"Mom juga ingin bayi terlahir dari seorang wanita baik-baik, dan kau sebagai ayah biologisnya. Tetapi mom juga ingin sekali kau tidak merusak dan menghancurkan hati wanita lain." Kini, Rose dan Tristan tengah berbincang di ruang kerja Rose"Alu nekat mengambil langkah drastis, juga disebabkan oleh ketidak sediaan Celine untuk melahirkan putraku, mom." "Wanita lacur?" "Bukan. Wanita baik-baik yang ku pilih secara random. dia Andhini Shakira."Keduanya terdiam cukup lama. Rose dengan dalam menatap kedalaman netra mata putranya yang menyimpan banyak misteri. Inilah yang selalu menjadi alasan banyak wanita yang menggilai Tristan. Pesonanya luar biasa menghanyutkan. "Baiklah. Aku tak akan keberatan untuk hal itu. Kau putra ibu yang sudah dewasa. Ibu harap kau bisa menjaga hatinya dan jangan sekali-kali kau menyakiti hati ibu dari anak-anakmu. Ingatlah, tidak semua wanita bersedia melahirkan anak untukmu, termasuk Celine di dalamnya. Nanti, Bawa mom untuk bertemu dengannya." Tristan h
"Kau apa kabar, Andin?" Tristan tiba-tiba muncul sore ini di halaman belakang, tepat ketika Andin baru usai menyiram tanamannya yang tumbuh subur. Dengan gerakan cepat, Andin tak bisa menahan keterkejutan di wajahnya, ketika netra matanya menangkap sosok suami yang di nantikan nya. "Maaf aku terlambat pulang". Waktu kepulangan Tristan memang terhitung lebih lama dari yang di janjikan nya. Ini sudah lima Minggu berlalu, dan Tristan baru kembali. Tak ada sorot mata lembut atau pun keramahan. Yang Tristan tampakkan hanyalah sorot datar tanpa riak emosi. "Oh, mas Tristan aku...." "Panggil aku Tristan saja. Aku tak suka dengan tambahan panggilan mu itu". "Oh, baiklah. Maaf. Tapi... kedengarannya....." "Kau akan suka bila telah terbiasa" Tristan melambaikan tangannya menginterupsi Andin agar mengikutinya ke dalam rumah. Sebagai istri yang patuh, tentu wanita itu mendekat. "Aku lelah setelah perjalanan jauh. Siapkan aku air hangat untuk mandi dan masakkan aku
Hari berganti, Minggu berlalu. Ini adalah bulan ke tiga sejak pembicaraan Tristan dengan Andin malam itu. Selama tiga bulan ini, Andin belajar banyak hal dari beberapa orang kepercayaan Tristan tentang etika, moral, dan tata krama. Sedikit berubah, kini Andin jauh lebih menawan dengan beberapa bagian lekuk tubuh melekuk sempurna. Bukan tanpa alasan, Tristan hanya ingin kelayakan Andin sebagai wanitanya. Di luaran sana, banyak yan mengobral janji kepuasan pada Tristan. Banyak wanita yang menggilainya, memimpikan bisa melalui malam panas bersama Tristan. Mengobral tubuh mereka dan mengobral selangkangan lebar-lebar untuk menarik perhatian Tristan yang dingin, namunmemiliki berjuta pesona yang sulit ditolak begitu saja. Sore ini, Andin tengah berada di ruang tengah, jemarinya yang lentik dengan lincah menekan-nekan tombol remote televisi untuk mencari acara yang cocok untuknya. "Nyonya muda, anda sakit?" Leon tiba-tiba berdiri tak jauh darinya. Lelaki seperti Leon ini aneh. Entah meng
Di suatu sore, Akmal tengah duduk bersama Arini di balkon kamarnya. Menyaksikan Ara dan pengasuhnya bermain-main di halaman depan. Arini bahagia, kini pada akhirnya Akmal kembali bersikap hangat meski tak sehangat dulu. Egois? Arini mengakui dirinya memang egois saat ini. Namun,andai ia di ijinkan bertemu sekali lagi dengan Andin, ia ingin mengucap maaf dan mengungkap sesalnya. Andai Andin bersedia menerima lamaran Akmal untuk yang ke sekian kalinya, Arini pasti akan bahagia bisa melakukan hal yang berarti untuk suaminya. Sayangnya...... Andin telah menikah. Dirinya telah bersua bersama pria lain. Mungkin kah Andin saat ini telah menemukan kebahagiaan setelah duka yang ia dan Akmal berikan? Sedang Arini berada di posisi bawah akibat kebahagiaan nya perlahan terkikis. Dalam diam, Arini menyadari betapa hidup tak selamanya akan berada di atas. Selalu ada hukum alam yang membolak-balikkan rasa, juga takdir. "Mas..... Ayo masuk." Ajak Arini dengan suara pelan. Wajahnya
"Tristan, boleh aku bertanya sesuatu?" Saat ini, Andin sedang bersama suaminya tengah duduk di kursi besi memanjang, di balkon kamarnya. Andin menatap Tristan dan bertanya dengan takut-takut. Tristan menatap sejenak kemudian melempar tatapannya ke arah lain. "Katakan." "Apa hubunganmu dengan keluarga Sa.... Sanjaya?" "Kau yakin kau mau tau?" Tristan berucap dengan suara datar. Namun di hatinya, gejolak dendam yang menggelegak tengah menguasai ruang hatinya, tanpa mengijinkan nurani untuk memerangi logikanya. Mengangguk patuh, Andin menatap Tristan penuh ragu. Dalam hati, apa yang sebenarnya Tristan simpan? "Kisah lama ini.... sangat rumit, Andin. Ini tentang luka lama yang keluarga Sanjaya torehkan pada mendiang ayahku, Liam Shaquille." Tristan sengaja memberi jeda pada kalimatnya. Ia mengamati perubahan raut wajah Andin yang mudah berubah sesuai emosi yang ia miliki. Ibarat sebuah buku, seperti itulah Andin. Emosinya mudah terlihat dengan jelas l
Malam telah merambah maju, memasuki waktu dini hari yang banyak digunakan oleh sebagian banyak orang untuk beristirahat. Di malam yang sunyi dan gelap ini, Andhini duduk menyendiri dibalik jendela kamar yang cukup besar. Sebagian gorden jendela dibiarkan terbuka hingga menampakkan pemandangan istimewa berupa rembulan malam yang indah. Bulan yang tampak sabit, bergelantung indah dan menampakkan sinar terang kekuningan. Sesekali, angin tampak berhembus perlahan, membuat pohon-pohon di sekitar kediaman Andhini bersama Tristan, bergoyang dan meliuk dengan teratur. Apa yang harus dilakukan? Setelah Andhini melewati ribuan onak duri dan merenangi lautan neraka, kini ia dihadapkan pada sebuah kebingungan yang tak berujung. Andin hanya takut dirinya akan dimanfaatkan hingga ke titik terendah, hanya karena Andin adalah wanita masa lalu Akmal. Entah kemana Tristan saat ini bersama Leon. Yang Andin tau, ia ditinggal sendiri di dalam rumah, dengan beberapa pelayan dan pengawal setia yang Tr
Sepasang mata sendu Akmal, menatap sang putra, Haidar yang kini berusia nyaris satu tahun. Tak sedikit pun Akmal mengalihkan pandangannya dari sang putra, yang tengah sibuk memainkan beberapa mobil-mobil yang berjejer di depannya. Hikmah memang benar-benar memanjakan satu-satunya cucu biologisnya.Haidar dengan aktif bergerak kesana kemari sambil merangkak. Anak itu berusaha berdiri sendiri, meski masih tidak bisa melangkahkan kakinya. Andai saat ini ada Andin, mungkin Akmal akan bersuka cinta mengurus buah hatinya itu berdua dengan Andin.Mengingat Andin, Akmal tiba-tiba merasakan sesak di dalam dadanya. Dimana kiranya Akmal bisa menemukan Andin?Niat hati, Akmal sangat ingin berdamai dengan Andini, menurunkan ego mereka masing-masing demi masa depan Haidar. Sayangnya, hingga kini tak ada sedikit pun jejak-jejak keberadaan Andhini yang bisa Akmal temukan.Dalam diam, Akmal masih bergelung dengan lautan duka yang tidak bisa ia renangi. Bahkan dengan Andin, Akmal telah kalah karena And
Celline tengah menggerak-gerakkan gelas berisi wine miliknya. Minuman berwarna merah pekat itu adalah minuman yang menjadi favorit istri Tristan Lian Shaquille itu, menjadi konsumsi rutin si Celline setiap malam beberapa pekan terakhir.Pernikahan kedua suaminya itu, telah berhasil mengguncang jiwa Celine, hingga membuat Celine nyaris gila karenanya. Apa kurangnya celline?Bahkan Celline adalah wanita yang sudah sempurna baik fisiknya, maupun otaknya. Wanita itu terbilang cerdas dan sangat cantik. Banyak orang dari kalangan industri permodelan yang luluh dan bersedia menjadi selingkuhan Celline kala Celline mengalami jenuh. Sayangnya....Celline telah banyak menemui jenis laki-laki seperti itu, laki-laki yang banyak merayu wanita sana sini hanya demi sebuah lubang surga yang bentuknya bahkan dimiliki semua wanita.Mengingat laki-laki jenis begini, bibir Celine tersenyum kecut. Bahkan suaminya sendiri pun kini telah mengkhianati Celline, telah menduakan Celline dengan sangat kejam.En
Tak ada yang sanggup mengalikan mood seorang Tristan saat ini. Satu sisi, ia seolah trauma akibat pengkhianatan Celine. Namun, disisi lainnya dirinya seolah berbisik bahwa Andin yang penurut dan mengerti dirinya, harus dipertahankan bagaimana pun caranya. Bisakah Tristan tidak usah memilih saja? Di seluruh penjuru dunia, Tristan percaya pasti ada wanita yang sanggup mencintai dengan ketulusan kadar tinggi. Hanya saja keretakan di hatinya membuat Tristan dilema, seolah tak ada lagi makhluk berjenis wanita yang memiliki setia paling tinggi. Sanggupkah dirinya bertahan dalam pengkhianatan ini? Sanggupkah ia menjalani hari tanpa bayangan pengkhianatan istri tercinta? Sanggupkah ia menutup mata dan telinga agar ia tidak jauh dari Celine? Baiklah, kali ini Tristan mantap untuk berpisah dari Celine. "Leon," panggilnya pada sang Asisten pribadinya itu. "Ya, tuan," jawab Leon datar. "Bawa Andhini ke rumah Mom segera, bawa ia ke rumah utama. Lakukan secepatnya dan urus segalanya!" peri
Sepasang kekasih tengah berperang manja dengan Suara desah menggoda penuh syahwat, dalam kamar sebuah apartemen mewah. Keduanya sudah dibutakan oleh nafsu yang menyesatkan. Hubungan terlarang, seolah tak ada lagi dalam kamus mereka yang menghapus logika sendiri.Jordan dan Celine, bahkan sepasang kekasih itu tak pernah memikirkan seseorang yang saat ini tengah mengintai mereka. Mereka juga tidak menyadari, bahwa gerak-gerik mereka kini telah mulai terbaca oleh Tristan. Jordan yang terbiasa rapi menyembunyikan sesuatu dari apa pun, nyatanya kini lengah.“Ahhh . . . Astagahh . . . Jordan, kau, kau mengapa . . . Kuat sekali.” Celine mendesah tak tahu malu, suaranya mendayu manja menggoda penuh bisikan, membuat Jordan kian terbakar api gairahnya. Sudah lama sekali, Jordan mengidamkan hari ini. Menghabiskan malam dengan ranjang panasnya dengan Celine yang tak punya harga diri itu.“Kau, kau juga . . . Nikmat, Cel. Bodohnya Tristan telah . . . telah menduakanmu.” Jordan meracau tidak jelas
Pukulan demi pukulan batin Akmal terima saat ini. Kehadiran Andhini dan Tristan yang rupanya telah mengakuisisi perusahaannya, membuat Akmal syok luar biasa. Inilah hukumannya. Inilah ganjaran yang Akmal terima tersebab dosanya di masa lalu. Inilah akhir dari nasib mujurnya selama ini. Selain dihadapkan dengan kenyataan Andhini, wanita yang dicintainya telah resmi dimiliki orang lain, kini Akmal juga dihadapkan dengan kehancuran bisnis warisan keluarganya. Tak ada lagi Akmal yang kaya raya dan penuh kesempurnaan, yang ada hanyalah, Akmal yang hidup biasa saja selayaknya masyarakat tingkat menengah ke bawah. Nyalang tatapan Akmal terhadap Andhini, rupanya tak luput dari pandangan Tristan sejak tadi. Bisa Tristan lihat dengan jelas, Akmal masih sangat mencintai Andhini saat ini. Jejak cinta itu terlihat nyata. Meski Akmal tak merayu, ataupun menggoda Andhini, namun tetap saja jejak cinta Akmal itu berhasil menciptakan percikan api cemburu dalam hati Tristan. Niat hati semula yang hany
Ada segurat wajah khawatir bercampur takut pada wajah tampan Akmal yang hingga kini masih tampak jelas. Lelaki itu melepas paksa jarum infus yang melekat erat pada pergelangan tangannya, membuat beberapa tetes darah mengalir begitu saja di pagi buta tadi.Akmal seolah seperti lelaki kesurupan dengan tingkahnya yang demikian brutal memaki para perawat dan dokter yang menangani. Andai Andin dan Tristan tidak membayar lebih dulu semua biaya perawatan Akmal, mungkin dokter akan mengusir Akmal saat itu juga. Toh mereka pikir, Akmal tak ada apa-apanya lagi sekarang.Dokter telah memberi saran agar Akmal istirahat total dulu akibat luka serius yang di derita karena luka tembakan di kaki, serta kondisi tubuhnya yang belum stabil usai koma. Namun Akmal benar-benar marah dan memaki semua perawat dan dokter. Lelaki itu benar-benar tak sabar, apa lagi memikirkan tentang apa yang terjadi pada kantornya yang saat terakhir kali ia tinggal, memiliki masalah serius dan bisa bangkrut kapan saja.Asiste
Si pelayan tadi lantas beralu sembari tergopoh. Ada emosi rumit yang entah, tak bisa Leon telusuri lebih dalam lagi. Pergerakan seperti ini saja, sudah berhasil membuat Leon terpercik curiga. ** Tristan menatap Andhini yang baru saja duduk di hadapannya. Keduanya saat ini tengah mengenakan setelan putih hitam yang sangat serasi. Tak pelak, ini adalah salah satu kesempurnaan sepanjang pernikahan Andhini dan Tristan. Hanya salah satu. Andin, tampak sangat menawan dengan busana kerja yang Pas di tubuhnya. Perut buncitnya, membuat Andin tampak mengeluarkan aura kecantikan dalam diri berkali-kali lipat. Pesonanya tak main-main. “Apa yang membuatmu tak nyaman, Andin? Aku melihat kau seperti wanita yang tengah ketakutan. Apa yang membuatmu takut.” Tristan berkata sambil menatap intens istrinya. Tristan bukanlah tipe lelaki yang suka berbasa-basi, Apa lagi harus bertele-tele. Baginya, waktu adalah segalanya dan harus ia manfaatkan dengan baik. “Takut apa? Aku tak akan takut siapa-siapa,
Pagi menyapa bumi, hari telah tiba dengan berjuta ragam perasaan yang menggelayuti hati seorang Andhini. Entah mengapa, hatinya selalu merasakan emosi yang aneh ketika dekat dengan Tristan. Bersama Tristan, Andhini bisa mendapatkan apa pun yang ia kehendaki.Merebut kembali Haidar, membalaskan sakit hati terhadap Akmal yang telah mempermainkannya dan juga telah mengingkari janji, juga memberikan kemewahan dan menjamin hidup Andin. Apa yang tak Andin dapatkan saat ini?Cinta Tristan.Ya, hanya cinta Tristan yang tak Andin dapatkan sepenuhnya. Jika tentang perhatian, Tristan cukup perhatian dan cukup siaga jika terjadi sesuatu pada Andin. Hanya saja, menurut Andin itu semata hanyalah karena dirinya mengandung darah daging Tristan. Tidak lebih. Pernikahan mereka terjalin hanya karena sebuah kesepakatan dangkal. Selebihnya, mungkin hanya sebatas formalitas atas semua sikap Tristan terhadap Andhini. Tak ada cinta suci, tak ada cinta sejati.Pada akhirnya, Andin harus menerima kenyataan bah
Dini hari kali ini terasa sunyi. Langit seolah tak membiarkan sedikit pun kebahagiaan berpihak pada Hikmah dan Akmal Sanjaya. Hingga saat ini, Akmal tak juga membuka mata, tak juga mampu menatap dunia yang telah mengadilinya. Padahal, Akmal sudah dinyatakan telah melewati masa kritisnya. Selain ada Hikmah, Arini juga masih tetap terjaga dengan mata yang terbuka sayu. Mata wanita mengantuk, namun tidak bisa terlelap dan beristirahat. Penampilannya yang dahulu terlihat sangat sempurna di mata Andin, kini tak lebih dari sekedar babu yang sangat miskin dan kurang pergaulan. Sangat lusuh dan tak pantas dipandang. Hidup memang terkadang sering kali berbanding terbalik. Peribahasa roda terus berputar itu, nyatanya benar adanya. Andin yang dulu Arini anggap sebagai sampah karena merebut Akmal Sanjaya, suaminya, kini justru menjadi ratu yang bahkan Arini sendiri ketinggalan jauh seleranya dengan Andin. Lihatlah, siapa yang tampak seperti sampah sekarang?Hikmah diam-diam meneguk salivanya d
Malam telah larut. Sebagian besar seisi bumi juga sudah terlelap dalam tidur, menari dalam alam mimpi yang indah. Namun entah mengapa, Andhini malam ini tak juga mampu memejamkan mata. Hatinya terasa teriris pilu, saat ia melihat Haidar sedikit rewel. Mungkin karena Haidar merasa asing di rumah barunya. Maklum saja, anak seusia Haidar memang tengah aktif-aktifnya. “Dia sudah tidur?” Tristan menatap istrinya yang tetap menawan meski malam telah larut. Mata Andin juga tampak sayu. “Sudah. Pengasuh sudah menidurkannya. Ia sangat rewel dan menangis saja.” Jawab Andin. “Ya sudah. Tidurlah jika sudah lelah. Jangan kau Bebani kandunganmu dengan kurang tidur, kasihan anak kita. Aku akan ke ruang kerja untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan.” Perintah Tristan. “Tristan, aku ingin bicara. Mari kita ke kamar untuk bicara setelah kau selesai dengan pekerjaanmu.” Ungkap Andini kemudian. Tristan tampak berpikir, mungkin ada baiknya ia meninggalkan pekerjaan malam ini dan dilanjut besok. “Jangan
Di sebuah sudut pinggiran LA, Celine tengah duduk seorang diri sambil menyesap anggur merah di meja di hadapannya. Pikirannya tengah kacau saat ini. Tak seorang pun tahu bahwa batin Celine merana akibat kepergian Tristan yang tak kunjung pulang. Sudah dua pekan berlalu semenjak Jordan menawarkan dirinya untuk bisa menjadi simpanan Jordan. Entah setan apa yang merasuk dalam diri Celine saat ini, namun yang jelas Celine benar-benar hanya ingin ambisinya tercapai, yakni membalas Tristan dan simpanannya. Dan keputusan akhirnya, tentu saja ia bersedia menduakan Tristan dengan Jordan, sahabat Tristan. Celine pikir, memangnya hanya Tristan yang bisa menyakitinya? Tentu saja tidak. Celine bahkan bisa lebih dari sekedar mampu untuk melakukan hal serupa. “Celine, sudah dari tadi kau disini?” Suara Jordan yang khas dan dalam itu, Membuat Celine mengalihkan atensinya. Entah mengapa, Celine belakangan mendadak menjadi paranoid sendiri sejak ia resmi memutuskan untuk menjadi simpanan Jordan. “K