Beranda / Horor / Pewaris Darah Cemani / Pengincar Darah Cemani

Share

Pengincar Darah Cemani

Penulis: Aksara Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-25 14:00:26

Bab 40

Setelah memilah beberapa saat, akhirnya Mbah Tarjo muda sudah membuat keputusan. Dengan langkah mantap dan penuh kepastian, serta merasa amat begitu yakin, Mbah Tarjo muda berjalan melewati para gadis yang duduk terikat tak beraturan, menuju seorang gadis belia bertubuh tambun yang sudah kehilangan banyak bobot tubuhnya gara-gara tak pernah makan maupun minum selama disekap, namun masih terlihat lebih segar jika dibandingkan dari para gadis lain yang turut serta bernasib sama, menjadi tawanan penculikan yang telah Mbah Tarjo muda lakukan tanpa diperlakukan sebagai mana mestinya seorang manusia diperlakukan, apa lagi mereka semua adalah perempuan yang sudah pasti layak mendapatkan perlakuan baik dalam hal apapun yang memang menjadi hak setiap perempuan di dunia ini.

Tanpa permisi, Mbah Tarjo muda langsung mencekal kerah baju yang digunakan oleh gadis itu, menyeretnya hingga sejauh beberapa meter, membawanya ke depan semua orang, di mana sebuah dipan telah ia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pewaris Darah Cemani   Kekuatan yang Menyambut Winingsih

    Bab 41Dilanda rasa sakit luar biasa pada seluruh permukaan kulitnya yang kini terkelupas semua dengan sendirinya, tidak membuat Mbah Tarjo lupa pada ritual yang belum sempat ia selesaikan. Sambil berguling-guling di lantai, merasakan rasa sakit dan panas yang sudah tak bisa ia tahan, Mbah Tarjo memang mengerang kesakitan, namun isi kepalanya tidak tinggal diam dan pasrah pada keadaan begitu saja, tetap memikirkan cara bagai mana agar ritual yang sebelumnya ia lakukan tetap bisa diselesaikan. Sebab, kalau sampai gagal, itu artinya apa yang saat ini sedang Winingsih upayakan tidak mungkin bisa berhasil juga. Jika sudah begitu, mau tidak mau, Mbah Tarjo harus memulai dari awal lagi, mencari hari yang tepat kembali yang tak tau kapan akan ada untuk yang kedua kali."Bu, cepat rapikan wadah perapen diang Bapak!" Dalam kepanikan bercampur kesakitan luar biasa, Mbah Tarjo berteriak, memerintahkan Mbok Marni untuk segera melakukan apa yang ia pinta."Apa, Pak?" B

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Pewaris Darah Cemani   Kekuatan Misterius

    Bab 42Baru berjalan beberapa langkah melewati ambang pintu penghubung antara dapur dengan ruangan yang lain, Winingsih menyadari jika sesuatu hal yang salah telah terjadi. Di ruangan tempat ia berdiri saat ini, Winingsih mendapati kabut hitam tebal berada di mana-mana, menyebar rata sampai menghalangi pandangannya dalam menentukan setiap langkah yang akan ia jalankan, menutup segala rintangan yang mungkin saja ada di depan mata pada langkah berikutnya.“Ya ampun,” pekik Winingsih lirih, langsung menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua telapak tangan miliknya yang ia bekapkan.Winingsih tertegun, tak percaya bukan main atas apa yang sedang ia saksikan saat ini. Dengan kabut hitam setebal ini, tentu saja ada sesuatu yang salah, apalagi Denjaka tak kunjung datang menemui dirinya sebagaimana yang sudah direncanakan sejak awal.Ingin mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi, Winingsih mengedarkan sepasang matanya, mengelilingi setiap sudut rua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Pewaris Darah Cemani   Sebuah Penghalang

    Bab 43Bersamaan dengan suara ngorok yang tak lagi terdengar tertahan di kerongkongan, sebelumnya Mbah Tarjo muda menukak, mengikuti gerakan mengangkat tubuhnya yang ia lakukan sebagai gerakan alami ketika menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya masih dalam pangkuan Mbok Marni.Setelah itu, tubuh Mbah Tarjo sama sekali tidak bergerak, terdiam kaku tanpa ada yang bisa dilakukan selain membiarkan wajahnya terdongak ke atas dengan mulut ternganga dengan sendirinya serda kedua manik mata yang mendelik sempurna.“Huhuhuhu ….” Tahu sang suami sudah tak lagi bernyawa, Mbok Marni hanya bisa menangis menggugu, mencoba menumpahkan beban di dada yang sedang ia rasakan.Cukup lama, Mbok Marni tak merubah posisi duduknya sama sekali, tetap duduk bersila dengan kepala Mbah Tarjo tetap berada di dalam pangkuannya.Lelah dengan tangis tiada henti yang sejak tadi ia lakukan, akhirnya tangis Mbok Marni selesai juga. Bukan karena tak lagi menanggung duka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Pewaris Darah Cemani   Upaya Mbah Tarjo Menyelamatkan Winingsih

    Bab 44Ngiiiiiiing!Suara nyaring itu masuk menusuk gendang telinga, membuat Mbah Tarjo harus menutup kedua telinganya rapat-rapat, mencoba menghalau suara bunyi yang membuat indera pendengarannya menjadi sakit.“Ah!” Mbah Tarjo mengerang. Ini semua terlalu merepotkan bagi dirinya.Kalau bukan demi menyelamatkan putri kesayangannya, sudah pasti Mbah Tarjo akan lebih memilih melarikan diri dari pada terus tersiksa oleh sesuatu yang belum ia ketahui dari mana asalnya.“Eeehhhh!” Mbah Tarjo kembali mengerang. Kali ini berusaha mengerahkan seluruh tenaga yang masih tersisa, berusaha meraih Winingsih yang sudah tidak seberapa jauh lagi.Dengan jarak sedekat itu, seharusnya Mbah Tarjo tidak perlu bersusah payah seperti sekarang ini. Akan tetapi, gara-gara kekuatan asing yang terus menyedot energi dari dalam tubuhnya, laki-laki tua itu harus tersiksa, dibuat susah sesusah susahnya.Mbah Tarjo memang gigih. Dalam segala hal, dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Pewaris Darah Cemani   Perisai Denjaka

    Bab 45Mbah Tarjo dan Winingsih tidak memiliki banyak waktu. Jika sampai adzan subuh berkumandang mereka belum berhasil pergi juga, entah bagai mana nasib mereka berdua.Sadar jika waktu yang tersisa sudah sangat sedikit, Mbah Tarjo berusaha menyelesaikan apa yang sudah terlanjur ia mulai, meletakan sesuatu yang sebelumnya ia tarik dengan susah payah dari punggung belakangnya, meletakkannya ke ujung kepala Winingsih.Jika sebelumnya Mbah Tarjo harus menanggung rasa sakit tiada tara, kini giliran Winingsih. Telat ketika sang ayah meletakkan tangan di atas kepalanya, tiba-tiba saja rasa sakit itu berpindah, menyerang Winingsih.Bak ditusuk menggunakan sebuah besi yang sudah dipanaskan, kepalanya terasa amat begitu ngilu, sampai menembus ke dalam otak. Saking sakitnya, pandangan Winingsih jadi berputar-putar bersamaan dengan asap mengepul keluar dari ujung kepalanya.“Aaaaaaa!” Winingsih menjerit kesakitan. Gadis ayu itu tak lagi sanggup men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Pewaris Darah Cemani   Menyingkirkan Pandu dan Widuri

    Bab 46 Sama sekali tidak memberikan respon apa-apa, Denjaka tetap pada posisi berdirinya. Denjaka benar-benar tidak sadar akan kehadiran sang istri yang kini berada tepat di belakangnya.Sadar jika Denjaka tetap bergeming, Wintang larut dalam suasana yang mendadak hening. Pikirannya kali ini kaluz dalam tanya tak berkesudahan.Tidak ingin membiarkan dirinya kebingungan, Wintang maju ke depan, melewati sela-sela yang tercipta antara tempat Denjaka berdiri dengan posisi Widuri. Tidak ingin membuang-buang waktu, Wintang langsung memeriksanya, pertama-tama memeriksa keadaan Widuri terlebih dahulu.Untuk memastikan semua, Wintang duduk berjongkok, mensejajarkan bahunya dengan tinggi Widuri saat ini. Wintang menatap lekat-lekat sang putri tercinta, memperhatikan setiap inci dengan sangat terperinci dan cermat, memastikan tidak ada satu hal pun yang terlewat.Mendapati Widuri berdiri dengan kedua mata tertutup serta boneka kesayangannya yang ia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Pewaris Darah Cemani   Pertentangan Winingsih

    Bab 47“Apa?! Apa Bapak serius?!” Mendengar ide gila yang Mbah Tarjo ucapkan, Winingsih terkejut bukan main. Gadis ayu itu tidak menyangka jika sang ayah memiliki niat tak berperasaan kepada bocah kecil yang tidak tahu apa-apa.Winingsih tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ia merasa cukup kecewa, berharap sang ayah tidak bersungguh-sungguh tentang hal itu. Selama ini, Winingsih selalu menurut tanpa pernah memprotes apapun yang sang ayah tugaskan kepada dirinya. Akan tetapi kali ini, hatinya bersikeras menentang, tak setuju jika rencana yang mereka lakukan harus melibatkan nyawa seorang bocah kecil yang tak berdosa.Untuk memastikan kesungguhan hati sang ayah tercinta, Winingsih bangkit dari tempat duduknya. Meski tubuhnya masih terasa lemas dan tidak terlalu bertenaga, ia tetap memaksakan diri, mencari jawaban atas pertanyaan yang baru saja ia lontarkan.Dengan langkah terseok-seok, dengan satu kaki yang ia seret, Winingsih menghampiri Mbah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Pewaris Darah Cemani   Hilangnya Nyai Sendang Langgeng

    Bab 48Heran dengan sikap Winingsih yang justru menghalangi langkahnya yang hampir saja sampai, Mbah Tarjo memilih untuk berhenti sebentar, menoleh ke belakang, di mana anak gadis kesayangannya itu berada, berdiri tepat di belakangnya sembari menangkap pangkal lengan milik Mbah Tarjo.“Enek opo meneh?” tanya Mbah Tarjo kepada Winingsih yang semakin hari semakin tidak bisa ia mengerti.“Bapak sudah janji kepada Winingsih bahwa apapun yang terjadi, Ibu tidak akan tahu akan hal ini. Kalau Bapak berani melanggar janji Bapak yang satu ini, Winingsih akan pastikan, Bapak menyesal,” jawab Winingsih, memperingatkan ayahnya sendiri dengan diiringi sebuah ancaman serius yang tidak bisa dianggap main-main.Winingsih sengaja melakukan ini. Demi melindungi sang ibu yang sejak awal sama sekali tidak tahu apa-apa, Winingsih rela melakukan apa saja.Sadar jika anak gadisnya tidak sedang main-main, Mbah Tarjo memilih pasrah, setuju begitu saja.P

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29

Bab terbaru

  • Pewaris Darah Cemani   Sosok di Dalam Tubuh Pandu

    Bab 58Berada dalam ambang keraguan, Ali dibuat bingung untuk memutuskan. Di satu sisi, keadaan Widuri tak kunjung membaik. Ia harus berjaga-jaga untuk segala kemungkinan yang akan terjadi dan harus terus berada di dekat Widuri untuk mengawasi sedikit saja perubahan situasi yang tidak boleh terlambat disadari.Akan tetapi, di sisi lain Denjaka juga sedang tidak baik-baik saja. Hanya dengan melihat dari jarak yang tidak begitu dekat, Ali sudah bisa menangkap dengan firasatnya bahwa sesuatu hal yang lebih besar baru saja terjadi. Ali semakin cemas sekarang. Ia merasa tidak yakin akan bisa mengatasi ini semua sendirian, tanpa ada bantuan dari saudara kembar serta kakak seperguruannya seperti waktu dahulu kala. Dengan keadaan yang tidak lagi sama, Ali benar-benar pesimis akan hasil yang belum tentu seperti apa yang ia kira.Di samping Ali, Bumi berhasil menangkap dengan jelas guratan kekhawatiran yang tergambar jelas pada setiap kerutan di wajah Pak

  • Pewaris Darah Cemani   Pertarungan Sengit Denjaka Melawan Pandu

    Bab 57Tring!Menyambut kedatangan Denjaka yang hanya tinggal beberapa langkah lagi sampai ke tempat di mana ia menunggu tanpa rasa gentar sedikit pun, Pandu memejamkan kedua matanya sebentar, kemudian membukanya kembali, memamerkan kedua manik mata miliknya yang kini sudah berubah warna menjadi merah menyala sembari menyeringai, memperlihatkan siung di giginya yang mendadak tumbuh.Bruak!Belum apa-apa, Denjaka yang sebelumnya telah siap dengan segala serangan yang ia bawa, kini terpental jauh ke belakang, gagal mencapai target yang telah menjadi sasaran serangannya kali ini.“Aaaa!” Denjaka mengerang. Dipeganginya dada miliknya yang terasa sakit akibat benturan keras yang ia dapatkan.“Pandu …,” ucap Denjaka lirih, dengan suara serak parau penuh berbagai macam emosi. Di tengah kekalahannya yang belum apa-apa, Denjaka berusaha mengangkat sedikit badannya, menatap lurus ke arah Pandu, mencari tahu apa yang sebenarnya te

  • Pewaris Darah Cemani   Penghujung Nyawa Widuri

    Bab 56Tak kuasa menerima serangan yang Pandu berikan, Denjaka memilih menutup kedua kelopak matanya rapat-rapat. Jika ia memang harus tumbang, Denjaka memutuskan untuk menerimanya dengan lapang dada.Bruak!Tak lama berselang setelah pandangannya mendadak gelap tak menangkap bayangan apa-apa, suara kencang terdengar jelas, dentuman tabrakan yang diserudukkan oleh sapi hitam dengan tanduk panjang dan runcing, serta memiliki taring di sela-sela bibirnya, berbeda dari sapi pada umumnya.Suara itu menggema. Bisa dipastikan, apapun yang diterjang sapi yang saat ini sedang Pandu tunggangi sudah pasti akan membuat objek yang menjadi sasarannya akan terpental jauh, terlempar entah ke mana.Anehnya, Denjaka sama sekali tak merasakan apa-apa. Jangankan rasa sakit, bahkan kedua kakinya yang tanpa kuda-kuda sama sekali tidak berpindah tempat sedikit pun, masih berada di tempat semula.Merasa pemasaran atas kesakitan yang tak kunjung ia rasa

  • Pewaris Darah Cemani   Serangan dari Penunggang Sapi

    Bab 55Anehnya, tanpa Denjaka sadari, kekuatannya kembali pulih seutuhnya setelah sang putri kesayangan jatuh tumbang, seolah menggantikan.Kini, sudah tidak ada alasan lagi untuk dirinya merutuki dirinya sendiri yang kerap kali membantu orang lain namun sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa untuk anaknya sendiri.Dengan langkah penuh semangat, Denjaka berjalan cepat. Ia sudah sangat tidak sabar untuk segera sampai dan mencari tahu apa yang saat ini sedang menimpa sang putri.Sesampainya di tempat tujuan, di mana semua orang sedang dalam perasaan sama, sama-sama mengkhawatirkan Widuri yangs emakin lama semakin hampir terpejam sempurna, melihat Wintang menangis hancur tak kuasa menghadapi semuanya sendirian, Denjaka menghampiri, mengambil Wintang dari pelukan Cantika, menggantikannya, memberikan bahu yang sejak awal memang dibutuhkan oleh Wintang untuk bersandar di tengah kerasnya hidup yang mengombang-ambing langkahnya."Sayang ...," ucap D

  • Pewaris Darah Cemani   Menyelamatkan Widuri

    Bab 54 "Pak Lek!" teriak Wintang, berlarian menuju ke ruang depan, di mana Ali, Bumi, dan juga Cantika masih ada di sana.Sementara Mbah Tarjo, sebelumnya ia buru-buru keluar tanpa sempat berpamitan. Tidak ingin ketahuan jika dirinya sedang mimisan, dan akan memancing kecurigaan dari semua orang, Mbah Tarjo sengaja menutupinya sebisa mungkin, memastikan darah yang sudah membuat baju bagian dadanya menjadi basah sama sekali tidak terlihat oleh siapa-siapa.Sebenarnya, kepulangan Mbah Tarjo yang tampak jelas begitu tergesa-gesa sempat mengundang tanya Bumi dan juga Cantika. Apa lagi Winingsih kedapatan memapah langkah sang ayah, menopang kedua kaki tua yang dipaksakan untuk berjalan agar tidak tumbang. Namun, sama sekali tidak menaruh rasa curiga pada laki-laki tua pemilik wajah melas itu dibiarkannya lolos begitu saja.Mendengar teriakan Wintang bersama deru langkah yang tidak biasa, Ali bangkit dari duduknya. Meski belum melihat semua dengan mata

  • Pewaris Darah Cemani   Widuri Dalam Bahaya

    Bab 53Tinggal satu langkah lagi, segala usahanya akan segera dipermudah. Membayangkan segala mimpinya akan segera terwujud, hati Mbah Tarjo merasa bungah. Saking senangnya, Mbah Tarjo sampai lupa untuk menjaga sikapnya, nyelonong masuk begitu saja tanpa berbasa-basi kepada Wintang, sekedar mengucapkan terima kasih.Sebenarnya, Wintang sama sekali tidak keberatan. Dia buka orang yang gila hormat, apa lagi Mbah Tarjo jauh lebih tua di atasnya. Hanya saja, atas sikap Mbah Tarjo yang sangat berbeda dari yang biasa selalu ditampilkan, Wintang mengernyitkan dahi keheranan.Akan tetapi, Wintang tak berburuk sangka, hanya mengira Mbah Tarjo terlalu bersemangat, ingin segera mengobati kekhawatirannya kepada Denjaka. Sebab, yang Wintang tahu, Mbah Tarjo begitu dekat dengan suaminya itu, sudah dianggap seperti orang tuanya sendiri oleh Denjaka.“Saya permisi, Mbak,” ucap Winingsih, mewakili ayahnya yang nyelonong masuk begitu saja.Mendapatkan kera

  • Pewaris Darah Cemani   Rencana Baru

    Bab 52Tak kuasa menyaksikan sang ayah teriksa hampir meregang nyawa, melayang di udara sudah cukup lama, Winingsih berjalan gontai, melangkah terseok-seok menghampiri tempat di mana Mbah Tarjo tergantung sejak tadi.Kini, Mbah Tarjo tidak terlalu menggelinjang, atau sekedar menggerakan kedua tangan atau kakinya, lebih banyak diam, pasrah dan tak lagi bergerak. Untuk sekedar menggerakan tangan atau kakinya, Mbah Tarjo sudah tidak mampu. Berada di penghujung nyawa, membuat Mbah Tarjo jadi tidak berdaya.“Bapak ….” Winingsih memanggil sang ayah yang sedang sekarat sembari berlinangan air mata.“Nyai, saya mohon, selamatkan Bapak …, ucap Winingsih, memutar badannya dan duduk bersimpuh di hadapan Nyai Welas Asih, memohon agar perempuan itu sudi untuk membiarkan sang ayah tetap hidup.Melihat putrinya bersama Mbah Tarjo yang ia kirimkan ke dalam kandungan Mbok Marni waktu itu duduk bersimpuh di bawah kakinya, memohon dengan amat tulus, membuat

  • Pewaris Darah Cemani   Penghujung Nyawa Mbah Tarjo

    Bab 51Di tempat Lain.Merasakan ujian yang selalu datang tanpa henti, Wintang menangis sendiri, memangku Putri kecilnya yang saat ini berganti tidak sadarkan diri setelah sang ayah berhasil bangun dengan sendirinya. Wintang mengelus lembut pucuk kepala Widur, meratapi apa yang telah terjadi tak tiada henti-henti. Kejadian demi kejadian terus saja menimpa keluarganya, tanpa memberikan waktu bagi Wintang beristirahat sejenak, sekedar menata hatinya agar kembali siap.“Bersabarlah, Nduk. Pak Lek janji akan berusaha semaksimal mungkin,” kata Ali, mencoba menenangkan Wintang yang saat ini sedang meratapi sang putri, menyesali apa yang telah terjadi.Sebagai seorang ibu, hati ibu mana yang tak hancur melihat putri cantiknya dalam keadaan lemas, pucat pasi, kehabisan energi.Dari balik pintu, Pandu berdiri, diam-diam memperhatikan Wintang, Ali dan juga Widuri. Pasang mata Pandu menelisik tajam, mencoba mencari jawaban yang dia sendiri tak tahu

  • Pewaris Darah Cemani   Kemurkaan Nyai Welas Asih

    Bab 50********Di tempat berbeda, hampir selesai dengan apa yang saat ini sedang ia lakukan, Mbah Tarjo tetap tenang, mulai membereskan semua yang ada, memastikan semua selesai tanpa kendala dan berhasil sesuai dengan apa yang ia harapkan.Banaspati sudah dikirimkan kepada Denjaka. Bukan banaspati biasa, melainkan sebuah kesakitan yang sengaja ia kirimkan untuk membuat Denjaka jadi ketergantungan dengan Winingsih yang akan menjadi pengobat rasa sakit yang sebentar lagi akan Denjaka derita. Tinggal satu langkah lagi, semuanya akan selesai dengan sempurna.Sangat percaya diri jika rencana kali ini akan berhasil, Mbah Tarjo menyunggingkan bibirnya, tersenyum puas menyambut keberhasilan yang sebentar lagi akan menjadi miliknya.“Tidak akan ada obat yang mampu menyembuhkanmu dari rasa sakit itu, selain berada dekat dengan perempuan pujaan hati,” gumam Mbah Tarjo, mengirimkan sugesti pada bola api yang saat ini sedang ia kirimkan.Sud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status