Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 100. KAMPUNG LELEMBUT

Share

Bab 100. KAMPUNG LELEMBUT

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-03-15 23:54:54

Bab 100. KAMPUNG LELEMBUT

Dan Jaka baru kali ini mengetahui kalau di Indonesia ada batu sebesar ini yang digunakan sebagai landasan jalan umum yang sangat lebar di depannya.

“Aneh dan ajaib, ada jalan yang terbuat dari batu candi di sepanjang jalan ini. Dimanakah sebenarnya saya pada saat ini? kenapa di sekelilingku yang terlihat hanya hutan yang sangat lebat dengan pohon sebesar rumah yang begini banyak?”

Setelah mengunci pintu mobilnya, Jaka segera berjalan mencari pertolongan warga yang bisa memperbaiki mobilnya.

Saat sudah berjalan cukup jauh hingga mobilnya saja sudah tidak terlihat, Jaka mendengar suara kuda yang sedang berjalan ke arahnya.

Jaka segera menepi untuk melihat apa benar kalau yang didengarnya adalah suara kaki kuda.

Plak… tuplak… tuplak….

Suara kaki kuda semakin dekat saja hingga akhirnya Jaka melihat ada seorang penunggang kuda yang sedang berjalan ke arahnya. Yang membuat Jaka merasa aneh adalah pakaian yang dikenakan pen
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Has Tiar
si Jaka kok terlalu goblok ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 101. SALING TAK PERCAYA

    Bab 101. SALING TAK PERCAYA “Montir mobil?” sahut pria paruh baya yang ditanyai Jaka dengan ekspresi bingung terlihat di raut wajahnya. Jaka menganggukkan kepalanya sebagai tanda kalau apa yang ditanyakan adalah benar adanya. “Apa itu montir mobil? Saya tidak mengerti apa yang kamu tanyakan. Oh iya, memangnya kamu siapa dan datang dari mana?” tanya pria paruh baya yang bertelanjang dada dan sedang duduk di teras rumah model kuno yang terbuat dari kayu jati. Kali ini Jaka yang dibuat bingung dengan jawaban pria paruh baya itu. Kemudian Jaka berkata, “Perkenalkan saya Jaka Kelud dari kota Jakarta. Kedatangan saya kemarin, karena saya mau minta tolong kalau mobil saya mogok dan tidak bisa berjalan.” “Mobil? Mogok? Sebenarnya apa yang kamu sebutkan tadi, saya benar-benar tidak tahu apa maksudnya.” Nafas dada tampak berat mendengar jawaban pria tua itu, yang Jaka tidak tahu sebenarnya dia sedang bertanya pada sosok Lelembut di depannya yang merupakan soso

    Last Updated : 2025-03-16
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 102. PENCERAHAN

    Bab 102. PENCERAHAN “Mbah Marijan, ternyata anda tinggal di sini. Jadi anda ketua kampung di desa ini?” tanya Jaka dengan wajah berbinar. Tentu saja Jaka sangat senang disaat dia sedang kesulitan untuk mencari pertolongan, pada saat ini juga dia bertemu dengan seseorang yang dikenalnya. “Jaka Kelud, tidak saya sangka ternyata kamu datang mengunjungi gubug reotku ini,” kata Mbah Marijan dengan senyuman menghiasi wajahnya. Sementara itu jawara penjaga rumah Mbah Marijan tampak terdiam dan keheranan menyaksikan interaksi tuannya dengan anak muda yang baru datang ini. Kemudian Mbah Marijan mengajak Jaka memasuki pendopo rumahnya yang ternyata sangat megah seperti pendopo kerajaan. Padahal Mbah Marijan hanya seorang kepala kampung atau lurah di desa Suramadu. Seperti apa kemegahan dan keindahan istana kadipaten maupun istana kerajaan, jika pendopo rumah seorang kepala kampung saja sudah begini mewah dan indahnya. Jaka memandangi ukiran antik di setia

    Last Updated : 2025-03-16
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 103. KEMBALI KE DIMENSI MANUSIA FANA

    Bab 103. KEMBALI KE DIMENSI MANUSIA FANA Jaka yang mendengar penuturan mbah Marijan tampak termangu dan terdiam, otaknya segera mengingat apa yang terjadi pada dirinya beberapa waktu yang lalu. Akhirnya dia menyadari kalau di dalam tubuhnya ada sesuatu yang membuatnya sangat memahami dan sangat cepat menguasai ilmu beladiri silat, meskipun hanya sekedar menonton dari video aplikasi online. “Iya mbah, kalau di pikir-pikir saya juga heran, bagaimana mungkin saya bisa menguasai ilmu silat dengan sangat mudah, meskipun hanya melihat setiap jurus dan cara bertanding para jago silat melalui video online.” “Nah itu maksud mbah, Karena kamu sudah datang sendiri ke tempat mbah, maka mbah akan mengajari cara agar kamu bisa membangkitkan kekuatan yang ada di dalam tubuhmu. Apakah kamu mengikuti saran dan petunjuk dari mbah?” ucap mbah Marijan dengan tatapan serius ke arah Jaka Kelud. “Mau mbah, tentu saja saya mau diberi petunjuk oleh mbah Marijan, kalau tidak merep

    Last Updated : 2025-03-17
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 104. KEMBALI KE RUMAH

    Bab 104. KEMBALI KE RUMAH Sambil mengemudi pikiran Jaka kembali ke tempat aneh yang bernama desa Suramadu dan bertemu dengan mbah Marijan. Jaka sangat tahu kalau tempat yang baru saja dia datangi bukanlah mimpi, tapi sebuah tempat yang merupakan desa wisata, itu yang ada dalam pikiran Jaka. Jaka tidak menyadari kalau dia sudah berada di dimensi lelembut itu selama tujuh hari lamanya, Jaka menganggap baru sebentar saja, padahal tujuh hari di dimensi lelembut sama dengan tujuh bulan di dimensi manusia fana. Jaka tentu saja belum menyadari hal ini, dia mengemudikan mobilnya untuk pulang. Tak lama kemudian sampailah Jaka di depan pintu gerbang rumahnya, sepasang mata Jaka membelalak tidak percaya melihat apa yang ada di depannya. “Aneh, kenapa rumahku ditumbuhi banyak sekali rumput liar? Apakah saya salah mendatangi rumahku?” gumam Jaka saat akan membuka pintu gerbang rumahnya. Jaka tidak jadi membuka pintu gerbang rumahnya, dia mengedarkan pandangannya ke se

    Last Updated : 2025-03-18
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 105. MENYADARI APA YANG TERJADI

    Bab 105. MENYADARI APA YANG TERJADI Sambil mengemudi, Jaka mulai membaca pesan-pesan yang masuk ke ponselnya. Seketika matanya membelalak lebar seakan tidak percaya dengan apa yang dibacanya. Karena dalam catatan pesan yang masuk, ada pesan yang masuk ke ponselnya sejak satu bulan, dua bulan, tiga bulan hingga banyak yang tujuh bulan yang lalu, sesuai dengan dokumen pengiriman pesan serta panggilan telepon yang masuk ke ponselnya. “Gila, ini benar-benar gila. Sebenarnya ponselku yang salah dan error atau memang saya yang lupa tidak pernah membuka pesan yang masuk? Tapi tidak mungkin, bukankah kemarin saya berkunjung ke desa wisata Suramadu baru semalaman saja? Dan ponselku kebetulan lowbat, tapi kenapa catatan waktu di ponsel tertulis kalau pesan yang masuk memang itu adanya?” Ciiit…. Dalam bingungnya, Jaka segera melihat waktu serta tanggal dan bulan yang muncul secara otomatis di ponselnya. Seketika mata Jaka membelalak sangat lebar dan tan

    Last Updated : 2025-03-18
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 106. KEMBALI KE KAMPUS

    Bab 106. KEMBALI KE KAMPUS “Betul, ini adalah ide yang bagus untuk mendapatkan saran dari Intan tentang apa yang terjadi dalam tujuh bulan ini.” Kemudian menekan tombol panggil pada ponselnya, segera saja panggilannya sudah ada yang menerimanya. “Hallo… ini siapa?” terdengar suara lembut dari seorang wanita yang menjawab panggilan telepon Jaka. “Hallo, ini Jaka,” sahut Jaka dengan penuh semangat, dia sangat mengenali suara Intan meskipun dia sudah tidak bertemu selama tujuh bulan, menurut tanggalan di dunia fana. “Jaka?... Apa?... kamu Jaka… Jaka Kelud?” teriak Intan dari seberang ponselnya. Pagi ini Intan sedang mengemudikan mobil kesayangannya menuju kampus Universitas Matrix, ketika tiba-tiba saja ada panggilan masuk kedalam ponselnya. Awalnya Intan merasa terkejut melihat nama orang yang meneleponnya, dengan rasa penasaran dia menerima panggilan telepon Jaka. Begitu dia mendengar suara Jaka yang sudah lama tidak terdengar seketika memb

    Last Updated : 2025-03-19
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 107. AJIAN PENAKLUK JIWA

    BAB 107. AJIAN PENAKLUK JIWA Mahasiswa itu terus memperhatikan Jaka dan Intan yang menghiraukan mereka dan terus berjalan menuju kantor dosen. Tak lama kemudian Jaka dan Intan sampai juga di kantor dosen Saras. Begitu sampai di kantor dosen, orang yang mereka cari sepertinya belum berangkat, sehingga Intan mengajak Jaka menunggunya. “Jaka, sebaiknya kita menunggu bu Saras terlebih dahulu. Bagaimanapun juga kamu juga tidak tahu akan masuk kelas ke semester tiga atau mengikuti mata kuliah semester satu bersama mahasiswa baru,” ucap Intan yang mencari kursi untuk duduk menunggu kedatangan dosen Saras yang ada di luar kantor. Sambil menunggu kedatangan dosen Saras, Intan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi dengan Jaka, hingga tiba-tiba saja menghilang tidak ada kabar berita selama tujuh bulan lamanya. Dengan terus terang, Jaka menceritakan apa yang terjadi. Meskipun berterus terang, Jaka tidak menceritakan pertemuannya dengan mbah Marijan di dimensi Le

    Last Updated : 2025-03-20
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 108. MENGELUARKAN KEMAMPUAN TERSEMBUNYI

    Bab 108. MENGELUARKAN KEMAMPUAN TERSEMBUNYI Sebenarnya Jaka bisa langsung memerintahkan Rektor Agus untuk langsung menerimanya masuk kelas bersama teman-temannya. Akan tetapi Jaka tidak melakukan itu, karena dia ingin saat dia diterima masuk kelas, tidak ada pelanggaran hukum dan kedisiplinan. Karena itulah Jaka berusaha menaklukan jiwa dan pikiran Rektor Agus dengan lembut, sehingga dia bisa berpikir secara logis dan tidak langsung menerima begitu saja bisikan yang masuk ke otaknya. “Begini saja, terima Jaka masuk ke kelas yang sama dengan temannya, tapi beri dia ujian susulan kenaikan semester tiga. Dan satu lagi, cabut beasiswanya sebagai hukuman atas ketidak disiplinannya selama ini.” Bisikan itu kembali masuk ke otaknya bersamaan dengan rasa sakit yang menyerang kepalanya. “Siapa kamu? Kenapa kamu bisa masuk ke pikiranku,” kata Rektor Agus dalam benaknya. “Aku? Aku adalah jiwa bersih dan jiwa baik yang ada di dalam tubuhmu, atau yang lebih dikenal

    Last Updated : 2025-03-20

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 146. HUKUMAN BAGI PARA PREMAN

    Bab 146. HUKUMAN BAGI PARA PREMAN Tap…. Kepalan tangan preman itu di pegang dengan kuat oleh tangan Jaka kelud yang telah menghadang tinjunya. “Eh… apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan tanganku, atau kamu akan mati!” bentak preman yang di pegang kepalan tangannya oleh Jaka Kelud. Sebenarnya perkataan preman ini sangat lucu, bagaimana mungkin dia bisa menggertak Jaka Kelud, ketika tangannya dipegang dengan kuat oleh orang yang dia gertak. Sementara itu Jaka Kelud yang sudah mengunci kepalan tangan preman itu, menatapnya sambil tersenyum sinis. “Apa katamu? Kamu mengancam membunuhku? Ha ha ha ha… sepertinya kamu tidak tahu apa yang sedang kamu hadapi. Baiklah kalau begitu, sebaiknya kamu saya kirim ke neraka agar dunia ini lebih aman dari orang-orang seperti kalian,” kata Jaka datar. Setelah itu dia mengangkat tubuh preman itu melalui tangan yang di pegangnya dan melemparnya sejauh lima puluh meter hingga terhenti ketika tubuhnya menghantam

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 145. ANITA TEMAN SEMASA SMA

    Bab 145. ANITA TEMAN SEMASA SMA “Apakah orang yang kamu ceritakan itu, pria dan sopirnya yang tertabrak mobil SUV putih di jalan dekat jembatan layang?” kata Jaka sambil menatap wajah cantik Intan yang duduk di depannya. “Ternyata kamu tahu juga tentang kecelakaan itu?” “Tentu saja tahu, kan sekarang apapun yang terjadi di mana-mana akan cepat masuk ke berita online,” kata Jaka Kelud diplomatis. Tentu saja Jaka Kelud membuat alasan ini untuk menghindari kecurigaan Intan, kalau dia menceritakan pengalamannya secara jujur, kalau yang menolong pria itu adalah dia, maka kemungkinan besar Intan malah akan menuduhnya yang menabrak mobilnya, alih-alih memuji dirinya. Hal ini tentu saja tidak dikehendaki Jaka Kelud. Setelah berbicara mengenai suami dari wanita yang bertemu dengan mereka di lobi Cafe, akhirnya pesanan mereka dihidangkan diatas meja. Mereka makan dalam diam, menikmati makan malamnya, hingga tak lama kemudian diatas meja yang terlihat hanya piring

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 144. KENANGAN SEORANG WANITA PARUH BAYA

    Bab 144. KENANGAN SEORANG WANITA PARUH BAYA Pemilik sepasang mata ini adalah seorang wanita paruh baya yang sebelumnya pernah melihat Jaka Kelud di Cafe Bintang saat sedang berkumpul bersama teman sosialitanya. “Bukankah ini pemuda yang sebelumnya pernah saya lihat di Cafe? Jadi pemuda ini namanya adalah Jaka Kelud .” “Ternyata pemuda ini adalah seorang mahasiswa yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah Internasional.” “Tapi yang membuat saya heran, kenapa wajahnya sangat mirip dengan wajah mas Rustam semasa masih muda? Apakah… apakah… jangan-jangan dia adalah Rangga Buwono anakku yang hanyut di sungai dua puluh tahun yang lalu? Tapi namanya Jaka kelud, itu bukan seperti nama anakku? Sebenarnya apa yang terjadi pada dunia ini? Apakah mas Rustam punya saudara di kampung selain yang pernah saya kenal? Ataukah mas Rustam diam-diam bermain api di belakangmu dan berselingkuh dengan wanita lain?” Wanita paruh baya yang mempunyai wajah cant

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 143. IDOLA GEN Z

    Bab 143. IDOLA GEN Z Pada Ronde kedua, barulah Jaka mulai mengincar kelemahan lawannya. Kali ini dia melakukan gerakan bantingan yang sangat cepat dengan cara menangkap pukulan Tagumi dan membantingnya dengan kecepatan yang tidak diduga-duga sebelumnya. Pukulan Tagumi sebenarnya sangat cepat, dan kembali dengan cepat pula ke posisi awalnya. Akan tetapi kecepatan pukulan Tagumi, masih terlalu lambat bagi Jaka Kelud. Sehingga dia bisa dengan cepat menangkap tangan Tagumi dan membantingnya mengikuti luncuran tenaga pukulannya. Bugh….!Suara berdebam menggema di arena pertandingan ketika tubuh Tagumi jatuh terbanting dengan telak. Sebenarnya bantingan Jaka Kelud tidak terlalu keras dalam pikirannya, akan tetapi kenyataannya berbeda bagi lawannya. Begitu tubuhnya terbanting ke atas matras, secara kebetulan tulang punggungnya terkilir, sehingga Tagumi terkapar tidak berdaya. “Satu… dua… tiga… sepuluh…” Wasit menghitung dengan cepat ke arah Ta

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 142. MONSTER TURNAMEN

    Bab 142. MONSTER TURNAMEN Darah menyembur dari mulut Ronaldo, setelah terkena tendangan Legendaris Jaka Kelud. Begitu terkena tendangan, tulang rusuknya patah membuat kesombongannya langsung di bungkam. Tim Official dari Amerika langsung emosi melihat Ronaldo kalah dengan telak menghadapi peserta dari Indonesia. Kemenangan Jaka dan Hendra Putra, membuat Indonesia bisa mengikuti babak selanjutnya. Hari berikutnya Jaka dan Hendra Putra tidak ada jadwal bertanding, akan tetapi mereka tetap mengikuti setiap pertandingan yang menghadirkan tim dari Indonesia. Kali ini ada dua peserta dari Indonesia yang giliran tanding, yaitu Rubiman dan Bas Wahyu. Kedua peserta ini berasal dari provinsi Riau dan provinsi Kalimantan barat. Jaka tampak bersemangat melihat penampilan mereka berdua, apalagi dengan penampilan Rubiman yang merupakan pesilat tangguh yang menguasai Silat harimau Minang. Rubiman menang angka melawan peserta dari negara Afrika, sedangkan Ba

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 141. TENDANGAN LEGENDARIS

    Bab 141. TENDANGAN LEGENDARIS Jaka menghindari setiap serangan Chao Phraya dengan sangat mudah, tubuhnya meliuk-liuk seperti pohon bambu yang tertiup angin. Para penonton langsung berdecak kagum melihat begitu luwes nya tubuh Jaka Kelud menghindari setiap serangan dari atlet Muay Thai ini. Chao Phraya yang begitu semangat menyerang Jaka Kelud dan semua serangannya tidak ada yang mengenai sasaran, terlihat semakin emosi. Wajah Chao Phraya memerah, keringat sebesar kacang kedelai mulai menghiasi wajahnya dan nafasnya mulai memburu, saking semangatnya untuk segera mengalahkan Jaka kelud. Para penonton bersorak memberi semangat kepada Jaka Kelud, bahkan ada yang berteriak meminta Jaka Kelud untuk segera membalas serangan lawannya. “Jaka, cepat beraksi, hajar lawanmu!” “Jaka jangan diam saja!” Mendengar teriakan para penonton, Jaka mulai terpancing untuk melakukan serangan balasan. Tatapan mata Jaka yang sedari tadi tampak santai, mulai terli

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 140. MELAWAN CHAO PHRAYA ATLET MUAY THAI

    Bab 140. MELAWAN CHAO PHRAYA ATLET MUAY THAI Senyum Jaka seketika mengembang, ketika melihat mobil yang dikendarai Ridwan memasuki terowongan. Dan kebetulan juga jalanan sepi dan hanya ada mobil Ridwan yang memasuki terowongan itu. Tubuh Jaka yang sedang melayang di langit segera menukik seperti pesawat tempur yang akan menjatuhkan Bom ke sasarannya. Bummm…! Begitu memasuki terowongan dan tepat berada di belakang mobil Ridwan, tangan Jaka bergerak mengibas. Seketika mobil Ridwan yang sudah oleng jalannya, akibat pengemudinya dalam keadaan mabuk langsung terangkat. Kemudian Jaka mengibas dengan kuat hingga mobil Ridwan meluncur dengan cepat menabrak dinding terowongan dan menimbulkan suara dentuman yang sangat keras, menggema di dalam terowongan. Dalam sekejap mobil yang dikemudikan Ridwan langsung ringsek, berubah menjadi besi gepeng, setelah terkena kibasan tangan Jaka Kelud yang dipenuhi energi Prana yang sangat kuat. Tubuh Ridwan ya

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 139. MENGIKUTI RIDWAN

    Bab 139. MENGIKUTI RIDWAN Kemudian Jaka segera mengetik sesuatu di laptopnya, tak lama kemudian di layar laptopnya muncul penampakan peta denah lokasi tempat tinggal Ridwan, sesuai dengan nomor telepon yang baru saja di hack Jaka Kelud. “Hmmm… ternyata rumahmu cukup bagus juga. Baiklah, saya akan memberimu pelajaran yang tidak bisa dilupakan, agar kamu tidak macam-macam lagi kepadaku.” Jaka menutup layar laptopnya setelah mengetahui alamat rumah Ridwan, Jaka segera menyeruput kopi hitamnya perlahan untuk menikmati sensasinya. Akhirnya waktu yang di tunggunya pun tiba, yaitu tengah malam untuk melaksanakan misinya. Begitu waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, sosok Jaka terbang melayang keluar dari lantai tiga rumahnya, melesat seperti kelelawar membelah gelapnya malam. Begitu cepatnya tubuh Jaka melesat menuju arah yang sudah di tentukan dalam benaknya, tak lama kemudian sosok hitam sudah berdiri di atas sebuah bangunan mewah sesuai dengan

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 138. MENGHACK PONSEL BANG SAPTO DAN RIDWAN

    Bab 138. MENGHACK PONSEL BANG SAPTO DAN RIDWAN Sementara itu mahasiswa yang keluar dari gedung Olah raga dengan ekspresi jelek, sudah sampai di depan markas tentara bayaran Hitam. “Loh, ada apa nih? Kenapa kantornya diberi garis Polisi?” mahasiswa itu berkata sambil mengernyitkan dahinya melihat pemandangan yang tidak diharapkan. Pandangannya menyebar ke segala penjuru, dia bisa melihat kalau di setiap sudut jalan ada anggota Polisi yang memakai seragam maupun memakai pakaian sipil sedang berkumpul. “Apa sebenarnya yang terjadi dengan kantor Bang Sapto? Kenapa saya bisa tidak tahu?” Mahasiswa itu tidak jadi menghentikan kendaraannya, dia terus berjalan dengan pelan sambil mengamati situasi perusahaan penyedia petugas keamanan, tempat bang Sapto berkantor. Setelah cukup jauh meninggalkan markas tentara bayaran yang di jaga Polisi, mahasiswa itu menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Kemudian dia keluar dari mobil menuju warung rokok untuk membe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status