BERSAMBUNG
Chulbuy sampai di Mapolsek Bitang jelang senja. Ia heran melihat Mapolseknya yang sepi-sepi saja, tak terlihat satupun anak buahnya bertugas di sini.Chulbuy yang masih berpakaian preman kini melihat-lihat ruangan di Mapolsek ini. Tetap tak terlihat satupun anggotanya, saat sampai ke sel, dia makin geleng-geleng kepala.Sel ini penuh dengan tahanan, sel berukuran hanya 4X5 meter ini di isi sampai 10 orang tahanan dan terlihat dempet-dempetan di dalam, mana pengap lagi udaranya.“Gila, kalau begini bisa mati dehadrasi para tahanan,” sungut Chulbuy jengkel.Chulbuy lalu cari kunci sel dan kini semua tahanan dia suruh duduk di depan sel, lalu di tanya satu-satu apa kasusnya.3 orang kasus kriminal jadi pencuri sembako karena anak istrinya kelaparan, 2 orang kasus penganiayaan dan sisanya yang 5 orang kasus judi.Rata-rata sudah hampir 3 mingguan di sel ini bahkan 3 pencuri dan 5 penjudi ini sudah hampir 2 bulanan di sel dan berkasnya belum selesai-selesai juga.Saat tahu mereka belum maka
Sudah 3X Chulbuy bolak-balik menatap wajah ke 12 anak buahnya yang hari ini hadir komplet, yang paling tinggi pangkatnya adalah Pembantu Letnan Dua, yang paling rendah berpangkat Bripda.Cuaca terik yang hari ini sentuh angka 32 derajat celcius tak bikin Chulbuy stop jemur anak buahnya. Ia pun ikutan berjemur, walaupun baju seragamnya mulai basah keringat.Si Aipda ini bikin mata Chulbuy makin mendelik, perutnya tambun, sampai-sampai nafasnya yang ngap-ngapan terdengar jelas.Suruh ngejar maling, yang ada dia pingsan duluan, pikir Chulbuy menahan kejengkelan di hatinya.Yang lain juga sama, rata-rata berperut tambun, tak ada yang perutnya rata seperti dirinya.“Kalian ini benar-benar aparat blo’on semua, Mapolsek di biarkan kosong, tahanan tak kalian beri makan, kalau mereka mati, siapa yang tanggung jawab!” sentak Chulbuy geregetan.“Yang paling memalukan lagi, kalian sampai tega memeras mereka, di mana otak kalian, mereka ini petani miskin, kalian ini aparat yang di gaji rakyat, kali
Bahkan 1,5 bulan kemudian, ada 2 tahanan dari 10 tahanan dulu yang balik lagi ke Mapolsek, hingga bikin kaget 12 anak buahnya, juga Chulbuy…!Ternyata keduanya yang pernah jadi pencuri, karena terpaksa oleh keadaan ini mau kerja di Mapolsek ini sebagai…pelayan.“Soal gaji, terserah pa komandan saja. Kami sudah cape kerja serabutan Ndan,” kata mereka dengan suara memelas. Mau tak mau Chulbuy kasihan menerima keduanya.“Tugas pertama kalian, tuh rehab rumah dinasku, ada atapnya yang bocor, catnya kusam dan dindingnya banyak retak,” kata Chulbuy, yang tahu keduanya memang aslinya buruh bangunan.“Siapppp laksanakan,” kata kedua orang ini, mirip ke 12 anak buah Chulbuy saja. Dan setelah di beri uang untuk beli ini dan itu, keduanya langsung kerja hari itu juga.AKP Chulbuy dalam waktu hanya 1,5 bulan sudah bikin gebrakan yang menjadi buah bibir semua warga.Pelayanan buat warga makin baik, kejahatan menurun drastis dan tak ada lagi pungli!Dan seperti biasa, kalau ada aparat berprestasi, b
Warga pun lega, suami Kristi yang suka bikin resah tetangganya juga warga desa lainnya, selain juga ringan tangan pada istrinya kini tak berdaya di tangan si komandan tampan.“Bawa ke sel, kali ini kita kurung ni orang, biar kapok sekalian,” perintah Chulbuy pada kedua anak buahnya, yang tadi sempat ‘malu-maluin’ karena sempat mundur saat melihat si pria ini ngamuk pakai parang .“Terima kasih pa komandan, yang lama mengurungnya biar tak lagi ngulang kelakuannya, aku juga akan minta cerai!” cetus Krsti tanpa kasihan pada suaminya ini.Chulbuy senyum maklum, agaknya Kristi sudah habis kesabaran dengan suaminya ini.“Kamu segera obati luka-luka lebam di tubuh, nanti infeksi, mana lagi hamil!” sahut Chulbuy iba.Kristi ajak Chulbuy masuk ke rumahnya, kedua anak buahnya kini sudah kontak markas, agar di jemput mobil patroli untuk bawa suami Kristi yang masih pingsan tadi ke Mapolsek.“Nggak ada uang pa komandan, nanti di olesi pakai minyak tawon saja!” sahut Kristi lagi tanpa malu dan apa
“Betah kerja di sini Kristi?” kata Chulbuy, setelah 1,5 bulan Kristi kerja di rumdinnya.“Betah banget pa Komandan, makan bisa sepuasnya, gaji juga tinggi, kerjaannya juga tak berat, aku juga kini bisa rawat badan, biar nggak lecek lagi kayak dulu!” aku Kristi sambil tertawa kecil.Mau tak mau Chulbuy menatap tubuh Kristi dan dia akui, perubahan makin menyolok saja. Tubuh Kristi makin bersih dan harum.Andai di Jakarta, yakin Chulbuy, Kristi ini tak kalah dari para artis sinetron, apalagi kalau di make over profesional .“Kulihat kamu nggak punya anting dan pakaian kamu juga…maaf, sudah saatnya masuk museum, beli yaa pakai uang itu,” kata Chulbuy sambil serahkan uang 15 juta dan bikin Kristi melotot saking kagetnya.Kristi tak ragu beli anting dan belanja baju hamil, juga baju-baju buat calon debaynya, di usia kehamilannya yang jalan 4 bulan, perutnya makin besar.Tapi penampilannya makin manis, hingga makin seringlah Chulbuy curi-curi pandang. “Benar juga kata si Paul, ni anak makin c
Sambil sandarkan punggungnya di dinding toilet, Kristi renggangkan kedua pahanya dan seakan persilahkan Chulbuy bermain sepuasnya di tempatnya buang air tadi, sambil tak sadar acak-acak rambut di kepala si komandan ini.Tubuh Kristi bergetar, saat klimaks pertama terjadi. "Aduhh yanggg....aku lemessss," bisik Kristi sambil memeluk tubuh Chulbuy.Bagi Chulbuy ini baru permulaan, ia bangkit dan mulai masukan perkututnya dengan gaya berdiri, untuk lanjutkan permainan yang makin mengasyikan ini.Walaupun Kristi hamil yang artinya Kristi bukanlah gadis perawan, tapi si pelatuk ‘nakal’ ini kesulitan masuknya.Selain ukurannya yang bikin Kristi takjub, Kristi belakangan juga ngaku, sejak hamil, mantan suaminya tak pernah menyentuh dirinya lagi. Tapi Kristi ternyata tak sungkan kerjasama, dia bantu dengan tangannya dan perlahan si pelatuk gede ini pelan—pelan mulai menyeruak masuk dan mulai terbenam dalam sangkar ‘hangat-hangat bikin senut’ ini.Chulbuy sampai diam sesaat, merasakan kenikmata
Dan…satu bulan jelang melahirkan perpisahan itu terjadi juga, Kristi harus pamit dengan Chulbuy, saat ibunya Kristi datang menjemputnya.Dengan berat hati, keduanya harus akhiri hubungan panas ini selama lebih 4,5 bulanan ini.Saking sayangnya dengan si cantik ini, Chulbuy tak ragu beri Kristi uang hingga 2,5 miliaran, Kristi sampai terbelalak kaget melihat laporan bankingnya.Ini sekaligus memenuhi janjinya, yang akan belikan Kristi rumah dan mobil.Chulbuy tak khawatir uangnya habis, duitnya masih banyak di rekening, bahkan bunganya saja jauh mengalahkan gaji tetapnya sebagai aparat.Niat Chulbuy untuk sumbangkan 'uang-uang haramnya' buat orang yang membutuhkan terus ia lakukan, dan kini giliran Kristi yang dapat rejeki nomplok dari si komandan yang sudah tak mau lagi terima sogokan ini!“Bang, setelah aku melahirkan, asalkan Abang masih tugas di sini, aku akan senang hati temui Abang lagi untuk lepas kangen! Aku juga siap tak pakai pengaman, kalau hamil ini akan jadi anak kita berdu
“Hmm…baiklah, bilang pada 7 orang lainnya, mulai kini waspada, musuh yang kita hadapi nekad dan punya orang dalam yang kuat di Mabes,” cetus Chulbuy, yang teringat dengan Jenderal Samuel.Orang yang suka ‘ngontak’ dirinya kalau ada hal-hal yang berbau melindungi seseorang. Bahkan terkadang beri penekanan sekaligus nada ancaman padanya.Bripka Sanusi langsung bilang siap. Walaupun sebagai polisi dia terbiasa hadapi penjahat, tapi sebagai manusia biasa, diapun aslinya ngeri-ngeri takut juga.Apalagi dengan tewasnya Jajang dan Unir, nyawa dia dan 7 rekannya yang lain, juga Chulbuy pun bisa saja jadi giliran berikutnya.Anehnya, saat melihat wajah Chulbuy, Sanusi malah heran sendiri, tak ada sama sekali ketakutan dari wajah si perwira muda ini.“Ndan…komandan sendiri bagaimana?” pancing Sanusi, untuk redakan rasa gugup di hatinya.“Justru aku menantikan mereka mengejarku, saatnya mereka kita kirim ke neraka, biar berkurang sampah-sampah masyarakat. Percuma ditangkap, hukumannya sangat rin
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-