, apalagi kalau di make over profesional .“Kulihat kamu nggak punya anting dan pakaian kamu juga…maaf, sudah saatnya masuk museum, beli yaa pakai uang itu,” kata Chulbuy sambil serahkan uang 15 juta dan bikin Kristi melotot saking kagetnya.Kristi tak ragu beli anting dan belanja baju hamil, juga baju-baju buat calon debaynya, di usia kehamilannya yang jalan 4 bulan, perutnya makin besar.Tapi penampilannya makin manis, hingga makin seringlah Chulbuy curi-curi pandang. “Benar juga kata si Paul, ni anak makin c
Sambil sandarkan punggungnya di dinding toilet, Kristi renggangkan kedua pahanya dan seakan persilahkan Chulbuy bermain sepuasnya di tempatnya buang air tadi, sambil tak sadar acak-acak rambut di kepala si komandan ini.Tubuh Kristi bergetar, saat klimaks pertama terjadi. "Aduhh yanggg....aku lemessss," bisik Kristi sambil memeluk tubuh Chulbuy.Bagi Chulbuy ini baru permulaan, ia bangkit dan mulai masukan perkututnya dengan gaya berdiri, untuk lanjutkan permainan yang makin mengasyikan ini.Walaupun Kristi hamil yang artinya Kristi bukanlah gadis perawan, tapi si pelatuk ‘nakal’ ini kesulitan masuknya.Selain ukurannya yang bikin Kristi takjub, Kristi belakangan juga ngaku, sejak hamil, mantan suaminya tak pernah menyentuh dirinya lagi. Tapi Kristi ternyata tak sungkan kerjasama, dia bantu dengan tangannya dan perlahan si pelatuk gede ini pelan—pelan mulai menyeruak masuk dan mulai terbenam dalam sangkar ‘hangat-hangat bikin senut’ ini.Chulbuy sampai diam sesaat, merasakan kenikmata
Dan…satu bulan jelang melahirkan perpisahan itu terjadi juga, Kristi harus pamit dengan Chulbuy, saat ibunya Kristi datang menjemputnya.Dengan berat hati, keduanya harus akhiri hubungan panas ini selama lebih 4,5 bulanan ini.Saking sayangnya dengan si cantik ini, Chulbuy tak ragu beri Kristi uang hingga 2,5 miliaran, Kristi sampai terbelalak kaget melihat laporan bankingnya.Ini sekaligus memenuhi janjinya, yang akan belikan Kristi rumah dan mobil.Chulbuy tak khawatir uangnya habis, duitnya masih banyak di rekening, bahkan bunganya saja jauh mengalahkan gaji tetapnya sebagai aparat.Niat Chulbuy untuk sumbangkan 'uang-uang haramnya' buat orang yang membutuhkan terus ia lakukan, dan kini giliran Kristi yang dapat rejeki nomplok dari si komandan yang sudah tak mau lagi terima sogokan ini!“Bang, setelah aku melahirkan, asalkan Abang masih tugas di sini, aku akan senang hati temui Abang lagi untuk lepas kangen! Aku juga siap tak pakai pengaman, kalau hamil ini akan jadi anak kita berdu
“Hmm…baiklah, bilang pada 7 orang lainnya, mulai kini waspada, musuh yang kita hadapi nekad dan punya orang dalam yang kuat di Mabes,” cetus Chulbuy, yang teringat dengan Jenderal Samuel.Orang yang suka ‘ngontak’ dirinya kalau ada hal-hal yang berbau melindungi seseorang. Bahkan terkadang beri penekanan sekaligus nada ancaman padanya.Bripka Sanusi langsung bilang siap. Walaupun sebagai polisi dia terbiasa hadapi penjahat, tapi sebagai manusia biasa, diapun aslinya ngeri-ngeri takut juga.Apalagi dengan tewasnya Jajang dan Unir, nyawa dia dan 7 rekannya yang lain, juga Chulbuy pun bisa saja jadi giliran berikutnya.Anehnya, saat melihat wajah Chulbuy, Sanusi malah heran sendiri, tak ada sama sekali ketakutan dari wajah si perwira muda ini.“Ndan…komandan sendiri bagaimana?” pancing Sanusi, untuk redakan rasa gugup di hatinya.“Justru aku menantikan mereka mengejarku, saatnya mereka kita kirim ke neraka, biar berkurang sampah-sampah masyarakat. Percuma ditangkap, hukumannya sangat rin
Tiba-tiba Chulbuy dorong tubuh Sanusi, hingga mantan anak buahnya ini terjengkang. Sanusi yang terkaget-kaget dengan ulah Chulbuy,makin kaget setengah mati, saat terdengar bunyi letusan tembakan yang mengarah pada mereka berdua.7 orang pengunjung warung ini berhamburan keluar dan menjerit ketakutan, termasuk 5 orang pelayan di warung makan ini.Terkejut setengah mampus mendengar bunyi tembakan dari dua orang tak di kenal tersebut dan memberondng Chulbuy serta Sanusi.Chulbuy yang juga bergulingan langsung berlindung, rentetan brondongan tembakan terus terdengar.“Augghh…bangsatttt!” Keluh Chulbuy yang terus bergulingan di lantai dan berlindung. Perih sekali ia rasakan, bahu dan kaki bagian pahanya ternyata tertembak!Dengan kemarahan meluap dia mencabut pistolnya dan balas menembak, tapi karena bahu kanannya yang kena, tembakannya meleset, ia tak fokus membidik sasaran.Sanusi juga sudah balas menembak, Sanusi beruntung tak kena, andai tadi tubuhnya tak di dorong Chulbuy, maka nyawany
Brandon kini berdiri, walaupun sudah 70 an lebih, tapi tubuhnya tetap kokoh dan tanpa tongkat.Dulu saat Aldot Hasim Zailani dikabarkan tewas bersama 3 istrinya, Brandon sampai harus naik kursi roda, tulangnya serasa lumpuh mendengar musibah yang tak di sangka-sangka tersebut.Tapi ajaibnya sehat lagi saat tahu Aldot ditemukan selamat dan kini berbahagia dengan dua istrinya, yang dulunya juga kekasihnya. Bahkan Aldot tambah dua anak laki-laki, adik dari Radin, Sarah dan Rara.“Kek…tolong jangan kasih tahu papa…aku belum siap bertemu!” kata Chulbuy yang mengira kakek kandungnya ini akan pergi.Tapi dia salah, si kakek hanya bergeser saja duduknya dan kini santai di kursi yang di desain ada ruang tamu dan tempat tidurnya ini, mirip hotel bertipe suite.Brandon menatap wajah cucunya, terlihat wajahnya kurang senang dengan ucapan Chulbuy barusan.“Hmmm…dia lah yang nungguin kamu 3 hari 3 malam Chulbuy, ketika kamu belum sadar, dan dia juga beri kamu 1 kantong darah dan si Radin serta Rara
“Jadi…yang atur agar aku naik pangkat biar cepat jadi Kompol itu kamu Bang?” Chulbuy kaget saat sepupunya ini bilang begitu.Ketika mereka naik private jet berharga hampir 900 miliaran menuju ke bandara perintis di Batupecah, seminggu setelah Chulbuy berada di rumah sakit.“Iya, tenang saja, itu kan nggak melanggar aturan, kebetulan yang baru di lantik jadi Kabareskrim temanku main golf. Jadi dia kuminta untuk naikin pangkatmu, biar berubah dari balok ke melati, lagian kamu sudah kelamaan di kampung tugasnya, jadi tak ada salahnya balik lagi ke kota!” Radin juga dengan apa adanya bilang, dapat telpon dari sepupunya Oktaviani, yang ceritakan soal Chulbuy ini padanya, lalu dia sampaikan ke kakek Brandon.“Nah kakek kita juga yang sempat mangkel, tahu kamu kejauhan tugasnya, juga dua nenek, yang terus minta aku agar usahakan kamu pindah ke Jakarta,” kata Radin lagi tertawa.Radin juga bilang, dari klan Hasim Zailani, dia dan Chulbuy lah dua cucu laki-laki yang paling besar dan tentu saj
1 bulan setelah pulang dari Batupecah, awalnya Chulbuy mulai aktif ngantor, tapi atasannya masih melihat Chulbuy belum fit 100 persen, walaupun semangatnya sangat tinggi.Apalagi Chulbuy sangat ingin bongkar siapa dalang penembakannya.Sang atasan lalu meminta Chulbuy harus benar-benar sembuh 100 persen dulu, baru kembali kerja.“Jangan di paksa, bawa healing dulu lah…atau mau cari kekasih, lihat deh polwan-polwan sekarang, cakep-cakepnya nggak kalah dari presenter TV,” seloroh Komjen Mundar, sang Kabareskrim sekaligus bosnya di kantor.Chulbuy pun mematuhi saran atasannya dan dia memutuskan tak ngantor dulu satu bulan lagi.Ketika turun dari mobilnya setelah ngantor sebentar tadi dan kini sampai di rumahnya. Chulbuy senyum sendiri melihat mobilnya yang penyok sana sini.Dulu Sanusi yang bawa mobil ini saat menyelamatannya, sehingga bodynya penyok dan baret sana-sini, sampai kini belum di bawa Chulbuy ke bengkel.Teett…!Chulbuy kaget saat 5 buah mobil berbagai merek dan tipe, semuanya
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-