Share

107. Hancurnya Dunia Ramdan

Ramdan menyeret langkahnya menyusuri lorong rumah sakit sambil berpegangan pada Selasar. Dia beberapa kali berhenti hanya untuk menghela napas panjang untuk menghilangkan sakit pada lukanya. Lalu, kembali melangkah sambil memegangi perut. Sementara, di belakang Alina mengikuti sambil menatap sendu punggung snag anak.

Ketika sampai di luar pintu rumah sakit, Ramdan membungkuk sejenak sambil berpegangan pada tiang. Dia menghela napas panjang dan meringis kesakitan. Lalu, menunduk dan terkesiap saat melihat darah merembes di bajunya.

"Jangan memaksakan diri, Akhtar. Kamu masih belum pulih benar," ucap Alina sambil memegang lengan sang anak. "Kita kembali, ya? Nanti setelah kamu pulih, kita cari Elea sama-sama."

"Enggak, Ma. Aku harus cari Elea sekarang juga. Aku takut dia kenapa-napa."

"Baiklah, tapi izinkan Mama temani kamu."

Ramdan mengangguk lemah. Sementara, Alina menghela napas panjang dan segera menghubungi sang sopir agar menjemputnya dan Ramdan di depan lobi. Mereka segera menaik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status