“yasudah lah setidaknya kamu baik-baik saja” ucap laki-laki ini tangannya memegangi perutnya yang baru saja selesai di oprasi.
Setelah di bantu lolos dari kejaran para penjahat dan melihat kondisi laki-laki yang membantunya jelas wanita ini memiliki rasa manusiawi berupa berterima kasih dan juga balas budi. Setelah dia lolos dari kejaran penjahat dan berhasil aman di kediamannya sementara di hotel dia sudah berhasil kembali menghubungi kakaknya dan ayahnya yang sebelumnya terputus. Mereka bilang kakaknya akan segera kesana untuk memeriksa keadaan wanita ini.
Pada saat itu pintu kamar terbuka dan wujud pria datang dari luar setengah berlari menuju wanita ini.
“eve apakah kamu baik-baik saja?” kata laki-laki ini sambil memeriksa
“aku baik-baik saja kakak tidak usah khawatir” balasnya dengan senyuman
Sosok laki-laki ini menatap ranjang rumah sakit dengan tajam seolah ingin menerkam.
“kamukah penjahat yang mau mencelakai adikku?” ucap laki-laki ini sambil menarik Lehernya
“apa maksudmu?”
“kakak…. Kakak jangan dengerin aku dulu oke” wanita ini berusaha menenangkan laki-laki ini
“ada apa?”
“dia yang bantu aku lolos dari para penjahat kak bukan dia yang menyerang aku berani bersumpah” ucapnya sambil memegang tangan kakaknya
“begitu…..” dia menenangkan hatinya kembali sambil menatap pria yang ada di kasur “maafkan aku terlalu implusif, aku kira kamu adalah penjahatnya”
“uhuk uhukkkkk… sudah lupakan” ucap pria ini sambil berusaha bernapas kembali
“kakak apa yang di lakukan disini?” ucapnya
“tentu saja untuk memeriksa mu, untuk apa lagi aku disini”
“terima kasih kak sebelumnya tapi tidak usah khawatir disini sudah ada banyak pengawal yang menemaniku, jadi kakak tidak usah khawatir”
“begitu….”
Setelah mereka berbincang cukup lama akhirnya kakaknya meninggalkan ruangan hanya tersisa wanita ini dan pria yang berbaring di kasur rumah sakit.
Wanita ini kembali memeriksa kondisi laki-laki ini setelah mendapat sedikit ancaman dari kakaknya secara tiba-tiba.
“hai maafin kakakku tadi ya, dia memang begitu gampang implusif” mukanya memberikan permintaan maaf
“tidak masalah, lagi pula dia juga tidak tau kejadian sebenarnya”
“hei, aku belum tau namamu, boleh tau kamu siapa?” ucap wanita ini penasaran
“aku Idris… Idris Fox” ucap pria ini
“hem…. Nama yang menarik, namaku Eve Max kamu bisa memanggilku Eve…” ujar wanita ini menjulurkan tangannya.
“hai nona Eve” ujarnya
“sepertinya kita seumuran, kalau boleh tau kamu dari mana?” ucapnya penasaran
“aku dari Rilsi” ucapnya sambil setengah menahan rasa sakit
“Rilsi? Kenapa kamu jauh-jauh ke kota Linhai?”
“aku rasa bukan urusanmu untuk mengetahuinya, aku punya tempat yang di tuju” ucapnya
“dimana itu kalau aku boleh tau?”
“apakah kamu benar-benar suka ikut campur orang?” ucapnya penasaran
“bukan begitu maksudku…. Tapi baiklah terserah padamu, aku punya pertanyaan padamu, bagaimana caranya aku membalas kebaikanmu?” ucapnya sambil menatapnya dengan alis menyatu dan tangan di dada
“tidak perlu, aku hanya kebetulan lewat” ucapnya dengan santai
“tidak ada yang gratis di dunia ini, tidak mungkin aku bisa menerimanya dengan sukarela” ucapnya sambil menaikan bahunya dan tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh laki-laki ini.
“Aku serius soal itu nona, tidak perlu khawatir”
“kamu benar-benar tidak memberikan aku kesempatan, apa yang harus aku katakan kepada ayah dan kakek ku nanti”
“oke oke, aku akan memberikan kamu kesempatan”
“baik apa itu katakan saja padaku, selagi bisa aku akan memberikannya” ucapnya dengan santai
“aku tidak punya pekerjaan, dan aku tidak bisa kembali, maka dari itu aku ingin bekerja” ucapnya
“hem….. pekerjaan? Baiklah kalau begitu akan aku pikirkan” ucap wanita ini dengan begitu santai dan berfikir kalau laki laki ini bisa apa.
Setelah itu mereka berdua hanya berbincang sebentar dan wanita yang bernama Eve ini kembali ke kamar hotelnya dan meninggalkan Idris di kamar rumah sakitnya.
Sesampainya dia di kamar hotelnya dia meluruskan badannya di kasur dan bersiap untuk tidur namun saat mau tidur dia teringat betapa beraninya orang itu untuk menyelamatkannya bahkan dia tau bahwa dia kalah jumlah dan bahkan dia di tembak dan di tusuk. Beruntung dia masih bisa bertemu dengan laki-laki tersebut untuk membalas budi sebagai bentuk terima kasih.
Saat pagi harinya Idris di periksa oleh pihak rumah sakit, karena kondisinya sudah membaik dia di perbolehkan pada hari itu, namun saat dia merapihkan barang-barangnya dia di kejutkan dengan pintu kamar yang terbuka dan wanita tersebut kembali datang.
“apa yang kamu lakukan?” ucap Eve dengan herat bahwa Idris sudah bisa diri kembali
“dokter bilang aku sudah boleh pulang, aku akan pulang segera karena aku punya urusan disini” ucapnya sambil merapihkan pakaiannya
Dengan badan yang cukup tinggi dan badan yang berbentuk tentu wanita ini melihat sekilas bahwa laki-laki ini mempunyai badan yang bagus dan muka yang cukup tampan, dia merasakan bahwa laki-laki ini begitu keren.
Namun tidak lama datang perawat memberikan tagihan rumah sakit kepada Idris karena dia yang berada dekat dengan ranjang, namun saat melihat tagihannya matanya rasanya ingin keluar.
“apa ini? 5.000 dollar? Maaf nona apakah ini tidak salah?” ucapnya kaget dengan tagihannya.
“itu tidak salah tuan, kamu menggunakan kamar VIP dan penanganan anda banyak sekali” ucapnya bingung dia mengira bahwa laki-laki ini adalah kaya.
“ini namanya merampok! Bagaimana aku yang tidak tau apa-apa bisa mendapatkan tagihan segini banyak? Lagi pula aku ingat bahwa aku pingsan, aku tidak meminta kamar VIP” ucapnya merasa bingung karena dia tidak mempunyai uang banyak
“aku yang memintanya untuk di pindahkan ke kamar VIP” ucap Eve bangkit dari duduknya.menuju Idris dan perawat
“apa? kamu tidak minta pendapatku mengenai kamar ini tapi kamu langsung memindahkan ku?” ucapnya kesal
“tenanglah tidak usah khawatir, karena aku yang memintanya maka aku yang akan membayarnya” ucapnya memberikan kartu kepada perawat dan melempar senyuman manis ke Idris
“kamu….”
Idris bahkan kehilangan kata-kata untuk menjawab wanita ini yang mengambil keputusan tanpa memikirkan orang lain, wanita ini tidak tau bahwa dia bangkrut maka dari itu tidak mempunyai banyak uang padanya.
Setelah perawat kembali dan memberikan kartunya kepada Eve mereka berdua pergi dari ruangan itu menuju keluar dari rumah sakit, namun saat ingin berpisah Eve memanggil Idris kembali.
“tuan Idris, jika boleh tau kemana tujuanmu sekarang, apakah kamu punya tujuan?” ucap Eve dengan memberikan senyuman
“aku punya tujuan aku sudah bilang padamu kemarin nona Eve” balasnya
“baiklah kalau begitu biar aku antar kamu ke lokasi yang mau kamu tuju” ucapnya memberikan tumpangan
“tidak perlu nona, aku bisa pergi sendiri tidak usah khawatir lagi pula sepertinya kamu sibuk dengan urusanmu jadi aku tidak akan menganggu mu” ucapnya menolak dengan halus
“jika aku boleh tau kemana lokasi tujuanmu?” ucapnya dengan melipatkan tangannya di dada
“aku menuju gunung Haijan, Lokasinya tidak jauh dari sini jadi tidak perlu khawatir” ucapnya dengan senyuman tipis
“dengan kondisi mu saat ini mungkin kamu akan susah untuk kesana Idris, izinkan aku untuk mengantar mu kesana, oke?” ucapnya menawarkan tumpangan
Entah bagaimanapun Idris menolak wanita ini seperti tidak mengizinkan Idris bebas dengan begitu mudah entah apa motif di baliknya. Dengan terpaksa Idris mengikuti permainannya agar semuanya selesai dengan cepat.
“baiklah jika kamu memaksa” ucapnya menghampiri Eve
Mereka berdua pun menuju Gunung Haijan. Gunung tersebut terletak tidak jauh dari kota, hanya berjarak 20 menit dari kota untuk mencapai gunung tersebut.
Sesampainya disana terdapat lahan parkir yang cukup luas namun tidak terlihat ada kehidupan disana hanya ada mobil mereka disana, di tambah hawa yang dingin membuat sebagian gunung tersebut berkabut tipis.
“apa yang kamu lakukan disini Idris? Disini tidak ada kehidupan” ucap Eve karena penasaran
“kamu tidak tau di tengah hutan ini ada satu rumah disana, dan itulah tujuanku” ucapnya sambil keluar dari mobil.
Dia melakukan peregangan dan bersiap untuk menuju gunung tersebut namun sebelum jauh dia di panggil kembali oleh Eve
“apakah kamu akan naik ke atas sana?” ucap Eve sambil menunjuk tumpukan tangga yang panjang menuju ujung puncak gunung tersebut.
Bisa di tebak mungkin ada sebanyak seribu anak tangga disana untuk sampai ke puncak. Lokasi ini di tengah kota dan udaranya cukup sejuk, dimana di tutupi awan, jadi tidak sembarang orang bisa berfikir untuk pergi ke lokasi ini maka dari itu saat ini hanya ada mereka disini.
“iya betul, aku mau ke atas untuk melihat sesuatu, sebelumnya terima kasih atas tumpangannya” ucap nya sambil memulai melangkah ke atas
“bentar!! Bolehkah aku ikut bersama mu ke atas sana?” ucapnya bertanya karena penasaran
“hah? Untuk apa kamu ikut ke atas sana?” ucapnya menunjuk ujung tangga di atas sana
“selain karena aku penasaran ada apa di tas sana juga karena aku jarang pergi keluar terutama ketempat seperti ini jadi mungkin agak di sayangkan kalau aku melewatkan hal ini bukan?” ucapnya sambil menaikan bahunya
“aku rasa kamu tidak akan bisa ke atas sana” ucapnya dengan tegas
“mengapa kamu berfikir aku tidak bisa ke atas sana?”
“lihatlah sepatumu nona” ucapnya
Eve melihat sepatunya yang dia kenakan adalah sepatu untuk bekerja jadi tidak memungkinkan untuk menaiki tangga yang tinggi seperti itu.
“tenang saja tidak usah khawatir aku punya cadangan” ucap Eve sambil mengambil sepatu lainnya dan menggunakannya dan mulai menyusul Idris di sampingnya
“apakah kamu serius akan ikut aku ke atas sana?” ucapnya memastikan
“tentu saja, kenapa? Apakah kamu keberatan dan ingin meninggalkan aku sendirian disini?” ucapnya denngan mempertegas
“ti-tidak, baiklah terserah padamu saja nona” ucapnya mulai menaiki tangga.
Mereka berdua pun menaiki tangga ke atas, hanya dapat menatap langit karena tangga yang begitu banyak dan tinggi saat di pertengahan jalan Eve menghentikan langkahnya.“Idris, bentar, kita istirahat sebentar….” Ucapnya menarik baju IdrisDia adalah nona dari keluarga terhormat jarang terjadi seperti ini untuk dirinya apa lagi menaiki tangga yang jumlahnya hampir tidak berujung.“sudah kubilang kamu pulang saja” ucap Idris dengan heran mengapa dia ikut“tidak bisakah kamu bersabar sebentar, ini terlalu banyak, lagi pula aku penasaran untuk apa orang sepertimu datang kesini sendirian, sangat mencurigakan”“bukankah kalau mencurigakan harusnya kamu tinggalkan?”“tidak padamu, aku penasaran padamu karena tidak banyak data yang di temukan atas namamu” ucapnya sambil tertaih-tatih“kamu mencari soal aku? Tanpa persetujuanku? Waw”“apa salahnya hanya untuk berjaga-jaga siapa kamu karena kamu datang tiba-tiba tanpa isyarat”“waw kamu memang benar nona besar” ucapnya sambil memutar bola matany
10 Tahun LaluDi pagi hari Idris Fox sedang berlatih beladiri dasar bersama ayah angkatnya Tuchen Fox di tengah taman belakang rumahnya di temani beberapa pengawal dan ibu angkatnya Isis Gisya. Idris dilatih bela diri dasar oleh ayahnya dengan harapan dia setidaknya dia dapat membela dirinya sendiri di saat ada masalah di kemudian hari.Selain di ajarkan bela diri dia di ajarkan cara meditasi yang baik dan melatih konsentrasinya berkali-kali walau dengan sejuta gangguan yang sengaja di buat oleh ayahnya untuk melatih konsentrasinya.“Idris, kamu harus lebih konsentrasi jangan terganggu dengan apapun yang ada di sekitarmu” ucap ayahnya dengan tegas“ayah, tapi aku tidak mengerti maksud dengan meditasi ini untuk apa?” ucap IdrisPlak!sehelai daun yang panjang pun mendarat di tubuhnya, tidak meninggalkan bekas namun cukup sakit untuk anak yang masih berusia 15 tahun saat itu.“konsentrasi, tidak usah banyak bertanya” ucapnya dengan serius“ahhh ayah” ucapnya kesal namun melaksanakannya
“kakak ayo kita cepat pergi” ucap Zeizi dengan panik sambil menarik tangan Idris“bentar, sebentar lagi” matanya berlinang air mata dimana dia tidak pernah terpikirkan bahwa dirinya pada usia 15 tahun akan melihat ini semua dengan mata kepalanya sendiriBAMMMMMM!Dengan cepat Pria tersebut menyerang Tuan Tuchen namun di tahan oleh tanggannya dan di dorong balik oleh Tuan Tuchen, Idris hanya bisa melihat sekilas tidak terlihat muka orang yang menyerang ayahnya.Dia hanya melihat muka ibunya yang pasrah dengan keadaan dan memegang dadanya.“ibu…. Ayah….” Ucap Idris dalam hati karena dia khawatir dengan ayah dan ibunya.“kakak ayoooo kita pergi” ucap Zeizi memaksa“baiklah ayo kita pergi” ucap Idris sedihMerekapun mulai menyusuri lorong gelap disana tanpa adanya pencahayaan, hanya ada dia dan Zeizi sekarang dan tangan mereka bersatu tidak pernah terlepas sedikitpunIdris hanya bisa melihat sesekali ke belakang dan hanya ada bayangan cahaya yang terang sesekali menyinari lubang lemari te
Eve hanya bisa memandangi Idris dengan kagum begitupun dengan pelayan yang ada di sebelahnya ternyata setelah sedikit di berikan sentuhan Idris terlihat sangat tampan dan lebih terlihat sebagai laki-laki idaman, Eve kagum terhadap Idris bahwa laki-laki ini bisa mencuri hatinya, Eve adalah wanita yang sibuk dengan dunia kerja bahkan dia tidak memiliki waktu untuk mencari kekasih, dan hatinya sudah seperti batu, laki-laki manapun pasti di tolak olehnya.Namun baru kali ini dia di kejutkan oleh orang yang dari biasa-biasa saja dan bukan siapa-siapa bukan dari keluarga Elit yang mempunyai harta dan tahta.“hello Eve,” ucap Idris melambai dan memanggilnya sekali lagiSejenak Eve dan Pelayan di sebelahnya kembali tersadar.“hemm bagus, kamu terlihat bagus tuan Fox” ucapnya dan matanya tidak bisa lepas dari Idris.“Nona maaf untuk pembayarannya mau menggunakan apa?” ucap Pelayan di sebelahnya setelah sadar“pakai….” Sebelum Idris menjawab sudah di potong oleh Eve“menggunakan ini saja, tolon
“kakek, ayah, ini Idris dia yang telah menolong aku waktu itu, kakak pun sudah berterima kasih padanya saat di rumah sakit” ucap Eve dengan senyuman hangat“bagus, Terima kasih Nak Idris , nama saya Victor dan ini anak saya Wilson, kami berdua berterima kasih atas bantuan Nak Idris karena sudah menolong Eve pada saat keritis, saya sudah mendengar itu semua dari pengawas keluarga dan juga kakaknya Eve, aku dengar kamu juga terluka” Tuan Victor memiliki sikap yang hangat dan baik dia mencerminkan bahwa dia adalah ketua di keluarganya dan wibawanya sangatlah terlihat dari mukanya“sama-sama Tuan Besar Max, hanya kebetulan saja saya lewat lokasi tersebut dan saya melihat nona Max terlibat masalah, sebagai laki-laki tidak mungkin aku membiarkannya, bagaimanapun aku tetap harus membantunya, untuk lukanya saya sudah di bantu oleh Nona Max dalam biaya pengobatannya saya berterima kasih kembali” Idris membungkukan badannya dengan tulus dan hormat“kamu begitu sungkan nak, jika boleh tau ada
“kamu bisa begitu kepada kakakku kenapa kamu tidak bisa begitu? Kalau kamu bersikeras tidak mau melunak aku tidak akan memberikan pekerjaan padamu” Eve mengancamnya dengan tega“baiklah…. Terima kasih eve”“begitu lebih baik, sebaiknya kamu segera beristirahat, besok pagi kita pergi” Eve melangkah keluar kamar dan menutup pintunyaIdris menjatuhkan badannya ke atas kasur dan menatap langit kamar, dia akhirnya bisa beristirahat setelah seharian ini mengunjungi rumah lamanya yang telah terbengkalaiDia melepas kalung nya dan menatapnya dengan hati-hati, di sini ada kenangan ayah angkatnya yang jelas sayang kepadanya dan dia memberikan tanggung jawab Zeizi kepadanya, dia tidak keberatan dengan itu bahkan dia senang karena ayahnya mempercayainya.“ayah, aku pinjam kalung dan gelangnya, terima kasih atas semuanya, sekarang dan seterusnya aku akan menjaga Zeizi dengan baik tidak perlu khawatir” Idris mengelus batu yang ada di kalungnya dan menciumnya dengan lembutDia menggunakan kembali ka
Setelah sarapan mereka berdua berangkat menuju Bandara menggunakan Mobil BMW milik Eve yang di antar menggunakan supir pribadi, untuk pertama kalinya Idris merasakan mobil mewah namun dia menahan dirinya untuk bahagia agar tidak di rendahkan oleh orang lain.“Kita mau kemana sebenarnya Eve?” Idris bertanya karena penasaran sejak semalam Eve tidak pernah menanyakan hal detailnya kepada Idris.“kita akan pergi cukup jauh Idris” Eve bersantai di kursinya menutup matanya dengan kacamata“bisa kamu jelaskan lebih detail sebenarnya kita kemana?”“baiklah kamu terlalu berisik Idris, kita akan pergi ke pulau Mile” Eve menjawabnya dengan cuek dan dingin“Eve apakah kamu bercanda? Itu sangat jauh” Idris menatap Eve dengan melebarkan seluruh matanya“apakah tadi aku bilang dekat? Aku rasa aku sudah bilang bahwa kita akan pergi jauh”“untuk apa kita kesana?”“tentu saja untuk bekerja”Idris menggelengkan kepala bahkan Eve tidak bertanya pada dirinya apakah dia setuju untuk di bawa ke Pulau Mile a
Setelah mengendarai mobil cukup lama Eve dan Idris di antar ke Hotel Sinar Valley, disana adalah hotel mewah yang benuansa eropa.Dimenja resipsionis“aku ingin memesan kamar”“baik nona ingin yang seperti apa”“berikan aku kamar president suite” ujar Eve kepada pegawai“baik nona sebentar akan aku siapkan”Saat Eve melakukan pemesanan Idris melihat sekitar karena dia merasa kagum dengan Hotel tersebut, dia pun melirik beberapa lukisan yang tergantung di dinding.Setelah melakukan pembayaran Eve mengajak Idris menuju kamar, mereka menaiki lift hingga ke lantai 20 dan menuju kamar bernomor 2011. Idris bingung mengapa Eve hanya menyiapkan satu kamar, dia tidak di berikan kunci sama sekali.“Nona Eve, apakah kamu lupa kamar untuk ku?” ucap Idris kebingungan“tidak aku tidak lupa kenapa?” Eve meliriknya sambil menaikan alisnya“lalu dimana kamar ku?”“disini” Eve menunjuk pintu kamarnya dan melihat mimik muka Idris yang terlihat kebingungan namun juga dia bisa menebak bahwa laki-laki ini
Idris memang berada di alam yang berbeda dengan penganut bela diri pada umumnya, namun jika di kelaskan Idris memang setara dengan Bruno yang berada di Alam Kesatria Tahap Akhir namun yang membuat berbeda adalah daya ledak yang di miliki oleh IdrisDengan berkat dari Azazil Idris bisa menggunakan serangan Iblis yang sudah mengalir dan menyatu dengan tubuhnya. Selain itu ada perbedaan seperti tembok antara Alam yang Idris anut dengan Alam yang bela diri pelajari pada umumnya.Idris mengayunkan kakinya dan menghantam Bruno ke depan dengan keras Namun Bruno tidak diam disitu saja, dia berusaha untuk memblokir serangan Idris dengan tangannya.“bammmmmmmmmm!!!!!”Terjadi ledakan antara serangan Idris dengan pertahanan Bruno.Bruno terselamatkan dia hanya terpental sedikit dan terseret di tanah dimana kakinya tertanam di tanah dengan tangan yang masih melindungi tubuhnya, namun tangannya merasa kesemutan setelah serangan tersebutBegitupun dengan kaki Idris akibat pertahanan Bruno dia meras
Idris hanya menanggapi dengan memiringkan bibirnya sedikit dan memberikan tatapan dengan menaikan alisnya yang menandakan bahwa Idris penasaran apa yang akan di lakukan oleh Bruno Xiang kepadanya.“Hajar dia Tuan Xiang!” Teriak Erik yang masih terjatuh dan belum bisa bangkit dia hanya bisa mengerahkan tenaganya untuk berteriak“aku akan memperkenalkan kepadamu kenapa Geng kami di Sebut dengan Singa Merah, akan aku ajari kepadamu, semoga kamu tidak kencing di celana nak” Bruno telah selesai menggulung bajunya dan sudah siap memasang kuda-kuda, dia siap menyerang atau bertahan.Tubuh Bruno sekarang sudah terlihat dengan jelas bahwa tubuhnya sangat berbentuk dan ada lekukan otot dimana-mana terutama di kepalan tangannya dan juga lehernya terlihat urat yang timbul disana.Idris sudah membaca profile Bruno Xiang, bahwa lelaki tua ini juga memiliki prestasi pada masanya dan tehnik yang sering dia gunakan adalah tehnik auman singa, tehniknya adalah meninju berkali-kali tanpa henti dan tanpa
Erik melesat dengat cepat dan kepalan tangannya telah di isi oleh tenaga dalam yang besar, sebagian besar tenaga dalamnya dia taruh disana, dia ingin menghabisi Idris dan ingin memberikan pelajaran karena keras kepala dan kesombongan IdrisNamun apa yang mereka harapkan tidak sejalan dengan kenyataannyaIdris meregangkan tangannya tepat kedepan dimana pukulan Erik akan jatuh dan….“Bammmmmmmmmm!!!!”Debu dan batu di sekitar beterbangan saat pukulan Erik tertanam di tangan Idris. Orang-orang yang terluka mau tidak mau menutup mukanya karena debu dan batu iniWarna muka Erik berubah, matanya terbelalak lebar dan mulutnya sama besarnya, dia tidak mengira bahwa Idris dapat menahan pukulannya hanya dengan telapak tangannya dan yang lebih mengejutkan setelahnya adalah Idris menggenggam kepalan tangan Erik dan…“KRAAAAAKKKKKK!!!”“AAAAAHHHHHHHH!!!!”Bunyi retak tangan Eri
Baik Erik maupun Tuan Bruno mengerutkan kening saat melihat motor tersebut mendekat, mereka cukup bingung siapa yang datang kemari menggunakan motor, sedangkan tempat wisata sekarang sudah di tutup karena kejadian yang mereka buat, hanya ada segelintir orang yang tidak bisa pulang maupun pergi, dan mereka hanya bisa bersembunyi di antara bangunanBerbeda dengan Felix dan Alex mereka memancarkan ekspresi senang sekaligus lega bahwa Idris datang ke lokasi tepat waktu sebelum Bruno mengambil tindakan lebih jauh.‘akhirnya Tuan Idris datang tepat waktu, ini adalah waktunya panggung pertamamu tuan’ ucap Felix dengan bangga dia ingin memperkenalkan Tuan barunya kepada seluruh geng bawah tanahIdris memberhentikan motornya tepat di deretan mobil Geng Raja Elang, dengan ini baik Bruno maupun Erik bisa melihat bahwa Idris berdiri bersama Geng Raja Elang dan siapa dia?Saat Idris turun dari motornya Idris melihat banyak deretan manusia yang tergeletak d
Felix melangkah kedepan sambil menatap Erik dengan curiga dia juga merasakan ada sesuatu dengan hal itu.“wah wah wah, ternyata tuan Felix yang datang. Aku tidak menduga bahwa kamu memanggil Tuan Felix, Alex” ucap Erik menatap Felix dan melirik Alex dengan tatapan mengejek“memang kenapa kalau anak buahku menelfon dan meminta bantuanku? Baik wilayah ini maupun anak buahku adalah tanggung jawabku! Itu adalah urusanku bukan urusanmu Erik” Felix menatap balik Erik dengan tatapan dingin namun tenang. Dia belajar banyak dari Idris bahwa untuk menjadi orang yang terlihat kuat orang tersebut harus terlihat tenang“kamu tau Pak Tua Felix? Aku sudah berada di Alam Kesatria tahap Menengah sekarang. Apakah kamu kaget?” ucap Erik dengan bangga dengan pencapaiannya kepada Felix, dia menaikan dagunya sebagai kesombongannyaFelix mengerutkan keningnya dia tidak menduga bahwa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Namun dia
Ekspresi Alex menjadi gelap saat Erik mengatakan tersebut, Alex tahu bahwa sekarang Erik berani bersikap sombong dan arogan tidak lain karena dia sudah menganggap dirinya setara dengan Felix.Felix juga berada di Alam Kesatria tahap menengah seperti Erik saat ini. Hal ini membuat Alex menjadi gugup haruskah aku menelfon Felix atau Idris sebagai ketua baru mereka. Setelah memikirkannya Alex memilih untuk menghubungi Felix terlebih dahulu bagaimanapun Felix lebih tahu banyak soal ini dari pada Idris.“tunggu sebentar! Akan aku panggil seseorang kemari!” ucap Alex yang masih terduduk di lantai karena mulutnya masih mengeluarkan darah dari sudut mulutnya“baiklah, aku harap orang yang kamu panggil kesini akan membuat ini lebih menarik sehingga aku tidak merasa bosan” Erik mengatakannya dengan dingin sambil menatap Alex yang sama Dinginnya.Alex langsung mengeluarkan ponselnya dan menelfon FelixPanggilannya pun tersambung dan tidak lama di jawab oleh Felix“Tuan! Aku minta bantuanmu” ucap
“baiklah Geng Raja Elang bersiap!” teriak Alex ikut memberikan perintahMasing masing berbaris dengan rapih untuk menghadapi satu dan lainnya.Masing-masing memimpin kelompok berjumlah 20 hingga 30 orang banyaknya dan pada posisi ini Geng Raja Elang memiliki beberapa jumlah orang lebih banyak dari pada Geng Singa Merah“baiklah! Habisi mereka!” teriak Erik memberikan perintah lebih dahulu“Serang!” balas Alex memberikan perintah kepada seluruh bawahannyaPertarungan bebuyutanpun terjadi dalam waktu yang cukup sengit satu persatu baik dari sisi Geng Raja Elang maupun Geng Singa Merah jatuh satu persatu, karena Geng Raja Elang memiliki lebih banyak anak buah sedikit dari Geng Singa Merah dengan begitu Geng Raja Elang memiliki anak buah yang tersisa sebanyak tiga orang dan yang lainnya terkapar di tanah dan tidak bisa bangkit kembali untuk bertarung.Dengan bangga Alex berdiri tegak saat melihat anak buahnya mendominasi ada tiga orang yang tersisa dari Geng Raja Elang kelompok mereka den
“kamu cukup mahir mengemudi ternyata?” kekaguman terukir di muka Xiyu, dia terkejut bahwa Idris dapat mengemudi dengan cepat.Jarang sekali orang yang tidak pernah mengemudi dapat mempelajarinya dengan cepat seperti Idris“begitukah? Terima kasih Xiyu” ucap Idris sambil tersenyumMereka sedang bersantai di pinggir danau bersama setelah Xiyu memberikan pelajaran singkat mengenai mengemudi“sebaiknya kamu segera membeli mobil cepat atau lambat kamu akan membutuhkan mobil” ucap Xiyu sambil menatap Idris tidak lupa dia menyedot minumannya dimana sebelumnya mereka telah membelinya untuk bersantai“tidak, belum sekarang aku sebenarnya menginginkan sesuatu sebelum itu”“oh apa itu?” tanya Xiyu dengan heran“aku menginginkan tempat tinggal terlebih dahulu” ucap Idris sambil tersenyum saat berbicara dengan Xiyu“bukankah kamu memiliki rumah lama mu? Kenapa tidak kamu perbaiki saja?” Xiyu berpikir bahwa rumah lamanya jika di perbaiki akan lebih mewah dari pada rumah mewah pada umumnya mungkin i
“kita mau kemana Xiyu?” Idris tidak bisa untuk tidak bertanya dia terlalu penasaran kemana Xiyu akan membawanyaKarena dengan mimik muka Xiyu barusan membuat Idris menjadi penasaran sekaligus khawatir“aku akan mengajarkanmu hal yang paling penting dalam dunia ini” ucap Xiyu dengan santai sambil membawanya ke dalam mobil“hal yang paling penting? Apa itu?” tanya Idris penasaran“menyertir mobil, aku hari ini akan mengajarkanmu untuk menyetir mobil” Xiyu meliriknya dengan tatapan serius“menyetir? Untuk apa aku belum butuh itu sekarang” ucap Idris sambil mengangkat bahunya dia merasa hal ini belum mendesak baginya“belum butuh? Tapi kamu akan butuh besok-besok, kamu adalah laki-laki Idris, kamu harus bisa menyetir mobil sendiri, mau sampai kapan kamu di supiri oleh wanita? Bukankah harusnya sebaliknya?” Xiyu memberikan pendapat dan ini menurut dia pentingDia tahu betul bahwa di masa depan Idris akan semakin sibuk dan terkenal jadi dia sebagai laki-laki harus bisa mengendarai mobil sen