BERSAMBUNG
Namun niat untuk selidiki itu tertunda, Brandi tiba-tiba dapat telpon dari Notaris Umar, seorang notaris terkenal yang ditunjuk mendiang Emir Thamrin kelola harta warisan miliknya, agar Brandi segera ke kantornya, secepat-cepatnya.Mendengar harus cepat, Brandi bingung sendiri. “Ada apa lagi ini,” batinnya penuh pertanyaan, sekaligus penasaran.Akhirnya Brandi pun memutuskan ke kantor sang notaris keesokan harinya. Ia datang memenuhi undangan tersebut dan menunda urusan lain.“Ya salaammmm…tuan Brandi Hasim Zailani, akhirnya sang calon crazy rich muncul juga, sangat lama aku nanti-nantikan momen ini,” Notaris Umar langsung peluk erat tubuh kokoh Brandi dan gandeng tangan Brandi masuk ke ruang kerjanya. Tubuh tambun Notaris Umar terlihat kontras dengan tubuh berotot Brandi.“Maaf…saya baru bisa ke sini,” kata Brandi basa-basi, matanya sempat melirik Sekretaris Umar yang cakepnya mirip Nancy Ajram, penyanyi pop terkenal Lebanon saat muda pastinya.“He-he-he tak apa, untung kamu muncul,
“Semoga dengan ini, dosa-dosa tuan Emir Thamrin di ampuni, beliau secara langsung sudah mengembalikan harta yang ia curi dahulu ke aku, yang merupakan anak Brandon Hasim Zailani, nilanya naik 2X lipat lagi,” batin Brandi sambil mengelap wajahnya, usai menyelesaikan tanda tangan semua berkas.Walaupun ruangan ini ber AC dan sangat dingin, keringatan juga pemuda beruntung ini.Tuan Syarif Tamliha jelaskan, kenaikan harta warisan ini, karena saham-saham yang di tanam di puluhan perusahaan besar, melonjak naik selama lebih 25 tahunan terakhir ini.“Selamat tuan ‘Sultan’ Brandi Hasim Zailani, kini harta 10 miliar dolar amerika sah jadi milik tuan,” kata Tuan Syarif Tamliha, sambil salami dan genggam erat tangan Brandi.“Jangan dulu buru-buru pulang ke Indonesia…sekretarisku siap menemanimu selama di Dubai,” bisik Notaris Umar sambil kedipkan mata.Brandi sampai melihat sang sekretaris ini, tapi dia hanya senyum saja, tidak menanggapi candaan si Notaris tambun ini.Sesaat akan pamit, Brandon
Keluarga besar Loha dan Fanny hari ini di Bima, Nusa Tenggara Timur kedatangan tamu istimewa. Saking istimewanya rumah keluarga Loha yang tergolong paling mewah di kompleks ini di rias sedemikian rupa.Siapa lagi kalau bukan Brandon Hasim Zailani dan kedua istrinya, Mami Sandrina dan Mami Tiara, juga bersama Brandi tentunya.Aldot dan adik-adiknya tak datang, karena kesibukan masing-masing. Tapi Peltu Majid dan Sandra, istri bulenya dengan dua anaknya yang cakep-cakep hadir menemani Brandi dan keluarga besarnya. Sesuai janjinya, Brandi hari ini akan melamar Fanny sebagai istrinya. Tentu aja Loha yang kini sudah sehat wal afiat dan bertindak selaku wali bagi Fanny, menerima dengan bahagia lamaran keluarga taipan ini.Bahkan di depan keluarga besar Brandon Hasim Zailani, Loha dengan apa adanya bilang, seminggu sebelum keluarga ini datang, Fanny sudah mualaf dan menambah namanya jadi Fanny Fatimah.Brandon sampai berdiri dan memeluk calon mantunya dan ucapkan selamat!“Kamu kok pintar s
Fanny menikmati tubuhnya mulai di jelajahi suaminya, bahkan dia sampai merinding, saat bibir Brandi mulai membelah hutan rimbun perawannya dengan bibirnya.Sebagai flamboyan berpengalaman, Brandi paham, dia tak boleh seperti menggasak Beyonce ataupun kekasih-kekasih lainnya, ini istri sahnya, masih bersegel dan pastinya wajib diperlakukan sangat lembut.Fanny sampai terbelalak menatap tongkat Brandi sudah berdiri kokoh dan siap memboldoser hutan rimbunnya.“Pelan-pelan ya, gile banget bisa segini besarnya ni ular kobra!” olok Fanny terkekeh, yang aslinya sudah mulai tak sabaran di obok-obok si ular kobra milik suaminya ini.Akhirnya, pelan tapi pasti benda keras ini mulai masuk dan akhirnya tenggelam dalam pelepasan Fanny.Foreplay Brandi yang sangat pengalaman, membuat Fanny tak merasakan sakit berlebihan, yang ada malah kenikmatan di malam pertama mereka sebagai suami istri.Ibarat kendaraan, karena baru buka segel, maka jalannya pun harus pelan-pelan saja.Tapi selanjutnya gasnya mu
Tengg…gelas di tangan Brandi terlepas dan pecah berhamburan di lantai, dia bak kesetanan membawa mobil nya menuju ke rumah sakit.Tak terhitung berapa buah mobil lain hampir keserempet, sumpah serapah para sopir tak dia hiraukan, Brandi terus melaju injak pedal gas mobil mewahnya.Telpon dari sopirnya sambil menangis sesengukan membuatnya bak kena petir di siang bolong. Si sopir ini mengabarkan tragedi memilukan yang menimpa istri Brandi di depan sebuah supermarket.Begitu sampai di rumah sakit dan melihat Fanny kini dalam kondisi kritis, Brandi bak tak ada tulang lagi, dia terduduk di depan kaca ruang ICU melihat keadaan istrinya yang kini dalam kondisi koma.Tak sampai satu jam, Brandon dan kedua istrinya juga tiba, semuanya kaget bukan kepalang dengan musibah yang menimpa Fanny. Sehingga buru-buru berdatangan ke rumah sakit menjenguk Fanny. Brandon sampai menelpon Kapolri dan minta penembak mantunya segera di cari dan di usut hingga tuntas."Musuh-musuh keluargaku ternyata tak pern
Setiap hari Brandi selalu kunjungi kuburan Fanny dan bayinya. Airmatanya selalu menetes ingat saat-saat manis mereka selama ini.Brandi harus sekuat tenaga menguatkan batinnya yang terluka parah ini.Kemanjaan Fanny dan kedewasaannya, membuat Fanny di mata Brandi adalah sosok wanita yang selama ini ia cari-cari.Brandi juga kadang menyesali diri, karena musuh-musuhnya bukannya incar dia, tapi justru istrinya, rasa bersalah inilah yang membuatnya makin merana.Sebulan kemudian, Brandi mulai bisa menerima kenyataan, Fanny dan bayi mereka kini sudah nyaman dan tenang di alam sana.Dia harus belajar menerima kenyataan dan tidak larut dalam kesedihan setiap hari.Nasehat dari ayah dan kedua mami-nya serta Ela, ibu angkatnya, juga saudara-saudaranya membuat jiwa Brandi mulai tegar menerima kenyataan pahit ini.“Sayang berdua, papa pulang, orang-orang yang telah membuat kalian berdua menderita akan papa cari kemanapun bersembunyi,” kata Brandi.Tangannya membelai nisan yang bertuliskan nama F
Sampai di rumah yang 6 bulanan lebih ia tinggalkan, Brandi lagi-lagi sempat termenung menatap foto pernikahanya dengan Fanny masih tergantung di ruang tengah rumah mewah ini.Juga foto berdua saat Fanny sedang hamil 4 bulanan, tapi perutnya terlihat sudah besar dan Brandi memeluknya dari belakang.Tak sanggup ia lama-lama menatap foto tersebut, ia-pun bergegas naik ke kamar dan lagi-lagi di sini hatinya bak teriris sembilu.Kamar yang selalu di bersihkan dan dirapikan ART nya, terasa masih ada ‘bau-bau’ harum tubuh istrinya. Tiba-tiba wajahnya mengeras, ingat pembunuh istrinya masih berkeliaran di luar, ia pun bergegas lagi pakai baju seragamnya dan juga pasang tanda pangkatnya yang sudah Letnan Kolonel Penerbang, Brandi pun berangkat ke kantornya untuk lapor ke atasan di Mabes.“Mami yakin, papa pasti akan sampai berpangkat marsekal, jangan sampai resign yaah, biarpun papa kini sudah crazy rich,” kata Fanny saat memakaikan baju seragamnya, setiap kali ia berangkat ke kantor.Fanny me
Lula juga cerita, kini dia tinggal di kos, bukan lagi apartemen. Dulu Brandi memang pernah bantu dia untuk sewa apartemen.“Nggak sanggup bayar sewanya lagi, lagian aku juga males jadi ani-ani, walaupun godaan gile dan ngeri bingiit Bang, setiap fashion show atau acara, pasti ada yang coba-coba ngerayu dengan godan uang tak sedikit hingga yang tak berseri..!” aku Lula apa adanya.Mendengar ucapan dan sifat asli Lula yang suka ceplas-ceplos ini keluar alami, Brandi jadinya tersenyum, inilah senyum pertama sejak kematian tragis Fanny.Lula sejak dulu selalu apa adanya dan dia juga anggap Brandi bukan orang lain.Sifat Lula mirip sekali dengan adiknya, Sarah, apa adanya dan suka ceplas-ceplos. Bahkan andai disandingkan, sulit menentukan yang mana paling cantik.Bedanya, badan Sarah agak berisi, Lula sebaliknya, sesuai profesinya sebagai model papan atas, tubuhnya kutilang (kurus tinggi langsing).Brandi pun ingat, Lula sampai kini masih ongkosi ibunya di kampung dan ada dua adik-adiknya y
“Besok malam kita harus bergerak, aku tahu di mana mereka menyembunyikan para turis itu. Saat ini Al Tahyan sedang nego alot dengan minta tebusan 25 juta dolar per orang, untuk bebaskan ke 4 turis tersebut!” bisik Barbie lagi.Mendengar ini Ryan kaget bukan main, tak tanggung-tanggung ternyata kelompok Al Tahyan ini minta tebusan untuk membebaskan sandera tersebut.“Gila, mereka ternyata perampok dan penculik berkedok milisi pejuang,” dengus Ryan kaget.“Kamu pikir kehidupan mewah mereka di dapat darimana? Tentu saja dari hasil kejahatan dan juga jadi eksekutor alias bergerak sesuai order, mereka itu juga penyeludup senjata dan kokain yang bernilai luar biasa…!”Lagi-lagi si Barbie bongkar praktek kejahatan Al Tahyan Farisi Cs, yang semakin hari dikatakanya makin kuat serta lengkap persenjataan anak buahnya.“Mereka punya pesawat tempur dan juga tank!” ceplos si Barbie lagi. Ryan sampai tak bisa berkata-kata lagi, aandia dia tak bertemu si Barbie ini, mungkin saja dia akan mati konyo
“Jadi…kamu ini..?” Ryan yang masih kaget kini menatap wajah jelita si Barbie.“Ya tuan Ryan, aku sudah tahu siapa kamu, juga alasan tuan bergabung dengan kelompok ini. Tapi apa mungkin tuan mampu bergerak sendiri, ku rasa sulit, pasukan Al Tahyan ini ribuan jumlahnya dan mereka sanga disiplin serta teroganisir dengan baik..!” cetus si Barbie blak-blakan.Ryan termenung sesaat, si barbie menunggu saja dan membiarkan anak muda di depannya ini mikir.“Betul yang kamu bilang Barbie, apa saran kamu saat ini?” tanya Ryan lagi.“Nanti aku akan ikut kamu untuk melawan Abu Jenaya, tapi kita harus berusaha bertemu pimpinan milisi itu.”Suara Barbie pelan dan Ryan tentu saja paham apa maksudnya, apalagi Ryan baru nyadar di ruangan ini ada CCTV.Kontan wajah Ryan memerah, artinya…kelakuannya bersama Zoona dan Iqaala di lihat jelas oleh Al Tahyan selama beberapa hari ini.Barbie lalu ajak Ryan bergeser ke teras belakang yang aman dari CCTV.Tapi Barbie pintar, dia lalu mencium bibir Ryan dan mereka
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak ma
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan milis
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek a
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” ser
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik jed
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tida
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan