BERSAMBUNG
Brandi pun lagi-lagi menahan langkahnya agar tak keluar dari tempat persembunyiannya, dia kini terus bersembunyi, sambil mengintai akan kemana Chino Hamuk Cs bersama Pat ini.Apalagi ada 5 orang anak buah Chino Hamuk, yang terlihat membawa senjata api, yang terselip di pinggang masing-masing.Ke 5 nya terlihat mengawal ketat Chino Hamuk, yang berjalan dengan rombongan tadi. Ternyata mereka bergeser ke sebuah ruangan lain dan lanjutkan mettingnya.Brandi cari akal bagaimana agar bisa dekat dan bisa menguping pembicaraan tersebut. Sebab dia masih penasaran, di mana Mr M musuh besarnya itu saat ini bersembunyi.Tapi Brandi fokus dulu dengan musuh besarnya, yang kini berada di depan hidungnya.Brandi lalu jalan memutar dan setelah berusaha ekstra, dia pun akhirnya bisa juga menguping dan mulai curi dengar pembicaraan Chino Hamuk dan anak buahnya ini, juga kenapa Patricia atau Pat ada di antara mereka.“Jadi target kita kini berubah, tidak lagi menyeludupkan barang dari Papua, karena marka
Bruukkk…!Tiba-tiba tubuh Chino Hamuk ambruk di depan ruangan ini dengan tangan…di borgol! Tubuhnya tertelungkup di lantai.Kagetlah Brandi, dia kini pelan-pelan keluar dari persembuyiannya. Apa yang terjadi, kenapa kini Chino Hamuk sudah terborgol tangannya?Lalu sayup-sayup terdengar suara sirine polisi yang makin lama makin nyaring menuju ke tempat ini.Tak lama di belakang Chino Hamuk keluar Pat sambil menentang pistolnya. Brandi sampai melongo melihat pemandangan ‘aneh’ ini.“Sudah cukup Mayor Brandi, Chino Hamuk dan sisa anak buahnya sudah aku lumpuhkan,” kata Pat, sambil sarungkn senjatanya.“Bangsaaat kamu Pat, tenyata kamu seorang agen yang sengaja menyusup,” bentak Chino Hamuk, yang kini masih tertelungkup dengan tangan di belakang.Sebagai jawabannya, sebuah tendanggan keras menghajar perut Chino Hamuk, hingga pria setengah ini sampai berkaing-kaing kesakitan.Dua kali tendangan keras Pat layangkan, nampak sekali si bule cantik ini lampiaskan kemarahannya.“Sudahlah Chino Ha
Brandi dan Peltu Majid bertahan, termasuk Fanny, mereka terus menunggui Loha yang kini mulai tunjukan perkembangan baik pasca lakukan operasi kecil di kepalanya dan membuang gumpalan darah.Hari ke 4 setelah di tunggui dua sahabat dan kakaknya ini, Loha akhirnya mulai membuka mata dan dia sesaat bingung ada di mana.“Aku di mana…?” kata Loha bingung sendiri, matanya melihat ke 3 orang ini.“Apa kabar jagoan, seorang jagoan akan terus tunjukan kekuatannya, tak boleh menyerah, ini mah kecil, ingat petualangan hebat kita di Papua?” sahut Brandi senyum senang, sambil memegang tangan Loha.Tujuannya untuk bangkitkn semangat Loha.“Brandi…?” sahut Loha dan saat melihat Peltu Majid dan adiknya, Loha terlihat menunjukan roman senang.Namun tiba-tiba dia ingat anak dan istrinya.“Alika anakku dan Cicil istriku, di mana mereka?” tanya Loha sambil menatap Brandi. “Loha…Cicil kini sudah bahagia di alam lain, Alika anak kalian sudah aman di rumah mertua kamu!” sahut Brandi pelan-pelan.“Ohh….Cici
Satu minggu kemudian…Brandi kini bersiap terbang ke Dubai langsung dari Melbourne, kali ini dia naik pesawat komersil saja, perjalanan panjang akan di tempuh lebih dari 14 jam.Peltu Majid, Loha dan Fanny sebaliknya, akan terbang ke Surabaya, setelah Loha keluar dari rumah sakit satu hari yang lalu.“Kalau keadaan genting, jangan lupa kabari aku dan Bang Majid,” kata Loha, yang kini masih duduk di kursi roda, ternyata semangat ‘petualangnya’ masih kuat.Brandi senyum saja dan bilang lebih baik Loha tetap fokus untuk kesembuhan dan juga benahi usahanya, tapi mata Brandi justru melirik Fanny yang terlihat tenang saja."Tapi kalau keadaan genting, jangan khawatir, pasti kalian berdua yang pertama aku kontak," janji Brandi, agar semangat Loha dan Majid tetap kuat.Seakan paham, Majid dorong kursi roda Loha dan mereka malah asyik merokok di salah satu ruangan lain. Beri kesempatan Fanny dan Brandi ngobrol berdua.“Jadi setelah selesai urusan di Dubai, Abang akan ajukan resign dari militer?
Melihat Brandi tancap gas, mobil penguntit ini pun tak mau kalah, mereka juga tancap gas dan tak mau kehilangan buruannya.Brandi sengaja terus tancap gas dan menuju jauh dari pusat kota, mobil sewaannya yang berharga mahal ini sudah menunjukan RPM 150 kilometer per jam, sehingga mobil penguntitnya agak tertinggal di belakang.Begitu masuk daerah padang pasir, aksi kejar-kejaran pun makin tak terelakan, apalagi saat melalui jalan gurun pasir, justru mobil MPV penguntit ini lebih perkasa, sehingga jaraknya makin terpangkas dengan mobil Brandi.Bahkan dua orang yang berada di mobil penguntit mulai lepaskan tembakan ke arah mobil Brandi yang melaju kencang ini.Mau tak mau Brandi terpaksa aga zig zag, ini justru makin memudahkan penguntitnya dekati mobil miliknya.Brandi kini sengaja arahkan ke daerah pegunungan di gurun ini, panas sangat menyengat, Brandi sempat melihat di dasboard, angka panas sudah menunjukan 40 derajat celcius.Setelah sampai di sebuah bukit kecil, Brandi rem mendadak
“Mr M, kamu mau sembunyi di mana sekarang!” cetus Brandi.“Bangsat! Siapa kamu!” bentak Mr M, tak menyangka bukan Gordan yang kini sudah pindah alam yang mengangkatnya, tapi oran lain yang sama sekali tidak di sangka-sangkanya siapa orang tersebut.“Kamu lihatkan di depan tempat persembunyianmu ini, aku ada di bawah sekarang,” sahut Brandi santai, lalu klik, telpon Brandi matikan.Mr M yang tentu saja sangat kaget tanpa pikir panjang langsung melongok ke jendela. Dorrrr…dorrrr…!Dua kali tembakan menyalak dari pistol yang Brandi pegang, Mr M menyumpah-nyumpah saat melihat musuh besarnya di bawah dan tanpa basa-basi menembaknya.Untung saja dia refleks bergerak, andai tidak, kepalanya yang berlubang dan dia bakalan langsung pindah alam.Mr M bergulingan di lanatai dengan bahu berlumuran darah.“Bunuh manusia laknat itu, jangan sampai lolos,” bentaknya, sambil menahan sakit di bahunya, dua tembakan Brandi tepat hajar bahunya di bagian kanan, sampai-sampai tangannya mati rasa.5 orang an
Namun niat untuk selidiki itu tertunda, Brandi tiba-tiba dapat telpon dari Notaris Umar, seorang notaris terkenal yang ditunjuk mendiang Emir Thamrin kelola harta warisan miliknya, agar Brandi segera ke kantornya, secepat-cepatnya.Mendengar harus cepat, Brandi bingung sendiri. “Ada apa lagi ini,” batinnya penuh pertanyaan, sekaligus penasaran.Akhirnya Brandi pun memutuskan ke kantor sang notaris keesokan harinya. Ia datang memenuhi undangan tersebut dan menunda urusan lain.“Ya salaammmm…tuan Brandi Hasim Zailani, akhirnya sang calon crazy rich muncul juga, sangat lama aku nanti-nantikan momen ini,” Notaris Umar langsung peluk erat tubuh kokoh Brandi dan gandeng tangan Brandi masuk ke ruang kerjanya. Tubuh tambun Notaris Umar terlihat kontras dengan tubuh berotot Brandi.“Maaf…saya baru bisa ke sini,” kata Brandi basa-basi, matanya sempat melirik Sekretaris Umar yang cakepnya mirip Nancy Ajram, penyanyi pop terkenal Lebanon saat muda pastinya.“He-he-he tak apa, untung kamu muncul,
“Semoga dengan ini, dosa-dosa tuan Emir Thamrin di ampuni, beliau secara langsung sudah mengembalikan harta yang ia curi dahulu ke aku, yang merupakan anak Brandon Hasim Zailani, nilanya naik 2X lipat lagi,” batin Brandi sambil mengelap wajahnya, usai menyelesaikan tanda tangan semua berkas.Walaupun ruangan ini ber AC dan sangat dingin, keringatan juga pemuda beruntung ini.Tuan Syarif Tamliha jelaskan, kenaikan harta warisan ini, karena saham-saham yang di tanam di puluhan perusahaan besar, melonjak naik selama lebih 25 tahunan terakhir ini.“Selamat tuan ‘Sultan’ Brandi Hasim Zailani, kini harta 10 miliar dolar amerika sah jadi milik tuan,” kata Tuan Syarif Tamliha, sambil salami dan genggam erat tangan Brandi.“Jangan dulu buru-buru pulang ke Indonesia…sekretarisku siap menemanimu selama di Dubai,” bisik Notaris Umar sambil kedipkan mata.Brandi sampai melihat sang sekretaris ini, tapi dia hanya senyum saja, tidak menanggapi candaan si Notaris tambun ini.Sesaat akan pamit, Brandon
“Besok malam kita harus bergerak, aku tahu di mana mereka menyembunyikan para turis itu. Saat ini Al Tahyan sedang nego alot dengan minta tebusan 25 juta dolar per orang, untuk bebaskan ke 4 turis tersebut!” bisik Barbie lagi.Mendengar ini Ryan kaget bukan main, tak tanggung-tanggung ternyata kelompok Al Tahyan ini minta tebusan untuk membebaskan sandera tersebut.“Gila, mereka ternyata perampok dan penculik berkedok milisi pejuang,” dengus Ryan kaget.“Kamu pikir kehidupan mewah mereka di dapat darimana? Tentu saja dari hasil kejahatan dan juga jadi eksekutor alias bergerak sesuai order, mereka itu juga penyeludup senjata dan kokain yang bernilai luar biasa…!”Lagi-lagi si Barbie bongkar praktek kejahatan Al Tahyan Farisi Cs, yang semakin hari dikatakanya makin kuat serta lengkap persenjataan anak buahnya.“Mereka punya pesawat tempur dan juga tank!” ceplos si Barbie lagi. Ryan sampai tak bisa berkata-kata lagi, aandia dia tak bertemu si Barbie ini, mungkin saja dia akan mati konyo
“Jadi…kamu ini..?” Ryan yang masih kaget kini menatap wajah jelita si Barbie.“Ya tuan Ryan, aku sudah tahu siapa kamu, juga alasan tuan bergabung dengan kelompok ini. Tapi apa mungkin tuan mampu bergerak sendiri, ku rasa sulit, pasukan Al Tahyan ini ribuan jumlahnya dan mereka sanga disiplin serta teroganisir dengan baik..!” cetus si Barbie blak-blakan.Ryan termenung sesaat, si barbie menunggu saja dan membiarkan anak muda di depannya ini mikir.“Betul yang kamu bilang Barbie, apa saran kamu saat ini?” tanya Ryan lagi.“Nanti aku akan ikut kamu untuk melawan Abu Jenaya, tapi kita harus berusaha bertemu pimpinan milisi itu.”Suara Barbie pelan dan Ryan tentu saja paham apa maksudnya, apalagi Ryan baru nyadar di ruangan ini ada CCTV.Kontan wajah Ryan memerah, artinya…kelakuannya bersama Zoona dan Iqaala di lihat jelas oleh Al Tahyan selama beberapa hari ini.Barbie lalu ajak Ryan bergeser ke teras belakang yang aman dari CCTV.Tapi Barbie pintar, dia lalu mencium bibir Ryan dan mereka
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak ma
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan milis
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek a
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” ser
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik jed
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tida
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan