Share

Bab 19. Senjata Penakluk

"Iya, Den. Umang Sari anak gadis saya satu-satunya."

"Hmm,"

Diam-diam Umang Sari melirik Paksi Jingga. Tepat saat pemuda bertudung bambu itu belum melepaskan pandangannya dari pesona dirinya. Kembali dia menunduk. Wajahnya semakin merah seperti kepiting rebus.

"Kau pun sudah menjelaskan pada mereka akan tugas yang harus mereka kerjakan?" Si Tudung bambu nampak ingin mendapat kepastian. Dia tidak mau kesempatan baik ini hancur berantakan tidak sesuai rencana.

"Sudah, Kisanak. Kami sudah mengerti tugas kami. Kami siap mengorbankan nyawa kami ini demi kejayaan perkumpulan Sapu Tangan Merah, dan demi kejayaan perguruan Tangan Seribu kembali." Ludra Mangun menimpali.

Si Tudung bambu tersenyum puas.

Nampak si Tudung bambu menjelaskan sesuatu pada mereka. Dan mereka pun manggut-manggut pertanda mengerti.

"Tugas ini tidak main-main. Kalian boleh mundur jika tidak sanggup." kata-kata pria itu tajam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status