Share

Sosok Pandu

Penulis: Aksara Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-09 14:00:26

Dengan susah payah, gadis kecil itu berjingkit, berusaha meraih gagang pintu agar bisa membukanya. Beberapa kali, Widuri sempat gagal. Tubuhnya yang belum seberapa tinggi tidak berhasil meraih gagang pintu di hadapannya.

Namun, Widuri tidak menyerah begitu saja. Dengan semangat yang membuatnya pantang menyerah, Widuri terus mencoba.

Sekali lagi, Widuri kembali gagal. Sudah berusaha melompatkan kedua kakinya tinggi-tinggi berulang-ulang kali, tetap saja tangannya tak sampai meraih gagang pintu yang sejak tadi menjadi incarannya.

Sadar jika usahanya akan tetap sia-sia, gadis kecil itu memilih berhenti sejenak, tidak lagi melanjutkan usaha dan kerja keras yang sebelumnya ia lakukan penuh semangat. Akan tetapi, Widuri sama sekali tidak menyerah. Dalam diam, Widuri mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, menyapu setiap inci sela dengan seksama, mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk membantu dirinya agar bisa berhasil meraih gagang pintu dan me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pewaris Darah Cemani   Langkah Penuh Bahaya

    Tak berniat menjawab pertanyaan dari Widuri, Pandu bergeming, tetap diam seribu bahasa sambil terus membimbing Widuri mengikuti setiap langkah yang ia ambil. Pelan tapi pasti, langkah yang Pandu dan Widuri ambil semakin lama semakin jauh. Tanpa terasa, keduanya sampai hampir sampai ke gawang pintu gerbang, batas area padepokan dengan jalanan poros perkampungan. Teringat akan pesan yang selalu ibunya berikan, Widuri mendadak berhenti. Widuri tertahan, enggan meninggalkan area padepokan. Atas keputusannya itu, sosok Pandu yang sejak tadi menggandeng tangannya kini menoleh, menatap Widuri penuh kekecewaan. “Ibu bilang kita tidak boleh keluar, Mas,” ucap bocah kecil itu, mencoba mengingatkan pesan sang ibunda kepada Kang Masnya itu, berharap Pandu mau berhenti dan tak lagi meneruskan perjalanan yang saat ini mereka berdua lakukan tanpa sempat membuat kesepakatan terlebih dahulu sebelumnya. Namun, seolah tidak ped

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Pewaris Darah Cemani   Pencarian Widuri

    Betapa tidak, meski selama ini apa yang ada di hadapannya adalah hal yang selalu ia panjatkan dalam setiap doa, tapi Wintang tak pernah menyangka jika Pandu akan sadar secara tiba-tiba.“Ibu …,” ucap bocah tampan itu dengan suara serak, memanggil sang ibunda yang selama ini merasa paling terpukul atas apa yang menimpa dirinya.Seolah kehilangan kemampuan untuk berbicara, Wintang hanya diam tak memberi jawaban apa-apa. Ia masih belum bisa keluar dari rasa keterkejutannya, diam terpaku, beku serta membisu, dan terus menatap Pandu yang saat ini duduk di bibir ranjang penuh rasa tak percaya.“Ibu …,” panggil Pandu sekali lagi.Belum bisa menetralisir apa yang terjadi secara tiba-tiba, Wintang masih syok, dia bingung bagaimana harus mengekspresikan kebahagiaannya, hanya bisa diam terperangah, tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.“Pandu haus, Bu,” ucap bocah tampan itu lagi, memegangi tenggorokannya yang terasa amat kering.Bibir P

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Pewaris Darah Cemani   Siap untuk apa?

    Di tempat lain.Keadaan Winingsih kini sudah jauh lebih baik. Gadis cantik itu sudah terlihat lebih segar meski agak pucat dan lemas. Keberhasilan Denjaka mengusir makhluk jahat dari dalam tubuh Winingsih membuat Mbah Tarjo dan Mbok Marni merasa lega.“Jangan pulang dulu, Mas Den. Kami sudah menyediakan hidangan sederhana. Kalau Mas Den tidak ingin bermalam, setidaknya makan dulu sedikit. Jangan biarkan Mas Den pulang dari sini dengan perut kosong,” kata Mbah Tarjo menahan Denjaka ketika berpamitan untuk pergi.Tak enak jika menolak, Denjaka akhirnya tak berdaya. Meski perasaannya saat ini tak karu-karuan, ingin segera pulang ke rumah, Denjaka mencoba menahannya, membiarkan Mbah Tarjo dan istri menyiapkan jamuan untuk dirinya.“Baiklah kalau begitu,” balas Denjaka akhirnya setuju.Mendengar Denjaka tidak menolak, Mbah Tarjo merasa senang bukan main. Tak bisa menyembunyikan kesuka citaannya atas persetujuan yang Denjaka berikan, Mbah Tarjo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Pewaris Darah Cemani   Sebuah Peringatan

    Sudah beberapa jam, Ali mencari keberadaan Widuri tanpa henti. Ali tak sudi beristirahat sedikit pun meski kedua kakinya sudah merasa sangat penat dengan otot-otot kaki yang kencang semua, membuat Ali kesulitan untuk berjalan, menahan sakit setiap kali melangkahkan kakinya kembali, terasa amat kaku dan juga nyeri.Berada dalam usia yang tak lagi muda, ketahanan fisik Ali memang tak seperti dahulu kala, namun ia tetap berusaha keras, melakukan segala upaya yang ia bisa untuk segera menemukan sang cucu tanpa memperdulikan rasa lelah yang kini hinggap dan semakin merajalela, meminta dirinya untuk berhenti sekedar beristirahat sebentar sebelum melanjutkan pencariannya kembali.Merasa dituntut akan tanggung jawab yang harus ia penuhi kepada mendiang kakak seperguruan yang telah berpulang ke haribaan Allah subhanahu wa ta'ala lebih dulu, di tambah tanggung jawabnya sebagai seorang murid dari Almarhum mendiang Lek Sardi, Ali merasa memastikan keluarga Denjaka dan Wintang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pewaris Darah Cemani   Jeritan Pemecah Hening

    Tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, kini kepala Denjaka dipenuhi oleh kekhawatiran atas anak perempuan kesayangannya. Semakin lama, perasaan itu semakin susah untuk diabaikan. Dengan mengikuti kata hati kecilnya, Denjaka bangkit berdiri, memaksakan tubuhnya yang mendadak terasa amat berat, enggan meninggalkan rumah kediaman keluarga Mbah Tarjo.“Aaaah!” Denjaka mengerang, masih berusaha keras untuk bisa berdiri secara sempurna melawan pusing di kepala yang mendadak ikut mendera, memaksa Denjaka untuk tetap tinggal di sana sampai besok pagi, sesuai rencana yang sudah diatur sedemikian rupa.Namun, takut anak kesayangannya kenapa-kenapa, Denjaka tidak mau kalah dengan itu semua. Tak perduli pada tubuh yang semakin lama semakin sulit untuk digerakan serta kepala yang bertambah kian sakit tiada tara, Denjaka tetap memantapkan apa yang sudah ia putuskan, mencoba melawan segala godaan yang memaksanya untuk tidak ke mana-mana.“Allahumma wafiqna li tha’

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Pewaris Darah Cemani   Rasa Bersalah yang Mendalam

    Melajukan motor miliknya dengan kecepatan penuh tanpa memperdulikan lubang di tengah jalan atau batu kerikil yang mencuat ke permukaan, terus trabas tanpa aba-aba, akhirnya Denjaka berhasil sampai ke rumahnya dengan selamat.Baru saja sampai di depan pintu gerbang, perasaan Denjaka semakin bertambah tak enak. Sebab, pintu gerbang yang biasanya selalu tertutup rapat, kini dalam keadaan terbuka lebar. Apa lagi, ini masih menjelang subuh, Denjaka merasa tambah asing, tidak mungkin istri tercintanya sudah membuka pintu gerbang sedini ini. Hal ini tentu memperkuat kecurigaan yang ada di hatinya meski tak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi, hanya bisa menerka dan terus bertanya-tanya pada diri sendiri.Dengan detak jantung yang berdetak semakin tidak beraturan, Denjaka membawa kuda besinya masuk ke dalam halaman sembari menatap tajam ke arah rumah yang suasananya sangat berbeda. Setelah memarkirkan motor miliknya, Denjaka bergegas turun dan masuk ke dalam. Sebelum ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Pewaris Darah Cemani   Kepulan Asap Hitam

    Tak tahu harus menjawab apa, Wintang hanya diam, larut dalam tangis menggugu, menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar tak ketahuan oleh Denjaka, tak berniat memberikan respon apa-apa atas apa yang sedang Pak Leknya katakan. Sama sekali tidak berniat menyalahkan siapa-siapa, Wintang hanya ingin menumpahkan kesedihan yang saat ini ia rasa.Biar bagaimanapun juga, Wintang adalah manusia biasa. Wajar, jika ia menumpahkan kesedihannya lewat air mata.Sesampainya di ambang pintu kamar Pandu, Denjaka mulai memperlambat langkahnya, menatap punggung sang putra yang sedang terlelap menghadap ke arah dinding. Perlahan, takut membangunkan Pandu yang sedang beristirahat, Denjaka menghampiri tempat tidur putra tercintanya, duduk di tepi ranjang, memeluk bahu sang putra dengan pelan.Atas gerakan yang Denjaka lakukan, Pandu terbangun. Sadar jika yang datang adalah ayahnya, Pandu membalik badan, memeriksa dugaannya yang sudah pasti benar adanya.“Bapak,” lirih Pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Pewaris Darah Cemani   Pertarungan Sengit antara Denjaka dan Bumi

    Bab 16Bersamaan dengan asap hitam yang berhasil menyentuh pipi sebelah kiri milik Bumi dalam penglihatan Ali, raut wajah Bumi seketika berubah. Jika sebelumnya dominan sedih mendalam yang sulit digambarkan, terus menangisi kepergian Widuri yang entah ke mana, kali ini justru terlihat marah, lengkap dengan kedua pipinya yang juga ikut memerah, padam dan meluap-luap, siap meledakan api emosi yang sudah tak tertahan lagi.Tanpa aba-aba, Bumi bangkit dari tempat duduknya sebelumnya, berjalan penuh dendam ke arah Denjaka dan langsung melayangkan sebuah bogem mentah yang sama sekali tidak pernah masuk dalam daftar agenda rencananya.Bug!Tinjuan keras mendarat tepat di dekat ujung bibir Denjaka, membuat Denjaka yang tidak siap dengan serangan yang ia terima langsung terhuyung, jatuh terjerembab tanpa sempat menjaga keseimbangan diri.“Kurang ajar!” hardik Bumi, langsung mengunci tubuh Denjaka yang sudah jatuh ke atas lantai, kembali melayangka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13

Bab terbaru

  • Pewaris Darah Cemani   Para Gadis yang ditumbalkan

    Bab 39 Benar saja, setelah perjanjian yang ia buat bersama Nyai Welas Asih beberapa waktu yang lalu, kini kebahagiaan menyerbak, datang tak terduga di tengah-tengah keluarga kecilnya. Dengan kebahagiaan tiada tara, Mbah Tarjo muda duduk memangku sang istri tercinta sembari mengelus lembut perut Mbok Marni muda yang mulai kelihatan membuncit. Tiga bulan berselang setelah kepulangan sang suami yang tak ia ketahui dari mana, pulang ke rumah dalam keadaan lusuh serta pakaian basah dan juga kotor melekat pada tubuhnya, lemas tak bertenaga, kini Mbok Marni mengandung begitu saja. Telah lama menantikan momen bahagia yang hari ini ia rasakan, tentu saja Mbok Marni muda sangat bersenang hati sekarang. "Mas .... Akan kita beri nama siapa anak kita nanti?" tanyanya antusias, begitu penasaran dengan jawaban yang akan diberikan oleh sang suami tercinta. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan ol

  • Pewaris Darah Cemani   Persetubuhan Dua Makhluk Beda Alam

    Bab 38Sosok itu adalah Nyai Welas Asih, sosok penunggu hutan larangan yang sejak awal ia cari-cari. Sembari menarik ujung selendang yang ia biarkan menjuntai ke bawah, serta salah satu telapak tangan yang ia tumpu pada telapak tangan yang lain, dijadikan alas penahan agar terlihat cantik dan juga anggun.Sosok perempuan dari bangsa lelembut bernama Nyai Welas Asih itu memang cantik jelita. Berbeda dari cerita yang tersebar dari mulut ke mulut yang mengatakan sosok Nyai Welas asih sungguh mengerikan dan juga kejam, kenyataan yang Mbah Tarjo lihat justru memiliki paras paripurna nan penuh pesona. Siapapun pemilik pasang mata yang melihat kecantikan Nyai Welas Asih, sudah pasti ia akan jatuh cinta."Kau bilang rela berpaling dari Tuhanmu itu jika aku berani muncul di hadapanmu?!" kata Nyai Welas Asih, mencebik penuh rasa tidak suka ketika mendengar Mbah Tarjo muda tanpa sengaja mengucap kalimat istigfar ketika terkejut."Buktikan jika kamu memang ma

  • Pewaris Darah Cemani   Penguasa Hutan Larangan

    Bab 37Bersamaan dengan para burung yang beterbangan keluar, meninggalkan kawasan hutan, semilir angin yang sebelumnya sibuk menggoyangkan dahan pohon dan juga dedaunan, kini menghentikan tariannya. Tak ada sedikit pun hembusan yang dapat terasa.Hawa dingin yang sebelumnya menusuk hingga meresap masuk ke dalam tulang, kini juga hilang seketika, berganti dengan hawa panas yang menjalar pelan dari ujung kaki Mbah Tarjo muda, naik perlahan sampai ke ubun-ubun kepala.Suasana hutan saat ini sangat benar-benar sangat berbeda dari sebelumnya. Hawa yang semula mencekam, kini semakin mendalam dan menyeramkan.Di tengah hutan yang dipayungi rintik hujan, Mbah Tarjo berlutut menghadang sosok makhluk penguasa hutan yang sangat ia harapkan akan muncul di hadapannya, sosok yang sejak awal menjadi tujuannya demi menghapus segala duka lara yang ia derita. Dengan mata yang penuh penyesalan dan luka, ia masih menunggu sosok itu, mengorbankan segala keselamatan ya

  • Pewaris Darah Cemani   Nyai Welas Asih

    Bab 36Mbah Tarjo tahu betul jika di dalam hati Denjaka hanya ada nama istrinya seorang. Sungguh mustahil untuk membuat Winingsih menempati sebagian hati Denjaka. Itulah sebabnya, mau tidak mau, Mbah Tarjo harus melakukan hal ini, meminta bantuan kepada Ndoro Nyai Asparasih, sang penguasa hutan larangan yang berada dekat dengan desa mati tempat ia tinggal sebelumnya, persis seperti apa yang ia lakukan belasan tahun lalu ketika berputus asa ingin memiliki seorang anak dalam pernikahannya yang sudah berjalan puluhan tahun lamanya.Dahulu, dalam keputus asaannya yang tak kunjung dikaruniai seorang anak oleh Allah Subhanahu wa ta'ala di usianya yang tak lagi muda, Mbah Tarjo mulai merasa gelisah. Ia takut, jika seumur hidupnya, ia dan istri tak akan pernah merasakan bagai mana rasanya jadi orang tua serta akan merenta berdua saja tanpa ada yang akan mengurus ia dan juga sang istri di usia senja yang pasti akan tiba.Ditambah, setiap hari Mbah Tarjo harus menya

  • Pewaris Darah Cemani   Menggoda Denjaka

    Bab 35Meski sudah beberapa saat, bara-bara api berbentuk serpihan kecil-kecil yang ada di seluruh permukaan lantai pada ruangan tersebut tetap menyala, menyalap terang bak tak bisa padam. Beberapa serpihan bahkan masih menempel pada badan Mbah Tarjo. Bukannya berkurang, jumlahnya justru kian bertambah, menempel kembali akibat Mbah Tarjo yang tak bisa berhenti mengguling-gulingkan tubuhnya. Seolah tidak ingat jika hampir seluruh permukaan lantai di ruangan tersebut penuh dengan serpihan bara api yang berhamburan di mana-mana."Panas! Panas! Panas!" Sama seperti sebelumnya, Mbah Tarjo terus berteriak kesakitan sembari berguling rata, meratakan serpihan bara api yang masih menyala.Melihat keadaan sang suami uang ada di depan mata, Mbak Marni tertegun beberapa saat. Ia bingung harus berbuat apa sekarang untuk menolong sang suami yang seluruh tubuhnya dipenuhi dengan luka lepuhan yang sudah memecah, menyingkapkan kulit yang sedang mengalami luka bakar, menyis

  • Pewaris Darah Cemani   Bisikan Memamggil

    Bab 34Sambil berjalan, Winingsih bergumam, bersenandung menyanyikan alunan kidung dengan suara merdu yang mendayu-dayu, mengantar setiap makhluk di muka bumi ini ke dalam mimpi yang enggan diakhiri. Terbukti, semua orang kini semakin nyenyak dalam tidurnya. Meski adzan subuh sudah hampir berkumandang, tak ada satu pun orang yang sudah dalam keadaan terjaga selain Mbah Tarjo yang saat ini tengah sibuk duduk bersila di dalam ruangan berlapis kain hitam, merapalkan mantra-mantra sembari memangku wadah diang seperti sebelumnya, melakukan ritual agar kelancaran berpihak kepada sang putri kesayangan yang saat ini tengah menjalankan salah satu dari ribuan rencana yang ia punya.Di dalam kamarnya, Ali juga terbuai dalam mimpi indah yang mempesona. Di dalam mimpinya, ia kembali mengulang kisah masa lalu, di mana ia bisa menghabiskan waktu untuk berkumpul-kumpul dengan semua orang. Mas Cahyo, Mas Santo, Lek Sardi, serta Akbar saudara kembarnya, mereka semua datang bertandan

  • Pewaris Darah Cemani   Rogo Sukmo

    Bab 33Bruk!Setelah memekik dengan suara yang amat melengking pilu, tubuh Winingsih ambruk, menyungkur tepat di bawah kaki Mbah Tarjo.“Aaaaaa!” Winingsih kembali menjerit.Winingsih tergeletak lemah di atas lantai yang dingin, tubuhnya menggeliat tak karuan dalam cengkeraman rasa sakit yang semakin lama semakin menyiksa. Tubuhnya menggeliat tak karuan, bersamaan dengan itu, setiap kali ia bergerak, suara retak halus terdengar, seakan tulang-tulangnya tak kuasa menahan beban rasa sakit itu, patah dan remuk dalam waktu yang bersamaan. Napas Winingsih mulai tersengal, air mata perih juga membanjiri kelopak matanya, seolah tiap detik adalah perjuangan hidup mati baginya. Dia tampak seperti seekor ayam yang tulang belulangnya dipatahkan dalam keadaan hidup-hidup.Krepek! Krepek! Krepek!Suara renyah itu senantiasa terdengar setiap kali Winingsih menggerakan badannya.Mendengar suara jerit kesakitan milik sang putri dari ara

  • Pewaris Darah Cemani   Ritual Kembang Pangan

    Bab 32Satu keanehan kembali terjadi. Meski cairan dari dalam botol kecil yang Winingsih tuangkan tak seberapa jika dibandingkan dengan air di dalam ledeng yang jumlahnya melebihi dua kawah, namun terlihat kalah oleh setitik dua titik cairan berwarna merah pekat kehitaman tersebut, membuat air di dalam ledeng juga ikut berubah warna seluruhnya.Kepulan asap juga keluar dari dalam sana. Bak ada sesuatu yang mengaduknya, air ledeng yang seharusnya tenang, kini mendadak memiliki arus yang amat begitu dahsyat, berputar-putar tiada henti membentuk sebuah pusaran di tengah-tengahnya.Glek!Lagi-lagi Winingsih hanya bisa menelan saliva miliknya. Melihat pemandangan di hadapannya berhasil membuat perasaannya semakin tidak karu-karuan saja.Bersamaan dengan itu, seolah merasa terpanggil oleh bau amis darah yang amat begitu anyir, satu sosok makhluk tak karuan bentuknya, berbadan besar dengan bulu hitam panjang memenuhi seluruh area tubuhnya, lengk

  • Pewaris Darah Cemani   Ritual dimulai ....

    Bab 31Sama sekali tidak ambil pusing dengan apa yang saat ini sedang Winingsih lakukan, yakni membelai-belai bagian sensitif tubuhnya sendiri dengan rasa ingin yang semakin tidak tertahan tergambar jelas di wajahnya, Mbah Tarjo melempar pandang ke arah laki-laki yang sudah berhasil mencuri hati si tuan putri kesayangannya, menatap tajam Bumi dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.“Silahkan saja, kamu dapatkan laki-laki itu. Tapi untuk sekarang, fokuslah kepada tujuan kita,” kata Mbah Tarjo memberi peringatan.“Jangan lupa, Denjaka adalah tujuan utama kita.” Lanjutnya lagi.“Lagi pula, Bapak punya rencana lain yang harus bisa Bapak selesaikan secepat mungkin.” Kali ini Mbah Tarjo menyeringai, mengalihkan pandangannya ke arah Pandu yang saat ini sedang mengejar bola ke pinggir halaman, menatap bocah laki-laki itu sembari menyeringai, memperlihatkan senyumnya yang mengerikan.“Setelah ini semua berhasil, kamu boleh memiliki keduanya. Bu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status