Home / Horor / Pewaris Darah Cemani / Rasa Bersalah yang Mendalam

Share

Rasa Bersalah yang Mendalam

Author: Aksara Suci
last update Last Updated: 2025-01-12 14:00:41

Melajukan motor miliknya dengan kecepatan penuh tanpa memperdulikan lubang di tengah jalan atau batu kerikil yang mencuat ke permukaan, terus trabas tanpa aba-aba, akhirnya Denjaka berhasil sampai ke rumahnya dengan selamat.

Baru saja sampai di depan pintu gerbang, perasaan Denjaka semakin bertambah tak enak. Sebab, pintu gerbang yang biasanya selalu tertutup rapat, kini dalam keadaan terbuka lebar. Apa lagi, ini masih menjelang subuh, Denjaka merasa tambah asing, tidak mungkin istri tercintanya sudah membuka pintu gerbang sedini ini. Hal ini tentu memperkuat kecurigaan yang ada di hatinya meski tak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi, hanya bisa menerka dan terus bertanya-tanya pada diri sendiri.

Dengan detak jantung yang berdetak semakin tidak beraturan, Denjaka membawa kuda besinya masuk ke dalam halaman sembari menatap tajam ke arah rumah yang suasananya sangat berbeda. Setelah memarkirkan motor miliknya, Denjaka bergegas turun dan masuk ke dalam. Sebelum ma
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pewaris Darah Cemani   Kepulan Asap Hitam

    Tak tahu harus menjawab apa, Wintang hanya diam, larut dalam tangis menggugu, menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar tak ketahuan oleh Denjaka, tak berniat memberikan respon apa-apa atas apa yang sedang Pak Leknya katakan. Sama sekali tidak berniat menyalahkan siapa-siapa, Wintang hanya ingin menumpahkan kesedihan yang saat ini ia rasa.Biar bagaimanapun juga, Wintang adalah manusia biasa. Wajar, jika ia menumpahkan kesedihannya lewat air mata.Sesampainya di ambang pintu kamar Pandu, Denjaka mulai memperlambat langkahnya, menatap punggung sang putra yang sedang terlelap menghadap ke arah dinding. Perlahan, takut membangunkan Pandu yang sedang beristirahat, Denjaka menghampiri tempat tidur putra tercintanya, duduk di tepi ranjang, memeluk bahu sang putra dengan pelan.Atas gerakan yang Denjaka lakukan, Pandu terbangun. Sadar jika yang datang adalah ayahnya, Pandu membalik badan, memeriksa dugaannya yang sudah pasti benar adanya.“Bapak,” lirih Pa

    Last Updated : 2025-01-12
  • Pewaris Darah Cemani   Pertarungan Sengit antara Denjaka dan Bumi

    Bab 16Bersamaan dengan asap hitam yang berhasil menyentuh pipi sebelah kiri milik Bumi dalam penglihatan Ali, raut wajah Bumi seketika berubah. Jika sebelumnya dominan sedih mendalam yang sulit digambarkan, terus menangisi kepergian Widuri yang entah ke mana, kali ini justru terlihat marah, lengkap dengan kedua pipinya yang juga ikut memerah, padam dan meluap-luap, siap meledakan api emosi yang sudah tak tertahan lagi.Tanpa aba-aba, Bumi bangkit dari tempat duduknya sebelumnya, berjalan penuh dendam ke arah Denjaka dan langsung melayangkan sebuah bogem mentah yang sama sekali tidak pernah masuk dalam daftar agenda rencananya.Bug!Tinjuan keras mendarat tepat di dekat ujung bibir Denjaka, membuat Denjaka yang tidak siap dengan serangan yang ia terima langsung terhuyung, jatuh terjerembab tanpa sempat menjaga keseimbangan diri.“Kurang ajar!” hardik Bumi, langsung mengunci tubuh Denjaka yang sudah jatuh ke atas lantai, kembali melayangka

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pewaris Darah Cemani   Kepulangan Widuri

    Bab 17Tak lama berselang, Ali sudah kembali lagi. Tidak dengan tangan kosong, Ali datang membawa dua ember besar berisi penuh air, dijinjing pada masing-masing tangannya, kanan dan kiri. Banyaknya air yang ia bawa, Ali tampak kesulitan. Sudah bisa dipastikan, ia pasti sedang keberatan.Melihat Pak Lek nya datang dengan kesusahan, Wintang buru-buru menghampiri Ali, mengambil alih salah satu ember di tangan Ali, berniat membantu Pak Leknya agar tidak terlalu berat.“Tidak usah, Nduk …. Pak Lek masih kuat,” kata Ali awalnya menolak dengan wajah yang sudah merah semua, lengkap dengan otot-otot tua miliknya yang keluar, muncul ke permukaan di balik kulit, menandakan jika saat ini Ali sedang mengerahkan seluruh tenaga yang ia miliki.“Tak apa, Pak Lek. Nanti pinggang sampean bertambah sakit,” balas Wintang, masih ingin membantu Ali.Wintang melontarkan kalimat yang terdengar keras seperti batu bagi indera pendengaran Ali saat ini, membuyarkan

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pewaris Darah Cemani   Sebuah Rasa Iri

    Bab 18“Bisa-bisanya kalian semua membuatkan Widuri kelayapan sendirian!” Lanjut Cantika lagi, melewati Bumi dan Denjaka yang hanya bisa terperangah, membuka mulut mereka dengan reaksi dari Cantika.Masih ingin berusaha memperebutkan Widuri, memeluk bocah kecil yang saat ini sedang memeluk Cantika dengan sangat erat, Denjaka dan Bumi tak menyerah. Meski harus saling sikut dan saling dorong, keduanya masih berusaha mendekati Widuri, Mengikuti Cantika dari belakang.Mendengar Widuri sudah pulang, Wintang yang baru selesai mengambil air wudhu tak sabar untuk memeriksa, segera berlari ke ruang depan dengan wajah dan tangan yang masih basah semua. Mendapati Widuri benar-benar sudah pulang, Wintang tak bisa mengendalikan diri lagi. Sebuah rasa yang tak bisa ia tahan ingin segera mendekap gadis kecil kesayangannya yang sempat membuat hatinya gelisah tak karu-karuan karena khawatir, kini malah kehilangan tenaga. Seluruh urat di kedua kakinya mendadak luruh, memaks

    Last Updated : 2025-01-14
  • Pewaris Darah Cemani   Puncak Perdamaina

    Bab 19“Bagian mana yang kamu anggap gagal, Mbak?” tanyanya lagi.“Lihatlah, setelah apa yang kamu lalui, yang aku sendiri tahu pasti itu tidaklah mudah, kamu masih bisa menjadi ibu terhebat bagi Pandu dan juga Widuri.” Lanjut Cantika, tak berniat memberi kesempatan kepada Wintang untuk menjawab pertanyaan yang ia berikan.“Lihatlah, kamu masih jadi tempat ternyaman untuk Widuri,” ucap Cantika lagi. Kali ini ia menatap wajah Widuri, membayangkan jika dirinya juga memiliki anak secantik dan se menggemaskan keponakannya itu.“Entahlah …. Aku tidak tahu dari sudut mana kamu memandang,” balas Wintang, ikut menatap wajah Widuri yang sedang asyik terbuai oleh mimpi indah yang menyenangkan setelah apa yang baru saja ia lewati sebagai penghibur lara di hati bocah kecil itu.“Entah cara pandangmu yang salah, atau aku yang terlalu kufur akan nikmat yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan sehingga hidupku seberantakan ini sekarang.” Lanjut Wint

    Last Updated : 2025-01-14
  • Pewaris Darah Cemani   Teriakan Bahaya

    Bab 20Mendengar kata yang sama terucap dari mulut Bumi dan juga Denjaka, Ali tersenyum puas dan penuh kemenangan. Sejak awal, inilah yang sedang Ali rencanakan. Sebagai pengganti orang tua keduanya, Ali harus tetap memastikan bahwa Bumi dan Denjaka yang saling membutuhkan tidak sampai terpecah belah sampai kapanpun.Meski sudah menyatukan Bumi dan Denjaka kembali, Ali tahu tugasnya kali ini belum selesai. Sebab, dalam penglihatan Ali yang lain, asap hitam itu masih beterbangan di atas kepala Denjaka, enggan meninggalkan mangsa incarannya meski sudah dicoba lenyapkan oleh Ali.“Makanan sudah siap!” Cantika berteriak kencang dari depan teras, memanggil semua orang untuk datang.Mendengar teriakan Cantika, Bumi dan Denjaka buru-buru bangkit, berebutan untuk sampai lebih dulu, tak lagi ingat jika Pak Lek mereka masih tertinggal di sana. Sementara itu, dengan kepergian Denjaka yang begitu cepat, analisis yang sedang Ali lakukan secara diam-diam kini menjadi gag

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pewaris Darah Cemani   Denjaka yang Tidak Sadarkan Diri

    Bab 21Menemukan Denjaka sudah tak berdaya di lantai, berada dalam dekapan Wintang yang kini tengah menangis tersedu-sedu di atas tubuh sang suami, lengkap dengan mata yang berkaca-kaca, Wintang tampak berusaha membangunkan Denjaka yang sedang tak sadarkan diri. Melihat itu, tentu saja Ali tidak tinggal diam, dengan gerakan yang sengaja ia buat cepat secepat mungkin, Ali menyingsing sarungnya dan segera mengambil alih posisi, meminta Wintang agar memberikan sedikit ruang untuk dirinya. Detik-detik berikutnya pikiran Ali berkecamuk, menimang apa yang akan ia lakukan sekarang.Kali ini, Ali tak bisa tenang. Pasalnya, ketika baru memasuki area dapur, asap hitam yang sejak awal mencuri perhatian Ali, mengepul sampai ke luar, memperlihatkan eksistensinya dengan jauh lebih dahsyat dari sebelumnya. Bahkan, saat ini kepulan asap itu semakin tebal, membentuk sebuah wajah wanita mengerikan yang sedang menatap Denjaka penuh kepuasan. Ali bisa melihat, jika apa yang sedang dit

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pewaris Darah Cemani   Jalan Takdir yang Berbeda

    Bab 22Padahal, saat ini situasi sedang tak memingkinkan untuk sekedar melempar guyonan, sebab Denjaka belum berhasil dibuat sadarkan diri. Akan tetapi, ekspresi Ali yang memang memiliki wajah slengean tentu saja selalu mengundang kelucuan, meski ia sama sekali tak berniat melucu sekali pun.“Opo iyo ngunu?” Ali malah kembali memberi balasan.Setelah bersusah payah, akhirnya tubuh Denjaka berhasil dipindahkan ke dalam kamar. Namun, untuk mengangkatnya ke atas ranjang dan membaringkannya di tempat tidur, sepertinya baik Ali dan Cantika, keduanya sudah tak menyanggupinya, menyerah begitu saja.“Aku ndak sanggup kalau harus mengangkat tubuh Denjaka yang beratnya seperti orang kebanyakan dosa ini,” kata Ali, angkat tangan lebih dulu.“Saya pun.” Cantika ikut menimpali, menumpukan kedua tangannya pada lutut, membungkuk dengan nafas tersengal-sengal.“Ya sudah, biar di sini saja,” kata Ali mulai mengambil keputusan, membiarkan tubuh De

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • Pewaris Darah Cemani   Kekuatan Misterius

    Bab 42Baru berjalan beberapa langkah melewati ambang pintu penghubung antara dapur dengan ruangan yang lain, Winingsih menyadari jika sesuatu hal yang salah telah terjadi. Di ruangan tempat ia berdiri saat ini, Winingsih mendapati kabut hitam tebal berada di mana-mana, menyebar rata sampai menghalangi pandangannya dalam menentukan setiap langkah yang akan ia jalankan, menutup segala rintangan yang mungkin saja ada di depan mata pada langkah berikutnya.“Ya ampun,” pekik Winingsih lirih, langsung menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua telapak tangan miliknya yang ia bekapkan.Winingsih tertegun, tak percaya bukan main atas apa yang sedang ia saksikan saat ini. Dengan kabut hitam setebal ini, tentu saja ada sesuatu yang salah, apalagi Denjaka tak kunjung datang menemui dirinya sebagaimana yang sudah direncanakan sejak awal.Ingin mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi, Winingsih mengedarkan sepasang matanya, mengelilingi setiap sudut rua

  • Pewaris Darah Cemani   Kekuatan yang Menyambut Winingsih

    Bab 41Dilanda rasa sakit luar biasa pada seluruh permukaan kulitnya yang kini terkelupas semua dengan sendirinya, tidak membuat Mbah Tarjo lupa pada ritual yang belum sempat ia selesaikan. Sambil berguling-guling di lantai, merasakan rasa sakit dan panas yang sudah tak bisa ia tahan, Mbah Tarjo memang mengerang kesakitan, namun isi kepalanya tidak tinggal diam dan pasrah pada keadaan begitu saja, tetap memikirkan cara bagai mana agar ritual yang sebelumnya ia lakukan tetap bisa diselesaikan. Sebab, kalau sampai gagal, itu artinya apa yang saat ini sedang Winingsih upayakan tidak mungkin bisa berhasil juga. Jika sudah begitu, mau tidak mau, Mbah Tarjo harus memulai dari awal lagi, mencari hari yang tepat kembali yang tak tau kapan akan ada untuk yang kedua kali."Bu, cepat rapikan wadah perapen diang Bapak!" Dalam kepanikan bercampur kesakitan luar biasa, Mbah Tarjo berteriak, memerintahkan Mbok Marni untuk segera melakukan apa yang ia pinta."Apa, Pak?" B

  • Pewaris Darah Cemani   Pengincar Darah Cemani

    Bab 40Setelah memilah beberapa saat, akhirnya Mbah Tarjo muda sudah membuat keputusan. Dengan langkah mantap dan penuh kepastian, serta merasa amat begitu yakin, Mbah Tarjo muda berjalan melewati para gadis yang duduk terikat tak beraturan, menuju seorang gadis belia bertubuh tambun yang sudah kehilangan banyak bobot tubuhnya gara-gara tak pernah makan maupun minum selama disekap, namun masih terlihat lebih segar jika dibandingkan dari para gadis lain yang turut serta bernasib sama, menjadi tawanan penculikan yang telah Mbah Tarjo muda lakukan tanpa diperlakukan sebagai mana mestinya seorang manusia diperlakukan, apa lagi mereka semua adalah perempuan yang sudah pasti layak mendapatkan perlakuan baik dalam hal apapun yang memang menjadi hak setiap perempuan di dunia ini.Tanpa permisi, Mbah Tarjo muda langsung mencekal kerah baju yang digunakan oleh gadis itu, menyeretnya hingga sejauh beberapa meter, membawanya ke depan semua orang, di mana sebuah dipan telah ia

  • Pewaris Darah Cemani   Para Gadis yang ditumbalkan

    Bab 39 Benar saja, setelah perjanjian yang ia buat bersama Nyai Welas Asih beberapa waktu yang lalu, kini kebahagiaan menyerbak, datang tak terduga di tengah-tengah keluarga kecilnya. Dengan kebahagiaan tiada tara, Mbah Tarjo muda duduk memangku sang istri tercinta sembari mengelus lembut perut Mbok Marni muda yang mulai kelihatan membuncit. Tiga bulan berselang setelah kepulangan sang suami yang tak ia ketahui dari mana, pulang ke rumah dalam keadaan lusuh serta pakaian basah dan juga kotor melekat pada tubuhnya, lemas tak bertenaga, kini Mbok Marni mengandung begitu saja. Telah lama menantikan momen bahagia yang hari ini ia rasakan, tentu saja Mbok Marni muda sangat bersenang hati sekarang. "Mas .... Akan kita beri nama siapa anak kita nanti?" tanyanya antusias, begitu penasaran dengan jawaban yang akan diberikan oleh sang suami tercinta. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan ol

  • Pewaris Darah Cemani   Persetubuhan Dua Makhluk Beda Alam

    Bab 38Sosok itu adalah Nyai Welas Asih, sosok penunggu hutan larangan yang sejak awal ia cari-cari. Sembari menarik ujung selendang yang ia biarkan menjuntai ke bawah, serta salah satu telapak tangan yang ia tumpu pada telapak tangan yang lain, dijadikan alas penahan agar terlihat cantik dan juga anggun.Sosok perempuan dari bangsa lelembut bernama Nyai Welas Asih itu memang cantik jelita. Berbeda dari cerita yang tersebar dari mulut ke mulut yang mengatakan sosok Nyai Welas asih sungguh mengerikan dan juga kejam, kenyataan yang Mbah Tarjo lihat justru memiliki paras paripurna nan penuh pesona. Siapapun pemilik pasang mata yang melihat kecantikan Nyai Welas Asih, sudah pasti ia akan jatuh cinta."Kau bilang rela berpaling dari Tuhanmu itu jika aku berani muncul di hadapanmu?!" kata Nyai Welas Asih, mencebik penuh rasa tidak suka ketika mendengar Mbah Tarjo muda tanpa sengaja mengucap kalimat istigfar ketika terkejut."Buktikan jika kamu memang ma

  • Pewaris Darah Cemani   Penguasa Hutan Larangan

    Bab 37Bersamaan dengan para burung yang beterbangan keluar, meninggalkan kawasan hutan, semilir angin yang sebelumnya sibuk menggoyangkan dahan pohon dan juga dedaunan, kini menghentikan tariannya. Tak ada sedikit pun hembusan yang dapat terasa.Hawa dingin yang sebelumnya menusuk hingga meresap masuk ke dalam tulang, kini juga hilang seketika, berganti dengan hawa panas yang menjalar pelan dari ujung kaki Mbah Tarjo muda, naik perlahan sampai ke ubun-ubun kepala.Suasana hutan saat ini sangat benar-benar sangat berbeda dari sebelumnya. Hawa yang semula mencekam, kini semakin mendalam dan menyeramkan.Di tengah hutan yang dipayungi rintik hujan, Mbah Tarjo berlutut menghadang sosok makhluk penguasa hutan yang sangat ia harapkan akan muncul di hadapannya, sosok yang sejak awal menjadi tujuannya demi menghapus segala duka lara yang ia derita. Dengan mata yang penuh penyesalan dan luka, ia masih menunggu sosok itu, mengorbankan segala keselamatan ya

  • Pewaris Darah Cemani   Nyai Welas Asih

    Bab 36Mbah Tarjo tahu betul jika di dalam hati Denjaka hanya ada nama istrinya seorang. Sungguh mustahil untuk membuat Winingsih menempati sebagian hati Denjaka. Itulah sebabnya, mau tidak mau, Mbah Tarjo harus melakukan hal ini, meminta bantuan kepada Ndoro Nyai Asparasih, sang penguasa hutan larangan yang berada dekat dengan desa mati tempat ia tinggal sebelumnya, persis seperti apa yang ia lakukan belasan tahun lalu ketika berputus asa ingin memiliki seorang anak dalam pernikahannya yang sudah berjalan puluhan tahun lamanya.Dahulu, dalam keputus asaannya yang tak kunjung dikaruniai seorang anak oleh Allah Subhanahu wa ta'ala di usianya yang tak lagi muda, Mbah Tarjo mulai merasa gelisah. Ia takut, jika seumur hidupnya, ia dan istri tak akan pernah merasakan bagai mana rasanya jadi orang tua serta akan merenta berdua saja tanpa ada yang akan mengurus ia dan juga sang istri di usia senja yang pasti akan tiba.Ditambah, setiap hari Mbah Tarjo harus menya

  • Pewaris Darah Cemani   Menggoda Denjaka

    Bab 35Meski sudah beberapa saat, bara-bara api berbentuk serpihan kecil-kecil yang ada di seluruh permukaan lantai pada ruangan tersebut tetap menyala, menyalap terang bak tak bisa padam. Beberapa serpihan bahkan masih menempel pada badan Mbah Tarjo. Bukannya berkurang, jumlahnya justru kian bertambah, menempel kembali akibat Mbah Tarjo yang tak bisa berhenti mengguling-gulingkan tubuhnya. Seolah tidak ingat jika hampir seluruh permukaan lantai di ruangan tersebut penuh dengan serpihan bara api yang berhamburan di mana-mana."Panas! Panas! Panas!" Sama seperti sebelumnya, Mbah Tarjo terus berteriak kesakitan sembari berguling rata, meratakan serpihan bara api yang masih menyala.Melihat keadaan sang suami uang ada di depan mata, Mbak Marni tertegun beberapa saat. Ia bingung harus berbuat apa sekarang untuk menolong sang suami yang seluruh tubuhnya dipenuhi dengan luka lepuhan yang sudah memecah, menyingkapkan kulit yang sedang mengalami luka bakar, menyis

  • Pewaris Darah Cemani   Bisikan Memamggil

    Bab 34Sambil berjalan, Winingsih bergumam, bersenandung menyanyikan alunan kidung dengan suara merdu yang mendayu-dayu, mengantar setiap makhluk di muka bumi ini ke dalam mimpi yang enggan diakhiri. Terbukti, semua orang kini semakin nyenyak dalam tidurnya. Meski adzan subuh sudah hampir berkumandang, tak ada satu pun orang yang sudah dalam keadaan terjaga selain Mbah Tarjo yang saat ini tengah sibuk duduk bersila di dalam ruangan berlapis kain hitam, merapalkan mantra-mantra sembari memangku wadah diang seperti sebelumnya, melakukan ritual agar kelancaran berpihak kepada sang putri kesayangan yang saat ini tengah menjalankan salah satu dari ribuan rencana yang ia punya.Di dalam kamarnya, Ali juga terbuai dalam mimpi indah yang mempesona. Di dalam mimpinya, ia kembali mengulang kisah masa lalu, di mana ia bisa menghabiskan waktu untuk berkumpul-kumpul dengan semua orang. Mas Cahyo, Mas Santo, Lek Sardi, serta Akbar saudara kembarnya, mereka semua datang bertandan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status